BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

BAB 2 LANDASAN TEORI

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

Penerapan Masalah Transportasi

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PEMETAAN ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN REMBANG. Program Studi Statistika, UNIMUS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

ESTIMASI PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN REMBANG DENGAN PENDEKATAN SAE-NONPARAMETRIK. Program Studi Pendidikan Matematika, UNIMUS 2

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

WALIKOTA BANJARMASIN

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

WALIKOTA BANJARMASIN

SMALL AREA ESTIMATION UNTUK PENDUGAAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PROVINSI MALUKU DENGAN PENDEKATAN KERNEL-BOOTSTRAP

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aljabar Linear Elementer

PENDUGAAN TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN SAE

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

Trihastuti Agustinah

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

SMALL AREA ESTIMATION TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

TINJAUAN PUSTAKA Profil Kabupaten Jember Pengeluaran Per kapita

PENDEKATAN METODE PEMULUSAN KERNEL PADA PENDUGAAN AREA KECIL (SMALL AREA ESTIMATION)

BAB I PENDAHULUAN. Statistika adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari prosedur-prosedur

BAB 3 MODEL ESTIMASI REGRESI NONPARAMETRIK

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO)

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

WALIKOTA BANJARMASIN

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

BAB III PENDEKATAN TEORI

PENDUGAAN IPM PADA AREA KECIL DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN NONPARAMETRIK

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN PENDEKATAN KERNEL

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG

PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan sebagai himpnan bagian dari poplasi (sb poplasi) yang kran contohnya kecil dengan sat pebah menjadi perhatian (Rao,003). Metode SAE menjadi berperan sangat penting dalam analisis data srvei karena adanya peningkatan permintaan agar menghasilkan dgaan parameter yang ckp akrat dengan kran sampel yang kecil. Permasalahan pokok yang timbl dalam SAE ada da. Pertama, bagaimana menghasilkan sat dgaan parameter yang ckp baik dengan kran sampel kecil pada area kecil. Keda, bagaimana mmenghasilkan model yang sesai dengan domain ata area kecil. Menrt (Pfefferman, 00) solsi ntk permasalahan tersebt adalah dengan meminjam informasi dari dalam area, lar area, mapn lar srvei. Terdapat da cara pendgaan parameter pada sat domain ata area kecil. Pertama dengan pendgaan secara langsng (direct estimation), keda dengan cara pendgaan tak langsng (indirect estimation). Pada pendgaan tak langsng SAE merpakan sat pendgaan dengan cara memanfaatkan informasi variabel lain yang berhbngan dengan parameter yang diamati. Pendgaan parameter dan inferensinya yang menggnakan informasi tambahan tersebt, dinamakan pendgaan tak langsng (indirect estimation). Metode dengan memanfaatkan

informasi tambahan tersebt secara statistik memiliki sifat meminjam kekatan (borrowing strength) informasi dari hbngan antara variabel respon dengan informasi yang ditambahkan. Dengan demikian, pendgaan tidak langsng ini mencakp data dari domain yang lain (Krnia, 009). Ada da konsep pokok yang dignakan ntk mengembangkan model pendgaan parameter small area, yait: 1. Model pengarh tetap (fixed effect model) dimana asmsi bahwa keragaman di dalam small area variabel respon dapat diterangkan selrhnya oleh hbngan keragaman yang bersesaian pada informasi tambahan.. Model pengarh acak (random effect) dimana asmsi keragaman spesifik small area tidak dapat diterangkan oleh informasi tambahan. Gabngan antara keda model tersebt membentk model campran (mixed model). Karena variabel respon diasmsikan berdistribsi normal maka pendgaan area kecil yang dikembangkan merpakan bentk khss dari General Linear Mixed Model (GLMM). bentk Model small area biasanya menggnakan model linier campran dalam y = X β + Z + e (.1) dimana X adalah matriks pebah penyerta, Z adalah vektor acak yang biasa dikenal sebagai pengarh area kecil, dan e adalah vektor dari galat sampel (Rao, 003). Menrt Rao (003) ada da model dasar pendgaan area kecil, yait basic area level model dan basic nit level model.

a. Basic area level model yait model yang didasarkan pada ketersediaan data pendkng yang hanya ada ntk level area tertent, misalkan xi = ( x1i,..., xpi) T dengan x i adalah sat vektor, i adalah banyaknya area dan p adalah banyaknya pebah pendkng, dan parameter yang akan didga θ i, diasmsikan mempnyai hbngan dengan x i. Data pendkng tersebt dignakan ntk membangn model sebagai berikt: θ T i = xi β + i, i =1,...,m (.) dengan β merpakan vektor koefisien regresi ntk data pendkng x i dan i berdistribsi independen N σ, sebagai pengarh acak yang (0, ) diasmsikan normal. estimator θ i, dapat diketahi dengan mengasmsikan bahwa model pendga langsng y i telah tersedia yait: y = θ + e, i =1,...,m (.3) i i i dengan i (0, ) dan e N σ ei σ ei diketahi. Pada akhirnya model (.) dan (.3) digabngkan dan menghasilkan model gabngan: ɵ T i xi β bii ei θ = + +, i =1,...,m (.4) Model persamaan (.4) merpakan bentk khss dari model linier campran (general linear mixed model). b. Basic nit level model yait sat model dimana data-data pendkng yang tersedia bersesaian secara individ dengan data respon, misal XIJ = ( x 1,..., ) T ij xijp, sehingga dapat dibangn sat model regresi tersarang y = x β + + e, i=1,...,m dan j=1,...,n i (.5) T ij ij i ij

