d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara."

Transkripsi

1 b. pemberian bimbingan teknis di bidang peralatan informasi dan komunikasi bandar udara dan peralatan pengamanan bandar udara; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan informasi dan komunikasi bandar udara dan peralatan pengamanan bandar udara; d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara. Pasal 504 Subdirektorat Fasilitas Bantu Pelayanan dan Pengamanan Bandar Udara, terdiri dari : a. Seksi Peralatan Informasi dan Komunikasi Bandar Udara ; b. Seksi Peralatan Pengamanan Bandar Udara. Pasal 505 (1) Seksi Peralatan Informasi dan Komunikasi Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan informasi dan komunikasi bandar udara dan penyiapan sertifikasi kecakapan personil serta sertifikasi peralatan informasi dan komunikasi bandar udara. (2) Seksi Peralatan Pengamanan Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan pengamanan bandar udara dan penyiapan sertifikasi kecakapan personil serta sertifikasi peralatan pengamanan bandar udara. Pasal 506 Subdirektorat Fasilitas Listrik Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara dan peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara. S0-DITJEN UDARA 2005 edit MENPAN) 183

2 Pasal 507 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 506, Subdirektorat Fasilitas Listrik Bandar Udara menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara dan peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara; b. pemberian bimbingan teknis di bidang peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara dan peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara dan peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara; d. penyiapan sertifikasi kecakapan personil dan penyiapan sertifikasi peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara serta peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara. Pasal 508 Subdirektorat Fasilitas Komunikasi Penerbangan, terdiri dari : a. Seksi Peralatan Pembangkit dan Jaringan Listrik Bandar Udara; b. Seksi Peralatan Elektromekanikal dan Instalasi Listrik Bandar Udara. Pasal 509 (1) Seksi Peralatan Pembangkit dan Jaringan Listrik Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara, serta penyiapan sertifikasi kecakapan personil dan sertifikasi peralatan pembangkit dan jaringan listrik bandar udara. S0-DITJEN UDARA 2005 edit MENPAN) 184

3 (2) Seksi Peralatan Elektromekanikal dan Instalasi Listrik Bandar Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara serta penyiapan sertifikasi kecakapan personil dan sertifikasi peralatan elektromekanikal dan instalasi listrik bandar udara. Pasal 510 Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Bagian Kesembilan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 511 Kelompok Jabatan Fungsional pada Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsioanl masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 512 (1) Kelompok Jabatan Fungsioanl terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang diangkat dan diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan masing-masing Direktur. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. S0-DITJEN UDARA 2005 edit MENPAN) 185

4 SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 186 BAB VII DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN Bagian Pertama Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 513 (1) Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Departemen Perhubungan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. (2) Direktorat Jenderal Perkeretaapian dipimpin oleh Direktur Jenderal. Pasal 514 Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perkeretaapian. Pasal 515 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 514, Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api, teknik prasarana, keselamatan dan teknik sarana kereta api; b. pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api, teknik prasarana, keselamatan dan teknik sarana kereta api; c. penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api, teknik prasarana, keselamatan dan teknik sarana kereta api; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perkeretaapian; e. pelaksanaan administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

5 Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 516 Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terdiri dari : a. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian; b. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api; c. Direktorat Teknik Prasarana; d. Direktorat Keselamatan dan Teknik Sarana Kereta Api. Bagian Ketiga Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Pasal 517 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pasal 518 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 517, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian penyusunan rencana dan program, pemaduan jaringan transportasi perkeretaapian, penyusunan laporan dan evaluasi serta sistem informasi di bidang perkeretaapian; b. pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan organisasi dan tata laksana, tata usaha dan rumah tangga di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 187

6 c. pengelolaan urusan keuangan dan barang inventaris milik/kekayaan negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; d. penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan transportasi perkeretaapian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum serta penyiapan pelaksanaan hubungan masyarakat dan antar lembaga serta kerja sama luar negeri; e. penelaahan, evaluasi dan koordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan fungsional dan laporan masyarakat. Pasal 519 Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terdiri dari : a. Bagian Perencanaan; b. Bagian Kepegawaian dan Umum; c. Bagian Keuangan; d. Bagian Hukum. Pasal 520 Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penelaahan dan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, evaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja, penyusunan sistem informasi serta pemaduan sistem transportasi perkeretaapian serta penyusunan anggaran dan laporan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pasal 521 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 520, Bagian Perencanaan dan Program menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan koordinasi penyusunanan kebijakan, rencana, program, kegiatan dan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; b. penyiapan bahan pemaduan jaringan jalur perkeretaapian; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 188

