PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
NO KODE A R S I T E K T U R 1 Arsitek Ahli Desain Interior Ahli Arsitekur Lansekap Teknik Iluminasi 104

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2014 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

1 Para Keiua LPJK Provinsi Seluruh lndonesia

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA

2

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BERITA RESMI STATISTIK

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN TRIWULAN III

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

- Laut Seram di sebelah utara - Papua Barat di sebelah timur - Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan - Sulawesi di sebelah barat

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

Transkripsi:

PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016 Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI Tim Penyusun Dr. Ir. Masrianto, MT Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST., MT Drs. Pardiman Disaintina Ari Nusanti, ST., MM. Eka Prasetyawati, ST., M.Tech Yanuar Munlait, ST., M.Tech Siti Sri Wahyuni, S.IP., M.Si Evi Fauziah, ST., M.PSDA Indra Budiarsana, A.Md., S.Kom Sofyanudin, S.Kom. Dimas Bayu Susanto, ST., M.PSDA Gandang Sungkawa, SE., MM. Dr. Ahmad Suryadi Nomi Supranto Nadaek, S.Pd,. MM. Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan pendidikan dan bukan untuk diperjualbelikan

KATA SAMBUTAN Bismilahirrahmanirahim, Assallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 merupakan kumpulan data statistik yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Data dan informasi yang disajikan dalam Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016, bersumber dari Instansi, Dinas, Lembaga Pemerintah dan Swasta dalam wilayah Provinsi di Indonesia. Dengan terbitnya Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberi manfaat, terutama untuk mendapatkan gambaran jumlah dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi Indonesia sejalan dengan perkembangan berbagai kegiatan pembangunan yang telah dicapai selama ini, dan yang masih perlu didorong pelaksanaannya di masa mendatang. Selain itu data dan informasi tersebut dapat juga dijadikan sebagai masukan bagi pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi di masa mendatang untuk meningkatkan daya saing jasa konstruksi nasional agar mampu menghadapi dinamika perkembangan pasar dalam negeri dan luar negeri. Kedepan, buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi ini akan selalu dimuktahirkan baik untuk data maupun pengembangan informasi terkait tenaga kerja konstruksi, dan dapat menjadi salah satu data dukung dalam pengukuran produktivitas konstruksi Indonesia, yang menjadi indikator daya saing Indonesia dibandingkan negara lain. Semoga Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dalam pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi, Aamiin. Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Ir. Yusid Toyib, M. Eng. Sc i

KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirahim, Assallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Dengan memanjatkan Puji Syukur ke Khadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunianya, yang senantiasa diberikan kepada kita semua, sehingga Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusunan Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 merupakan salah satu bahan untuk pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang informatif dan terintegrasi dan berkesinambungan. Untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat dan efektif, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai potret/gambaran baik jumlah dan kualifikasi tenaga kerja Indonesia, untuk kemudian menentukan strategi komprehensif untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja konstruksi Indonesia. Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai Tenaga Kerja Konstruksi baik secara nasional maupun di tiap provinsi di Indonesia, Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 dihimpun dari berbagai data baik secara primer maupun sekunder yang berasal dari instansi pemerintah maupun swasta. Penyajian profil ini adalah dalam bentuk ulasan ringkas dan penyajian berbentuk grafik, dengan harapan dapat diperoleh informasi secara mudah dan cepat. Dengan tersusunnya buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama yang baik dalam menyusun publikasi ini. Akhirnya, Semoga Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dalam pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi, Aamiin. Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. ii

DAFTAR ISI Kata Sambutan Kata Pengantar Daftar Isi i ii iii A LATAR BELAKANG 1 B DEFINISI TEKNIS 2 1 Kompetensi Konstruksi Bidang Arsitektur 5 2 Kompetensi Konstruksi Bidang Sipil 5 3 Kompetensi Konstruksi Bidang Mekanikal 8 4 Kompetensi Konstruksi Bidang Elektrikal 8 5 Kompetensi Konstruksi Bidang Tata Lingkungan 10 6 Kompetensi Konstruksi Bidang Manajemen Pelaksana 10 C TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA 11 1 Badan Usaha Konstruksi Nasional Tahun 2016 11 2 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 13 3 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 15 4 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 18 5 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 25 6 Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 32 7 Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat 34 D INVESTASI DIBIDANG INFRASTRUKTUR 35 1 Belanja Modal Konstruksi APBD 37 E RASIO CAKUPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN 2013 2015 41 F PEMETAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI 45 G PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI PROVINSI 46 1 Provinsi Aceh 46 2 Provinsi Sumatera Utara 57 3 Provinsi Sumatera Barat 68 4 Provinsi Riau 79 5 Provinsi Jambi 90 i

6 Provinsi Sumatera Selatan 101 7 Provinsi Bengkulu 112 8 Provinsi Lampung 124 9 Provinsi Bangka Belitung 136 10 Provinsi Kepulauan Riau 147 11 Provinsi DKI Jakarata 158 12 Provinsi Jawa Barat 169 13 Provinsi Jawa Tengah 180 14 Provinsi D I Yogyakarta 191 15 Provinsi Jawa Timur 202 16 Provinsi Banten 213 17 Provinsi Bali 224 18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 235 19 Provinsi Nusa Tenggara Timur 246 20 Provinsi Kalimantan Barat 257 21 Provinsi Kalimantan Tengah 268 22 Provinsi Kalimantan Selatan 279 23 Provinsi Kalimantan Timur 290 24 Provinsi Kalimantan Utara 301 25 Provinsi Sulawesi Utara 312 26 Provinsi Sulawesi Tengah 323 27 Provinsi Sulawesi Selatan 334 28 Provinsi Sulawesi Tenggara 345 29 Provinsi Gorontalo 356 30 Provinsi Sulawesi Barat 367 31 Provinsi Maluku 378 32 Provinsi Maluku Utara 389 33 Provinsi Papua Barat 400 34 Provinsi Papua 411 DAFTAR PUSTAKA 422 ii

A. LATAR BELAKANG Pasar tenaga kerja Indonesia terus mengalami perkembangan sepanjang tahun 2014 dan 2015, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pekerjaan dan penurunan angka pengangguran terbuka. Menurut data Survai Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2014 diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai sebesar 252,7 juta jiwa, di mana 121,9 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja. Pada periode bulan Agustus 2013 hingga Agustus 2014, terjadi peningkatan jumlah pekerjaan sebesar 1,7 persen, sedangkan angkatan kerja meningkat sebesar 1,4 persen pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan tren penurunan angka pengangguran terbuka dalam persentase penduduk angkatan kerja. Walaupun sebagian besar tren perkembangannya cenderung positif, namun perlu menjadi perhatian bersama bahwa jumlah pekerjaan terus berfluktuasi dari kuartal ke kuartal. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya faktor pekerjaan musiman dan perputaran pasar tenaga kerja. Gambaran lain menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang bekerja diperkirakan sebesar 118,2 juta pada Februari 2014 dan angka ini turun menjadi 114,6 juta di tahun 2015. Dalam kaitan dengan indikator kompetisi global, Indonesia berada pada posisi 40 besar dalam laporan Global Competitiveness Index 2014. Indonesia terus berupaya menembus menjadi sepuluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2025 nanti. Target ini akan sangat bergantung pada perwujudan proyekproyek infrastruktur yang nantinya dapat mendorong sektor konstruksi dalam negeri yang merupakan tulang punggung pembangunan infrastruktur. Sektor konstruksi di Indonesia diproyeksi akan menjadi salah satu yang terbesar dan menjadi pasar konstruksi paling penting di dunia seiring dengan meningkatnya investasi properti bangunan tempat tinggal maupun bangunan komersil serta belanja pemerintah terkait dengan program pembangunan infrastruktur jangka menengah maupun panjang. Laporan Global Construction 2025 memproyeksikan pertumbuhan ratarata sektor konstruksi Indonesia di kisaran ratarata 6% dari tahun 1

2012 2025. Pada periode tersebut diperkirakan akan terjadi kenaikan lima peringkat dari posisi ke10 menjadi posisi ke5 pada pasar konstruksi terbesar di dunia. Pada akhir tahun 2015, Indonesia harus bersiap diri untuk menghadapi era perdagangan bebas di kawasan negaranegara Asia Tenggara (ASEAN), yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Konsekuensi dari diberlakukannya MEA ini adalah hilangnya hambatan tarif/nontarif, terbukanya akses pasar, adanya perlakuan nondiskriminasi aliran jasa dan investasi, serta mobilitas tenaga kerja yang lebih bebas. Dengan demikian, terdapat peluang untuk memperluas pasar jasa konstruksi yang menuntut kalangan jasa konstruksi perlu meningkatkan kapasitas teknis, manajerial, dan sumber daya manusia (SDM) agar dapat bersaing dan mampu memasuki pasar jasa konstruksi di dalam maupun di luar negeri. Peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu faktor kunci dalam rangka mempertahankan kemampuan bahkan dominasi pasar kerja konstruksi nasional. Jika dilihat dari sisi pertumbuhan, ratarata pertumbuhan tenaga kerja konstruksi ternyata tidak mampu mengimbangi ratarata pertumbuhan nilai konstruksi. Pada periode 20062013, ratarata pertumbuhan tenaga kerja hanya sebesar 6 persen. Sementara pertumbuhan ratarata nilai konstruksi untuk periode yang sama sebesar 21 persen (sumber: http://www.pu.go.id/strategi peningkatan kualitas SDM sektor konstruksi). B. DEFINISI TEKNIS Profil adalah gambaran yang terbentuk/tersusun dari serangkaian data dan informasi yang menjelaskan tentang anatomi/kondisi tentang sesuatu pada periode tertentu. Kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek spesifik terdiri : Ranah Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Ranah Keterampilan (domain Psychomotoric atau Skill) dan Ranah Sikap Perilaku (domain Affektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta 2

keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Standar Kompetensi adalah sejumlah uraian pekerjaan yang terukur yang terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan tersebut antara lain bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit tenaga listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan ini meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan/perombakan bangunan. Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan/usaha yang menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut. Pekerja harian lepas adalah pekerja dibayar yang tidak terikat secara tetap dengan perusahaan/usaha dimana mereka hanya bekerja selama pekerjaan/proyek telah selesai, maka secara otomatis mereka tidak mempunyai hubungan kerja. Hari orang adalah jumlah pekerja harian lepas dalam satu hari untuk menyelesaikan satu pekerjaan. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB 3

baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan dalam nilai rupiah maupun persentase. berdasarkan data beberapa tahun teakhir baik data yang dihimpun secara langsung (data primer) maupun data yang dikutip dari adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder). Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Dalam hal tersebut masuk ke dalam pembukuan akuntansi dengan kata lain belanja modal akan mempengaruhi posisi keuangan Nilai konstruksi adalah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai kontrak antara pemilikdengan kontraktor. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu. Sertifikat Keahlian (SKA) adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Sertifikat Keterampilan (SKT) adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. 4

1. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG ARSITEKTUR a. Arsitektur Arsitek adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi untuk merancang dan mengawas pelaksanaan bangunan gedung, perkotaan dan lingkungan binaan, yang meliputi aspek astetika, budaya, dan social. b. Desain Interior Desain interior adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi seni dan ilmu merancang ruangan dalam bangunan dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional, estetika dan struktur keindahan dan manfaat suatu bangunan. c. Lansekap Lansekap adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi seni dan ilmu merancang lansekap (pertamanan) dengan tujuan untuk menciptakan ruang pertamanan yang fungsional, estetika dan struktur keindahan dan manfaat suatu pertamanan atau kawasan. d. Iluminasi Iluminasi adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi merancang tata cahaya, baik di luar bangunan maupun di dalam ruangan bangunan. 2. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG SIPIL a. Teknik Bangunan Gedung Teknik Bangunan Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan struktur bangunan gedung, yang menguasai bangunan gedung. b. Teknik Jalan Teknik Jalan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang geometri dan struktur jalan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jalan. c. Teknik Jembatan Teknik Jembatan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur jembatan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jembatan. 5

d. Keselamatan Kerja Keselamatan Jalan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, dan menilai seluruh aspek keselamatan jalan. e. Teknik Terowongan Teknik Terowongan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur terowongan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi terowongan. f. Teknik Landasan Terbang Teknik Landasan Terbang adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk geometri dan struktur landasan terbang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi landasan terbang. g. Teknik Jalan Rel Teknik Jalan rel adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang geometri dan struktur jalan rel, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jalan rel. h. Teknik Dermaga Teknik Dermaga adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur dermaga, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi dermaga dan melakukan pengawasan pekerjaan dermaga. i. Teknik Bangunan Lepas Pantai Teknik bangunan Lepas Pantai adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur bangunan lepas pantai, melaksanakan konstruksi bangunan lepas pantai. j. Teknik Bendungan Besar Teknik Bendungan Besar adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur bendungan besar, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi bendungan besar. 6

k. Teknik Sungai dan Drainase Teknik Sungai dan drainase adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur sungai dan drainase, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi sungai dan drainase. l. Teknik Irigasi Teknik irigasi adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur irigasi, termasuk bendung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi irigasi. m. Teknik Rawa dan Pantai Teknik Rawa dan pantai adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur rawa dan pantai, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi rawa dan pantai. n. Teknik Pembongkaran Bangunan Teknik Pembongkaran Bangunan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang pembongkaran bangunan sesuai kondisi lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembongkaran bangunan. o. Teknik Pemeliharaan & Perawatan Bangunan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan. p. Teknik Geoteknik Geoteknik adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan pengukuran dan uji kekuatan daya dukung tanah dan menilai jenisjenis tanah pada lokasi yang akan didirikan bangunan. q. Teknik Geodesi Teknik Geodesi adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan pemetaan tanah dan atau laut dengan meroda teristris, fotogrameris, remote sensing maupun GPS yang diperlukan sebagai dasar merancang bangunan dan atau wilayah tertentu. 7

3. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG MEKANIKAL a. Teknik Mekanikal Teknik Mekanikal adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur mekanikal pada bangunan tertentu atau di luar bangunan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi mekanikal. b. Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur sistem tata udara dan refrigerasi, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi sistem tata udara dan refrigerasi. c. Teknik Plambing dan Pompa Mekanik Teknik Plambing dan Pompa Mekanik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur plambing dan pompa mekanik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi plambing dan pompa mekanik. d. Teknik Proteksi Kebakaran Teknik Proteksi Kebakaran adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur proteksi kebakaran pada bangunan, memasang dan mengawasi pekerjaan proteksi kebakaran pada bangunan. e. Teknik Transportasi dalam Gedung Teknik Transportasi Dalam Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur dan instalasi transportasi dalam gedung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pemasangan struktur dan instalasi transportasi dalam gedung. 4. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG ELEKTRIKAL a. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Teknik Pembangkit Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur pembangkit tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi pembangkit tenaga listrik dan pemasangan instalasi pembangkit tenaga listrik. 8

b. Teknik Transmisi Tenaga Listrik Teknik Transmisi Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur transmisi tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi transmisi tenaga listrik dan pemasangan instalasi transmisi tenaga listrik. c. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Teknik Distribusi Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur distribusi tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi distribusi tenaga listrik dan pemasangan instalasi distribusi tenaga listrik. d. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur pemanfaatan tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi pemanfaatan tenaga listrik dan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik. e. Teknik Elektronika & Telekomunikasi Dalam Gedung Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung dan pemasangan instalasi Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung. f. Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api dan pemasangan. 9

5. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG TATA LINGKUNGAN a. Teknik Lingkungan Teknik Lingkungan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur teknik lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi teknik Lingkungan pemasangan instalasi Teknik Lingkunangan. b. Teknik Perencanaan Wilayah & Kota Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang wilayah dan perkotaan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan wilayah dan perkotaan. c. Teknik Sanitasi & Limbah Teknik Sanitasi dan Limbah adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang lokasi dan proses sanitasi dan limbah, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan sanitasi dan limbah. d. Teknik Air Minum Teknik Air Minum adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang instalasi air minum, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan instalasi air minum. 6. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG MANAJEMEN PELAKSANA a. Teknik Manajemen Konstruksi Teknik Manajemen Konstruksi adalah ahli yang memiliki kompetensi menyusun program dan perencananaan pembangunan konstruksi. b. Teknik Manajemen Proyek Teknik Manajemen Proyek adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang program dan melaksanakan dan mengawasi pengelolaan proyek konstruksi. c. Teknik K3 Konstruksi K3 Konstruksi adalah ahli yang memiliki kompetensi membuat menyusun program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi dan 10

melakukan pengawasan atas penerapan sistem, program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. d. Teknik Sistem Manajemen Mutu Sistem Manajemen Mutu adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang program dan merencananakan sistem manajemen mutu pelaksanaan proyek konstruksi dan melakukan pengawasan penerapan sistem, program dan perencanaan manajemen mutu proyek konstruksi. C. TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA 1. Badan Usaha Konstruksi Nasional Tahun 2016 Secara umum pengertian kontraktor adalah sebuah badan/lembaga/orang yang mengupayakan atau melakukan aktifitas pengadaan baik berupa barang maupun jasa yang dibayar dengan nilai kontrak yang telah disepakati. Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi yaitu: BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor secara nasional berjumlah 249.859 perusahaan. Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dijelaskan bahwa kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 11

No Klasifikasi Tabel 1 Badan Usaha Kontraktor Nasional Tahun 2016 Perorang Kecil Menengah Besar Jumlah an Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 82,140 8,731 9,614 9,715 1,927 383 158 112,668 2 SI0 Bangunan Sipil 76,170 11,001 13,864 9,476 2,877 703 220 114,311 3 4 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 2,566 221 320 2,040 338 199 124 5,808 4,399 635 1,202 2,566 396 214 120 9,532 5 PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya 98 7 96 11 9 9 230 6 TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi 5 48 53 7 KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan 65 107 12 13 20 2 219 8 SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 4,970 400 492 1,012 122 17 25 7,038 Total 65 170,450 21,000 25,512 24,925 5,673 1,530 704 249,859 Real time data 2016 http://www.lpjk.net/ Menurut UndangUndang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, dijelaskan bahwa "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masingmasing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi yaitu: AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang.. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 22.527 perusahaan. 12

Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Natsional tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Badan Usaha Konsultan Nasional Tahun 2016 No Klasifikasi Perorang Kecil Menengah Besar Jumlah an Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 2,585 1,112 302 87 92 4,180 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 1 3,745 1,860 470 193 275 6,544 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 1,180 717 258 111 119 2,385 4 KL4 Konsultansi Lainnya 902 529 278 98 199 2,006 5 SP3 Konsultansi Spesialis 526 275 175 56 100 1,132 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 70 20 6 2 4 102 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 6 3,620 1,758 356 150 212 6,102 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 25 10 31 2 8 76 Total 9 12,653 6,281 1,876 699 1,009 22,527 Real time data 2016 http://www.lpjk.net/ 2. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 131.451 orang. Tabel 3 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 No Klasifikasi Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 66 5,646 6,417 12,129 2 AS Sipil 1,915 31,045 37,762 70,722 3 AM Mekanikal 97 2,908 3,593 6,598 4 AE Elektrikal 266 6,136 5,580 11,982 5 AT Tata Lingkungan 109 3,776 3,527 7,412 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,065 11,016 10,527 22,608 Total 3,518 60,527 67,406 131,451 Real time data 2016 http://www.lpjk.net/ 13

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 1 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber data : BPS Statistik Indonesia data diolah oleh konsultan Berdasarkan grafik 1 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur 12.129 orang atau 9%; AS Sipil 70.722 orang atau 54%; AM Mekanikal 6,598 orang atau 5%; AE Elektrikal 11.982 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan 7.412 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan 22.608 orang atau 17%. 14

Grafik 2 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber data : BPS Statistik Indonesia data diolah oleh konsultan Berdasarkan grafik 2 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 3.518 orang atau 3%; Ahli Madya 60.,527 orang atau 46% dan Ahli Muda 67.406 atau 51%. 3. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 399.024 orang. Tabel 4 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 No Klasifikasi Kualifikasi Jumlah sesuai Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kualifikasi 1 AA Arsitektur 83,685 17,568 24,544 125,797 2 AS Sipil 138,219 25,955 17,040 181,214 3 AM Mekanikal 22,330 3,283 3,096 28,709 4 AE Elektrikal 8,422 4,137 3,481 16,040 5 AT Tata Lingkungan 20,554 3,226 1,961 25,741 6 AL Manajemen Pelaksanaan 15,458 3,407 2,658 21,523 Total 288,668 57,576 52,780 399,024 Real time data 2016 http://www.lpjk.net/ 15

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 3 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan Berdsarkan Grafik 3 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur 125.797 orang atau 32%; AS Sipil 181.214 orang atau 45%; AM Mekanikal 28.709 orang atau 7%; AE Elektrikal 16.040 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan 25.741 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan 21.523 orang atau 5%. 16

Grafik 4 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan Berdasarkan Grafik 3 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 288.668 orang atau 72%; Kelas2 sebanyak 57.576 orang atau 15%; dan Kelas 3 sebanyak 52.780 orang atau 13%. 17

4. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 berfluktuasi dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 53.905 orang; tahun 2014 sebanyak 71.426 orang dan tahun 2015 sebanyak 33.515 orang. 18

Tabel 5 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 18,783 41,820 15,480 2 Madya 31,782 25,039 15,336 3 Utama 3,340 4,567 2,699 Total 53,905 71,426 33,515 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 5 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 2015 Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan Berdasarkan Grafik 5 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 17.521 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 37.911 orang. Pada Tabel 5 berikut memperlihatkan sebaran tenaga kerja ahli konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 di setiap provinsi yaitu: 19