dimana j adalah banyaknya rmah tangga pada area ke-i dengan i (0, ) dan N σ i (0, ). e N σ ei Penelitian ini menggnakan model basic area level model karena data pendkngnya hanya ada ntk level area tertent, yait pada level kecamatan. Untk model berbasis area dengan sat pebah penyerta, model (.1) bisa dinyatakan sebagai: y = θ + e (.6) i i i ɵ T i xi β bii ei θ = + + (.7) dengan β merpakan vektor koefisien regresi ntk data pendkng x i dan i berdistribsi independen N σ, sebagai pengarh acak yang (0, ) diasmsikan normal dan ei N (0, ψ i) (Fay dan Herriot, 1979).. SAE dengan Pendekatan Nonparametrik Mkhopadhyay dan Maiti (004) menjelaskan bahwa ntk mengrangi bias yang relatif besar dari statistik area kecil dengan pebah penjelasnya dan ntk mendapatkan pendga MSE yang lebih baik dapat dirmskan sebagai berikt: y = θ + e (.8) i i i θ i = m( xi) + i (.9) dimana i=1,,...,n mennjkkan jmlah area kecil. Fngsi m(.) adalah fngsi mls (smoothing fnction) yang mendefinisikan hbngan antara x dan y. θ i adalah rataan area kecil yang tidak teramati, y i adalah pendga langsng dari rataan area kecil, i galat pebah acak yang berdistribsi independen dan identik

dengan E( i) = 0 dan var( i) σ =, dan i e berdistribsi independen dan identik dengan E( e i) = 0 dan var( ei) = Di, dengan asmsi i D diketahi. Persamaan.9 dan.10 disbstitsikan maka akan menghasilkan persamaan berikt: y = m( xi) + + e (.10).3 Regresi Kernel Regresi merpakan metode analisa yang menggambarkan pola hbngan secara mm antara variabel prediktor ( x) dan variabel respon ( y ). Apabila terdapat n pengamatan yang independen yait ( xi, yi),( x, y ),...,( xn, y n), dan hbngan antara x i dan y i tersebt mengikti regresi nonparametrik, dalam hal ini x i adalah prediktor dan y i adalah respon, maka dapat dimodelkan sebagai berikt: yi = m( xi) + ε i, i =1,,3,..., m (.11) dimana m( x i) adalah fngsi/krva regresi yang bentknya tidak diketahi dan ε i N(0, σ ). Fngsi regresi m( x i) pada model regresi nonparametrik dapat diestimasi dengan pendekatan kernel yang didasarkan pada fngsi densitas kernel (Hardle, 1994). Estimasi densitas kernel didefinisikan dengan: n 1 x mˆ h( x) = K( ) (.1) h h i= 1 dimana K (.) disebt dengan fngsi kernel dan h adalah banwidth ata parameter pemls yang berfngsi mengatr kemlsan dari krva yang diestimasi.

Masalah terpenting dalam penggnaan estimasi densitas kernel adalah pemilihan bandwidth yang optimm yang bersesaian dengan fngsi kernel yang dignakan. Jika nilai bandwidth terlal kecil maka akan diperoleh penaksir krva yang krang hals, sebaliknya jika nilai bandwidth terlal besar maka akan diperoleh penaksir krva yang semakin hals, akibatnya kemampan ntk memetakan data tidak terlal baik. Dalam penelitian ini dipilih h n 1 5 (Indahwati, Sadik, Nrmasari, 008). Fngsi kernel yang dignakan pada penelitian ini adalah fngsi Kernel Epanechnikov. Persamaan matematis fngsi Kernel Epanechnikov adalah sebagai berikt: 3 K ( x) = ( 1 x ) I ( x 1) (.13) 4 dimana I ( x 1) merpakan fngsi indikator yang bernilai 1 jika x 1 dan bernilai 0 ntk yang lainnya..4 SAE Dengan Metode Kernel Mkhopadhyay dan Maiti (004) dalam mendga m( x i) menggnakan pendgaan kernel Nadaraya-Watson ( i) mˆ h x = i Kh( x xi) yi i Kh( x xi) (.14) dimana K h(.) adalah fngsi Kernel dengan bandwidth h Berdasarkan persamaan di atas dapat diperlihatkan bahwa pendga terbaik dari nilai area kecil θ i dengan σ tidak diketahi, adalah: ɵ θ ɵ (1 ɵ i = γ iyi + γ i) mˆ h( xi) (.15)