7 c. penyiapan bahan pemberian bimbingan penyusunan rencana regional dan lokal di bidang perkeretaapian; d. pemantauan, evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, kegiatan dan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; e. penyusunan, pengelolaan dan pengembangan sistem dan teknologi informasi di bidang transportasi perkeretaapian serta penyusunan laporan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Bagian Perencanaan terdiri dari : Pasal 522 a. Subbagian Rencana dan Program; b. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi; c. Subbagian Sistem Informasi dan Pelaporan. Pasal 523 (1) Subbagian Rencana dan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi penyusunanan kebijakan, rencana, program, kegiatan dan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta pemberian bimbingan penyusunan rencana regional dan lokal di bidang perkeretaapian. (2) Subbagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, kegiatan dan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian serta pemaduan sistem transportasi perkeretaapian. (3) Subbagian Sistem Informasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan dan pengembangan sistem dan teknologi informasi di bidang transportasi perkeretaapian serta penyusunan laporan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 189 Pasal 524

8 Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, penyusunan organisasi dan tata laksana serta tata usaha dan rumah tangga Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pasal 525 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 524, Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan dan mutasi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, organisasi dan tata laksana dan penyiapan bahan administrasi jabatan fungsional di bidang perkeretaapian; b. pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian dan administrasi perkantoran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; c. pengelolaan urusan rumah tangga di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pasal 526 Bagian Kepegawaian dan Umum, terdiri dari : a. Subbagian Kepegawaian dan Organisasi; b. Subbagian Tata Usaha; c. Subbagian Rumah Tangga. Pasal 527 (1) Subbagian Kepegawaian dan Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan, mutasi dan pensiun pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, organisasi dan tata laksana dan penyiapan bahan administrasi jabatan fungsional bidang perkeretaapian. (2) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, ekspedisi dan penggandaan. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 190

9 (3) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan dalam, urusan umum dan kesejahteraan pegawai. Pasal 528 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan dan barang milik/kekayaan negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pasal 529 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 528, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian; b. pelaksanaan perbendaharaan anggaran Direktorat Jenderal dan pengelolaan barang milik/kekayaan negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian; c. pelaksanaan verifikasi anggaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Bagian Keuangan, terdiri dari : Pasal 530 a. Subbagian Pelaksanaan Anggaran; b. Subbagian Perbendaharaan dan Barang Milik/Kekayaan Negara; c. Subbagian Verifikasi Anggaran. Pasal 531 (1) Subbagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melakukan pengelolaan penggunaan, pengeluaran dan penerimaan serta revisi anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. (2) Subbagian Perbendaharaan dan Barang Milik/Kekayaan Negara mempunyai tugas melakukan urusan perbendaharaan dan tata SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 191

10 usaha keuangan serta pengelolaan barang milik/kekayaan Negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. (3) Subbagian Verifikasi Anggaran mempunyai tugas melakukan urusan verifikasi anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Pasal 532 Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, pelaksanaan jaringan dan dokumentasi hukum serta urusan hubungan masyarakat dan antar lembaga serta kerja sama luar negeri di bidang perkeretaapian. Pasal 533 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 532, Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rancangan dan penelaahan peraturan perundanganundangan bidang perkeretaapian; b. pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, pelaksanaan jaringan dan dokumentasi hukum serta penyuluhan peraturan perundang-undangan bidang perkeretaapian; c. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat dan antar lembaga serta urusan kerjasama luar negeri di bidang perkeretaapian. Bagian Hukum, terdiri dari : Pasal 534 a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan; b. Subbagian Jaringan Dokumentasi dan Bantuan Hukum; c. Subbagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri. Pasal 535 SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 192

11 (1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan dan penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian. (2) Subbagian Jaringan Dokumentasi dan Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, pelaksanaan jaringan dan dokumentasi hukum, serta penyuluhan peraturan perundang-undangan di bidang perkeretaapian. (3) Subbagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan hubungan masyarakat dan antar lembaga serta pertimbangan urusan kerjasama luar negeri di bidang perkeretaapian. Bagian Keempat Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Pasal 536 Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api. Pasal 537 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 536, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan antar kota, lalu lintas dan angkutan perkotaan, promosi dan pengembangan usaha; b. penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan antar kota, lalu lintas dan angkutan perkotaan, promosi dan pengembangan usaha; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 193

12 c. penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan antar kota, lalu lintas dan angkutan perkotaan, promosi dan pengembangan usaha; d. penyusunan rencana umum jaringan jalur kereta api termasuk kereta api untuk keperluan khusus; e. penyusunan bahan dan pelaksanaan promosi serta pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan perkotaan, lalu lintas dan angkutan antar kota, promosi dan pengembangan usaha; g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Pasal 538 Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, terdiri dari : a. Subdirektorat Pengembangan Jaringan; b. Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Antar Kota; c. Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Perkotaan; d. Subdirektorat Promosi dan Pengembangan Usaha; e. Subbagian Tata Usaha. Pasal 539 Subdirektorat Pengembangan Jaringan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan jaringan jalur kereta api dan kereta api khusus. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 194