Tabel 6 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 20132015 No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Ahli Konstruksi 2013 2014 2015 1 Aceh 388 568 801 2 Sumatera Utara 1,435 2,380 1,537 3 Sumatera Barat 285 413 577 4 Riau 2,861 4,306 1,399 5 Jambi 214 434 301 6 Sumatera Selatan 294 210 493 7 Bengkulu 153 82 204 8 Lampung 30 891 650 9 BangkaBelitung 56 43 222 10 Kepulauan Riau 639 320 336 11 DKI Jakarta 38,330 48,994 11,686 12 Jawa Barat 1,540 2,193 1,531 13 Jawa Tengah 201 1,569 1,641 14 D I Yogyakarta 1,050 571 822 15 Jawa Timur 401 1,993 3,539 16 Banten 1,505 245 234 17 Bali 363 491 718 18 Nusa Tenggara Barat 249 303 466 19 Nusa Tenggara Timur 238 334 262 20 Kalimantan Barat 428 559 555 21 Kalimantan Tengah 211 251 229 22 Kalimantan Selatan 216 303 807 23 Kalimantan Timur 636 941 1,042 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 212 314 177 26 Sulawesi Tengah 22 143 276 27 Sulawesi Selatan 107 1,284 1,512 28 Sulawesi Tenggara 897 184 172 29 Gorontalo 31 32 31 30 Sulawesi Barat 141 36 193 31 Maluku 282 360 167 32 Maluku Utara 95 96 489 33 Papua Barat 182 247 102 34 Papua 213 336 344 TOTAL NATIONAL 53,905 71,426 33,515 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan 20

Tabel 7 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2013 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 Muda Madya Utama Total 1 Aceh 140 245 3 388 2 Sumatera Utara 595 805 35 1,435 3 Sumatera Barat 140 140 5 285 4 Riau 910 1,925 26 2,861 5 Jambi 70 140 4 214 6 Sumatera Selatan 117 175 2 294 7 Bengkulu 70 70 13 153 8 Lampung 8 22 30 9 BangkaBelitung 26 26 4 56 10 Kepulauan Riau 280 350 9 639 11 DKI Jakarta 12,290 23,310 2,730 38,330 12 Jawa Barat 630 700 210 1,540 13 Jawa Tengah 70 105 26 201 14 D I Yogyakarta 490 490 70 1,050 15 Jawa Timur 210 175 16 401 16 Banten 665 735 105 1,505 17 Bali 175 175 13 363 18 Nusa Tenggara Barat 105 140 4 249 19 Nusa Tenggara Timur 27 210 1 238 20 Kalimantan Barat 315 105 8 428 21 Kalimantan Tengah 70 140 1 211 22 Kalimantan Selatan 106 105 5 216 23 Kalimantan Timur 280 350 6 636 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 105 105 2 212 26 Sulawesi Tengah 8 14 22 27 Sulawesi Selatan 33 70 4 107 28 Sulawesi Tenggara 385 490 22 897 29 Gorontalo 7 24 31 30 Sulawesi Barat 70 70 1 141 31 Maluku 140 140 2 282 32 Maluku Utara 71 21 3 95 33 Papua Barat 70 105 7 182 34 Papua 105 105 3 213 TOTAL NATIONAL 18,783 31,782 3,340 53,905 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2014 21

Tabel 8 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2014 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2014 Muda Madya Utama Total 1 Aceh 322 243 3 568 2 Sumatera Utara 1,309 1,020 51 2,380 3 Sumatera Barat 185 221 7 413 4 Riau 2,826 1,439 41 4,306 5 Jambi 256 175 3 434 6 Sumatera Selatan 90 105 15 210 7 Bengkulu 42 36 4 82 8 Lampung 515 360 16 891 9 BangkaBelitung 30 13 43 10 Kepulauan Riau 225 91 4 320 11 DKI Jakarta 30,083 15,230 3,681 48,994 12 Jawa Barat 932 965 296 2,193 13 Jawa Tengah 681 782 106 1,569 14 D I Yogyakarta 220 328 23 571 15 Jawa Timur 907 951 135 1,993 16 Banten 98 99 48 245 17 Bali 219 256 16 491 18 Nusa Tenggara Barat 170 129 4 303 19 Nusa Tenggara Timur 250 82 2 334 20 Kalimantan Barat 124 427 8 559 21 Kalimantan Tengah 154 96 1 251 22 Kalimantan Selatan 172 124 7 303 23 Kalimantan Timur 476 420 45 941 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 200 112 2 314 26 Sulawesi Tengah 91 48 4 143 27 Sulawesi Selatan 639 621 24 1,284 28 Sulawesi Tenggara 78 105 1 184 29 Gorontalo 24 8 32 30 Sulawesi Barat 29 7 36 31 Maluku 178 179 3 360 32 Maluku Utara 22 71 3 96 33 Papua Barat 124 114 9 247 34 Papua 149 182 5 336 TOTAL NATIONAL 41,820 25,039 4,567 71,426 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2015 22

Tabel 9 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2015 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2015 Muda Madya Utama Total 1 Aceh 320 481 801 2 Sumatera Utara 700 836 1 1,537 3 Sumatera Barat 331 246 577 4 Riau 755 644 1,399 5 Jambi 135 166 301 6 Sumatera Selatan 294 199 493 7 Bengkulu 69 135 204 8 Lampung 352 298 650 9 BangkaBelitung 94 128 222 10 Kepulauan Riau 195 141 336 11 DKI Jakarta 4,969 4,020 2,697 11,686 12 Jawa Barat 802 729 1,531 13 Jawa Tengah 641 999 1 1,641 14 D I Yogyakarta 357 465 822 15 Jawa Timur 1,579 1,960 3,539 16 Banten 71 163 234 17 Bali 388 330 718 18 Nusa Tenggara Barat 179 287 466 19 Nusa Tenggara Timur 133 129 262 20 Kalimantan Barat 301 254 555 21 Kalimantan Tengah 161 68 229 22 Kalimantan Selatan 305 502 807 23 Kalimantan Timur 485 557 1,042 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 96 81 177 26 Sulawesi Tengah 107 169 276 27 Sulawesi Selatan 815 697 1,512 28 Sulawesi Tenggara 89 83 172 29 Gorontalo 17 14 31 30 Sulawesi Barat 71 122 193 31 Maluku 130 37 167 32 Maluku Utara 297 192 489 33 Papua Barat 41 61 102 34 Papua 201 143 344 TOTAL NATIONAL 15,480 15,336 2,699 33,515 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 23

Berdasarkan Tabel dan Grafik di atas menunjuk tren dari tenaga kerja konstruksi yang telah memiliki Sertikat sebagai Tenaga Ahli, dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Ahli Konstruksi sebanyak 53.905 orang, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : 18.783 orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : 31.782 orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : 3.340 orang Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : 53.905 orang Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Ahli Konstruksi sebanyak 71.426 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 17.521 orang atau 32.50%, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : 41.820 orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : 25.039 orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : 4.567 orang Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : 71.426 orang Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki Sertifikat Ahli Konstruksi sebanyak 33.515 orang, ada penurunan dari tahun lalu sebanyak 37.911 orang atau 53.08%, hal ini terjadi karena masa berlakunya sertifikat telah habis dan/atau belum diperpanjang sertikatnya dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : 15.480 orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : 15.335 orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : 2.699 orang Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : 33.515 orang 24

5. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 122.815 orang; pada tahun 2014 sebanyak 169.549 orang; dan pada tahun 2015 sebanyak 221.499 orang. Tabel 10 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 13,895 14,657 23,400 2 Kelas 2 35,077 46,634 51,475 3 Kelas 1 73,843 108,258 146,624 TOTAL NATIONAL 122,815 169,549 221,499 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan 25

Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 6 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2013 2015 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan Berdasarkan Grafik 6 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 46.734 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 51.950 orang. 26

Tabel 11 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 20132015 No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Terampil Konstruksi 2013 2014 2015 1 Aceh 4,480 6,342 10,014 2 Sumatera Utara 6,020 6,796 8,062 3 Sumatera Barat 1,091 2,990 7,910 4 Riau 7,035 6,286 20,516 5 Jambi 1,995 3,278 4,085 6 Sumatera Selatan 995 163 1,993 7 Bengkulu 280 1,320 2,433 8 Lampung 1,715 2,433 3,127 9 BangkaBelitung 1,120 1,069 1,934 10 Kepulauan Riau 588 750 4,456 11 DKI Jakarta 9,625 9,843 11,204 12 Jawa Barat 30,660 52,816 38,932 13 Jawa Tengah 5,250 8,667 16,200 14 D I Yogyakarta 1,855 3,070 3,453 15 Jawa Timur 14,490 27,092 22,619 16 Banten 6,615 8,363 9,699 17 Bali 2,275 339 2,506 18 Nusa Tenggara Barat 2,209 2,618 4,123 19 Nusa Tenggara Timur 2,135 18 2,892 20 Kalimantan Barat 4,400 5,882 8,262 21 Kalimantan Tengah 736 207 2,988 22 Kalimantan Selatan 1,820 2,732 3,329 23 Kalimantan Timur 3,465 4,463 6,691 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 11 232 1,776 26 Sulawesi Tengah 2,100 3,285 3,233 27 Sulawesi Selatan 3,850 4,466 7,025 28 Sulawesi Tenggara 1,015 141 1,509 29 Gorontalo 1,015 1,235 4,454 30 Sulawesi Barat 315 180 31 Maluku 1,103 1,500 1,944 32 Maluku Utara 142 180 888 33 Papua Barat 660 328 1,464 34 Papua 1,750 645 1,598 TOTAL NATIONAL 122,815 169,549 221,499 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan 27

Tabel 12 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2013 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil Tahun 2013 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total 1 Aceh 455 385 3,640 4,480 2 Sumatera Utara 70 1,120 4,830 6,020 3 Sumatera Barat 6 140 945 1,091 4 Riau 455 1,575 5,005 7,035 5 Jambi 140 210 1,645 1,995 6 Sumatera Selatan 15 70 910 995 7 Bengkulu 70 210 280 8 Lampung 175 210 1,330 1,715 9 BangkaBelitung 805 315 1,120 10 Kepulauan Riau 28 140 420 588 11 DKI Jakarta 1,260 665 7,700 9,625 12 Jawa Barat 6,020 10,080 14,560 30,660 13 Jawa Tengah 980 1,995 2,275 5,250 14 D I Yogyakarta 350 665 840 1,855 15 Jawa Timur 525 5,145 8,820 14,490 16 Banten 1,610 5,005 6,615 17 Bali 630 595 1,050 2,275 18 Nusa Tenggara Barat 4 1,260 945 2,209 19 Nusa Tenggara Timur 105 980 1,050 2,135 20 Kalimantan Barat 175 270 3,955 4,400 21 Kalimantan Tengah 1 70 665 736 22 Kalimantan Selatan 210 280 1,330 1,820 23 Kalimantan Timur 455 910 2,100 3,465 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 11 11 26 Sulawesi Tengah 280 1,015 805 2,100 27 Sulawesi Selatan 735 1,960 1,155 3,850 28 Sulawesi Tenggara 280 735 1,015 29 Gorontalo 315 700 1,015 30 Sulawesi Barat 175 70 70 315 31 Maluku 18 875 210 1,103 32 Maluku Utara 3 6 133 142 33 Papua Barat 30 105 525 660 34 Papua 280 805 665 1,750 TOTAL NATIONAL 13,895 35,077 73,843 122,815 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2014 28

Tabel 13 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2014 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil Tahun 2014 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total 1 Aceh 496 384 5,462 6,342 2 Sumatera Utara 3 1,395 5,398 6,796 3 Sumatera Barat 6 315 2,669 2,990 4 Riau 360 504 5,422 6,286 5 Jambi 115 260 2,903 3,278 6 Sumatera Selatan 5 3 155 163 7 Bengkulu 367 953 1,320 8 Lampung 194 216 2,023 2,433 9 BangkaBelitung 694 375 1,069 10 Kepulauan Riau 27 179 544 750 11 DKI Jakarta 806 419 8,618 9,843 12 Jawa Barat 7,319 16,997 28,500 52,816 13 Jawa Tengah 1,296 3,129 4,242 8,667 14 D I Yogyakarta 401 938 1,731 3,070 15 Jawa Timur 747 8,870 17,475 27,092 16 Banten 1,995 6,368 8,363 17 Bali 20 74 245 339 18 Nusa Tenggara Barat 3 1,449 1,166 2,618 19 Nusa Tenggara Timur 1 7 10 18 20 Kalimantan Barat 134 608 5,140 5,882 21 Kalimantan Tengah 1 29 177 207 22 Kalimantan Selatan 372 255 2,105 2,732 23 Kalimantan Timur 852 928 2,683 4,463 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 121 111 232 26 Sulawesi Tengah 276 1,518 1,491 3,285 27 Sulawesi Selatan 726 2,317 1,423 4,466 28 Sulawesi Tenggara 105 36 141 29 Gorontalo 303 932 1,235 30 Sulawesi Barat 31 Maluku 24 1,222 254 1,500 32 Maluku Utara 2 1 177 180 33 Papua Barat 29 79 220 328 34 Papua 139 324 182 645 TOTAL NATIONAL 14,657 46,634 108,258 169,549 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2015 29

Tabel 14 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2015 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil Tahun 2015 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total 1 Aceh 726 828 8,460 10,014 2 Sumatera Utara 218 2,687 5,157 8,062 3 Sumatera Barat 139 955 6,816 7,910 4 Riau 918 2,518 17,080 20,516 5 Jambi 360 564 3,161 4,085 6 Sumatera Selatan 182 271 1,540 1,993 7 Bengkulu 289 605 1,539 2,433 8 Lampung 371 1,216 1,540 3,127 9 BangkaBelitung 12 773 1,149 1,934 10 Kepulauan Riau 213 823 3,420 4,456 11 DKI Jakarta 1,042 755 9,407 11,204 12 Jawa Barat 8,552 11,533 18,847 38,932 13 Jawa Tengah 3,265 4,078 8,857 16,200 14 D I Yogyakarta 967 1,014 1,472 3,453 15 Jawa Timur 1,316 7,364 13,939 22,619 16 Banten 602 2,653 6,444 9,699 17 Bali 245 307 1,954 2,506 18 Nusa Tenggara Barat 10 1,337 2,776 4,123 19 Nusa Tenggara Timur 27 224 2,641 2,892 20 Kalimantan Barat 274 1,000 6,988 8,262 21 Kalimantan Tengah 55 69 2,864 2,988 22 Kalimantan Selatan 372 475 2,482 3,329 23 Kalimantan Timur 722 1,122 4,847 6,691 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 3 179 1,594 1,776 26 Sulawesi Tengah 434 1,592 1,207 3,233 27 Sulawesi Selatan 786 2,324 3,915 7,025 28 Sulawesi Tenggara 293 856 360 1,509 29 Gorontalo 554 1,498 2,402 4,454 30 Sulawesi Barat 2 19 159 180 31 Maluku 18 971 955 1,944 32 Maluku Utara 134 55 699 888 33 Papua Barat 94 116 1,254 1,464 34 Papua 205 694 699 1,598 TOTAL NATIONAL 23,400 51,475 146,624 221,499 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 30

Tabel dan grafik tersebut menunjuk trend dari tenaga kerja konstruksi yang telah memiliki sertikasi Terampil, dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil Konstruksi sebanyak 122.815 orang, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas3 : 13.895 orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas2 : 35.077 orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas1 : 73.843 orang Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : 122.815 orang Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil Konstruksi sebanyak 169.549 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 46.734 orang atau 38.05%, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas3 : 14.657 orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas2 : 46.634 orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas1 : 108.258 orang Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : 169.549 orang Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil Konstruksi sebanyak 221.499 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 51.950 orang atau 42.30%, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas3 : 23.400 orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas2 : 51.475 orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas1 : 146.624 orang Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : 221.499 orang 31

6. Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Tabel 15 Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi 20132015. No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi 2013 2014 2015 1 Aceh 106,602 126,062 136,852 2 Sumatera Utara 389,822 376,642 359,774 3 Sumatera Barat 98,396 115,213 114,354 4 Riau 136,196 126,839 146,073 5 Jambi 59,996 61,806 64,985 6 Sumatera Selatan 132,854 166,907 167,807 7 Bengkulu 37,097 41,582 42,425 8 Lampung 145,024 182,889 222,906 9 BangkaBelitung 29,766 31,168 28,787 10 Kepulauan Riau 68,499 60,074 68,849 11 DKI Jakarta 179,653 219,248 229,594 12 Jawa Barat 1,265,248 1,485,424 1,691,596 13 Jawa Tengah 950,578 1,269,113 1,529,103 14 D I Yogyakarta 102,552 146,349 154,956 15 Jawa Timur 1,046,964 1,259,443 1,510,085 16 Banten 239,824 277,458 286,995 17 Bali 211,093 205,470 196,696 18 Nusa Tenggara Barat 106,885 104,864 156,641 19 Nusa Tenggara Timur 75,600 79,317 74,754 20 Kalimantan Barat 108,815 118,559 104,753 21 Kalimantan Tengah 44,587 49,929 71,788 22 Kalimantan Selatan 99,651 100,164 102,094 23 Kalimantan Timur 117,726 101,046 101,207 24 Kalimantan Utara 16,062 25 Sulawesi Utara 73,227 79,244 84,546 26 Sulawesi Tengah 63,449 71,949 73,525 27 Sulawesi Selatan 191,746 210,957 219,228 28 Sulawesi Tenggara 53,269 61,169 72,427 29 Gorontalo 26,579 26,506 29,486 30 Sulawesi Barat 23,320 24,541 28,794 31 Maluku 27,897 21,472 32,452 32 Maluku Utara 16,222 22,678 23,241 33 Papua Barat 12,924 19,882 22,160 34 Papua 34,662 36,122 43,091 TOTAL NATIONAL 6,276,723 7,280,086 8,208,086 Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun 2016 32

Grafik 6 Jumlah Tenaga Kerja Terampil Konstruksi per Provinsi 20132015 Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun 2016 Berdasarkan grafik 6 tersebut diatas maka dapat dilihat bahwa sektor konstruksi merupakan salah satu sektor andalan untuk menyerap tenaga kerja di Indonesia. Tabel diatas menunjuk trend dari tenaga kerja disektor konstruksi dari tahun 2013 tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar 6.276.723 orang. Tahun 2014 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar 7.280.086 orang atau ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 1.003.363 orang atau 15.99%. Tahun 2015 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar 8.280.086 orang atau ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 928.000 orang atau 12.75% 33

7. Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat Tabel 16 Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat Berdasarkan Provinsi 20132015. No Provinsi Tenaga Kerja Tidak Bersertifikat 2013 2013 2013 1 Aceh 101,734 119,152 126,037 2 Sumatera Utara 382,367 367,466 350,175 3 Sumatera Barat 97,020 111,810 105,867 4 Riau 126,300 116,247 124,158 5 Jambi 57,787 58,094 60,599 6 Sumatera Selatan 131,565 166,534 165,321 7 Bengkulu 36,664 40,180 39,788 8 Lampung 143,279 179,565 219,129 9 BangkaBelitung 28,590 30,056 26,631 10 Kepulauan Riau 67,272 59,004 64,057 11 DKI Jakarta 131,698 160,411 206,704 12 Jawa Barat 1,233,048 1,430,415 1,651,133 13 Jawa Tengah 945,127 1,258,877 1,511,262 14 D I Yogyakarta 99,647 142,708 150,681 15 Jawa Timur 1,032,073 1,230,358 1,483,927 16 Banten 231,704 268,850 277,062 17 Bali 208,455 204,640 193,472 18 Nusa Tenggara Barat 104,427 101,943 152,052 19 Nusa Tenggara Timur 73,227 78,965 71,600 20 Kalimantan Barat 103,987 112,118 95,936 21 Kalimantan Tengah 43,640 49,471 68,571 22 Kalimantan Selatan 97,615 97,129 97,958 23 Kalimantan Timur 113,625 95,642 93,474 24 Kalimantan Utara 16,062 25 Sulawesi Utara 73,004 78,698 82,593 26 Sulawesi Tengah 61,327 68,521 70,016 27 Sulawesi Selatan 187,789 205,207 210,691 28 Sulawesi Tenggara 51,357 60,844 70,746 29 Gorontalo 25,533 25,239 25,001 30 Sulawesi Barat 22,864 24,505 28,421 31 Maluku 26,512 19,612 30,341 32 Maluku Utara 15,985 22,402 21,864 33 Papua Barat 12,082 19,307 20,594 34 Papua 32,699 35,141 41,149 Nasional 6,100,003 7,039,111 7,953,072 Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun 2016 Diolah oleh Konsultan 34

Berdasarkan Tabel di atas menunjuk trend dari tenaga kerja konstruksi yang tidak teridentifikasi, dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi sebanyak 6.100.003 orang Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi sebanyak 7.039.111 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 939.108 orang atau 15.40%. Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi tidak memiliki sertifikat kompetensi sebanyak 7.953.072 orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 913.961 orang atau 12.98%. D. INVESTASI DI BIDANG INFRASTRUKTUR Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi yang merata yang mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai dan mampu melayani pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dinilai banyak pihak masih belum cukup serius dalam membangun infrastruktur apabila dilihat dari indikator alokasi anggaran infrastruktur dari total PDBnya. Investasi infrastruktur di Indonesia berkisar antara 5,0 hingga 7,0% dari total PDB pada paruh pertama tahun 1990an, namun prosentase ini berkurang secara tajam setelah krisis moneter Asia sejak 1997, menjadi 2 hingga 3% saja dalam tahuntahun belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi sangat menjanjikan (di atas 6,0%) apabila investasi infrastruktur dapat dinaikkan hingga sekurangkurangnya5,0% dari PDB, seperti halnya negaranegara Asia lainnya seperti Filipina (3,6%), Vietnam (9,9%), bahkan India dan China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai kontributor utama pertumbuhan di Asia yang mengesankan. 35