dengan ɵ ˆ σ γ i = ˆ σ + Di (.16) ˆ σ Pendga dari σ dirmskan dengan: 1 x = { W x yi mˆ xi D} (.17) n ( ) max 0, hi ( ){ ( )} n 1 i= 1 dengan W hi ( x) = Kh( x xi) 1 Kh( x xi) n i (.18).5 Pendgaan MSE dengan Pendekatan Bootsrap Metode Bootsrap pertama kali diperkenalkan oleh Bradley Efron pada tahn 1979. Metode Bootsrap merpakan sat metode teknik resampling yang bertjan ntk memperkirakan sat parameter θ i dari sat poplasi (Nadhia,006). Metode Bootsrap dapat dignakan pada data yang jmlah sampelnya terlal sedikit, sehingga dalam pengjian kenormalan data tidak akan sesai dengan keadaan yang sebenarnya. Metode Bootsrap dapat jga dignakan ntk mengestimasi distribsi sat statistik. Distribsi ini diperoleh dengan menggantikan distribsi poplasi yang tidak diketahi dengan distribsi empiris berdasarkan data sampel, kemdian melakkan pengambilan sampel (resampling) dengan mengelarkan sampel dari distribsi empiris yang selanjtnya dignakan ntk mencari penaksir Bootsrap. Dengan metode Bootsrap tidak perl melakkan asmsi distribsi dan asmsi-asmsi awal ntk mendga bentk distribsi dan pengjian-pengjian statistiknya ( Krnia, 006) Pendga MSE dengan bootsrap diberikan oleh: ( ) * ɵ 1 B *( j) ɵ *( j) MSE ( θ i) = i j 1 i J θ θ (.19) =

dimana nilai J merpakan banyaknya poplasi bootstrap, ɵ θ *( j) i merpakan pendgaan rataan area kecil ke- i dari poplasi bootstrap ke- j, dan θ *( j) i merpakan nilai sebenarnya rataan area kecil ke- i dari poplasi bootstrap ke- j. Efron dan Tibshirani (1993) menyatakan nilai B yang besar biasanya akan sangat baik ntk menrnkan mean sqare error. Penentan besarnya nilai B sangat bervariatif, karena basar kecilnya nilai B mamp memberikan hasil yang berbedabeda ntk setiap tahapan dalam analisis. Nilai B yang kecil, misalnya B =50 dapat menghasilkan replikasi bootstrap yang ckp baik. Sedangkan nilai B =100 jga terbilang baik karena dapat memberikan nilai yang baik dalam estimasi standar error. Jarang sekali peneliti memakai B lebih dari 00 (Darsyah, 013)..6 Jmlah Penddk Miskin Bappenas (004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi di mana seseorang ata sekelompok orang, laki-laki dan perempan, tidak mamp memenhi hak-hak dasarnya ntk mempertahankan dan mengembangkan kehidpan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenhinya kebthan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, permahan, air bersih, pertanahan, smber daya alam dan lingkngan hidp, rasa aman dari perlakan ata ancaman tindak kekerasan dan hak ntk berpartisipasi dalam kegiatan sosial-politik, baik bagi perempan mapn bagi laki-laki. Kamalddin (005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengarhi kemiskinan di perkotaan antara lain Banyaknya masyarakat desa yang pindah ke kota (Urbanisasi), Tingkat pendidikan yang rendah, dan Penganggran. Sat angka kemiskinan pada sat daerah dapat dilihat melali besar kecilnya angka

jmlah penddk miskin. Kebthan mansia banyak dan beragam, karena it mereka bersaha ntk memenhi kebthannya. Hal yang biasa dilakkan adalah bekerja ntk mendapatkan penghasilan ata pendapatan. Cahyono (1998) menyatakan salah sat faktor yang mempengarhi pendapatan adalah faktor mr. Umr prodktif berkisar antara 15-64 tahn yang merpakan mr ideal bagi para pekerja. Di masa prodktif, secara mm semakin bertambahnya mr maka pendapatan akan semakin meningkat, yang tergantng jga pada jenis pekerjaan yang dilakkan. Kektan fisik seseorang dalam melakkan sesat sangat erat kaitannya dengan mr karena bila mr seseorang telah melewati masa prodktif, maka semakin menrn kekatan fisiknya sehingga prodktivitasnya pn menrn dan pendapatan jga ikt menrn. Apabila mereka yang disia 65 tahn keatas bekerja ata bahkan menganggr, konsekensinya adalah mereka tidak dapat memenhi kebthannya dengan baik, kondisi ini membawa dampak bagi terciptanya dan membengkaknya jmlah penddk miskin yang ada. Dalam penelitian ini dipilih variabel penddk sia 65 tahn keatas, dimana bahwa semakin tinggi penddk sia tidak prodktif maka akan meningkatkan kemiskinan.