13 Pasal 540 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 539, Subdirektorat Pengembangan Jaringan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang jaringan jalur kereta api dan jaringan jalur kereta api khusus untuk jangka pendek, menengah dan panjang; b. pemberian bimbingan teknis di bidang jaringan jalur kereta api dan jaringan jalur kereta api khusus untuk jangka pendek, menengah dan panjang; c. pelaksanaan penyusunan rencana umum jaringan jalur kereta api termasuk kereta api untuk keperluan khusus; d. penyiapan perumusan bahan penetapan grafik perjalanan kereta api (GAPEKA); e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang jaringan jalur kereta api dan jaringan jalur kereta api khusus untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Pasal 541 Subdirektorat Pengembangan Jaringan, terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Jaringan Wilayah I; b. Seksi Pengembangan Jaringan Wilayah II. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 195 Pasal 542

14 (1) Seksi Pengembangan Jaringan Wilayah I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang jaringan jalur kereta api dan jaringan jalur kereta api khusus untuk jangka pendek, menengah dan panjang, penyusunan rencana umum jaringan jalur kereta api termasuk kereta api untuk keperluan khusus, penetapan grafik perjalanan kereta api (GAPEKA), rekomendasi pengembangan jaringan jalur / jalur / petak jalan kereta api, rencana teknis dan pelaksanaan evaluasi kinerja jaringan jalur kereta api, pemaduan jaringan jalur kereta api dengan moda lainnya di wilayah I meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Papua. (2) Seksi Pengembangan Jaringan Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang jaringan jalur kereta api dan jaringan jalur kereta api khusus untuk jangka pendek, menengah dan panjang, penyusunan rencana umum jaringan jalur kereta api termasuk kereta api untuk keperluan khusus, penetapan grafik perjalanan kereta api (GAPEKA), rekomendasi pengembangan jaringan jalur / jalur / petak jalan kereta api, rencana teknis dan pelaksanaan evaluasi kinerja jaringan jalur kereta api, pemaduan jaringan jalur kereta api dengan moda lainnya di wilayah II meliputi Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku. Pasal 543 Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Antar Kota mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan antar kota. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 196

15 Pasal 544 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 543, Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Antar Kota menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang lalu lintas dan angkutan antar kota; b. pemberian bimbingan teknis di bidang lalu lintas dan angkutan antar kota termasuk pelaksanaan grafik perjalanan kereta api dan pelayanan angkutan antar kota; c. penyiapan penetapan rencana kebutuhan angkutan kereta api antar kota; d. penyiapan pedoman perhitungan tarif dasar dan subsidi untuk kereta api penugasan, perintis dan atau kereta api bersubsidi antar kota; e. penyiapan perumusan kebijakan teknis pemaduan pelayanan kereta api dengan moda lainnya; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan antar kota termasuk pelaksanaan grafik perjalanan kereta api. Pasal 545 Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Antar Kota, terdiri dari : a. Seksi Angkutan Antar Kota; b. Seksi Lalu Lintas Antar Kota. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 197

16 Pasal 546 (1) Seksi Angkutan Antar Kota mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang angkutan penumpang dan barang antar kota, penetapan rencana kebutuhan angkutan kereta api antar kota, sosialisasi tingkat pelayanan kereta api antar kota, pedoman perhitungan tarif dan subsidi untuk kereta api penugasan, perintis dan atau kereta api bersubsidi antar kota serta pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data di bidang angkutan kereta api antar kota. (2) Seksi Lalu Lintas Antar Kota mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas antar kota, pemaduan pelayanan dengan moda lainnya, penyiapan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan grafik perjalanan kereta api antar kota, serta pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data di bidang lalu lintas kereta api antar kota. Pasal 547 Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Perkotaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan perkotaan. Pasal 548 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 547, Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Perkotaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang lalu lintas dan angkutan perkotaan; b. pemberian bimbingan teknis di bidang lalu lintas dan angkutan perkotaan termasuk pelaksanaan grafik perjalanan kereta api dan pelayanan angkutan perkotaan; c. penyiapan penetapan rencana kebutuhan angkutan kereta api perkotaan; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 198