Investasi infrastruktur yang rendah juga menjadi penyebab merosotnya daya saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan negara tetangga dan negara lainnya secara global. Dalam hal daya saing global tersebut, maka World Competitiveness Yearbook 2007 menempatkan Indonesia pada ranking 54 dari 55 negara berkembang dan maju yang disurvai. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik. Sebagai langkah nyata dalam pengembangan investasi infrastruktur sebagai fokus pembangunan sesuai amanat APBN, maka Pemerintah telah menerbitkan PP No. 1/2008 tentang Investasi Pemerintah, menggantikan PP No. 8/2007. PP No. 1/2008 memberikan perluasan cakupan investasi, tidak hanya dalam bentuk Public Private Partnership (PPP), melainkan investasi dalam bentuk surat berharga maupun investasi langsung. Investasi Pemerintah yang dimaksudkan PP No.1/2008 adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum. Peranan investasi telah terbukti dalam mewujudkan pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahap pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia. Pemerintah menomorsatukan pembangunan infrastruktur oleh karena ketersediaan infrastruktur kepuan memiliki kontribusi yang sangat signifikan bagi pembangunan masyarakat. Berbagai studi menunjukkan elastisitas infrastruktur terhadap perubahanoutput (PDB) berkisar antara 0,07 hingga 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Di sisi lainberbagai studi menunjukkan bahwa economic rate of return dari investasi infrastruktur berada disekitar 19117%, jauh di atas biaya hutang yang mungkin berkisar di antara 10% (Easterly & Seeven, 36

2003). (Sumber: Buku Telaah isu strategis kebijakan pengembangan investasi infrastruktur bidang kepuan). 1. Belanja Modal Konstruksi APBD a. Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I atau di tingkat provinsi atau terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan. Tabel 17 Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I (Jutaan Rp) Jenis Belanja Konstruksi 2013 2014 2015 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 10,807,586,409 9,913,781,396 16,894,595,090 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 1,657,363,034 1,568,666,782 2,431,047,150 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan 3,091,819,904 3,266,827,214 6,356,744,594 150,691,262 219,609,127 462,907,667 503,741,343 351,809,249 349,329,998 9,030,668,898 8,024,758,502 13,708,031,471 Konstruksi 25,241,870,850 23,345,452,270 40,202,655,970 Sumber BPS Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2015 37

Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat dijelaskan bahwa: Tahun 2013 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 25,241,870,850 Tahun 2014 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 23,345,452,270 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,896,418,580 atau 7.5% Tahun 2015 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 40,202,655,970 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 16,857,203,700 atau 72%. b. Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II atau di tingkat kabupaten/kota atau terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan. 38

Tabel 17 Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II (Jutaan Rp) Jenis Belanja Konstruksi 2013 2014 2015 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 41,345,093,966 47,988,053,316 45,797,790,678 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 4,871,838,589 6,228,062,252 7,513,510,993 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan 11,452,694,513 14,860,637,367 13,625,750,692 931,709,929 1,216,205,368 1,404,751,470 1,896,452,962 2,007,396,042 2,636,199,452 38,258,150,862 40,458,535,482 43,631,619,966 Konstruksi 98,755,940,821 112,758,889,827 114,609,623,251 Sumber BPS Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2015 Berdasarkan Tabel 17 tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 98,755,940,821 Tahun 2014 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 112,758,889,827 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 14,002,949,006 atau 14.2% Tahun 2015 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 114,609,623,251 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 1,850,733,424 atau 1.6%. c. Belanja Modal Konstruksi APBD Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD merupakan penjumlahan APBD I dan APBD II terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal 39

Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan. Tabel 18 Belanja Modal Konstruksi APBD (Jutaan Rp) Jenis Belanja Konstruksi 2013 2014 2015 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 52,152,680,375 57,901,834,712 62,692,385,768 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 6,529,201,623 7,796,729,034 9,944,558,143 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan 14,544,514,417 18,127,464,581 19,982,495,286 1,082,401,191 1,435,814,495 1,867,659,137 2,400,194,305 2,359,205,291 2,985,529,450 47,288,819,760 48,483,293,984 57,339,651,437 Konstruksi 123,997,811,671 136,104,342,097 154,812,279,221 Sumber BPS Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2015 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 98,755,940,821 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 112,758,889,827 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 14,002,949,006 atau 14.2% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 114,609,623,251 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 1,850,733,424 atau 1.6%. 40

E. RASIO CAKUPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Tabel 19 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2015 No Provinsi Luas Km 2 2015 Nakerkons Nakerkons/ Km 2 1 Aceh 57,956 136,852 2 2 Sumatera Utara 72,981 359,774 5 3 Sumatera Barat 42,013 114,354 3 4 Riau 87,024 146,073 2 5 Jambi 50,058 64,985 1 6 Sumatera Selatan 91,592 167,807 2 7 Bengkulu 19,919 42,425 2 8 Lampung 34,624 222,906 6 9 BangkaBelitung 16,424 28,787 2 10 Kepulauan Riau 8,202 68,849 8 11 DKI Jakarta 664 229,594 346 12 Jawa Barat 35,378 1,691,596 48 13 Jawa Tengah 32,801 1,529,103 47 14 D I Yogyakarta 3,133 154,956 49 15 Jawa Timur 47,800 1,510,085 32 16 Banten 9,663 286,995 30 17 Bali 5,780 196,696 34 18 Nusa Tenggara Barat 18,572 156,641 8 19 Nusa Tenggara Timur 48,718 74,754 2 20 Kalimantan Barat 147,307 104,753 1 21 Kalimantan Tengah 153,565 71,788 0 22 Kalimantan Selatan 38,744 102,094 3 23 Kalimantan Timur 129,067 101,207 1 24 Kalimantan Utara 75,468 16,062 0 25 Sulawesi Utara 13,852 84,546 6 26 Sulawesi Tengah 61,841 73,525 1 27 Sulawesi Selatan 46,717 219,228 5 28 Sulawesi Tenggara 38,068 72,427 2 41

No Provinsi Luas Km 2 Nakerkons Nakerkons/ Km 2 2015 29 Gorontalo 11,257 29,486 3 30 Sulawesi Barat 16,787 28,794 2 31 Maluku 46,914 32,452 1 32 Maluku Utara 31,983 23,241 1 33 Papua Barat 99,672 22,160 0 34 Papua 319,036 43,091 0 Indonesia 1,913,579 8,208,086 4 Sumber : Diolah oleh Konsultan Dari tabel tersebut luas wilayah Indonesia 1,913,579 Km2 dengan jumlah tenaga kerja konstruksi ditahun 2015 sebanyak 8,208,086 orang, maka rasio cakupan tenaga kerja konstruksi Indonesia 4 orang per Km2. Tabel 20 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2014 No Provinsi Luas Km 2 2014 Nakerkons Nakerkons/ Km 2 1 Aceh 57,956 126,062 2 2 Sumatera Utara 72,981 376,642 5 3 Sumatera Barat 42,013 115,213 3 4 Riau 87,024 126,839 1 5 Jambi 50,058 61,806 1 6 Sumatera Selatan 91,592 166,907 2 7 Bengkulu 19,919 41,582 2 8 Lampung 34,624 182,889 5 9 BangkaBelitung 16,424 31,168 2 10 Kepulauan Riau 8,202 60,074 7 11 DKI Jakarta 664 219,248 330 12 Jawa Barat 35,378 1,485,424 42 13 Jawa Tengah 32,801 1,269,113 39 14 D I Yogyakarta 3,133 146,349 47 15 Jawa Timur 47,800 1,259,443 26 16 Banten 9,663 277,458 29 17 Bali 5,780 205,470 36 18 Nusa Tenggara Barat 18,572 104,864 6 19 Nusa Tenggara Timur 48,718 79,317 2 42

No Provinsi Luas Km 2 Nakerkons Nakerkons/ Km 2 2014 20 Kalimantan Barat 147,307 118,559 1 21 Kalimantan Tengah 153,565 49,929 0 22 Kalimantan Selatan 38,744 100,164 3 23 Kalimantan Timur 129,067 101,046 1 24 Kalimantan Utara 75,468 25 Sulawesi Utara 13,852 79,244 6 26 Sulawesi Tengah 61,841 71,949 1 27 Sulawesi Selatan 46,717 210,957 5 28 Sulawesi Tenggara 38,068 61,169 2 29 Gorontalo 11,257 26,506 2 30 Sulawesi Barat 16,787 24,541 1 31 Maluku 46,914 21,472 0 32 Maluku Utara 31,983 22,678 1 33 Papua Barat 99,672 19,882 0 34 Papua 319,036 36,122 0 Indonesia 1,913,579 7,280,086 4 Sumber : Diolah oleh Konsultan Dari tabel tersebut luas wilayah Indonesia 1,913,579 Km2 dengan jumlah tenaga kerja konstruksi ditahun 2014 sebanyak 7,208,086 orang, maka rasio cakupan tenaga kerja konstruksi Indonesia 4 orang per Km2. Tabel 21 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 No Provinsi Luas Km 2 2013 Nakerkons Nakerkons/ Km 2 1 Aceh 57,956 106,602 2 2 Sumatera Utara 72,981 389,822 5 3 Sumatera Barat 42,013 98,396 2 4 Riau 87,024 136,196 2 5 Jambi 50,058 59,996 1 6 Sumatera Selatan 91,592 132,854 1 7 Bengkulu 19,919 37,097 2 8 Lampung 34,624 145,024 4 9 BangkaBelitung 16,424 29,766 2 10 Kepulauan Riau 8,202 68,499 8 43

No Provinsi Luas Km 2 Nakerkons Nakerkons/ Km 2 2013 11 DKI Jakarta 664 179,653 271 12 Jawa Barat 35,378 1,265,248 36 13 Jawa Tengah 32,801 950,578 29 14 D I Yogyakarta 3,133 102,552 33 15 Jawa Timur 47,800 1,046,964 22 16 Banten 9,663 239,824 25 17 Bali 5,780 211,093 37 18 Nusa Tenggara Barat 18,572 106,885 6 19 Nusa Tenggara Timur 48,718 75,600 2 20 Kalimantan Barat 147,307 108,815 1 21 Kalimantan Tengah 153,565 44,587 0 22 Kalimantan Selatan 38,744 99,651 3 23 Kalimantan Timur 129,067 117,726 1 24 Kalimantan Utara 75,468 25 Sulawesi Utara 13,852 73,227 5 26 Sulawesi Tengah 61,841 63,449 1 27 Sulawesi Selatan 46,717 191,746 4 28 Sulawesi Tenggara 38,068 53,269 1 29 Gorontalo 11,257 26,579 2 30 Sulawesi Barat 16,787 23,320 1 31 Maluku 46,914 27,897 1 32 Maluku Utara 31,983 16,222 1 33 Papua Barat 99,672 12,924 0 34 Papua 319,036 34,662 0 Indonesia 1,913,579 6,276,723 3 Sumber : Diolah oleh Konsultan Berdasarkan tabel tersebut luas wilayah Indonesia 1.913.579 Km2 dengan jumlah tenaga kerja konstruksi ditahun 2014 sebanyak 6.276.723 orang, maka rasio cakupan tenaga kerja konstruksi Indonesia 3 orang per Km2. 44

F. PEMETAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN 2015 45

G. PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI PROVINSI 1. PROVINSI ACEH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 5.002 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,94 3 Jumlah pencari kerja orang 216.806 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.182.824 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 3.440.634 6 Jumlah yang bekerja orang 1.966.018 7 Jumlah pengangguran orang 216.806 8 Luas Wilayah Km 2 57.956 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 10.643 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 46

No Klasifikasi Tabel 21 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 3,590 537 274 366 63 10 4,840 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 3,377 631 437 381 97 22 1 38 1 6 42 4 1 151 20 30 77 9 3 1 1 1 4,946 92 290 3 6 6 411 19 3 32 1 466 Total 6 7,568 1,208 750 899 174 37 1 10,643 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,729 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 47

No Klasifikasi Tabel 22 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 207 71 22 1 2 303 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 340 147 27 3 2 519 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 106 56 19 181 4 KL4 Konsultansi Lainnya 78 26 16 2 122 5 SP3 Konsultansi Spesialis 56 17 12 2 1 88 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 8 8 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 332 145 25 3 2 507 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 1,128 462 121 9 9 1,729 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 10.087 orang. Tabel 23 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 513 545 1,058 2 AS Sipil 2,326 3,390 5,716 3 AM Mekanikal 255 375 630 4 AE Elektrikal 446 416 862 5 AT Tata Lingkungan 318 268 586 6 AL Manajemen Pelaksanaan 610 625 1,235 Total 4,468 5,619 10,087 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 48

Grafik 8 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Aceh Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 1,058 orang atau 10%; AS Sipil : 5,716 orang atau 57%; AM Mekanikal : 630 orang atau 6%; AE Elektrikal : 862 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan : 586 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 1,235 orang atau 12%. Grafik 9 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Aceh Tahun 2016 49

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 4,468 orang atau 44% dan Ahli Muda 5,619 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 14,752 orang. Tabel 24 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 3,992 132 284 4,408 2 AS Sipil 6,633 358 307 7,298 3 AM Mekanikal 730 53 125 908 4 AE Elektrikal 392 130 40 562 5 AT Tata Lingkungan 958 71 16 1,045 6 AL Manajemen Pelaksanaan 422 41 68 531 Total 13,127 785 840 14,752 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 9 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 50

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 4,408 orang atau 30%; AS Sipil : 7,298 orang atau 49%; AM Mekanikal : 908 orang atau 6%; AE Elektrikal : 562 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan : 1,045 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan : 531 orang atau 4%. Gambar 10 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 13,127 orang atau 89%; Kelas2 : 785 orang atau 5%; dan Kelas 3 : 840 orang atau 6%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 51

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 388 orang; tahun 2014 : 568 orang dan tahun 2015 : 801 orang. Tabel 25 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 140 322 320 2 Madya 245 243 481 3 Utama 3 3 Total 388 568 801 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 52

Grafik 10 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 180 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 233 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 53

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 4,480 orang; tahun 2014 : 6,342 orang dan tahun 2015 : 10,014 orang. Tabel 26 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 455 496 726 2 Kelas 2 385 384 828 3 Kelas 1 3,640 5,462 8,460 Total 4,480 6,342 10,014 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 11 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 54

Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.862 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 3.672 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 27 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 1,223,998,247 1,942,372,436 1,772,591,162 APBD II 2,091,645,700 3,852,256,214 4,029,591,380 TOTAL BELANJA MODAL 3,315,643,947 5,794,628,650 5,802,182,542 Pertumbuhan (Rp.) 2,478,984,703 7,553,892 Pertumbuhan (%) 42.8% 0.1% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,315,643,947 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,794,628,650 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 2,478,984,703 atau 42.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,802,182,542 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 7,553,892 atau 0.1%. 55

Grafik 11 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 12 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 56

2. PROVINSI SUMATERA UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 13.937,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,96 3 Jumlah pencari kerja orang 428.794 4 Jumlah angkatan kerja Orang 6.391.098 5 Jumlah bukan angkatan kerja Orang 9.498.974 6 Jumlah yang bekerja Orang 5.962.304 7 Jumlah pengangguran Orang 428.794 8 Luas Wilayah Km 2 72.981 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 12,569 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 57

No Klasifikasi Tabel 26 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 4,207 507 472 423 80 9 1 5,699 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 1 3,821 671 718 394 123 19 2 312 28 24 104 17 2 182 33 34 97 21 6 2 5 2 5,748 487 375 7 1 1 187 11 11 41 1 1 252 8,714 1,250 1,259 1,061 242 37 5 12,569 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 568 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 58

No Klasifikasi Tabel 27 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 48 38 6 10 102 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 61 71 7 18 2 159 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 27 28 2 9 66 4 KL4 Konsultansi Lainnya 22 24 2 11 1 60 5 SP3 Konsultansi Spesialis 13 20 1 4 2 40 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 2 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 68 49 6 14 2 139 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 240 231 24 66 7 568 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 3,474 orang. Tabel 28 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 27 28 55 2 AS Sipil 898 1,068 1,966 3 AM Mekanikal 300 58 144 502 4 AE Elektrikal 221 209 430 5 AT Tata Lingkungan 43 31 74 6 AL Manajemen Pelaksanaan 173 274 447 Total 300 1,420 1,754 3,474 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 59

Grafik 11 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 55 orang atau 2%; AS Sipil : 1,966 orang atau 57%; AM Mekanikal : 520 orang atau 14%; AE Elektrikal : 430 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan : 74 orang atau 2%; AL Manajemen Pelaksanaan : 447 orang atau 13%. Gambar 12 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 60

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 300 orang atau 9%; Ahli Madya 1,420 orang atau 41% dan Ahli Muda 1,754 atau 50%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 11,611 orang. Tabel 29 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,755 1,694 306 3,755 2 AS Sipil 2,626 2,641 488 5,755 3 AM Mekanikal 274 279 131 684 4 AE Elektrikal 87 45 450 582 5 AT Tata Lingkungan 237 245 48 530 6 AL Manajemen Pelaksanaan 102 169 34 305 Total 5,081 5,073 1,457 11,611 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 13 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 61

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 3,755 orang atau 32%; AS Sipil : 5,755 orang atau 50%; AM Mekanikal : 684 orang atau 6%; AE Elektrikal : 582 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan : 530 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan : 305 orang atau 3%. Grafik 14 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 5,081 orang atau 44%; Kelas2 : 5,073 orang atau 44%; dan Kelas 3 : 1,457 orang atau 12%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 62

1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 1.435 orang; tahun 2014 sebanyak 2.380 orang dan tahun 2015 sebanyak 1.537 orang. Tabel 30 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 595 1,309 700 2 Madya 805 1,020 836 3 Utama 35 51 1 Total 1,435 2,380 1,537 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 63

Grafik 15 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 945 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi Penurunan sebanyak 843 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 64

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 6,020 orang; tahun 2014 : 6,796 orang dan tahun 2015 : 8,062 orang. Tabel 31 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 70 3 218 2 Kelas 2 1,120 1,395 2,687 3 Kelas 1 4,830 5,398 5,157 Total 6,020 6,796 8,062 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 16 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 65

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 776 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1,266 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 32 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 614,914,721 961,424,197 1,203,309,902 APBD II 5,418,820,178 5,540,074,943 5,666,737,503 TOTAL BELANJA MODAL 6,033,734,899 6,501,499,140 6,870,047,405 Pertumbuhan (Rp.) 467,764,241 368,548,265 Pertumbuhan (%) 7.2% 5.4% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,033,734,899. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,501,499,140 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 467,764,241 atau 7.2%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,870,047,405 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 368,548,265 atau 5.4%. 66

Grafik 17 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 18 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 67

3. PROVINSI SUMATERA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 5.196,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 2,03 3 Jumlah pencari kerja Orang 161.564 4 Jumlah angkatan kerja Orang 2.346.163 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 3.634.236 6 Jumlah yang bekerja orang 2.184.599 7 Jumlah pengangguran orang 161.564 8 Luas Wilayah Km 2 42.013 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 8,993 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 68

No Klasifikasi Tabel 32 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 3,363 315 277 196 31 2 4,184 2 SI0 Bangunan Sipil 3,209 358 359 227 45 7 4,205 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 109 4 3 12 2 130 EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 158 20 34 22 6 2 242 PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan 4 2 6 SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 181 14 13 14 4 226 Total 4 7,022 711 686 471 88 11 8,993 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 650 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 69

No Klasifikasi Tabel 33 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 92 44 136 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 127 78 205 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 32 18 50 4 KL4 Konsultansi Lainnya 13 12 25 5 SP3 Konsultansi Spesialis 17 8 25 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 3 10 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 139 60 199 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 427 223 650 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 11,503 orang. Tabel 34 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 528 634 1,162 2 AS Sipil 2,980 3,200 6,180 3 AM Mekanikal 335 364 699 4 AE Elektrikal 486 552 1,038 5 AT Tata Lingkungan 293 237 530 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,074 820 1,894 Total 5,696 5,807 11,503 70

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 17 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 1,162 orang atau 10%; AS Sipil : 6,180 orang atau 54%; AM Mekanikal : 699 orang atau 6%; AE Elektrikal : 1,038 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan : 530 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan : 1,894 orang atau 16%. Grafik 18 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 71

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 4,468 orang atau 44% dan Ahli Muda 5,619 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 32,358 orang. Tabel 35 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 6,320 836 422 7,578 2 AS Sipil 15,130 1,795 783 17,708 3 AM Mekanikal 2,242 198 78 2,518 4 AE Elektrikal 637 123 38 798 5 AT Tata Lingkungan 1,676 145 84 1,905 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,653 147 51 1,851 Total 27,658 3,244 1,456 32,358 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 19 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 72

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 7,578 orang atau 23%; AS Sipil : 17,708 orang atau 55%; AM Mekanikal : 2,518 orang atau 8%; AE Elektrikal : 798 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 1,905 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 1,851 orang atau 6%. Grafik 20 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 27.658 orang atau 85%; Kelas2 sebanyak 3.244 orang atau 10%; dan Kelas 3 sebanyak 1.456 orang atau 5%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 73

1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 285 orang; tahun 2014 : 413 orang dan tahun 2015 : 577 orang. Tabel 36 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 140 185 331 2 Madya 140 221 246 3 Utama 5 7 Total 285 413 577 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 74

Grafik 21 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 128 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 164 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 75

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut: tahun 2013 sebanyak 1.091 orang; tahun 2014 sebanyak 2.990 orang dan tahun 2015 sebanyak 7.910 orang. Tabel 37 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 6 6 139 2 Kelas 2 140 315 955 3 Kelas 1 945 2,669 6,816 Total 1,091 2,990 7,910 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 22 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 76