17 d. penyiapan pedoman perhitungan tarif dasar dan subsidi untuk kereta api penugasan, perintis dan atau kereta api bersubsidi perkotaan; e. penyiapan perumusan kebijakan teknis pemaduan pelayanan kereta api dengan moda lainnya; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan perkotaan termasuk pelaksanaan grafik perjalanan kereta api. Pasal 549 Subdirektorat Lalu Lintas dan Angkutan Perkotaan, terdiri dari : a. Seksi Angkutan Perkotaan; b. Seksi Lalu Lintas Perkotaan. Pasal 550 (1) Seksi Angkutan Perkotaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang angkutan penumpang dan barang perkotaan, penetapan rencana kebutuhan angkutan kereta api perkotaan, sosialisasi tingkat pelayanan kereta api perkotaan, pedoman perhitungan tarif dan subsidi untuk kereta api penugasan, perintis dan atau kereta api bersubsidi perkotaan serta pengumpulan, pengelohan, dan penyajian data di bidang angkutan kereta api perkotaan. (2) Seksi Lalu Lintas Perkotaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas perkotaan, pemaduan pelayanan dengan moda lainnya, penyiapan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan grafik perjalanan kereta api perkotaan, serta pengumpulan, pengelolaan, dan penyajian data di bidang lalu lintas kereta api perkotaan. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 199

18 Pasal 551 Subdirektorat Promosi dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang promosi dan pengembangan usaha perkeretaapian. Pasal 552 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 551, Subdirektorat Promosi dan Pengembangan Usaha menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang promosi dan pengembangan usaha perkeretapian; b. pemberian bimbingan teknis di bidang promosi dan pengembangan usaha perkeretapian; c. penyusunan bahan dan pelaksanaan promosi serta pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; d. penyiapan pedoman perhitungan biaya penggunaan, pemeliharaan dan pengoperasian, pengelolaan prasarana kereta api serta evaluasi pelaksanaannya; e. penyiapan perumusan izin rancang bangun rekayasa perkeretaapian dan pengoperasian kereta api dan kereta api khusus; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang promosi dan pengembangan usaha. Pasal 553 Subdirektorat Promosi dan Pengembangan Usaha, terdiri dari : a. Seksi Promosi dan Investasi; b. Seksi Pengembangan Usaha. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 200

19 Pasal 554 (1) Seksi Promosi dan Investasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan promosi serta pengembangan usaha di bidang perkeretaapian, penyiapan bahan perumusan izin rancang bangun rekayasa perkeretaapian, perhitungan pengelolaan prasarana kereta api, penyiapan evaluasi dan bimbingan teknis kepengusahaan perkeretaapian. (2) Seksi Pengembangan Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang pelaksanaan biaya pemeliharaan dan pengoperasian prasarana kereta api, perhitungan dan evaluasi biaya penggunaan prasarana kereta api, penetapan izin pengoperasian kereta api dan kereta api khusus. Pasal 555 Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, dan rumah tangga Direktorat. Bagian Kelima DIREKTORAT TEKNIK PRASARANA Pasal 556 Direktorat Teknik Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang teknik prasarana kereta api. Pasal 557 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 556, Direktorat Teknik Prasarana menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana kereta api yang terdiri atas prasarana sipil, fasilitas operasi dan fasilitas pendukung serta peralatan dan logistik; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 201

20 b. penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang prasarana kereta api yang terdiri atas prasarana sipil, fasilitas operasi dan fasilitas pendukung serta peralatan dan logistik; c. penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang prasarana kereta api yang terdiri atas prasarana sipil, fasilitas operasi dan fasilitas pendukung serta peralatan dan logistik; d. pelaksanaan pemeriksaan, pengujian, pemberian tanda kelaikan prasarana termasuk material baru dan akreditasi pelaksana jasa konsultansi serta konstruksi prasarana kereta api; e. pelaksanaan penyelenggaraan prasarana kereta api meliputi pembangunan, pengadaan, pengoperasian dan perawatan prasarana kereta api serta pengusahaan prasarana kereta api milik negara; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana kereta api yang terdiri atas prasarana sipil, fasilitas operasi dan fasilitas pendukung serta peralatan dan logistik; g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Pasal 558 Direktorat Teknik Prasarana, terdiri dari : a. Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah I; b. Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah II; c. Subdirektorat Sinyal, Telekomunikasi dan Pelistrikan; d. Subdirektorat Peralatan dan Logistik. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 202

21 Pasal 559 Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana sipil, pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian serta pemberian tanda kelaikan prasarana sipil termasuk material baru, akreditasi pelaksana jasa konsultansi dan konstruksi di bidang prasarana sipil, penyelenggaraan pembangunan, pengadaan, pengoperasian, perawatan prasarana sipil yang meliputi jalan rel, stasiun, terowongan, jembatan, bangunan pendukung di wilayah I meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Papua. Pasal 560 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 559, Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah I menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang prasarana sipil wilayah I; b. pemberian bimbingan teknis di bidang prasarana sipil wilayah I; c. penyiapan pelaksanaan penyelenggaraan prasarana kereta api meliputi pembangunan, pengadaan, pengoperasian dan perawatan prasarana sipil milik negara wilayah I; d. penyiapan pelaksanaan pemeriksaan, pengujian, pemberian tanda kelaikan dan akreditasi pelaksana jasa konsultansi serta konstruksi prasarana sipil wilayah I; e. penyiapan kebijakan teknis kualitas material baru yang digunakan dalam pembangunan, rehabilitasi dan perawatan prasarana sipil kereta api wilayah I; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana sipil wilayah I. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 203

22 Pasal 561 Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah I, terdiri dari : a. Seksi Jalan Rel dan Tanah Wilayah I; b. Seksi Jembatan dan Bangunan Wilayah I. Pasal 562 (1) Seksi Jalan Rel dan Tanah Wilayah I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang jalan rel dan tanah, penyiapan pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian jalan rel dan tanah serta pengesahan hasil uji, penyiapan bahan akreditasi jasa konsultasi dan konstruksi serta pengesahan kualitas material baru jalan rel dan tanah di wilayah I meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Papua. (2) Seksi Jembatan dan Bangunan wilayah I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang jembatan dan bangunan, penyiapan pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, pemeriksaan, pengujian jembatan dan bangunan serta pengesahan hasil uji, penyiapan bahan akreditasi jasa konsultasi dan kontruksi serta pengesahan kualitas material baru jembatan dan bangunan di wilayah I meliputi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Pulau Papua. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 204

23 Pasal 563 Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana sipil, pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian serta pemberian tanda kelaikan prasarana sipil termasuk material baru, akreditasi pelaksana jasa konsultasi dan konstruksi di bidang prasarana sipil, penyelenggaraan pembangunan, pengadaan, pengoperasian, perawatan prasarana sipil yang meliputi jalan rel, stasiun, terowongan, jembatan, bangunan pendukung Wilayah II meliputi Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan kepulauan Maluku. Pasal 564 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 563, Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah II menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang prasarana sipil wilayah II; b. pemberian bimbingan teknis di bidang prasarana sipil wilayah II; c. penyiapan pelaksanaan penyelenggaraan prasarana kereta api meliputi pembangunan, pengadaan, pengoperasian dan perawatan prasarana sipil milik negara wilayah II; d. penyiapan pelaksanaan pemeriksaan, pengujian, pemberian tanda kelaikan dan akreditasi pelaksana jasa konsultasi serta konstruksi prasarana sipil wilayah II; e. penyiapan kebijakan teknis kualitas material baru yang digunakan dalam pembangunan, rehabilitasi dan perawatan prasarana sipil kereta api wilayah II; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana sipil. Pasal 565 Subdirektorat Prasarana Sipil Wilayah II, terdiri dari : a. Seksi Jalan Rel dan Tanah Wilayah II; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 205

24 b. Seksi Jembatan dan Bangunan Wilayah II. Pasal 566 (1) Seksi Jalan Rel dan Tanah Wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang jalan rel dan tanah, penyiapan pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian jalan rel dan tanah serta pengesahan hasil uji, penyiapan bahan akreditasi jasa konsultasi dan konstruksi serta pengesahan kualitas material baru jalan rel dan tanah di Wilayah II meliputi Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan kepulauan Maluku. (2) Seksi Jembatan dan Bangunan wilayah II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang jembatan dan bangunan, penyiapan pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, pemeriksaan, pengujian jembatan dan bangunan serta pengesahan hasil uji, penyiapan bahan akreditasi jasa konsultasi dan kontruksi serta pengesahan kualitas material baru jembatan dan bangunan di Wilayah II meliputi Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan kepulauan Maluku. Pasal 567 Subdirektorat Sinyal, Telekomunikasi dan Pelistrikan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitas operasi, pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian serta pemberian tanda kelaikan fasilitas operasi termasuk material baru, akreditasi pelaksana jasa konsultasi dan konstruksi di bidang fasilitas operasi, penyelenggaraan pembangunan, pengadaan, pengoperasian, perawatan fasilitas operasi yang meliputi sinyal, telekomunikasi, pelistrikan dan bangunan pendukung fasilitas operasi. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 206