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1,899 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 4,920 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 38 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 562,507,258 660,329,013 583,281,029 APBD II 2,302,517,661 2,377,210,378 2,555,895,706 TOTAL BELANJA MODAL 2,865,024,919 3,037,539,391 3,139,176,735 Pertumbuhan (Rp.) 172,514,472 101,637,344 Pertumbuhan (%) 5.7% 3.2% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,865,024,919. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,037,539,391 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 172,514,472 atau 5.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,139,176,735 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 101,637,344 atau 3.2%. 77

Grafik 23 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 24 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 78

4. PROVINSI RIAU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 6.344,4 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 2,48 3 Jumlah pencari kerja orang 217.053 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.771.349 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 4.383.550 6 Jumlah yang bekerja orang 2.554.296 7 Jumlah pengangguran orang 217.053 8 Luas Wilayah Km 2 87.024 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 11,228 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 79

No Klasifikasi Tabel 39 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 2,875 566 1,012 466 45 12 4,976 2 SI0 Bangunan Sipil 2,767 603 1,113 549 109 29 3 5,173 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 185 15 22 94 10 3 1 330 EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 122 37 60 99 8 2 328 PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya 3 3 6 TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 317 19 18 59 1 1 415 Total 6,269 1,240 2,225 1,270 173 46 5 11,228 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 849 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 80

No Klasifikasi Tabel 40 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 84 65 9 2 160 127 104 12 2 2 247 30 28 7 2 26 27 8 1 35 18 6 2 2 1 132 105 10 67 62 61 3 2 249 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 436 348 52 9 4 849 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 11,503 orang. Tabel 41 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 528 634 1,162 2 AS Sipil 2,980 3,200 6,180 3 AM Mekanikal 335 364 699 4 AE Elektrikal 486 552 1,038 5 AT Tata Lingkungan 293 237 530 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,074 820 1,894 Total 5,696 5,807 11,503 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 81

Grafik 26 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Riau Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 2,277 orang atau 10%; AS Sipil : 12,930 orang atau 56%; AM Mekanikal : 1,317 orang atau 6%; AE Elektrikal : 1,644 orang atau 7%; AT Tata Lingkungan : 1,015 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan : 4,034 orang atau 17%. Grafik 27 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Riau Tahun 2016 82

Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 11,229 orang atau 48% dan Ahli Muda 11,988 atau 52%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 79,997 orang. Tabel 42 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 16,258 1,589 1,237 19,084 2 AS Sipil 35,307 3,582 2,444 41,333 3 AM Mekanikal 6,604 641 382 7,627 4 AE Elektrikal 1,578 113 416 2,107 5 AT Tata Lingkungan 4,456 416 286 5,158 6 AL Manajemen Pelaksanaan 3,963 449 276 4,688 Total 68,166 6,790 5,041 79,997 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 28 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 83

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 19,084 orang atau 24%; AS Sipil : 41,333 orang atau 52%; AM Mekanikal : 7,627 orang atau 10%; AE Elektrikal : 2,107 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan : 5,158 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 4,688 orang atau 5%. Grafik 29 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 68,166 orang atau 85%; Kelas2 : 6,790 orang atau 9%; dan Kelas 3 : 5,041 orang atau 6%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 84

1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 388 orang; tahun 2014 : 568 orang dan tahun 2015 : 801 orang. Tabel 43 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 910 2,826 755 2 Madya 1,925 1,439 644 3 Utama 26 41 Total 2,861 4,306 1,399 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 85

Grafik 30 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.445 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi Penurunan sebanyak 2.907 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 86

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 7,035 orang; tahun 2014 : 6,286 orang dan tahun 2015 : 20,516 orang. Tabel 44 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 455 360 918 2 Kelas 2 1,575 504 2,518 3 Kelas 1 5,005 5,422 17,080 Total 7,035 6,286 20,516 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 31 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 87

Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 749 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 14.230 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 45 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 2,023,283,810 408,295,487 2,661,044,254 APBD II 5,406,978,897 5,742,713,912 7,859,049,645 TOTAL BELANJA MODAL 7,430,262,707 6,151,009,399 10,520,093,899 Pertumbuhan (Rp.) (1,279,253,308) 4,369,084,500 Pertumbuhan (%) 20.8% 41.5% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 7,430,262,707 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,151,009,399 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 (1,279,253,308) atau 20.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 10,520,093,899 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 4,369,084,500 atau 41.5%. 88

Grafik 32 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 33 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 89

5. PROVINSI JAMBI a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.402,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,33 3 Jumlah pencari kerja orang 70.349 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.620.752 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 2.450.464 6 Jumlah yang bekerja orang 1.550.403 7 Jumlah pengangguran orang 70.349 8 Luas Wilayah Km 2 50.058 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,864 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 90

No Klasifikasi Tabel 46 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 1,752 207 144 142 29 1 2,275 2 SI0 Bangunan Sipil 1,695 217 213 155 58 9 2,347 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 18 1 2 3 24 EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 51 6 36 8 2 103 PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya 3 1 4 TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan 3 3 SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 82 7 6 13 108 Total c. Badan Usaha Konsultan 3 3,601 438 401 322 89 10 4,864 Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 331 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 91

No Klasifikasi Tabel 47 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 24 20 3 1 49 52 5 2 1 109 10 18 4 1 11 12 3 2 7 3 4 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 40 51 5 1 2 99 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 141 156 24 7 3 331 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1.119 orang. Tabel 48 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 47 57 104 2 AS Sipil 372 368 740 3 AM Mekanikal 7 7 14 4 AE Elektrikal 64 37 101 5 AT Tata Lingkungan 38 30 68 6 AL Manajemen Pelaksanaan 42 50 92 Total 570 549 1,119 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 48 33 28 14 92

Grafik 34 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jambi Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 104 orang atau 9%; AS Sipil : 740 orang atau 66%; AM Mekanikal : 14 orang atau 1%; AE Elektrikal : 101 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan : 68 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 92 orang atau 9%. Grafik 35 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jambi Tahun 2016 93

Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 570 orang atau 51% dan Ahli Muda sebanyak 549 atau 49%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5.593 orang. Tabel 49 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 998 190 1,003 2,191 2 AS Sipil 1,755 306 358 2,419 3 AM Mekanikal 147 17 59 223 4 AE Elektrikal 136 64 76 276 5 AT Tata Lingkungan 221 13 25 259 6 AL Manajemen Pelaksanaan 110 8 107 225 Total 3,367 598 1,628 5,593 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 36 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 94

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 2.191 orang atau 39%; AS Sipil sebanyak 2.419 orang atau 43%; AM Mekanikal sebanyak 223 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 276 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan sebanyak 259 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 225 orang atau 4%. Grafik 37 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 Graffik tersebut memperlihatkan komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 3,367 orang atau 60%; Kelas2 sebanyak 598 orang atau 11%; dan Kelas 3 sebanyak 1.628 orang atau 29%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 95

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 214 orang; tahun 2014 sebanyak 434 orang dan tahun 2015 sebanyak 301 orang. Tabel 50 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 70 256 135 2 Madya 140 175 166 3 Utama 4 3 Total 214 434 301 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 96

Grafik 38 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 220 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 133 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 97

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 1.995 orang; tahun 2014 sebanyak 3.278 orang dan tahun 2015 sebanyak 4.085 orang. Tabel 51 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 140 115 360 2 Kelas 2 210 260 564 3 Kelas 1 1,645 2,903 3,161 Total 1,995 3,278 4,085 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 39 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 98

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1,283 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 807 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 52 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 813,776,077 699,816,182 708,129,851 APBD II 2,500,722,246 2,731,635,728 2,667,928,553 TOTAL BELANJA MODAL 3,314,498,323 3,431,451,910 3,376,058,404 Pertumbuhan (Rp.) 116,953,587 (55,393,506) Pertumbuhan (%) 3.4% 1.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,314,498,323 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,431,451,910 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 116,953,587 atau 3.4% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,376,058,404 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (55,393,506) atau 1.6%. 99

Grafik 40 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 41 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 100

6. PROVINSI SUMATERA SELATAN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 8.052,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,15 3 Jumlah pencari kerja orang 238.921 4 Jumlah angkatan kerja orang 3.934.787 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 5.741.308 6 Jumlah yang bekerja orang 3.695.866 7 Jumlah pengangguran orang 238.921 8 Luas Wilayah Km 2 91.592 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 5.779 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 101

No Klasifikasi Tabel 53 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 1,821 215 229 257 62 1 2,585 2 SI0 Bangunan Sipil 1,611 243 448 256 118 18 1 2,695 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 42 5 50 4 4 105 EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 125 19 42 46 7 5 244 PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya 1 2 3 TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan 2 23 1 6 1 33 SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 83 5 5 18 3 114 Total c. Badan Usaha Konsultan 2 3,705 482 731 635 195 28 1 5,779 Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 521 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 102

No Klasifikasi Tabel 54 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 82 8 7 1 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 1 71 44 12 4 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 56 9 7 3 4 KL4 Konsultansi Lainnya 44 6 4 1 5 SP3 Konsultansi Spesialis 15 1 4 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 3 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 5 77 36 13 3 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 4 Total 6 352 104 47 12 98 132 75 55 20 3 134 4 521 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2,015 orang. Tabel 55 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 46 43 89 2 AS Sipil 599 568 1,167 3 AM Mekanikal 24 46 70 4 AE Elektrikal 190 66 256 5 AT Tata Lingkungan 34 50 84 6 AL Manajemen Pelaksanaan 142 207 349 Total 1,035 980 2,015 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 103

Grafik 42 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 89 orang atau 4%; AS Sipil sebanyak 1.167 orang atau 59%; AM Mekanikal sebanyak 70 orang atau 3%; AE Elektrikal sebanyak 256 orang atau 13%; AT Tata Lingkungan sebanyak 84 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 349 orang atau 17%. Gambar 43 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 104

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 1.035 orang atau 51% dan Ahli Muda sebanyak 980 atau 49%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5,900 orang. Tabel 56 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,111 149 758 2,018 2 AS Sipil 2,223 258 431 2,912 3 AM Mekanikal 336 9 6 351 4 AE Elektrikal 135 133 35 303 5 AT Tata Lingkungan 202 9 19 230 6 AL Manajemen Pelaksanaan 82 1 3 86 Total 4,089 559 1,252 5,900 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 44 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 105

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 2.018 orang atau 34%; AS Sipil sebanyak 2.912 orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 351 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 303 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 230 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 86 orang atau 1%. Gambar 45 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 4.089 orang atau 69%; Kelas2 sebanyak 559 orang atau 10%; dan Kelas 3 sebanyak 1.252 orang atau 21%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 106

1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 294 orang; tahun 2014 : 210 orang dan tahun 2015 : 493 orang. Tabel 57 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 117 90 294 2 Madya 175 105 199 3 Utama 2 15 Total 294 210 493 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 107

Grafik 46 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 84 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 283 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 108

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 995 orang; tahun 2014 : 163 orang dan tahun 2015 : 1,993 orang. Tabel 58 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 15 5 182 2 Kelas 2 70 3 271 3 Kelas 1 910 155 1,540 Total 995 163 1,993 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 47 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 109

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 832 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.830 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 59 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 723,270,847 552,243,164 1,355,208,600 APBD II 5,219,688,603 5,807,034,253 3,616,527,176 TOTAL BELANJA MODAL 5,942,959,450 6,359,277,417 4,971,735,776 Pertumbuhan (Rp.) 416,317,967 (1,387,541,641) Pertumbuhan (%) 6.5% 27.9% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,942,959,450 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,359,277,417 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 416,317,967 atau 6.5% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,971,735776 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (1,387,541,641) atau 27.9%. 110

Grafik 48 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 49 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 111

7. PROVINSI BENGKULU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.874,9 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,73 3 Jumlah pencari kerja orang 46.690 4 Jumlah angkatan kerja orang 951.007 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 1.345.754 6 Jumlah yang bekerja orang 904.317 7 Jumlah pengangguran orang 46.690 8 Luas Wilayah Km 2 19.919 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,204 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 112

No Klasifikasi Tabel 60 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 749 89 79 63 12 1 993 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 643 122 163 79 22 2 4 1 1 2 29 3 5 4 2 1,031 8 41 2 9 1 3 82 9 5 19 1 13 116 Total 1,516 224 254 172 35 3 2,204 c. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 213 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 113

No Klasifikasi Tabel 61 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 22 17 30 23 2 20 11 1 7 8 1 8 3 1 1 1 26 29 2 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 114 92 7 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 294 orang. Tabel 62 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 2 12 14 2 AS Sipil 56 141 197 3 AM Mekanikal 1 1 2 4 AE Elektrikal 10 3 13 5 AT Tata Lingkungan 10 22 32 6 AL Manajemen Pelaksanaan 15 21 36 Total 94 200 294 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 39 55 32 16 12 2 57 213 114

Grafik 50 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 14 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 197 orang atau 67%; AM Mekanikal sebanyak 2 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 13 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 32 orang atau 11%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak: 36 orang atau 12%. Grafik 51 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bengkulu Tahun 2016 115

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 94 orang atau 32% dan Ahli Muda sebanyak 200 atau 68%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 2,669 orang. Tabel 63 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 363 53 225 641 2 AS Sipil 856 277 257 1,390 3 AM Mekanikal 16 76 145 237 4 AE Elektrikal 74 6 80 5 AT Tata Lingkungan 171 6 50 227 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1 92 1 94 Total 1,481 510 678 2,669 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 52 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 116

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : sebanyak 641 orang atau 24%; AS Sipil sebanyak 1.390 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 237 orang atau 9%; AE Elektrikal sebanyak 80 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 227 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 94 orang atau 3%. Grafik 53 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 1.481 orang atau 56%; Kelas2 sebanyak 510 orang atau 19%; dan Kelas 3 sebanyak 678 orang atau 25%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 117

1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 153 orang; tahun 2014 : 82 orang dan tahun 2015 : 204 orang. Tabel 64 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 70 42 69 2 Madya 70 36 135 3 Utama 13 4 Total 153 82 204 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 118

Grafik 54 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 71 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 122 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 119

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 4.480 orang; tahun 2014 sebanyak 6.342 orang dan tahun 2015 sebanyak 10.014 orang. Tabel 65 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 289 2 Kelas 2 70 367 605 3 Kelas 1 210 953 1,539 Total 280 1,320 2,433 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 120

Grafik 55 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.040 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.113 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. 121

Tabel 66 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 212,865,042 260,554,732 368,607,073 APBD II 923,306,965 1,207,917,830 1,340,794,472 TOTAL BELANJA MODAL 1,136,172,007 1,468,472,562 1,709,401,545 Pertumbuhan (Rp.) 332,300,555 240,928,983 Pertumbuhan (%) 22.6% 14.1% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,136,172,007. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,468,472,562 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 332,300,555 atau 22.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,709,401,545 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 240,928,983 atau 14.1%. Grafik 56 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 122

i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 57 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 123

8. PROVINSI LAMPUNG a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 8.117,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,18 3 Jumlah pencari kerja orang 196.850 4 Jumlah angkatan kerja orang 3.832.108 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 5.841.965 6 Jumlah yang bekerja orang 3.635.258 7 Jumlah pengangguran orang 196.850 8 Luas Wilayah Km 2 34.624 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 5.143 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 124

No Klasifikasi Tabel 67 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,816 192 123 201 23 1 2,356 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,538 343 298 208 59 11 1 32 4 3 16 66 7 12 36 2 1 4 134 3 2 1 2,458 56 123 3 4 5 1 142 1 Total 3,591 549 436 468 84 12 3 5,143 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 631 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 125

No Klasifikasi Tabel 68 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 50 21 8 2 81 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 114 80 12 4 1 211 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 23 22 8 2 1 56 4 KL4 Konsultansi Lainnya 37 16 5 2 1 61 5 SP3 Konsultansi Spesialis 12 5 5 1 1 24 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 105 78 10 3 1 197 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 341 222 49 14 5 631 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 807 orang. Tabel 69 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 3 9 12 2 AS Sipil 280 314 594 3 AM Mekanikal 2 1 3 4 AE Elektrikal 98 21 119 5 AT Tata Lingkungan 9 10 19 6 AL Manajemen Pelaksanaan 35 25 60 Total 427 380 807 126

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 58 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Lampung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 12 orang atau 1%; AS Sipil sebanyak 594 orang atau 74%; AM Mekanikal sebanyak 3 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 119 orang atau 15%; AT Tata Lingkungan sebanyak 19 orang atau 2%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 60 orang atau 7%. 127

Grafik 59 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Lampung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 427 orang atau 53% dan Ahli Muda 380 atau 47%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3,251 orang. Tabel 70 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 53 351 640 1,044 2 AS Sipil 233 1,155 6 1,394 3 AM Mekanikal 19 18 37 4 AE Elektrikal 69 358 199 626 5 AT Tata Lingkungan 5 29 34 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1 114 1 116 Total 380 2,025 846 3,251 128

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 60 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.044 orang atau 32%; AS Sipil sebanyak 1.394 orang atau 43%; AM Mekanikal sebanyak 37 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 626 orang atau 19%; AT Tata Lingkungan sebanyak 34 orang atau 1%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 116 orang atau 4%. Gambar 61 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 129

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 380 orang atau12%; Kelas2 sebanyak 2.025 orang atau 62%; dan Kelas 3 sebanyak 846 orang atau 26%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 30 orang; tahun 2014 : 891 orang dan tahun 2015 : 650 orang. 130

Tabel 71 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 8 515 352 2 Madya 22 360 298 3 Utama 16 Total 30 891 650 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 62 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 861 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 241 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung 131

Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,715 orang; tahun 2014 : 2,433 orang dan tahun 2015 : 3,127 orang. Tabel 72 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 175 194 371 2 Kelas 2 210 216 1,216 3 Kelas 1 1,330 2,023 1,540 Total 1,715 2,433 3,127 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 132

Grafik 63 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 718 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 694 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 73 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 626,644,446 617,802,578 611,162,538 APBD II 2,490,569,925 2,552,799,481 2,905,335,132 TOTAL BELANJA MODAL 3,117,214,371 3,170,602,059 3,516,497,670 Pertumbuhan (Rp.) 53,387,688 345,895,611 Pertumbuhan (%) 1.7% 9.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015 133

.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,117,214,371 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,170,602,059 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 53,387,688 atau 1.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,516,497,670 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 345,895,611 atau 9.8%. Grafik 64 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. 134

Grafik 65 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 135

9. PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.372,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,54 3 Jumlah pencari kerja orang 41.893 4 Jumlah angkatan kerja orang 665.842 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 998.120 6 Jumlah yang bekerja orang 623.949 7 Jumlah pengangguran orang 41.893 8 Luas Wilayah Km 2 16.424 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 1,980 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 136

No Klasifikasi Tabel 74 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 719 100 59 35 7 2 922 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 694 81 108 43 12 3 1 5 42 9 7 3 3 2 942 7 61 3 39 2 1 2 1 45 Total 1,502 192 175 85 20 5 1 1,980 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 102 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 137

No Klasifikasi Tabel 75 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 15 9 1 16 7 1 12 2 1 5 3 1 1 1 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 16 10 1 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 64 32 6 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 728 orang. Tabel 76 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 14 27 41 2 AS Sipil 166 243 409 3 AM Mekanikal 13 13 26 4 AE Elektrikal 14 24 38 5 AT Tata Lingkungan 30 8 38 6 AL Manajemen Pelaksanaan 89 87 176 Total 326 402 728 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 25 24 15 9 2 27 102 138

Grafik 66 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 41 orang atau 6%; AS Sipil sebanyak 409 orang atau 56%; AM Mekanikal sebanyak 26 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 38 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan sebanyak 38 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 176 orang atau 24%. Grafik 67 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 139

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 326 orang atau 45% dan Ahli Muda 402 atau 55%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 4,283 orang. Tabel 77 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi No KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 872 185 30 1,087 2 AS Sipil 1,611 307 46 1,964 3 AM Mekanikal 401 46 447 4 AE Elektrikal 64 8 72 5 AT Tata Lingkungan 267 67 334 6 AL Manajemen Pelaksanaan 351 28 379 Total 3,566 641 76 4,283 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 68 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 140

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 1,087 orang atau 25%; AS Sipil : 1,964 orang atau 46%; AM Mekanikal : 447 orang atau 10%; AE Elektrikal : 72 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 334 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan : 379 orang atau 9%. Gambar 69 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 3.566 orang atau 83%; Kelas2 sebanyak 641 orang atau 15%; dan Kelas 3 sebanyak 76 orang atau 2%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 141

1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 56 orang; tahun 2014 : 43 orang dan tahun 2015 : 222 orang. Tabel 78 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 26 30 94 2 Madya 26 13 128 3 Utama 4 Total 56 43 222 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 142

Grafik 70 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 13 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 179 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 143

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,120 orang; tahun 2014 : 1,069 orang dan tahun 2015 : 1,934 orang. Tabel 79 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 12 2 Kelas 2 805 694 773 3 Kelas 1 315 375 1,149 Total 1,120 1,069 1,934 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 71 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 144

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 51 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 865 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 80 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 352,694,038 250,261,580 227,091,707 APBD II 955,269,643 922,080,058 1,063,695,198 TOTAL BELANJA MODAL 1,307,963,681 1,172,341,638 1,290,786,905 Pertumbuhan (Rp.) (135,622,043) 118,445,267 Pertumbuhan (%) 11.6% 9.2% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,307,963,681 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,172,341,638 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar (135,622,043) atau 11.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,290,786,905 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 118,445,267 atau 9.2%. 145

Grafik 72 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 73 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 146

10. PROVINSI KEPULAUAN RIAU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.973 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,77 3 Jumlah pencari kerja orang 55.318 4 Jumlah angkatan kerja orang 891.988 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 1.370.889 6 Jumlah yang bekerja orang 836.670 7 Jumlah pengangguran orang 55.318 8 Luas Wilayah Km 2 8.202 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 3,908 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 147