25 Pasal 568 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 567, Subdirektorat Sinyal, Telekomunikasi dan Pelistrikan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang fasilitas operasi kereta api; b. pemberian bimbingan teknis di bidang fasilitas operasi; c. penyiapan pelaksanaan penyelenggaraan prasarana kereta api meliputi pembangunan, pengadaan, pengoperasian dan perawatan fasilitas operasi milik negara; d. penyiapan pelaksanaan pemeriksaan, pengujian, pemberian tanda kelaikan dan akreditasi pelaksana jasa konsultasi serta konstruksi fasilitas operasi; e. penyiapan kebijakan teknis kualitas material baru yang digunakan dalam pembangunan, rehabilitasi dan perawatan fasilitas operasi; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana sipil. Pasal 569 Subdirektorat Sinyal, Telekomunikasi dan Pelistrikan, terdiri dari : a. Seksi Persinyalan; b. Seksi Telekomunikasi dan Pelistrikan. Pasal 570 (1) Seksi Persinyalan mempunyai tugas mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penyiapan pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengesahan hasil uji persinyalan serta fasilitas pendukung operasi, penyiapan bahan akreditasi jasa konsultasi dan konstruksi persinyalan serta pengesahan kualitas material baru. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 207

26 (2) Seksi Telekomunikasi dan Pelistrikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang penyiapan pelaksanaan pengadaan, pembangunan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengesahan hasil telekomunikasi dan pelistrikan, pengesahan hasil uji, penyiapan bahan akreditasi jasa konsultasi dan konstruksi telekomunikasi dan pelistrikan, pengesahan kualitas material baru. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 208 Pasal 571 Subdirektorat Peralatan dan Logistik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan dan logistik, pengusahaan fasilitas peralatan perawatan dan logistik, penetapan rancang bangun penempatan dan atau penyimpanan peralatan perawatan prasarana serta pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data di bidang prasarana kereta api. Pasal 572 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 571, Subdirektorat Peralatan dan Logistik menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang peralatan dan logistik; b. pemberian bimbingan teknis di bidang peralatan dan logistik; c. penyusunan jumlah kebutuhan minimal dan rencana pemanfaatan serta pengusahaan fasilitas peralatan perawatan prasarana; d. penyusunan rancang bangun penempatan dan atau penyimpanan peralatan perawatan prasarana dan kebutuhan minimal suku cadang komponen perawatan; e. penyusunan kebutuhan suku cadang komponen perawatan prasarana; f. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data di bidang prasarana kereta api; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan dan logistik.

27 Pasal 573 Subdirektorat Logistik dan Peralatan, terdiri dari : a. Seksi Peralatan; b. Seksi Logistik. Pasal 574 (1) Seksi Peralatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan perawatan prasarana, kebutuhan peralatan perawatan prasarana, penyusunan kebutuhan suku cadang komponen peralatan perawatan dan suku cadang komponen perawatan prasarana, pengusahaan fasilitas peralatan perawatan prasarana serta pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data di bidang prasarana kereta api.. (2) Seksi Logistik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang logistik, serta penyusunan penetapan rancang bangun penempatan dan atau penyimpanan peralatan suku cadang, penyiapan kebutuhan / pemberdayaan kembali suku cadang serta pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data logistik. Bagian Keenam Direktorat Keselamatan dan Teknik Sarana Kereta Api Pasal 575 Direktorat Keselamatan dan Teknik Sarana Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang keselamatan dan teknik sarana kereta api. Pasal 576 SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 209

28 Dalam melaksanakan tugas sebagaimanan dimaksud dalam Pasal 575, Direktorat Keselamatan dan Teknik Sarana Kereta Api menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang rekayasa dan kelaikan sarana, fasilitasi sarana, manajemen keselamatan perkeretaapian, advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil serta akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia yang meliputi tenaga pemeriksa, penguji, pengoperasian, perawatan prasarana dan sarana kereta api; b. penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang rekayasa dan kelaikan sarana, fasilitasi sarana, manajemen keselamatan perkeretaapian, advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil serta akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia yang meliputi tenaga pemeriksa, penguji, pengoperasian, perawatan prasarana dan sarana kereta api; c. penyiapan perumusan dan pemberian bimbingan teknis di bidang rekayasa dan kelaikan sarana, fasilitasi sarana, manajemen keselamatan perkeretaapian, advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil serta akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia yang meliputi tenaga pemeriksa, penguji, pengoperasian, perawatan prasarana dan sarana kereta api; d. pelaksanaan advokasi keselamatan dan bimbingan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang perkeretaapian; e. pengelolaan fasilitas perawatan sarana kereta api milik negara; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang keselamatan dan teknik sarana kereta api; g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Pasal 577 Direktorat Keselamatan dan Teknik Sarana Kereta Api, terdiri dari : a. Subdirektorat Manajemen Keselamatan; b. Subdirektorat Akreditasi dan Sertifikasi Sumber Daya Manusia; c. Subdirektorat Advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 210

29 d. Subdirektorat Rekayasa dan Kelaikan Sarana; e. Subdirektorat Fasilitasi Sarana; f. Subbagian Tata Usaha. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 211 Pasal 578 Subdirektorat Manajemen Keselamatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang keselamatan, pelaksanaan manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan kereta api, melakukan audit terhadap keselamatan dibidang perkeretaapian, identifikasi daerah rawan kecelakaan di prasarana dan penyebab kecelakaan serta rekayasa peningkatan keselamatan, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data di bidang keselamatan kereta api dan upaya pengembangan sistem informasi. Pasal 579 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 578, Subdirektorat Manajemen Keselamatan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang manajemen keselamatan; b. pemberian bimbingan teknis di bidang manajemen keselamatan; c. penyiapan pelaksanaan manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan kereta api; d. penyiapan pelaksanaan audit keselamatan lalu lintas dan angkutan kereta api; e. penyiapan pelaksanaan identifikasi daerah rawan kecelakaan di prasarana; f. penyiapan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data di bidang keselamatan kereta api dan upaya pengembangan sistem informasi; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang manajemen keselamatan.

30 Pasal 580 Subdirektorat Manajemen Keselamatan, terdiri dari : a. Seksi Analisa Kecelakaan; b. Seksi Audit Keselamatan. Pasal 581 (1) Seksi Analisa Kecelakaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang analisa kecelakaan, penyebab kecelakaan serta rekayasa peningkatan keselamatan dan pengembangan sistem informasi kecelakaan kereta api. (2) Seksi Audit Keselamatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang audit keselamatan, pelaksanaan audit keselamatan lalu lintas dan angkutan kereta api, serta identifikasi daerah rawan kecelakaan di prasarana. Pasal 582 Subdirektorat Akreditasi dan Sertifikasi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia, penetapan kualifikasi keahlian dan sertifikasi tenaga perawatan, pemeriksa, penguji, dan pengoperasian prasarana dan sarana kereta api, penyiapan materi dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis, pemberian akreditasi lembaga/institusi yang melaksanakan pemeriksaan dan pengujian prasarana dan sarana kereta api. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 212

31 Pasal 583 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 582, Subdirektorat Akreditasi dan Sertifikasi Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia; b. pemberian bimbingan teknis di bidang akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia; c. penyiapan penetapan sertifikat keahlian dan peningkatan kualitas/kuantitas tenaga perawatan, pemeriksaan, pengujian dan pengoperasian prasarana dan sarana kereta api; d. penyusunan materi dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis untuk tenaga perawatan, pemeriksa, penguji, dan pengoperasi prasarana dan sarana kereta api; e. penyiapan pemberian akreditasi lembaga/ institusi yang melaksanakan pemeriksaan dan pengujian prasarana dan sarana kereta api; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang akreditasi dan sertifikasi sumber daya manusia. Pasal 584 Subdirektorat Akreditasi dan Sertifikasi Sumber Daya Manusia, terdiri dari : a. Seksi Akreditasi; b. Seksi Sertifikasi Sumber Daya Manusia. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 213

32 Pasal 585 (1) Seksi Akreditasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberian akreditasi lembaga/ institusi yang melaksanakan pemeriksaan dan pengujian prasarana dan sarana kereta api, penyusunan bahan materi dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis untuk tenaga perawatan, pemeriksa, penguji, dan pengoperasi prasarana dan sarana kereta api. (2) Seksi Sertifikasi Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang sertifikasi sumber daya manusia, penetapan sertifikat keahlian dan peningkatan kualitas/kuantitas tenaga perawatan, pemeriksaan, pengujian dan pengoperasian prasarana dan sarana kereta api. Pasal 586 Subdirektorat Advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil, penyiapan koordinasi antar lembaga dalam peningkatan keselamatan kereta api, penyiapan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang perkeretaapian serta penyuluhan peruntukkan ruang dikawasan perkeretaapian serta tata tertib pengguna jasa perkeretaapian, tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang. Pasal 587 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 586, Subdirektorat Advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil; b. pemberian bimbingan teknis di bidang advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil; SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 214

33 c. penyiapan koordinasi antar lembaga dalam peningkatan keselamatan kereta api; d. penyiapan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang perkeretaapian; e. penyiapan pelaksana penyuluhan peruntukkan ruang dikawasan perkeretaapian serta tata tertib pengguna jasa perkeretaapian, tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pasal 588 Subdirektorat Advokasi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil, terdiri dari : a. Seksi Advokasi dan Desiminasi; b. Seksi Bimbingan Teknis Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pasal 589 (1) Seksi Advokasi dan Desiminasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang advokasi dan desiminasi, penyuluhan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, penyuluhan peruntukkan ruang dikawasan perkeretaapian serta pengguna jasa perkeretaapian dan tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang serta koordinasi antar lembaga dalam peningkatan keselamatan kereta api. (2) Seksi Bimbingan Teknis Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang Penyidik Pegawai Negeri Sipil, pengusulan pengangkatan/pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil, penyiapan pelaksanaan penyidikan, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data penyidikan serta koordinasi antar lembaga dalam tindak pidana di bidang perkeretaapian. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 215 Pasal 590