No Klasifikasi Tabel 81 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 963 146 295 191 34 1 2 1,632 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 843 131 305 187 44 6 186 15 28 53 4 2 6 94 13 45 35 5 1 1 19 3 5 2 10 1 180 4 13 27 4 1 1 1 1 1,516 294 194 29 14 1 228 Total 2 2,295 310 689 499 91 11 11 3,908 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 515 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 148

No Klasifikasi Tabel 82 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 85 22 3 1 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 85 37 3 1 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 48 12 4 KL4 Konsultansi Lainnya 32 11 5 SP3 Konsultansi Spesialis 34 6 1 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 9 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 83 35 3 1 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total 377 124 10 4 111 126 60 43 41 11 122 1 515 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 15,767orang. Tabel 83 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 734 677 1,411 2 AS Sipil 3,735 4,029 7,764 3 AM Mekanikal 535 520 1,055 4 AE Elektrikal 674 697 1,371 5 AT Tata Lingkungan 447 400 847 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,924 1,395 3,319 Total 8,049 7,718 15,767 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 149

Grafik 74 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 1.411 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak 7.764 orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 1.055 orang atau 7%; AE Elektrikal sebanyak 1.371 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan sebanyak 847 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 3.319 orang atau 21%. Gambar 75 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 150

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 8.049 orang atau 51% dan Ahli Muda 7.718 atau 49%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 58,047 orang. Tabel 84 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 10,255 1,680 1,305 13,240 2 AS Sipil 23,012 3,839 2,516 29,367 3 AM Mekanikal 4,387 721 719 5,827 4 AE Elektrikal 1,728 206 194 2,128 5 AT Tata Lingkungan 3,141 471 410 4,022 6 AL Manajemen Pelaksanaan 2,869 334 260 3,463 Total 45,392 7,251 5,404 58,047 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 76 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 151

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 13.240 orang atau 23%; AS Sipil sebanyak 29.367 orang atau 51%; AM Mekanikal sebanyak 5.827 orang atau 10%; AE Elektrikal sebanyak 2.128 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 4.022 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 3.463 orang atau 6%. Grafik 77 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 45.392 orang atau 78%; Kelas2 sebanyak 7.251 orang atau 13%; dan Kelas 3 sebanyak 5.404 orang atau 9%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 152

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 639 orang; tahun 2014 : 320 orang dan tahun 2015 : 336 orang. Tabel 85 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 280 225 195 2 Madya 350 91 141 3 Utama 9 4 Total 639 320 336 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 153

Grafik 78 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 319 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 16 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 154

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 588 orang; tahun 2014 : 750 orang dan tahun 2015 : 4,456 orang. Tabel 86 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 28 27 213 2 Kelas 2 140 179 823 3 Kelas 1 420 544 3,420 Total 588 750 4,456 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 79 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 155

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 162 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 3,706 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 87 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 289,015,823 532,814,057 482,172,649 APBD II 1,388,295,591 1,404,950,799 1,869,427,059 TOTAL BELANJA MODAL 1,677,311,414 1,937,764,856 2,351,599,708 Pertumbuhan (Rp.) 260,453,442 413,834,852 Pertumbuhan (%) 13.4% 17.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,677,311,414. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,937,764,856 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 260,453,442 atau 13.4% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,351,599,708 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 413,834,852 atau 17.6%. 156

Grafik 80 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 81 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 157

11. PROVINSI DKI JAKARTA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 10.177,9 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,98 3 Jumlah pencari kerja orang 368.190 4 Jumlah angkatan kerja orang 5.092.219 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 2.578.368 6 Jumlah yang bekerja orang 4.724.029 7 Jumlah pengangguran orang 368.190 8 Luas Wilayah Km 2 664 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 11,759 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 158

No Klasifikasi Tabel 88 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,571 267 414 1,246 347 178 127 4,150 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 34 1,179 228 329 1,009 315 176 140 375 58 111 814 196 143 101 292 62 99 927 150 134 99 10 37 3 6 8 2 40 3,376 1,798 1,763 34 34 232 35 36 172 25 10 22 3,659 650 989 4,205 1,036 649 537 11,759 64 42 532 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,997 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 159

No Klasifikasi Tabel 89 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 1 93 27 85 33 54 293 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 147 44 134 54 169 548 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 50 9 65 36 80 240 4 KL4 Konsultansi Lainnya 61 14 87 34 143 339 5 SP3 Konsultansi Spesialis 23 7 45 22 53 150 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 5 2 2 9 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 102 31 98 34 128 393 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 18 6 25 Total 1 481 133 534 213 635 1,997 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 14,034 orang. Tabel 90 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 66 358 166 590 2 AS Sipil 2,256 2,728 2,196 7,180 3 AM Mekanikal 103 405 408 916 4 AE Elektrikal 267 803 605 1,675 5 AT Tata Lingkungan 118 449 171 738 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,160 738 1,037 2,935 Total 3,970 5,481 4,583 14,034 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 160

Grafik 82 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 590 orang atau 4%; AS Sipil sebanyak 7.180 orang atau 51%; AM Mekanikal sebanyak 916 orang atau 7%; AE Elektrikal sebanyak 1.675 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 738 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 2.935 orang atau 21%. Grafik 83 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 161

Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 3.970 orang atau 28%; Ahli Madya sebanyak 5.481 orang atau 39% dan Ahli Muda sebanyak 4.583 atau 33%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 9,279 orang. Tabel 91 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2,302 107 682 3,091 2 AS Sipil 2,839 173 387 3,399 3 AM Mekanikal 634 87 353 1,074 4 AE Elektrikal 492 68 382 942 5 AT Tata Lingkungan 342 10 20 372 6 AL Manajemen Pelaksanaan 333 18 50 401 Total 6,942 463 1,874 9,279 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 84 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 162

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 3.091 orang atau 33%; AS Sipil sebanyak 3.399 orang atau 37%; AM Mekanikal sebanyak 1.074 orang atau 12%; AE Elektrikal sebanyak 942 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 372 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 401 orang atau 4%. Grafik 85 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 6.942 orang atau 75%; Kelas2 sebanyak 463 orang atau 5%; dan Kelas 3 sebanyak 1.874 orang atau 20%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 163

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 38,330 orang; tahun 2014 : 48,994 orang dan tahun 2015 : 11,686 orang. Tabel 92 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 12,290 30,083 4,969 2 Madya 23,310 15,230 4,020 3 Utama 2,730 3,681 2,697 Total 38,330 48,994 11,686 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 164

Grafik 86 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 10.664 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 37.308 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 165

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 9,625 orang; tahun 2014 : 9,843 orang dan tahun 2015 : 11,204 orang. Tabel 93 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 1,260 806 1,042 2 Kelas 2 665 419 755 3 Kelas 1 7,700 8,618 9,407 Total 9,625 9,843 11,204 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 87 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 166

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 218 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1,361 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 96 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi 2013 2014 2015 APBD APBD I 5,538,301,059 4,189,587,172 11,768,789,378 APBD II TOTAL BELANJA MODAL 5,538,301,059 4,189,587,172 11,768,789,378 Pertumbuhan (Rp.) (1,348,713,887) 7,579,202,206 Pertumbuhan (%) 32.2% 64.4% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,538,301,059. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,189,587,172 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar (1,348,713,887) atau 32.2% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 11,768,789,378 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 7,579,202,206 atau 64.4%. 167

Grafik 88 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 89 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 168

12. PROVINSI JAWA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 46.709,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 18,28 3 Jumlah pencari kerja orang 1.794.874 4 Jumlah angkatan kerja orang 20.586.356 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 13.531.127 6 Jumlah yang bekerja orang 18.791.482 7 Jumlah pengangguran orang 1.794.874 8 Luas Wilayah Km 2 35.378 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 21,531 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 169

No Klasifikasi Tabel 97 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 8,049 392 323 822 93 18 7 9,704 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 7,535 672 686 760 144 32 8 301 10 11 243 19 9 5 471 39 78 265 19 16 8 8 9 9,837 598 896 17 389 16 13 59 1 c. Badan Usaha Kontraktor 1 1 478 16,753 1,129 1,111 2,158 276 75 29 21,531 Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,595 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 170

No Klasifikasi Tabel 98 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 143 45 42 6 15 251 215 70 116 18 52 471 57 33 46 11 18 165 53 31 65 6 26 181 42 18 53 9 30 152 5 2 1 1 9 191 50 66 17 33 357 2 1 4 2 9 708 250 393 67 177 1,595 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 5,782 orang. Tabel 99 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 361 228 589 2 AS Sipil 1,430 1,629 3,059 3 AM Mekanikal 115 173 288 4 AE Elektrikal 356 351 707 5 AT Tata Lingkungan 281 216 497 6 AL Manajemen Pelaksanaan 265 377 642 Total 2,808 2,974 5,782 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 171

Grafik 90 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 589 orang atau 10%; AS Sipil sebanyak 3.059 orang atau 53%; AM Mekanikal sebanyak 288 orang atau 5%; AE Elektrikal sebanyak 707 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 497 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 642 orang atau 11%. Grafik 91 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 172

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 2.808 orang atau 49% dan Ahli Muda sebanyak 2.974 atau 51%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 22,897 orang. Tabel 100 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 3,989 1,321 2,602 7,912 2 AS Sipil 5,595 2,139 2,378 10,112 3 AM Mekanikal 258 102 41 401 4 AE Elektrikal 251 1,841 225 2,317 5 AT Tata Lingkungan 849 324 302 1,475 6 AL Manajemen Pelaksanaan 228 310 142 680 Total 11,170 6,037 5,690 22,897 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 173

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 7.912 orang atau 35%; AS Sipil sebanyak 10.112 orang atau 44%; AM Mekanikal sebanyak 401 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 2.317 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 1.475 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 680 orang atau 3%. Gambar 92 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 11.170 orang atau 49%; Kelas2 sebanyak 6.037 orang atau 26%; dan Kelas 3 sebanyak 5.690 orang atau 25%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 174

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,540 orang; tahun 2014 : 2,193 orang dan tahun 2015 : 1,531 orang. Tabel 101 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 630 932 802 2 Madya 700 965 729 3 Utama 210 296 Total 1,540 2,193 1,531 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 175

Grafik 93 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 653 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 662 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 176

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 30,660 orang; tahun 2014 : 52,816 orang dan tahun 2015 : 38,932 orang. Tabel 102 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 6,020 7,319 8,552 2 Kelas 2 10,080 16,997 11,533 3 Kelas 1 14,560 28,500 18,847 Total 30,660 52,816 38,932 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 93 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 177

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 22.156 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 13.884 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 103 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 665,807,145 600,953,832 1,074,205,019 APBD II 8,529,755,741 8,882,514,502 9,865,621,877 TOTAL BELANJA MODAL 9,195,562,886 9,483,468,334 10,939,826,896 Pertumbuhan (Rp.) 287,905,448 1,456,358,562 Pertumbuhan (%) 3.0% 13.3% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp. 9.195.562.886. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp.9.483.468.334 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar Rp.287.905.448 atau 3.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp. 10.939.826.896 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar Rp. 1.456.358.562 atau 13.3%. 178

Grafik 94 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 95 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 179

13. PROVINSI JAWA TENGAH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 33.724,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 13,22 3 Jumlah pencari kerja orang 863.783 4 Jumlah angkatan kerja orang 17.298.925 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 8.193.538 6 Jumlah yang bekerja orang 16.435.142 7 Jumlah pengangguran orang 863.783 8 Luas Wilayah Km 2 32.801 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 20,797 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 180

No Klasifikasi Tabel 104 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 8,033 458 427 530 82 11 1 9,542 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 7,139 882 1,027 492 114 30 2 219 13 33 75 1 1 585 56 48 120 8 2 5 1 3 1 9,686 342 819 10 328 21 22 27 398 16,309 1,430 1,558 1,247 206 44 3 20,797 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,125 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 181

No Klasifikasi Tabel 105 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 176 32 9 1 4 222 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 272 48 11 7 6 344 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 56 21 7 4 4 92 4 KL4 Konsultansi Lainnya 50 18 9 1 4 82 5 SP3 Konsultansi Spesialis 22 12 6 5 1 46 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 2 1 3 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 281 37 6 5 3 332 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 2 1 4 Total 857 171 50 24 23 1,125 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 5,189 orang. Tabel 106 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 188 454 642 2 AS Sipil 1,011 1,923 2,934 3 AM Mekanikal 57 68 125 4 AE Elektrikal 259 364 623 5 AT Tata Lingkungan 85 178 263 6 AL Manajemen Pelaksanaan 236 366 602 Total 1,836 3,353 5,189 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 182

Grafik 95 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 642 orang atau 12%; AS Sipil sebanyak 2,934 orang atau 57%; AM Mekanikal sebanyak 125 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 623 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 263 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 602 orang atau 12%. Grafik 96 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 183

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 1,836 orang atau 35% dan Ahli Muda 3,353 atau 65%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 25.920 orang. Tabel 107 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 4,020 1,343 5,124 10,487 2 AS Sipil 7,981 1,648 2,314 11,943 3 AM Mekanikal 413 66 241 720 4 AE Elektrikal 385 162 269 816 5 AT Tata Lingkungan 784 172 117 1,073 6 AL Manajemen Pelaksanaan 233 194 454 881 Total 13,816 3,585 8,519 25,920 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 97 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 184

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 10.487 orang atau 40%; AS Sipil sebanyak 11.943 orang atau 46%; AM Mekanikal sebanyak 720 orang atau 3%; AE Elektrikal sebanyak 816 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 1.073 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 881 orang atau 3%. Grafik 98 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 13.816 orang atau 53%; Kelas2 sebanyak 3.585 orang atau 14%; dan Kelas 3 sebanyak 8.519 orang atau 33%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 185

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 201 orang; tahun 2014 : 1,569 orang dan tahun 2015 : 1,641 orang. Tabel 108 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 70 681 641 2 Madya 105 782 999 3 Utama 26 106 1 Total 201 1,569 1,641 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 186

Grafik 99 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.368 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 72 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 187

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 5,250 orang; tahun 2014 : 8,667 orang dan tahun 2015 : 16,200 orang. Tabel 110 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 980 1,296 3,265 2 Kelas 2 1,995 3,129 4,078 3 Kelas 1 2,275 4,242 8,857 Total 5,250 8,667 16,200 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 100 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 188

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 3.417 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 7.533 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 111 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 590,047,076 911,006,877 1,566,395,171 APBD II 5,654,428,276 6,706,318,329 6,719,221,406 TOTAL BELANJA MODAL 6,244,475,352 7,617,325,206 8,285,616,577 Pertumbuhan (Rp.) 1,372,849,854 668,291,371 Pertumbuhan (%) 18.0% 8.1% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,244,475,352. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 7,617,325,206 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 1,372,849,854 atau 18.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 8,285,616,577 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 668,291,371 atau 8.1%. 189

Grafik 101 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 102 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 190

14. PROVINSI D.I. YOGYAKARTA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.679,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,44 3 Jumlah pencari kerja orang 80.245 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.971.463 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 911.517 6 Jumlah yang bekerja orang 1.891.218 7 Jumlah pengangguran orang 80.245 8 Luas Wilayah Km 2 3.133 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 1.751 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 191

No Klasifikasi Tabel 112 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 604 57 78 75 14 828 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 540 52 130 65 20 4 14 30 5 17 14 1 1 811 15 67 25 3 2 30 Total 1,213 114 228 157 35 4 1,751 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 373 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 192

No Klasifikasi Tabel 113 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 50 19 3 2 1 75 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 52 30 3 2 3 90 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 32 18 2 3 2 57 4 KL4 Konsultansi Lainnya 16 13 4 1 3 37 5 SP3 Konsultansi Spesialis 12 7 2 1 22 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 51 28 4 3 2 88 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 2 3 Total 214 115 20 12 12 373 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,567 orang. Tabel 114 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 85 148 233 2 AS Sipil 340 511 851 3 AM Mekanikal 12 13 25 4 AE Elektrikal 61 32 93 5 AT Tata Lingkungan 48 52 100 6 AL Manajemen Pelaksanaan 41 224 265 Total 587 980 1,567 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 193

Grafik 103 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 233 orang atau 15%; AS Sipil sebanyak 851 orang atau 54%; AM Mekanikal sebanyak 25 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 93 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 100 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 265 orang atau 17%. Grafik 104 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 194

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 587 orang atau 37% dan Ahli Muda 980 atau 63%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5,131 orang. Tabel 115 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,185 489 1,512 3,186 2 AS Sipil 772 389 278 1,439 3 AM Mekanikal 14 7 4 25 4 AE Elektrikal 14 7 63 84 5 AT Tata Lingkungan 172 46 12 230 6 AL Manajemen Pelaksanaan 56 64 47 167 Total 2,213 1,002 1,916 5,131 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 105 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 195

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 3,186 orang atau 62%; AS Sipil : 1,439 orang atau 28%; AM Mekanikal : 25 orang atau 1%; AE Elektrikal : 84 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 230 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan : 167 orang atau 3%. Grafik 105 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 2.213 orang atau 43%; Kelas 2 sebanyak 1.002 orang atau 20%; dan Kelas 3 sebanyak 1.916 orang atau 37%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 196

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,050 orang; tahun 2014 : 571 orang dan tahun 2015 : 822 orang. Tabel 116 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 490 220 357 2 Madya 490 328 465 3 Utama 70 23 Total 1,050 571 822 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 197

Grafik 106 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 479 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 251 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 198

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 1.855 orang; tahun 2014 sebanyak 3.070 orang dan tahun 2015 sebanyak 3.453 orang. Tabel 117 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 350 401 967 2 Kelas 2 665 938 1,014 3 Kelas 1 840 1,731 1,472 Total 1,855 3,070 3,453 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 108 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 199

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.215 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 383 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 118 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 224,462,062 273,721,635 453,640,454 APBD II 540,458,861 687,349,483 915,723,946 TOTAL BELANJA MODAL 764,920,923 961,071,118 1,369,364,400 Pertumbuhan (Rp.) 196,150,195 408,293,282 Pertumbuhan (%) 20.4% 29.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 764,920,923. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 961,071,118 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 196,150,195 atau 20.4%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,369,364,400 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 408,293,282 atau 29.8%. 200

Grafik 109 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 110 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 201

15. PROVINSI JAWA TIMUR a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 38.847,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 15,21 3 Jumlah pencari kerja orang 906.904 4 Jumlah angkatan kerja orang 20.274.681 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 9.610.164 6 Jumlah yang bekerja orang 19.367.777 7 Jumlah pengangguran orang 906.904 8 Luas Wilayah Km 2 47.800 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 25,260 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 202

No Klasifikasi Tabel 119 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 9,127 804 605 724 144 45 5 11,454 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 8,203 1,252 1,141 659 155 63 13 11,486 265 27 24 264 21 15 3 661 89 148 267 39 19 2 17 1 8 1 619 1,225 27 1 3 344 14 21 53 10 3 4 445 18,617 2,186 1,940 1,975 370 146 26 25,260 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,933 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 203

No Klasifikasi Tabel 120 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 148 95 13 6 8 270 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 475 155 16 14 13 673 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 78 51 10 3 8 150 4 KL4 Konsultansi Lainnya 63 48 9 8 10 138 5 SP3 Konsultansi Spesialis 34 28 5 1 4 72 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 461 133 10 9 11 624 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 2 2 1 5 Total 1,262 512 64 41 54 1,933 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2,163 orang. Tabel 121 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 99 163 262 2 AS Sipil 464 656 1,120 3 AM Mekanikal 25 65 90 4 AE Elektrikal 107 151 258 5 AT Tata Lingkungan 60 130 190 6 AL Manajemen Pelaksanaan 83 160 243 Total 838 1,325 2,163 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 204

Grafik 111 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 262 orang atau 12%; AS Sipil sebanyak 1.120 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 90 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 258 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 190 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 243 orang atau 11%. Grafik 112 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 205

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 838 orang atau 39% dan Ahli Muda 1,325 atau 61%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 21,738 orang. Tabel 122 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 4,404 1,843 3,596 9,843 2 AS Sipil 6,736 2,378 848 9,962 3 AM Mekanikal 43 36 1 80 4 AE Elektrikal 235 97 196 528 5 AT Tata Lingkungan 622 171 21 814 6 AL Manajemen Pelaksanaan 188 191 132 511 Total 12,228 4,716 4,794 21,738 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 113 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 206

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 9.843 orang atau 45%; AS Sipil sebanyak 9.962 orang atau 46%; AM Mekanikal sebanyak 80 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 528 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan sebanyak 814 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 511 orang atau 2%. Grafik 114 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 12.228 orang atau 56%; Kelas 2 sebanyak 4.716 orang atau 22%; dan Kelas 3 sebanyak 4.794 orang atau 22%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 207

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 401 orang; tahun 2014 : 1,993 orang dan tahun 2015 : 3,539 orang. Tabel 123 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 210 907 1,579 2 Madya 175 951 1,960 3 Utama 16 135 Total 401 1,993 3,539 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 208

Grafik 115 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.592 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.546 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 209

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 14.490 orang; tahun 2014 sebanyak 27.092 orang dan tahun 2015 sebanyak 22.619 orang. Tabel 124 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 525 747 1,316 2 Kelas 2 5,145 8,870 7,364 3 Kelas 1 8,820 17,475 13,939 Total 14,490 27,092 22,619 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 116 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 210

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 12.602 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 4.473 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 125 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 766,916,381 194,828,316 1,749,271,325 APBD II 7,120,748,211 9,278,410,011 10,450,844,162 TOTAL BELANJA MODAL 7,887,664,592 9,473,238,327 12,200,115,487 Pertumbuhan (Rp.) 1,585,573,735 2,726,877,160 Pertumbuhan (%) 16.7% 22.4% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 7,887,664,592. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 9,473,238,327 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,585,573,735 atau 16.7%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 12,200,115,487 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 2,726,877,160 atau 22.4%. 211

Grafik 117 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 118 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 212

16. PROVINSI BANTEN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 11.955,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 4,68 3 Jumlah pencari kerja orang 509.383 4 Jumlah angkatan kerja orang 5.334.834 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 3.236.747 6 Jumlah yang bekerja orang 4.825.460 7 Jumlah pengangguran orang 509.383 8 Luas Wilayah Km 2 9.663 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,227 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 213

No Klasifikasi Tabel 126 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2,320 143 138 178 27 8 4 2,818 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 2,072 201 207 171 26 8 6 186 8 3 53 6 8 6 138 20 44 54 7 6 3 12 5 1 2,691 270 272 18 2 2 1 1 130 6 2 10 1 2 2 4 153 Total 1 4,858 378 394 471 68 34 23 6,227 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 448 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 214

No Klasifikasi Tabel 127 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 56 21 8 2 87 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 86 27 8 3 4 128 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 33 10 4 2 49 4 KL4 Konsultansi Lainnya 21 9 4 5 2 41 5 SP3 Konsultansi Spesialis 12 3 4 2 1 22 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 2 2 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 79 27 6 3 4 119 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 289 97 34 15 13 448 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2.545 orang. Tabel 128 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 112 172 284 2 AS Sipil 486 842 1,328 3 AM Mekanikal 53 93 146 4 AE Elektrikal 83 167 250 5 AT Tata Lingkungan 64 66 130 6 AL Manajemen Pelaksanaan 167 240 407 Total 965 1,580 2,545 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 215

Grafik 118 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Banten Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 284 orang atau 11%; AS Sipil sebanyak 1,328 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 146 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 250 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan : 130 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 407 orang atau 16%. Grafik 119 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Banten Tahun 2016 216

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 965 orang atau 38% dan Ahli Muda sebanyak 1.580 atau 62%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 9,621 orang. Tabel 129 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,133 1,016 724 2,873 2 AS Sipil 2,572 1,311 821 4,704 3 AM Mekanikal 163 125 69 357 4 AE Elektrikal 178 504 82 764 5 AT Tata Lingkungan 304 134 59 497 6 AL Manajemen Pelaksanaan 212 129 85 426 Total 4,562 3,219 1,840 9,621 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 120 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 217

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 2.873 orang atau 30%; AS Sipil sebanyak 4.704 orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 357 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 764 orang atau 8%; AT Tata Lingkungan : 497 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 426 orang atau 4%. Grafik 121 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 4.562 orang atau 47%; Kelas2 sebanyak 3.219 orang atau 34%; dan Kelas 3 sebanyak 1.840 orang atau 19%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 218

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 1.505 orang; tahun 2014 sebanyak 245 orang dan tahun 2015 sebanyak 234 orang. Tabel 130 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 665 98 71 2 Madya 735 98 163 3 Utama 105 48 Total 1,505 245 234 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 219

Grafik 122 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 1,260 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 11 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 220

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 6,615 orang; tahun 2014 : 8,363 orang dan tahun 2015 : 9,699 orang. Tabel 131 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 602 2 Kelas 2 1,610 1,995 2,653 3 Kelas 1 5,005 6,368 6,444 Total 6,615 8,363 9,699 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 123 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 221

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.748 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.336 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 132 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 573,427,839 316,735,919 793,221,338 APBD II 2,916,286,455 5,908,382,312 4,500,293,716 TOTAL BELANJA MODAL 3,489,714,294 6,225,118,231 5,293,515,054 Pertumbuhan (Rp.) 2,735,403,937 (931,603,177) Pertumbuhan (%) 43.9% 17.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp. 3.489.714.294. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp. 6.225.118.231 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar Rp. 2,735.403.937 atau 43.9%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp. 5.293.515.054 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (Rp. 931.603.177) atau 17.6%. 222

Grafik 124 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 125 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 223

17. PROVINSI BALI a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 4.152,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,63 3 Jumlah pencari kerja orang 46.210 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.372.015 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 769.270 6 Jumlah yang bekerja orang 2.324.805 7 Jumlah pengangguran orang 46.210 8 Luas Wilayah Km 2 5.780 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,905 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 224

No Klasifikasi Tabel 134 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 946 115 133 92 22 1 1,309 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 884 124 167 83 29 5 53 1 1 6 143 17 25 8 4 1 1,292 61 198 38 2 4 1 45 Total 2,064 259 330 190 55 6 1 2,905 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 357 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut. 225

No Klasifikasi Tabel 136 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 65 19 3 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 68 21 3 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 18 11 4 4 KL4 Konsultansi Lainnya 13 12 3 5 SP3 Konsultansi Spesialis 8 2 1 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 4 2 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 71 23 4 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 247 91 19 87 92 33 28 11 6 98 2 357 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2,116 orang. Tabel 137 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 183 187 370 2 AS Sipil 461 553 1,014 3 AM Mekanikal 30 41 71 4 AE Elektrikal 92 78 170 5 AT Tata Lingkungan 93 93 186 6 AL Manajemen Pelaksanaan 151 154 305 Total 1,010 1,106 2,116 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 226

Grafik 126 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bali Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 370 orang atau 17%; AS Sipil sebanyak 1,014 orang atau 48%; AM Mekanikal sebanyak 71 orang atau 3%; AE Elektrikal sebanyak 170 orang atau 8%; AT Tata Lingkungan sebanyak 186 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 305 orang atau 14%. Grafik 127 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bali Tahun 2016 227

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 1.`010 orang atau 48% dan Ahli Muda sebanyak 1.106 atau 52%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5.424 orang. Tabel 138 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,393 118 47 1,558 2 AS Sipil 2,111 104 35 2,250 3 AM Mekanikal 212 4 32 248 4 AE Elektrikal 161 17 505 683 5 AT Tata Lingkungan 311 3 4 318 6 AL Manajemen Pelaksanaan 263 104 367 Total 4,451 350 623 5,424 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 128 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 228

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 1.558 orang atau 29%; AS Sipil sebanyak 2.250 orang atau 41%; AM Mekanikal sebanyak 248 orang atau 5%; AE Elektrikal sebanyak 683 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 318 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 367 orang atau 7%. Grafik 129 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 4.451 orang atau 82%; Kelas 2 sebanyak 350 orang atau 6%; dan Kelas 3 sebanyak 623 orang atau 11%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 229

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 363 orang; tahun 2014 : 491 orang dan tahun 2015 : 718 orang. Tabel 130 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 175 219 388 2 Madya 175 256 330 3 Utama 13 16 Total 363 491 718 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 230

Grafik 130 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 128 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 227 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 231

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,275 orang; tahun 2014 : 339 orang dan tahun 2015 : 2,506 orang. Tabel 131 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 630 20 245 2 Kelas 2 595 74 307 3 Kelas 1 1,050 245 1,954 Total 2,275 339 2,506 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 131 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 232

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 1.936 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 2.167 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 132 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 272,477,496 289,041,622 438,999,483 APBD II 1,541,164,230 1,795,480,021 1,645,985,459 TOTAL BELANJA MODAL 1,813,641,726 2,084,521,643 2,084,984,942 Pertumbuhan (Rp.) 270,879,917 463,299 Pertumbuhan (%) 13.0% 0.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,813,641,726. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,048,521,643 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 270,879,917 atau 13.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,084,984,942 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 463,299 atau 0.0%. 233

Grafik 131 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 132 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 234

18. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 4.835,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,89 3 Jumlah pencari kerja orang 128.376 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.255.879 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 1.134.205 6 Jumlah yang bekerja orang 2.127.503 7 Jumlah pengangguran orang 128.376 8 Luas Wilayah Km 2 18.572 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,936 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 235

No Klasifikasi Tabel 134 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2,076 78 54 92 7 4 2,311 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 2,085 99 97 83 25 7 4 95 13 16 8 4 2,396 8 132 3 3 73 3 1 8 1 86 Total 4,336 193 168 195 33 11 4,936 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 429 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 236

No Klasifikasi Tabel 135 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 67 9 1 77 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 133 18 5 156 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 20 8 1 29 4 KL4 Konsultansi Lainnya 12 3 2 17 5 SP3 Konsultansi Spesialis 1 1 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 133 11 5 149 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 366 49 14 429 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 835 orang. Tabel 136 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 5 22 27 2 AS Sipil 178 453 631 3 AM Mekanikal 1 4 5 4 AE Elektrikal 11 11 5 AT Tata Lingkungan 16 43 59 6 AL Manajemen Pelaksanaan 12 90 102 Total 212 623 835 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 237

Grafik 133 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 27 orang atau 3%; AS Sipil sebanyak 631 orang atau 76%; AM Mekanikal sebanyak 5 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 11 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 59 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 102 orang atau 12%. Grafik 134 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 238

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 212 orang atau 25% dan Ahli Muda sebanyak 623 atau 75%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5.632 orang. Tabel 137 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,058 477 308 1,843 2 AS Sipil 2,004 544 103 2,651 3 AM Mekanikal 129 78 1 208 4 AE Elektrikal 145 6 54 205 5 AT Tata Lingkungan 391 65 1 457 6 AL Manajemen Pelaksanaan 41 98 129 268 Total 3,768 1,268 596 5,632 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 135 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 239

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 1.843 orang atau 33%; AS Sipil sebanyak 2.651 orang atau 46%; AM Mekanikal sebanyak 208 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 205 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 457 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 268 orang atau 5%. Grafik 136 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 3.768 orang atau 67%; Kelas 2 sebanyak 1.268 orang atau 22%; dan Kelas 3 sebanyak 596 orang atau 11%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 240

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 249 orang; tahun 2014 sebanyak 303 orang dan tahun 2015 sebanyak 466 orang. Tabel 138 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 105 170 179 2 Madya 140 129 287 3 Utama 4 4 Total 249 303 466 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 241

Grafik 137 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 54 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 163 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 242

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,209 orang; tahun 2014 : 2,618 orang dan tahun 2015 : 4,123 orang. Tabel 139 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 4 3 10 2 Kelas 2 1,260 1,449 1,337 3 Kelas 1 945 1,166 2,776 Total 2,209 2,618 4,123 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 138 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 243

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 409 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.505 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 140 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 408,546,456 355,773,108 546,819,768 APBD II 1,345,762,967 1,418,997,395 1,417,357,297 TOTAL BELANJA MODAL 1,754,309,423 1,774,770,503 1,964,177,065 Pertumbuhan (Rp.) 20,461,080 189,406,562 Pertumbuhan (%) 1.2% 9.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,754,309,423. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,774,770,503 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 20,461,080 atau 1.2% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,964,177,065 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 189,406,562 atau 9.6%. 244

Grafik 139 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 140 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 245

19. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 5.120,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 2,00 3 Jumlah pencari kerja orang 88.446 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.307.737 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 1.024.663 6 Jumlah yang bekerja orang 2.219.291 7 Jumlah pengangguran orang 88.446 8 Luas Wilayah Km 2 48.718 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,656 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 246

No Klasifikasi Tabel 141 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2,524 228 144 148 21 1 3,066 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 2,260 374 462 184 73 5 2 1 83 9 25 23 8 1 5 1 3,358 8 148 2 3 2 1 59 2 5 1 1 6 68 Total 4,932 616 637 362 103 6 6,656 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 431 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 247

No Klasifikasi Tabel 142 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 60 30 3 93 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 67 39 2 4 1 113 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 28 19 1 3 51 4 KL4 Konsultansi Lainnya 26 13 3 1 43 5 SP3 Konsultansi Spesialis 2 1 1 4 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 4 4 1 9 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 1 59 48 2 5 1 116 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 2 2 Total 1 248 154 13 13 2 431 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2.144 orang. Tabel 143 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 61 111 172 2 AS Sipil 521 1,119 1,640 3 AM Mekanikal 8 3 11 4 AE Elektrikal 16 78 94 5 AT Tata Lingkungan 38 102 140 6 AL Manajemen Pelaksanaan 48 39 87 Total 692 39 2,144 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 248

Grafik 141 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 172 orang atau 8%; AS Sipil sebanyak 1.640 orang atau 76%; AM Mekanikal sebanyak 11 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 94 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 140 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 87 orang atau 4%. Grafik 142 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 249

Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 692 orang atau 32% dan Ahli Muda 1,452 atau 68%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5,882 orang. Tabel 144 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,530 98 99 1,727 2 AS Sipil 3,258 174 73 3,505 3 AM Mekanikal 14 14 4 AE Elektrikal 75 12 87 5 AT Tata Lingkungan 521 20 5 546 6 AL Manajemen Pelaksanaan 3 531 Total 5,401 292 189 5,882 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 143 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 250

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.727 orang atau 30%; AS Sipil sebanyak 3.505 orang atau 60%; AM Mekanikal sebanyak 14 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 87 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan : 546 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 3 orang atau 0%. Grafik 144 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 5.401 orang atau 92%; Kelas 2 sebanyak 292 orang atau 5%; dan Kelas 3 sebanyak 189 orang atau 3%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 251

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 238 orang; tahun 2014 : 334 orang dan tahun 2015 : 262 orang. Tabel 145 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 27 250 133 2 Madya 210 82 129 3 Utama 1 2 Total 238 334 262 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 252

Grafik 145 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 96 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 72 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 253

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,135 orang; tahun 2014 : 18 orang dan tahun 2015 : 2,892 orang. Tabel 146 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 105 1 27 2 Kelas 2 980 7 224 3 Kelas 1 1,050 10 2,641 Total 2,135 18 2,892 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 146 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 254

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 2.117 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 2.874 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 147 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 101,231,223 367,862,317 438,671,825 APBD II 1,877,633,394 2,090,545,529 2,633,232,414 TOTAL BELANJA MODAL 1,978,864,617 2,458,407,846 3,071,904,239 Pertumbuhan (Rp.) 479,543,229 613,496,393 Pertumbuhan (%) 19.5% 20.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,978,864,617. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,458,407,846 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 479,543,229 atau 19.5%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,071,904,239 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 613,496,393 atau 42.78%. 255

Grafik 147 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 148 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 256

20. PROVINSI KALIMANTAN BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 4.789,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,87 3 Jumlah pencari kerja orang 121.337 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.357.224 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 1.025.942 6 Jumlah yang bekerja orang 2.235.887 7 Jumlah pengangguran orang 121.337 8 Luas Wilayah Km 2 147.307 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 9,529 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 257

No Klasifikasi Tabel 148 Badan Usaha bidang konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 3,818 233 116 267 52 1 1 4,488 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 3,535 410 335 262 109 5 4 17 1 9 132 20 23 28 1 4,660 27 1 204 1 125 7 2 15 149 Total 7,628 670 477 581 161 6 6 9,529 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 470 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 258

No Klasifikasi Tabel 149 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 42 13 3 58 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 89 59 6 4 3 161 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 33 19 1 53 4 KL4 Konsultansi Lainnya 16 11 3 30 5 SP3 Konsultansi Spesialis 16 3 2 21 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 95 38 5 4 3 145 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 293 143 19 9 6 470 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2.374 orang. Tabel 150 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 55 87 142 2 AS Sipil 788 542 1,330 3 AM Mekanikal 16 22 38 4 AE Elektrikal 64 74 138 5 AT Tata Lingkungan 37 45 82 6 AL Manajemen Pelaksanaan 374 270 644 Total 1,334 1,040 2,374 259

Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 149 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 142 orang atau 6%; AS Sipil sebanyak 1.330 orang atau 38%; AM Mekanikal sebanyak 38 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 138 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 82 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 644 orang atau 27%. Grafik 160 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 260

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 1.334 orang atau 56% dan Ahli Muda sebanyak 1.040 atau 44%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 13,840 orang. Tabel 151 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2,779 237 110 3,126 2 AS Sipil 6,681 457 124 7,262 3 AM Mekanikal 1,172 108 8 1,288 4 AE Elektrikal 115 6 1 122 5 AT Tata Lingkungan 965 154 41 1,160 6 AL Manajemen Pelaksanaan 834 35 13 882 Total 12,546 997 297 13,840 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 161 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 261

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur : sebanyak 3.126 orang atau 23%; AS Sipil sebanyak 7.262 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 1.288 orang atau 9%; AE Elektrikal sebanyak 122 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan : 1,160 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 882 orang atau 6%. Gambar 162 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 12.546 orang atau 91%; Kelas2 sebanyak 997 orang atau 7%; dan Kelas 3 sebanyak 297 orang atau 2%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 262

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 428 orang; tahun 2014 sebanyak 559 orang dan tahun 2015 sebanyak 555 orang. Tabel 152 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 315 124 301 2 Madya 105 427 254 3 Utama 8 8 Total 428 559 555 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 263

Grafik 163 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 131 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 4 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 264

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 4.400 orang; tahun 2014 sebanyak 5.882 orang dan tahun 2015 sebanyak 8.262 orang. Tabel 153 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 175 134 274 2 Kelas 2 270 608 1000 3 Kelas 1 3,955 5,140 6,988 Total 4,400 5,882 8,262 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 164 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 265

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.482 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 2.380 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 154 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 390,513,775 296,881,558 APBD II 2,969,573,135 3,127,217,265 3,192,008,144 TOTAL BELANJA MODAL 2,969,573,135 3,517,731,040 3,488,889,702 Pertumbuhan (Rp.) 548,157,905 (28,841,338) Pertumbuhan (%) 15.6% 0.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,969,573,135. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,517,731,040 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 548,157,905 atau 15.6%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,488,889,702 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (28,841,338) atau 8%. 266

Grafik 165 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 166 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 267

21. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.495,0 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,98 3 Jumlah pencari kerja orang 57.780 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.272.461 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 517.056 6 Jumlah yang bekerja orang 1.214.681 7 Jumlah pengangguran orang 57.780 8 Luas Wilayah Km 2 153.565 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 5.734 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 268

No Klasifikasi Tabel 155 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,339 310 480 216 32 2,377 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,175 333 639 201 64 17 1 1 77 3 51 19 3 2,430 4 150 4 5 503 54 100 99 7 1 10 763 Total 4 3,100 700 1,271 538 103 17 1 5,734 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 548 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 269

No Klasifikasi Tabel 159 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 51 44 9 3 1 108 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 47 71 6 8 1 133 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 36 34 6 6 1 83 4 KL4 Konsultansi Lainnya 18 25 5 3 51 5 SP3 Konsultansi Spesialis 17 18 2 3 1 41 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 47 68 5 8 1 129 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 2 Total 218 261 33 31 5 548 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 3.130 orang. Tabel 160 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 103 149 252 2 AS Sipil 853 1,061 1,914 3 AM Mekanikal 28 27 55 4 AE Elektrikal 123 58 181 5 AT Tata Lingkungan 85 71 156 6 AL Manajemen Pelaksanaan 272 300 572 Total 1,464 1,666 3,130 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 270

Grafik 167 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 252 orang atau 8%; AS Sipil sebanyak 1.914 orang atau 61%; AM Mekanikal sebanyak 55 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 181 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 156 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 572 orang atau 18%. Gambar 168 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 271

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 1,464 orang atau 47% dan Ahli Muda 1,666 atau 53%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 6,782 orang. Tabel Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,910 29 53 1,992 2 AS Sipil 3,300 16 1 3,317 3 AM Mekanikal 644 644 4 AE Elektrikal 184 40 224 5 AT Tata Lingkungan 320 1 321 6 AL Manajemen Pelaksanaan 282 2 284 Total 6,640 88 54 6,782 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 169 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 272

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.992 orang atau 29%; AS Sipil sebanyak 3.317 orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 644 orang atau 9%; AE Elektrikal sebanyak 224 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 321 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 284 orang atau 4%. Grafik 170 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 6.640 orang atau 98%; Kelas2 sebanyak 88 orang atau 1%; dan Kelas 3 sebanyak 54 orang atau 1%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 273

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 211 orang; tahun 2014 sebanyak 251 orang dan tahun 2015 sebanyak 229 orang. Tabel 161 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 70 154 161 2 Madya 140 96 68 3 Utama 1 1 Total 211 251 229 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 274

Grafik 171 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 40 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 22 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 275

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 736 orang; tahun 2014 sebanyak 207 orang dan tahun 2015 sebanyak 2.988 orang. Tabel 162 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 1 1 55 2 Kelas 2 70 29 69 3 Kelas 1 665 177 2,864 Total 736 207 2,988 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 172 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 276

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 529 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 2.781 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 163 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 822,560,976 716,919,996 876,186,572 APBD II 2,878,749,726 3,007,329,027 3,068,620,437 TOTAL BELANJA MODAL 3,701,310,702 3,724,249,023 3,944,807,009 Pertumbuhan (Rp.) 22,938,321 220,557,986 Pertumbuhan (%) 0.6% 5.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,701,310,702. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,724,249,023 ada kenaikanan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 22,938,321 atau 0.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,944,807,009 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 220,557,986 atau 5.6%. 277

Grafik 173 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 174 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 278

22. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.989,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,56 3 Jumlah pencari kerja orang 97.748 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.987.250 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 862.779 6 Jumlah yang bekerja orang 1.889.502 7 Jumlah pengangguran orang 97.748 8 Luas Wilayah Km 2 38.744 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,044 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 279

No Klasifikasi Tabel 164 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2,092 265 135 202 19 2,713 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,966 284 273 220 42 5 10 158 22 15 27 2 4 4 2,790 14 1 225 4 26 4 1 6 1 189 13 10 44 4 38 260 Total 4,441 588 434 507 68 5 1 6,044 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 503 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 280

No Klasifikasi Tabel 165 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 62 21 1 84 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 137 32 1 1 3 174 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 10 14 1 1 26 4 KL4 Konsultansi Lainnya 11 9 2 3 25 5 SP3 Konsultansi Spesialis 4 5 1 2 12 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 3 3 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 133 40 1 1 3 178 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 360 121 8 2 12 503 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 421 orang. Tabel 166 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 14 37 51 2 AS Sipil 72 99 171 3 AM Mekanikal 1 1 4 AE Elektrikal 42 17 59 5 AT Tata Lingkungan 2 3 5 6 AL Manajemen Pelaksanaan 2 132 134 Total 133 288 421 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 281

Grafik 175 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 51 orang atau 12%; AS Sipil sebanyak 171 orang atau 41%; AM Mekanikal sebanyak 1 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 59 orang atau 14%; AT Tata Lingkungan sebanyak 5 orang atau 1%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 134 orang atau 32%. Gambar 176 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 282

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 133 orang atau 32% dan Ahli Muda sebanyak 288 atau 68%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5.183 orang. Tabel 167 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,330 137 102 1,569 2 AS Sipil 2,308 326 342 2,976 3 AM Mekanikal 110 111 55 276 4 AE Elektrikal 7 13 33 53 5 AT Tata Lingkungan 130 4 134 6 AL Manajemen Pelaksanaan 47 57 61 165 Total 3,932 658 593 5,183 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 177 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 283

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 1.569 orang atau 30%; AS Sipil sebanyak 2.976 orang atau 57%; AM Mekanikal : sebanyak 276 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 53 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 144 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 165 orang atau 3%. Grafik 178 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 3.932 orang atau 76%; Kelas2 sebanyak 658 orang atau 13%; dan Kelas 3 sebanyak 593 orang atau 11%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 284

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 216 orang; tahun 2014 : 303 orang dan tahun 2015 : 807 orang. Tabel 168 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 106 172 305 2 Madya 105 124 502 3 Utama 5 7 Total 216 303 807 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 285

Grafik 179 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 87 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 504 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 286

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,820 orang; tahun 2014 : 2,732 orang dan tahun 2015 : 3,329 orang. Tabel 169 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 210 372 372 2 Kelas 2 280 255 475 3 Kelas 1 1,330 2,105 2,482 Total 1,820 2,732 3,329 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 180 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 287

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.862 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 3.672 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 170 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 1,141,983,896 1,082,076,072 1,037,177,064 APBD II 2,766,066,346 3,444,579,599 3,086,012,591 TOTAL BELANJA MODAL 3,908,050,242 4,526,655,671 4,123,189,655 Pertumbuhan (Rp.) 618,605,429 (403,466,016) Pertumbuhan (%) 13.7% 9.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,908,050,242. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,526,655,671 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 618,605,429 atau 13.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,123,189,655 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (403,466,016) atau 9. 8%. 288

Grafik 181 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 182 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 289

23. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.426,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,34 3 Jumlah pencari kerja orang 115.534 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.539.491 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 928.020 6 Jumlah yang bekerja orang 1.423.957 7 Jumlah pengangguran orang 115.534 8 Luas Wilayah Km 2 129.067 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 11,164 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 290

No Klasifikasi Tabel 171 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 3,383 454 460 649 123 28 4 5,101 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 7 3,368 445 528 616 210 56 17 88 21 12 77 13 6 155 21 34 82 13 5 2 3 1 5,240 217 310 6 7 7 167 15 14 76 11 283 7,163 956 1,048 1,503 371 95 21 11,164 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,320 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 291

No Klasifikasi Tabel 172 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 215 81 12 3 311 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 203 143 16 6 1 369 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 87 29 7 1 124 4 KL4 Konsultansi Lainnya 81 26 9 2 118 5 SP3 Konsultansi Spesialis 22 11 2 35 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 4 4 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 183 153 15 5 1 357 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 2 2 Total 797 443 61 17 2 1,320 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2.980 orang. Tabel 173 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 116 153 269 2 AS Sipil 679 1,005 1,684 3 AM Mekanikal 32 149 181 4 AE Elektrikal 189 120 309 5 AT Tata Lingkungan 41 40 81 6 AL Manajemen Pelaksanaan 255 201 456 Total 1,312 1,668 2,980 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 292

Grafik 183 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 269 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak 1.684 orang atau 57%; AM Mekanikal sebanyak 181 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 309 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 81 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 456 orang atau 15%. Gambar 184 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 293

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 1.312 orang atau 44% dan Ahli Muda sebanyak 1.668 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 8,424 orang. Tabel 174 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2,126 246 144 2,516 2 AS Sipil 3,342 507 477 4,326 3 AM Mekanikal 447 59 5 511 4 AE Elektrikal 175 27 108 310 5 AT Tata Lingkungan 234 20 6 260 6 AL Manajemen Pelaksanaan 296 83 122 501 Total 6,620 942 862 8,424 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 185 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 294

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 2.516 orang atau 30%; AS Sipil sebanyak 4.326 orang atau 51%; AM Mekanikal sebanyak 511 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 310 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 260 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 501 orang atau 6%. Gambar 186 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 6.620 orang atau 79%; Kelas2 sebanyak 942 orang atau 11%; dan Kelas 3 sebanyak 862 orang atau 10%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 295

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 636 orang; tahun 2014 : 941 orang dan tahun 2015 : 1,042 orang. Tabel 175 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 280 476 485 2 Madya 350 420 557 3 Utama 6 45 Total 636 941 1,042 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 296

Grafik 187 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 305 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 101 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 297

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 3,465 orang; tahun 2014 : 4,463 orang dan tahun 2015 : 6,691 orang. Tabel 176 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 455 852 722 2 Kelas 2 910 928 1,122 3 Kelas 1 2,100 2,683 4,847 Total 3,465 4,463 6,691 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 188 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 298

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 998 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 2.228 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 177 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 3,206,331,855 1,971,629,934 1,550,502,339 APBD II 9,603,799,426 8,269,707,622 7,468,481,738 TOTAL BELANJA MODAL 12,810,131,281 10,241,337,556 9,018,984,077 Pertumbuhan (Rp.) (2,568,793,725) (1,222,353,479) Pertumbuhan (%) 25.1% 13.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 12,810,131,281. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 10,241,337,556 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar (2,568,793,725) atau 25.1% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 9,018,984,077 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (1,222,353,479) atau 13.6%. 299

Grafik 189 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 190 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 300

24. PROVINSI KALIMANTAN UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 641,9 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,25 3 Jumlah pencari kerja orang 16.079 4 Jumlah angkatan kerja orang 238.102 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 163.068 6 Jumlah yang bekerja orang 267.023 7 Jumlah pengangguran orang 16.079 8 Luas Wilayah Km 2 75.468 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 301

No Klasifikasi Tabel 178 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2 2 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1 1 2 Total 2 1 1 4 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 0 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 302

No Klasifikasi Tabel 179 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 0 orang. Tabel 180 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 2 AS Sipil 3 AM Mekanikal 4 AE Elektrikal 5 AT Tata Lingkungan 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 303

Grafik 191 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 0 orang atau 0%; AS Sipil sebanyak 0 orang atau 0%; AM Mekanikal sebanyak 0 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 0 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 0 orang atau 0%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 0 orang atau 0%. Gambar 191 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 304

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 0 orang atau 0% dan Ahli Muda sebanyak 0 atau 0%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 0 orang. Tabel 181 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2 AS Sipil 3 AM Mekanikal 4 AE Elektrikal 5 AT Tata Lingkungan 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 192 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 305

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 0 orang atau 0%; AS Sipil sebanyak 0 orang atau 0%; AM Mekanikal sebanyak 0 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 0 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 0 orang atau 0%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 0 orang atau 0%. Gambar 193 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 0 orang atau 0%; Kelas 2 sebanyak 0 orang atau 0%; dan Kelas 3 sebanyak 0 orang atau 0%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 306

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 0 orang; tahun 2014 : 0 orang dan tahun 2015 : 0 orang. Tabel 182 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 2 Madya 3 Utama Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 307

Grafik 194 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Belum ada dinamika dan perkembangan tenaga kerja konstruksi di Kalimantan Utara. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 308

4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 0 orang; tahun 2014 sebanyak 0 orang dan tahun 2015 sebanyak 0 orang. Tabel 183 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 2 Kelas 2 3 Kelas 1 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 195 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Belum bida digambarkan perkembangan dinamika tenaga kerja kosntruksi di Kalimantan Utara. 309

h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 184 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 82,663,815 449,593,640 APBD II 3,597,387,534 3,584,115,245 1,888,465,515 TOTAL BELANJA MODAL 3,597,387,534 3,666,779,060 2,338,059,155 Pertumbuhan (Rp.) 69,391,526 (1,328,719,905) Pertumbuhan (%) 1.9% 56.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,597,387,534. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,666,779,060 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 69,391,526 atau 1.9% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,338,059,155 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (1,328,719,905) atau 56.8%. 310

Grafik 196 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 197 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 311

25. PROVINSI SULAWESI UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.412,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,94 3 Jumlah pencari kerja orang 99.240 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.099.272 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 694.433 6 Jumlah yang bekerja orang 1.000.032 7 Jumlah pengangguran orang 99.240 8 Luas Wilayah Km 2 13.852 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,462 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 312

No Klasifikasi Tabel 186 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 841 297 628 153 76 3 1,998 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 869 288 654 166 86 23 2 18 2 14 13 16 40 25 81 49 24 1 3 1 1 2 2,088 63 220 7 1 1 38 12 23 10 2 85 Total 1,810 624 1,401 392 206 27 2 4,462 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 356 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 313

No Klasifikasi Tabel 187 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 44 36 7 2 89 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 36 39 9 2 86 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 7 27 8 2 44 4 KL4 Konsultansi Lainnya 6 22 6 1 35 5 SP3 Konsultansi Spesialis 3 5 8 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 41 42 8 1 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 137 172 38 9 92 2 356 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 5,147 orang. Tabel 188 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 252 207 459 2 AS Sipil 1,324 1,386 2,710 3 AM Mekanikal 102 103 205 4 AE Elektrikal 147 163 310 5 AT Tata Lingkungan 164 245 409 6 AL Manajemen Pelaksanaan 577 477 1,054 Total 2,566 2,581 5,147 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 314

Grafik 198 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 459 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak 2.710 orang atau 53%; AM Mekanikal sebanyak 205 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 310 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 409 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 1.054 orang atau 20%. Grafik 199 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 315

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 2.566 orang atau 50% dan Ahli Muda sebanyak 2.581 atau 50%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 13.059 orang. Tabel 189 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2,929 37 49 3,015 2 AS Sipil 6,386 81 122 6,589 3 AM Mekanikal 1,398 52 17 1,467 4 AE Elektrikal 341 3 1 345 5 AT Tata Lingkungan 953 49 8 1,010 6 AL Manajemen Pelaksanaan 608 8 17 633 Total 12,615 230 214 13,059 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 200 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 316

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 3.015 orang atau 23%; AS Sipil sebanyak 6,589 orang atau 50%; AM Mekanikal sebanyak 1,467 orang atau 11%; AE Elektrikal sebanyak 345 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 1.010 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 633 orang atau 5%. Grafik 201 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 12.615 orang atau 96%; Kelas2 sebanyak 230 orang atau 2%; dan Kelas 3 sebanyak 214 orang atau 4%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 317

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 212 orang; tahun 2014 : 314 orang dan tahun 2015 : 177 orang. Tabel 190 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 105 200 96 2 Madya 105 112 81 3 Utama 2 2 Total 212 314 177 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 318

Grafik 202 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 102 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 137 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 319

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 11 orang; tahun 2014 : 232 orang dan tahun 2015 : 1,776 orang. Tabel 191 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 3 2 Kelas 2 11 121 179 3 Kelas 1 111 1,594 Total 11 232 1,776 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 202 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 320

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 221 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.544 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 192 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 158,811,662 269,019,289 530,233,452 APBD II 1,368,435,040 1,735,871,377 1,470,281,902 TOTAL BELANJA MODAL 1,527,246,702 2,004,890,666 2,000,515,354 Pertumbuhan (Rp.) 477,643,964 (4,375,312) Pertumbuhan (%) 23.8% 0.2% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,527,246,702. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,004,890,666 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 477,643,964 atau 23.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,000,515,354 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (4,375,312) atau 0.2%. 321

Grafik 203 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 204 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 322

26. PROVINSI SULAWESI TENGAH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.876,7 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,13 3 Jumlah pencari kerja orang 56.817 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.384.235 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 666.257 6 Jumlah yang bekerja orang 1.327.418 7 Jumlah pengangguran orang 56.817 8 Luas Wilayah Km 2 61.841 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,839 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 323

No Klasifikasi Tabel 193 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,841 182 108 125 17 2,273 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,799 232 193 144 34 8 4 1 22 13 28 16 1 3 1 1 2,410 8 80 2 55 2 4 5 66 Total 3,721 430 333 294 53 8 4,839 c. Badan Usaha Kosultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 544 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 324

No Klasifikasi Tabel 194 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 66 52 1 1 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 75 55 3 2 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 32 40 4 1 4 KL4 Konsultansi Lainnya 21 20 1 2 5 SP3 Konsultansi Spesialis 16 12 1 1 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 72 56 2 2 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 2 1 1 Total 285 236 14 9 120 135 77 44 30 2 132 4 544 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,025 orang. Tabel 195 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 18 54 72 2 AS Sipil 244 439 683 3 AM Mekanikal 2 7 9 4 AE Elektrikal 39 13 52 5 AT Tata Lingkungan 8 20 28 6 AL Manajemen Pelaksanaan 66 115 181 Total 377 648 1,025 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 325

Grafik Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 72 orang atau 7%; AS Sipil sebanyak 683 orang atau 67%; AM Mekanikal sebanyak 9 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 52 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan sebanyak 28 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 181 orang atau 18%. Gambar 205 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 326

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 377 orang atau 37% dan Ahli Muda sebanyak 648 atau 63%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3.013 orang. Tabel 196 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 262 555 380 1,197 2 AS Sipil 417 682 367 1,466 3 AM Mekanikal 10 14 17 41 4 AE Elektrikal 7 6 15 28 5 AT Tata Lingkungan 91 84 31 206 6 AL Manajemen Pelaksanaan 23 28 24 75 Total 810 1,369 834 3,013 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 207 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 327

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.197 orang atau 40%; AS Sipil sebanyak 1.466 orang atau 49%; AM Mekanikal : 41 orang atau 1%; AE Elektrikal : 28 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 206 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 75 orang atau 2%. Grafik 208 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 810 orang atau 27%; Kelas2 sebanyak 1.369 orang atau 45%; dan Kelas 3 sebanyak 834 orang atau 28%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 328

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 22 orang; tahun 2014 sebanyak 143 orang dan tahun 2015 sebanyak 276 orang. Tabel 197 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 8 91 107 2 Madya 14 48 169 3 Utama 4 Total 22 143 276 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 329

Grafik 209 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 121 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 133 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 330

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,100 orang; tahun 2014 : 3,285 orang dan tahun 2015 : 3,233 orang. Tabel 198 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 280 276 434 2 Kelas 2 1,015 1,518 1,592 3 Kelas 1 805 1,491 1,207 Total 2,100 3,285 3,233 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 210 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 331

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.185 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 52 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 199 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 266,338,905 196,373,916 251,685,721 APBD II 1,421,555,758 1,634,203,719 1,652,035,120 TOTAL BELANJA MODAL 1,687,894,663 1,830,577,635 1,903,720,841 Pertumbuhan (Rp.) 142,682,972 73,143,206 Pertumbuhan (%) 7.8% 3.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,687,894,663. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,830,577,635 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 142,682,972 atau 7.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,930,720,841 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 73,143,206 atau 3.8%. 332

Grafik 211 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 212 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 333

27. PROVINSI SULAWESI SELATAN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 8.520,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,34 3 Jumlah pencari kerja orang 220.636 4 Jumlah angkatan kerja orang 3.706.128 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 2.375.747 6 Jumlah yang bekerja orang 3.485.492 7 Jumlah pengangguran orang 220.636 8 Luas Wilayah Km 2 46.717 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 12.501 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 334

No Klasifikasi Tabel 200 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 4,440 385 378 426 118 11 2 5,760 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 4,196 581 523 459 194 42 7 51 6 5 44 8 2 1 170 28 34 81 26 6 2 2 1 1 6,002 117 347 4 3 1 1 190 7 8 53 8 5 266 9,052 1,008 949 1,064 354 62 12 12,501 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 2,020 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 335

No Klasifikasi Tabel 201 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 334 109 6 8 3 460 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 347 160 8 16 7 538 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 124 75 5 12 3 219 4 KL4 Konsultansi Lainnya 113 60 3 11 3 190 5 SP3 Konsultansi Spesialis 56 18 5 3 2 84 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 2 9 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 327 166 4 14 8 519 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 1,309 590 31 64 26 2,020 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 3,547 orang. Tabel 202 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 74 106 180 2 AS Sipil 1,326 1,089 2,415 3 AM Mekanikal 25 38 63 4 AE Elektrikal 210 141 351 5 AT Tata Lingkungan 121 124 245 6 AL Manajemen Pelaksanaan 140 153 293 Total 1,896 1,651 3,547 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 336

Grafik 212 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 180 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 2.415 orang atau 68%; AM Mekanikal sebanyak 63 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 351 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 245 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 293 orang atau 8%. Grafik 213 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 337

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 1.896 orang atau 53% dan Ahli Muda sebanyak 1.651 atau 47%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 7,838 orang. Tabel 203 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,633 447 1,181 3,261 2 AS Sipil 3,033 472 301 3,806 3 AM Mekanikal 170 3 2 175 4 AE Elektrikal 115 5 120 5 AT Tata Lingkungan 287 18 305 6 AL Manajemen Pelaksanaan 101 19 51 171 Total 5,339 964 1,535 7,838 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 214 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 338

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 3.261 orang atau 42%; AS Sipil sebanyak 3.806 orang atau 48%; AM Mekanikal sebanyak 175 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 120 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 305 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 171 orang atau 2%. Grafik 215 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 5.339 orang atau 68%; Kelas2 sebanyak 964 orang atau 12%; dan Kelas 3 sebanyak 1.535 orang atau 20%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 339

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 107 orang; tahun 2014 : 1,284 orang dan tahun 2015 : 1,512 orang. Tabel 204 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 33 639 815 2 Madya 70 621 697 3 Utama 4 24 Total 107 1,284 1,512 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 340

Grafik 216 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.177 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 228 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 341

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 3,850orang; tahun 2014 : 4,466 orang dan tahun 2015 : 7,025 orang. Tabel 205 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 735 726 786 2 Kelas 2 1,960 2,317 2,324 3 Kelas 1 1,155 1,423 3,915 Total 3,850 4,466 7,025 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 217 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 342

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 616 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 2.559 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 206 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 413,375,507 574,425,130 426,943,230 APBD II 2,816,732,840 3,812,117,391 4,188,008,008 TOTAL BELANJA MODAL 3,230,108,347 4,386,542,521 4,614,951,238 Pertumbuhan (Rp.) 1,156,434,174 228,408,717 Pertumbuhan (%) 26.4% 4.9% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,230,108,347. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,386,542,521 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,156,434,174 atau 26.4%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,614,951,238 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 228,408,717 atau 4.9%. 343

Grafik 218 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 219 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 344

28. PROVINSI SULAWESI TENGGARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.499,5 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0.98 3 Jumlah pencari kerja orang 63.129 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.138.045 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 527.050 6 Jumlah yang bekerja orang 1.074.916 7 Jumlah pengangguran orang 63.129 8 Luas Wilayah Km 2 38.068 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 5,811 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 345

No Klasifikasi Tabel 207 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,560 285 396 181 36 2 2,460 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,480 302 537 221 84 8 4 1 4 1 42 10 36 23 4 2 1 2,632 10 115 3 13 3 3 4 270 77 111 91 19 23 568 Total 3,369 677 1,084 526 145 10 5,811 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 674 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 346

No Klasifikasi Tabel 208 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 84 50 6 2 142 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 109 72 9 2 192 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 36 40 9 1 86 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 14 4 1 24 5 SP3 Konsultansi Spesialis 10 25 3 1 39 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 106 73 9 2 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total 351 274 40 9 190 1 674 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1.089 orang. Tabel 209 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 35 145 180 2 AS Sipil 185 492 677 3 AM Mekanikal 2 4 6 4 AE Elektrikal 30 19 49 5 AT Tata Lingkungan 22 49 71 6 AL Manajemen Pelaksanaan 45 61 106 Total 319 770 1,089 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 347

Grafik 220 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 180 orang atau 17%; AS Sipil sebanyak 677 orang atau 62%; AM Mekanikal sebanyak 6 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 49 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan : 71 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 106 orang atau 10%. Grafik 221 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 348

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 319 orang atau 29% dan Ahli Muda sebanyak 770 atau 71%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3.013 orang. Tabel 210 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 262 555 380 1,197 2 AS Sipil 417 682 367 1,466 3 AM Mekanikal 10 14 17 41 4 AE Elektrikal 7 6 15 28 5 AT Tata Lingkungan 91 84 31 206 6 AL Manajemen Pelaksanaan 23 28 24 75 Total 810 1,369 834 3,013 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 222 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 349

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.197 orang atau 40%; AS Sipil sebanyak 1.466 orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 41 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 28 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 206 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 75 orang atau 2%. Gambar 223 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 810 orang atau 27%; Kelas 2 sebanyak 1.369 orang atau 45%; dan Kelas 3 sebanyak 834 orang atau 28%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 350

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 897 orang; tahun 2014 : 184 orang dan tahun 2015 : 172 orang. Tabel 211 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 385 78 89 2 Madya 490 105 83 3 Utama 22 1 Total 897 184 172 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 351

Grafik 224 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 713 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 12 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 352

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,015 orang; tahun 2014 : 141 orang dan tahun 2015 : 1,509 orang. Tabel 212 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 293 2 Kelas 2 280 105 856 3 Kelas 1 735 36 360 Total 1,015 141 1,509 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 225 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 353

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 874 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.368 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 213 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 388,613,670 488,778,163 517,117,620 APBD II 1,766,184,617 2,042,238,276 2,597,170,560 TOTAL BELANJA MODAL 2,154,798,287 2,531,016,439 3,114,288,180 Pertumbuhan (Rp.) 376,218,152 583,271,741 Pertumbuhan (%) 14.9% 18.7% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,154,798,287. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,531,016,439 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 376,218,152 atau 14.9% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,114,288,180 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 583,271,741 atau 18.7%. 354

Grafik Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 226 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 355

29. PROVINSI GORONTALO a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.133,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,44 3 Jumlah pencari kerja orang 24.101 4 Jumlah angkatan kerja orang 517.788 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 295.718 6 Jumlah yang bekerja orang 493.687 7 Jumlah pengangguran orang 24.101 8 Luas Wilayah Km 2 11.257 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,185 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 356

No Klasifikasi Tabel 214 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 485 220 179 87 13 2 986 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 496 210 192 98 21 3 8 3 3 6 3 16 2 26 20 3 1,020 23 67 2 1 40 8 16 15 7 3 86 Total 1,047 443 417 226 47 5 2,185 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 165 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 357

No Klasifikasi Tabel 215 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 16 12 1 29 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 22 15 3 40 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 14 6 1 21 4 KL4 Konsultansi Lainnya 7 11 1 19 5 SP3 Konsultansi Spesialis 12 4 16 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 20 17 3 40 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 91 65 9 165 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 15.049 orang. Tabel 216 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 646 558 1,204 2 AS Sipil 4,400 3,788 8,188 3 AM Mekanikal 375 295 670 4 AE Elektrikal 514 389 903 5 AT Tata Lingkungan 561 440 1001 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,856 1,227 3,083 Total 8,352 6,697 15,049 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 358

Grafik 227 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Gorontalo Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 1.204 orang atau 8%; AS Sipil sebanyak 8.188 orang atau 54%; AM Mekanikal : sebanyak 670 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 903 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 1.001 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 3.083 orang atau 20%. Gambar 228 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Gorontalo Tahun 2016 359

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 8.352 orang atau 55% dan Ahli Muda sebanyak 6.697 atau 45%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 51.829 orang. Tabel 217 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 10,346 1,812 1,233 13,391 2 AS Sipil 20,349 3,043 2,174 25,566 3 AM Mekanikal 3,533 543 527 4,603 4 AE Elektrikal 1,142 158 87 1,387 5 AT Tata Lingkungan 2,596 439 366 3,401 6 AL Manajemen Pelaksanaan 2,709 353 419 3,481 Total 40,675 6,348 4,806 51,829 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 229 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 360

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 13.391 orang atau 26%; AS Sipil sebanyak 25.566 orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 4.603 orang atau 8%; AE Elektrikal sebanyak 1.387 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 3.401 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 3.481 orang atau 7%. Grafik 230 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 40.675 orang atau 79%; Kelas2 sebanyak 6.348 orang atau 12%; dan Kelas 3 sebanyak 4.806 orang atau 9%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 361

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 31 orang; tahun 2014 : 32 orang dan tahun 2015 : 31 orang. Tabel 218 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 7 24 17 2 Madya 24 8 14 3 Utama Total 31 32 31 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 362

Grafik 231 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 1 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 363

4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 1.015 orang; tahun 2014 sebanyak 1.235 orang dan tahun 2015 sebanyak 4.454 orang. Tabel 219 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 315 303 554 2 Kelas 2 700 932 1,498 3 Kelas 1 2,402 Total 1,015 1,235 4,454 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 232 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 364

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1.862 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 3.672 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 220 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 137,532,130 172,070,822 241,034,026 APBD II 495,942,409 535,863,309 549,667,229 TOTAL BELANJA MODAL 633,474,539 707,934,131 790,701,255 Pertumbuhan (Rp.) 74,459,592 82,767,124 Pertumbuhan (%) 10.5% 10.5% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 633,474,539. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 707,934,131 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 74,459,592 atau 10.5% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 790,701,255 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 82,767,124 atau 10.5%. 365

Grafik 233 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 234 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 366

30. PROVINSI SULAWESI BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.282,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,50 3 Jumlah pencari kerja orang 20.644 4 Jumlah angkatan kerja orang 616.549 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 260.895 6 Jumlah yang bekerja orang 595.905 7 Jumlah pengangguran orang 20.644 8 Luas Wilayah Km 2 16.787 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,176 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 367

No Klasifikasi Tabel 221 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 801 120 70 43 7 1 1,042 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 727 147 135 57 11 1 1 1 4 3 5 1,078 2 1 12 1 1 2 1 2 23 4 5 3 6 35 Total 1 1,558 276 217 104 18 2 2,176 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 159 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 368

No Klasifikasi Tabel 222 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 37 7 44 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 38 9 47 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 10 2 12 4 KL4 Konsultansi Lainnya 6 6 5 SP3 Konsultansi Spesialis 2 2 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 38 9 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total 131 28 47 1 159 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 322 orang. Tabel 223 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 10 37 47 2 AS Sipil 59 138 197 3 AM Mekanikal 3 4 7 4 AE Elektrikal 5 8 13 5 AT Tata Lingkungan 4 9 13 6 AL Manajemen Pelaksanaan 19 26 45 Total 100 222 322 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 369

Grafik 235 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 47 orang atau 15%; AS Sipil sebanyak 197 orang atau 61%; AM Mekanikal sebanyak 7 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 13 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 13 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan : sebanyak 45 orang atau 14%. Grafik 236 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 370

Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 100 orang atau 31% dan Ahli Muda sebanyak 222 atau 69%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 1,279 orang. Tabel 224 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 192 123 67 382 2 AS Sipil 308 182 174 664 3 AM Mekanikal 14 24 13 51 4 AE Elektrikal 20 10 6 36 5 AT Tata Lingkungan 31 51 16 98 6 AL Manajemen Pelaksanaan 23 13 12 48 Total 13,127 785 840 14,752 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 237 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 371

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 382 orang atau 30%; AS Sipil sebanyak 664 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 51 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 36 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 98 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 48 orang atau 4%. Grafik 238 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 588 orang atau 46%; Kelas2 sebanyak 403 orang atau 31%; dan Kelas 3 sebanyak 288 orang atau 23%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 372

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 141 orang; tahun 2014 : 36 orang dan tahun 2015 : 193 orang. Tabel 225 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 70 29 71 2 Madya 70 7 122 3 Utama 1 Total 141 36 193 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 373

Grafik 239 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 105 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 157 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 374

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 315 orang; tahun 2014 sebanyak 0 orang dan tahun 2015 sebanyak 180 orang. Tabel 226 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 175 2 2 Kelas 2 70 19 3 Kelas 1 70 159 Total 315 180 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 240 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 375

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 penurunan sebanyak 315 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 180 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 227 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 61,032,634 129,071,646 263,042,752 APBD II 655,077,199 663,920,810 677,803,626 TOTAL BELANJA MODAL 716,109,833 792,992,456 940,846,378 Pertumbuhan (Rp.) 76,882,623 147,853,922 Pertumbuhan (%) 9.7% 15.7% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 716,109,833. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 792,992,456 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar atau 9.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 940,846,378 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 147,853,922 atau 15.7%. 376

Grafik 241 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 242 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 377

31. PROVINSI MALUKU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 5.002 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,94 3 Jumlah pencari kerja orang 216.806 4 Jumlah angkatan kerja orang 2.182.824 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 3.440.634 6 Jumlah yang bekerja orang 1.966.018 7 Jumlah pengangguran orang 216.806 8 Luas Wilayah Km 2 46.914 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2.672 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 378

No Klasifikasi Tabel 228 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 503 231 301 188 35 3 1,261 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 469 197 386 178 65 10 1 5 1 2 2 1 8 4 19 17 4 1 1,306 11 53 20 5 7 8 1 41 Total 1,005 437 714 393 107 15 1 2,672 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 192 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 379

No Klasifikasi Tabel 229 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 15 18 6 1 40 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 18 28 5 5 1 57 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 6 8 3 4 21 4 KL4 Konsultansi Lainnya 6 7 3 1 1 18 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 20 26 4 4 2 56 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 65 87 21 15 4 192 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,101 orang. Tabel 230 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 17 57 74 2 AS Sipil 385 380 765 3 AM Mekanikal 3 13 16 4 AE Elektrikal 27 10 37 5 AT Tata Lingkungan 31 63 94 6 AL Manajemen Pelaksanaan 90 25 115 Total 553 548 1,101 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 380

Grafik 243 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 74 orang atau 7%; AS Sipil sebanyak 765 orang atau 69%; AM Mekanikal sebanyak 16 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 37 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 94 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan : sebanyak 115 orang atau 11%. Gambar 244 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Tahun 2016 381

Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 553 orang atau 50% dan Ahli Muda sebanyak 548 atau 50%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 2.342 orang. Tabel 231 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 979 57 1 1,037 2 AS Sipil 971 40 1,011 3 AM Mekanikal 24 1 25 4 AE Elektrikal 5 5 5 AT Tata Lingkungan 224 9 233 6 AL Manajemen Pelaksanaan 31 31 Total 2,234 107 1 2,342 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 245 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 382

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.037 orang atau 44%; AS Sipil sebanyak 1.011 orang atau 43%; AM Mekanikal sebanyak 25 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 5 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 233 orang atau 11%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 31 orang atau 1%. Grafik 246 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 2,234 orang atau 95%; Kelas2 sebanyak 107 orang atau 5%; dan Kelas 3 sebanyak 1 orang atau 0%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 383

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 282 orang; tahun 2014 sebanyak 360 orang dan tahun 2015 sebanyak 167 orang. Tabel 232 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 140 178 130 2 Madya 140 179 37 3 Utama 2 3 Total 282 360 167 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 384

Grafik 248 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 78 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 193 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 385

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,103 orang; tahun 2014 : 1,500 orang dan tahun 2015 : 1,944 orang. Tabel 233 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 18 24 18 2 Kelas 2 875 1,222 971 3 Kelas 1 210 254 955 Total 1,103 1,500 1,944 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 249 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 386

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 397 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 444 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 224 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 156,065,004 302,477,835 463,887,534 APBD II 1,003,938,483 1,142,001,463 1,623,599,591 TOTAL BELANJA MODAL 1,160,003,487 1,444,479,298 2,087,487,125 Pertumbuhan (Rp.) 284,475,811 643,007,827 Pertumbuhan (%) 19.7% 30.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,160,003,487. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,444,479,298 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 284,475,811 atau 19.7%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,087,487,125 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 643,007,827 atau 30.8%. 387

Grafik 250 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 251 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 388

32. PROVINSI MALUKU UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.162,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,45 3 Jumlah pencari kerja orang 31.058 4 Jumlah angkatan kerja orang 513.601 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 259.580 6 Jumlah yang bekerja orang 482.543 7 Jumlah pengangguran orang 31.058 8 Luas Wilayah Km 2 31.983 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,707 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 389

No Klasifikasi Tabel 225 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 669 147 253 152 40 8 1,269 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 642 163 265 144 60 23 1 5 2 16 3 12 39 5 2 1,297 8 75 2 30 3 4 15 4 56 Total 1,360 316 534 355 111 31 2,707 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 341 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 390

No Klasifikasi Tabel 226 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 18 39 10 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 30 40 11 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 16 27 11 4 KL4 Konsultansi Lainnya 12 12 7 5 SP3 Konsultansi Spesialis 10 11 2 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 28 42 10 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 3 Total 118 172 51 67 81 54 31 23 2 80 3 341 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 610 orang. Tabel 227 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 24 29 53 2 AS Sipil 203 130 333 3 AM Mekanikal 4 2 6 4 AE Elektrikal 11 8 19 5 AT Tata Lingkungan 41 28 69 6 AL Manajemen Pelaksanaan 80 50 130 Total 363 247 610 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 391

Grafik 252 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 53 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak 333 orang atau 55%; AM Mekanikal sebanyak 6 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 19 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 69 orang atau 11%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 30 orang atau 21%. Grafik 253 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 392

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 363 orang atau 60% dan Ahli Muda sebanyak 247 atau 40%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3,010 orang. Tabel 228 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 580 76 313 969 2 AS Sipil 1,064 191 201 1,456 3 AM Mekanikal 42 50 15 107 4 AE Elektrikal 72 18 8 98 5 AT Tata Lingkungan 213 37 43 293 6 AL Manajemen Pelaksanaan 54 24 9 87 Total 2,025 396 589 3,010 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 254 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 393

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 969 orang atau 32%; AS Sipil sebanyak 1.456 orang atau 48%; AM Mekanikal sebanyak 107 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 98 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 293 orang atau 10%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 87 orang atau 3%. Grafik 256 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 2,025 orang atau 67%; Kelas2 : 396 orang atau 13%; dan Kelas 3 : 589 orang atau 20%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 394

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 95 orang; tahun 2014 : 96 orang dan tahun 2015 : 489 orang. Tabel 229 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 71 22 297 2 Madya 21 71 192 3 Utama 3 3 Total 95 96 489 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 395

Grafik 257 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 393 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 396

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 142 orang; tahun 2014 : 180 orang dan tahun 2015 : 888 orang. Tabel 230 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 3 2 134 2 Kelas 2 6 1 55 3 Kelas 1 133 177 699 Total 142 180 888 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 258 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 397

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1,862 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 3.672 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 231 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 332,917,866 362,989,439 427,494,429 APBD II 1,169,812,771 1,212,903,395 1,731,004,265 TOTAL BELANJA MODAL 1,502,730,637 1,575,892,834 2,158,498,694 Pertumbuhan (Rp.) 73,162,197 582,605,860 Pertumbuhan (%) 4.6% 27.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,502,730,637. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,575,892,834 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 73,162,197 atau 4.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,158,498,694 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 582.605,860 atau 27%. 398

Grafik 259 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 260 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 399

33. PROVINSI PAPUA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 871,5 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,34 3 Jumlah pencari kerja orang 33.409 4 Jumlah angkatan kerja orang 413.635 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 188.613 6 Jumlah yang bekerja orang 380.226 7 Jumlah pengangguran orang 33.409 8 Luas Wilayah Km 2 99.672 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,357 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 400

No Klasifikasi Tabel 232 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,464 66 226 304 56 9 2,125 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,484 46 225 272 103 21 1 2 18 4 7 15 4 9 2 2,152 11 48 2 1 2 1 1 12 2 2 17 Total 2,971 116 460 614 165 30 1 4,357 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 188 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 401

No Klasifikasi Tabel 233 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 24 4 28 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 41 8 2 4 55 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 27 3 3 33 4 KL4 Konsultansi Lainnya 6 2 1 1 10 5 SP3 Konsultansi Spesialis 3 3 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 45 7 2 4 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total 147 20 12 9 58 1 188 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 735 orang. Tabel 234 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 12 24 36 2 AS Sipil 286 341 627 6 AM Mekanikal 3 1 4 4 AE Elektrikal 3 8 11 5 AT Tata Lingkungan 8 11 19 6 AL Manajemen Pelaksanaan 12 26 38 Total 324 411 735 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 402

Grafik 261 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 36 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 627 orang atau 85%; AM Mekanikal sebanyak 4 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 11 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 19 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan : sebanyak 38 orang atau 5%. Grafik 262 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Barat Tahun 2016 403

Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 324 orang atau 44% dan Ahli Muda sebanyak 411 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 2,528 orang. Tabel 235 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,832 143 109 2,084 2 AS Sipil 275 35 37 347 3 AM Mekanikal 10 1 1 12 4 AE Elektrikal 3 1 2 6 5 AT Tata Lingkungan 16 3 2 21 6 AL Manajemen Pelaksanaan 3 54 1 58 Total 2,139 237 152 2,528 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 263 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 404

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 2.084 orang atau 82%; AS Sipil sebanyak 347 orang atau 14%; AM Mekanikal sebanyak 12 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 6 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 21 orang atau 1%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 58 orang atau 2%. Grafik 264 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 2.139 orang atau 85%; Kelas2 sebanyak 237 orang atau 9%; dan Kelas 3 sebanyak 152 orang atau 6%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 405

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 182 orang; tahun 2014 : 247 orang dan tahun 2015 : 102 orang. Tabel 236 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 70 124 41 2 Madya 105 114 61 3 Utama 7 9 Total 182 247 102 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 406

Grafik 265 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 65 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 145 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 407

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 660 orang; tahun 2014 : 328 orang dan tahun 2015 : 1,464 orang. Tabel 237 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 30 29 94 2 Kelas 2 105 79 116 3 Kelas 1 525 220 1,254 Total 660 328 1,464 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 266 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 408

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 332 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1.136 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 238 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 666,966,844 946,706,452 1,255,948,562 APBD II 2,450,122,760 2,808,764,937 2,535,785,913 TOTAL BELANJA MODAL 3,117,089,604 3,755,471,389 3,791,734,475 Pertumbuhan (Rp.) 638,381,785 36,263,086 Pertumbuhan (%) 17.0% 1.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,117,089,604. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,755,471,389 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 638,381,785 atau 17.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,791,734,475 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 36,263,086 atau 1.0%. 409

Grafik 267 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 268 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 410

34. PROVINSI PAPUA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.149,4 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,23 3 Jumlah pencari kerja orang 69.465 4 Jumlah angkatan kerja orang 1.741.945 5 Jumlah bukan angkatan kerja orang 447.285 6 Jumlah yang bekerja orang 1.672.480 7 Jumlah pengangguran orang 69.465 8 Luas Wilayah Km 2 319.036 Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,538 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 411

No Klasifikasi Tabel 239 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1,799 120 603 473 160 11 2 3,168 2 SI0 Bangunan Sipil 3 4 5 6 7 8 MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1,869 79 570 453 206 24 8 6 23 6 18 9 1 1 26 37 14 4 1 3,209 4 5 3 2 1 41 105 15 Total 3,701 199 1,210 984 391 41 12 6,538 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 250 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut. 412

No Klasifikasi Tabel 240 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 1 10 18 10 1 2 42 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 18 34 12 7 3 74 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 6 9 11 4 1 31 4 KL4 Konsultansi Lainnya 4 4 7 3 18 5 SP3 Konsultansi Spesialis 2 3 5 1 11 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 1 1 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 19 35 12 4 3 73 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 1 59 103 58 19 10 250 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,028 orang. Tabel 241 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 35 19 54 2 AS Sipil 388 367 755 3 AM Mekanikal 7 1 8 4 AE Elektrikal 40 17 57 5 AT Tata Lingkungan 27 15 42 6 AL Manajemen Pelaksanaan 48 64 112 Total 545 483 1,028 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 413

Grafik 269 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 54 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 755 orang atau 73%; AM Mekanikal sebanyak 8 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 57 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 42 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 112 orang atau 11%. Grafik 270 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Tahun 2016 414

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 545 orang atau 53% dan Ahli Muda sebanyak 483 atau 47%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3.144 orang. Tabel 242 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,234 351 196 1,781 2 AS Sipil 561 221 17 799 3 AM Mekanikal 59 3 55 117 4 AE Elektrikal 16 2 25 43 5 AT Tata Lingkungan 99 7 106 6 AL Manajemen Pelaksanaan 56 238 4 298 Total 2,025 822 297 3,144 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 271 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 415

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 1.781 orang atau 57%; AS Sipil sebanyak 799 orang atau 26%; AM Mekanikal sebanyak 117 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 43 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan : 106 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 298 orang atau 9%. Gambar 272 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 2.025 orang atau 64%; Kelas2 sebanyak 822 orang atau 26%; dan Kelas 3 sebanyak 297 orang atau 10%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 416

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 213 orang; tahun 2014 : 336 orang dan tahun 2015 : 344 orang. Tabel 243 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 2014 2015 1 Muda 105 149 201 2 Madya 105 182 143 3 Utama 3 5 Total 213 336 344 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. 417

Grafik 273 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 123 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 8 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2013 2015 Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 418

3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,750 orang; tahun 2014 : 645 orang dan tahun 2015 : 1,598 orang. Tabel 244 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2013 2015 No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil 2013 2014 2015 1 Kelas 3 280 139 205 2 Kelas 2 805 324 694 3 Kelas 1 665 182 699 Total 1,750 645 1,598 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun 2016. Grafik 274 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 419

Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 1.105 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 953 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 245 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD 2013 2014 2015 APBD I 905,152,855 1,274,311,762 2,812,314,945 APBD II 5,568,509,233 6,831,385,214 7,157,416,511 TOTAL BELANJA MODAL 6,473,662,088 8,105,696,976 9,969,731,456 Pertumbuhan (Rp.) 1,632,034,888 1,864,034,480 Pertumbuhan (%) 20.1% 18.7% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD 20132015.Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,473,662,088. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 8,105,696,976 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,632,034,888 atau 20.1% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 9,969,731,456 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 1,864,034,480 atau 18.7%. 420

Grafik 274 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun 2013 2015 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 2015 Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 275 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 421

DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2016, Badan Pusat Statistik, 2016. 2. Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2015, Badan Pusat Statistik, 2015. 3. Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2014, Badan Pusat Statistik, 2014. 4. Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2013, Badan Pusat Statistik, 2013. 5. Pusat Data dan Informasi Teknologi, Informasi Statistik Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat Data dan Informasi Teknologi, 2015 6. UndangUndang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 7. UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 8. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi; 12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia no.65/pmk.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016. 14. Website Badan Pusat Statistik (BPS), 2016: https://www.bps.go.id/ 15. Website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), 2016: http://www.lpjk.net/# 16. Website Sistim Informasi Investasi dan Pasar Infrastruktur (SIIPI), 2016: http://investasiinfrastruktur.net 422