34 Subdirektorat Rekayasa dan Kelaikan Sarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa dan kelaikan sarana, penyusunan rancang bangun dan rekayasa sarana, pelaksanaan pengadaan dan/atau rehabilitasi sarana kereta api penugasan, subsidi dan keperintisan, pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian sarana kereta api dan sarana keperluan khusus, pelaksanan uji dan sertifikasi laik operasi sarana kereta api dan sarana untuk keperluan khusus, pengembangan database dan sistem informasi sarana kereta api dan sarana untuk keperluan khusus. Pasal 591 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 590, Subdirektorat Rekayasa dan Kelaikan Sarana menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang rekayasa dan kelaikan penggerak, kereta dan gerbong; b. pemberian bimbingan teknis di bidang rekayasa dan kelaikan penggerak, kereta dan gerbong; c. penyiapan pengadaan dan atau rehabilitasi sarana penggerak, kereta dan gerbong penugasan, subsidi dan keperintisan; d. pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian serta sertifikasi kelaikan sarana penggerak, kereta dan gerbong serta sarana untuk keperluan khusus; e. penyiapan database serta pengembangan sistem informasi bidang sarana penggerak, kereta dan gerbong dan sarana untuk keperluan khusus; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa dan kelaikan penggerak, kereta dan gerbong. SO-DITJEN KA 2005 edit MENPAN 216

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI Pasal 721 Badan Pembinaan Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863

Pasal 862. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863 Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Subbagian Perencanaan; b. Subbagian Keuangan; Pasal 862 c. Subbagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 863 (1) Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 4 REGULASI No RENCANA TINDAK TARGET / SASARAN 2010 2011 2012 2013 2014 Peraturan Menteri/Keputusan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMBAWA DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2010 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG - 1-9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa transportasi mempunyai peranan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 63, 2016 KEMENHUB. Badan Penelola Transportasi JABODETABEK. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.18, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Perkeretaapian. Perhitungan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KABUPATEN GRESIK DENGAN

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 14/MEN/VII/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUNGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERHUBUNGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERHUBUNGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERHUBUNGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG . BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PRESERVASI JALAN. Jakarta, 22 Juni 2015

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PRESERVASI JALAN. Jakarta, 22 Juni 2015 STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PRESERVASI JALAN Jakarta, 22 Juni 2015 WILAYAH KERJA DIREKTORAT PRESERVASI JALAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BAGIAN KEPEGAWAIAN,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 72 TAHUN 2013 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 72 TAHUN 2013 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2013 TENTANG KELAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KELAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN A. KELAS STRUKTURAL I. KELAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi :

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi : TUGAS DAN FUNGSI DPMPTSP KABUPATEN LOMBOK BARAT Sekretariat (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris. (2) Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam memimpin, membina,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Paragraf 1 KEPALA DINAS Pasal 84

Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Paragraf 1 KEPALA DINAS Pasal 84 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PRABUMULIH (PERATURAN WALIKOTA NOMOR 63 TAHUN 2015 TANGGAL 17 NOVEMBER 2015) BERITA DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2015 NOMOR 72 Bagian Kelima DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS POKOK Dinas Perhubungan mempunyai tugas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR: KEP- 115/J.A/10/1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR: KEP- 115/J.A/10/1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP- 115/J.A/10/1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR BAB IV GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN DAN SUB DINAS PERHUBUNGAN LAUT KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Tinjauan Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir Dinas Perhubungan daerah Kabupaten Rokan hilir merupakan

Lebih terperinci

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL - 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 96 TAHUN 2016 /X/2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BULUKUMBA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 39 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 39 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 39 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat No.57, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Lalu Lintas Kereta Api. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 Tahun 2017 TENTANG LALU LINTAS KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI. Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005. Tentang TUPOKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAPPEBTI, DEPDAG BAB IX

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI. Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005. Tentang TUPOKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAPPEBTI, DEPDAG BAB IX PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI Nomor : 01/M-DAG/PER/3/2005 Tentang TUPOKSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BAPPEBTI, DEPDAG BAB IX BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Bagian Pertama Tugas dan Fungsi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Api merupakan salah satu moda transportasi darat yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 118 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci