Indonesian Journal of Primary Education

dokumen-dokumen yang mirip
P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DESAIN DIDAKTIS BAHAN AJAR KONEKSI MATEMATIKA PADA KONSEP LUAS DAERAH TRAPESIUM. Ihsan Ariatna Dindin Abdul Muiz Lidinillah Hj.

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN A.

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Desain Didaktis Konsep Mengukur Sudut di Kelas V Sekolah Dasar

\MODEL DESAIN DIDAKTIS PENGURANGAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

P 45 DESAIN DIDAKTIS PENGENALAN KONSEP PECAHAN SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain didaktis yang berdasarkan pada hambatan pada proses pembelajaran yang

PERNYATAAN. Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan, Iir Iryanti NIM

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN DIDAKTIS INTERAKTIF PROBLEM SOLVING MATEMATIS PADA POKOK BAHASAN KESEBANGUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

Desain Didaktis Pembelajaran Konsep Energi dan Energi Kinetik Berdasarkan Kesulitan Belajar Siswa pada Sekolah Menengah Atas

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH TRAPESIUM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH JAJARGENJANG PADA PEMBELARAN MATEMATIKA KELAS IV SEKOLAH DASAR Lukman Nurdin Hj. Epon Nur aeni L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS LEARNING OBSTACLES KONSEP GEOMETRI PADA MAHASISWA SEMESTER 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOSEN SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT BERDASARKAN MISKONSEPSI SISWA

MENGATASI HAMBATAN BELAJAR SISWA DALAM MENGGAMBAR GARIS DAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN ANTISIPASI DIDAKTIS DI SMP

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain

DESAIN DIDAKTIS KONSEP VOLUME LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP BERDASARKAN LEARNING TRAJECTORY

Educational Design Research : a Theoretical Framework for Action. Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah

Kata kunci: didactical design, learning obstacle, spatial thinking, jaring-jaring kubus dan balok, pembelajaran matematika

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Pembelajaran Aturan Sinus dan Aturan Cosinus Berbasis PMRI untuk Mengetahui Strategi Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Desain Didaktis Luas Daerah Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika SMP

BAB III METODE PENELITIAN

2015 DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

online at Jurnal MathEducation Nusantara Vol. 1 (1), 2018, 15-19

DESAIN DIDAKTIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS MATERI BALOK DAN KUBUS SISWA KELAS IV SD

Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

PROSIDING. Pengembangan Pembelajaran Matematika SMP melalui Aktivitas Mematematikakan Realita

BAB III METODE PENELITIAN

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN:

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Agnesa, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA SMA PADA MATERI PERSAMAAN GAS IDEAL BERBASIS HASIL ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

Desain Bahan Ajar Mengubah Bentuk Pecahan Berbasis Pemodelan Matematika untuk Siswa SD

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

DESAIN DIDAKTIS KONSEP BARISAN DAN DERET ARITMETIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode dan desain penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

Kata kunci: desain pembelajaran, konstruktivisme, learning obstacle, gaya magnet.

BAB III METODE PENELITIAN

2) 3)

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan. Semakin banyak siswa yang mencapai tingkat pemahaman dan

Desain Didaktis Bahan Ajar Matematika SMP Berbasis Learning Obstacle dan Learning Trajectory

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

PEMANFAATAN VIDEO TAPE RECORDER (VTR) UNTUK PEGEMBANGAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

Transkripsi:

Vol 1 No 1 (2017) 80-86 Indonesian Journal of Primary Education Risa Zakiatul Hasanah 1, Rustono W.S 2, Dindin Abdul Muiz Lidinillah 3 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya risa.zakiatul.h@student.upi.edu, rustono@upi.edu, dindin_a_muiz@upi.edu Diterima 10 Maret 2017; Direview 15 April 2017; Diterima 5 Juni 2017 Diterbitkan online 17 Juni 2017 Abstract This study is based on preliminary study results conducted by researchers on learning the concept of scale with regard to learning barriers experienced by students. Students understanding of the concept of scale is still low due to some learning barriers related to the limitations of the context experienced by students when they first learn the concept of scale. The concept is a foundation that must be possessed by students to understand a material. So the barriers to learning experienced by students must be anticipated through the learning process that can overcome barriers to learning in students. The researcher designs a didactic design on the learning of scale concepts so that students can better understand the concept of scale by using the relevant approach. Realistic Mathematics Education (RME) is a learning approach that lifts the real world as the subject matter. The research method used in this research is the Didactical Design Research (DDR) method which consists of three stages: the didactical situation analysis stage before the learning embodied in HLT and ADP; Experiment; And retrospective analysis. Data collection techniques used are triangulation techniques (observation, interview, questionnaire). This didactic design development process was conducted in VA and VB SD Negeri Pahlawan classes. The didactic design was developed by observing the RME principles of looking for problems, solving problems and organizing subject matter. And based on RME activities that understand contextual problems, explain contextual problems, solve contextual problems, compare and discuss the results and conclude. All components contained in the form of student activities. This study produces data about student learning barriers on the concept of scale materials, didactic design that can overcome the barriers to student learning on the concept of scale, as well as the implementation of didactic design of the concept of scale in the learning process. Keywords: didactical design, didactical design research, scale concept, Learning Obstacle, Realistic Mathematics Education (RME), HLT, ADP. Abstrak Penelitian ini didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti mengenai pembelajaran konsep skala berkenaan dengan hambatan belajar yang dialami oleh siswa. Pemahaman siswa terhadap konsep skala masih rendah karena adanya beberapa hambatan belajar terkait keterbatasan konteks yang dialami oleh siswa saat pertama kali mempelajari konsep skala. Konsep merupakan sebuah fondasi yang harus dimiliki oleh siswa untuk memahami suatu materi. Sehingga hambatan belajar yang dialami siswa harus diantisipasi melalui proses pembelajaran yang dapat mengatasi hambatan belajar pada siswa. Peneliti merancang sebuah desain didaktis pada pembelajaran konsep skala agar siswa dapat lebih memahami konsep skala dengan menggunakan pendekatan yang relevan. Realistic Mathematics Education (RME) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengangkat dunia nyata sebagai pokok permasalahannya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Didactical Design Research (DDR) yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang terwujud dalam HLT dan ADP; analisis metapedadidaktis; dan analisis retrospektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik triangulasi (observasi, wawancara, angket). Proses pengembangan desain didaktis ini dilaksanakan di kelas VA dan VB SD Negeri Pahlawan. Desain didaktis dikembangkan dengan memperhatikan prinsip RME yaitu looking for problems, solving problem dan organizing subject matter. Serta berbasis pada kegiatan RME yaitu memahami masalah kontekstual, menjelaskan masalah kontekstual, menyelesaikan masalah kontekstual, membandingkan dan diskusi hasil pengerjaan serta menyimpulkan. Semua komponen trsebut tertuang dalam bentuk kegiatan siswa. Penelitian ini menghasilkan data mengenai hambatan belajar siswa pada materi konsep skala, desain didaktis yang dapat mengatasi hambatan belajar siswa pada konsep skala, serta implementasi desain didaktis konsep skala dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: desain didaktis, didactical design research, konsep skala, hambatan belajar, Realistic Mathematics Education (RME), HLT, ADP.

Risa Zakiatul Hasanah, Rustono WS, Dindin Abdul Muiz Lidinillah, 81 PENDAHULUAN Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki ruang lingkup luas dan tidak terbatas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan matematika dalam semua hal. Pengenalan konsep matematika pada siswa dilakukan melalui proses pembelajaran. Didalam proses pembelajaran seorang guru harus mendesain pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional sehingga materi bisa tersampaikan dengan optimal kepada siswa. Siswa pada tahap operasional konkrit cenderung lebih mudah memahami hal-hal yang bersifat konkrit, kontekstual serta berada di lingkungan sekitarnya. Konsep matematika hendaknya tidak diketahui oleh siswa melalui hafalan melainkan sampai pemahaman secara komprehensif. Pemahaman konsep matematika berkaitan langsung dengan kemampuan matematis siswa. Maka dari itu siswa diharuskan memiliki pemahaman konseptual agar bisa menyelesaikan masalah matematika. Salah satu konsep yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah konsep skala. Mengacu pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, konsep skala diajarkan pada kelas V semester 2. Berikut ini pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada materi Konsep skala kelas V. Tabel 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah DASAR 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan Skala Berdasarkan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, pemahaman siswa terhadap konsep skala akan tercapai apabila memenuhi indikator-indikator di bawah ini: 1. Siswa mampu menuliskan contoh skala 2. Siswa mampu menentukan penulisan skala yang benar dan yang salah 3. Siswa menentukan jarak pada gambar 4. Siswa menentukan jarak sebenarnya jika skala diketahui dari gambar 5. Siswa menentukan skala jika diketahui jarak sebenarnya dan jarak pada gambar. Pembelajaran mengenai konsep skala tidak terlalu dijabarkan secara mendalam dalam buku pelajaran. Hal ini dikarenakan materi skala ini masih dalam payung materi pecahan. Sehingga pada implementasinya di lapangan siswa tidak terlalu memahami materi ini, dan tidak mengetahui kebermanfaatan skala dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Pahlawan, Kota Tasikmalaya. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti bisa diidentifikasikan bahwa siswa mengalami beberapa hambatan belajar (Learning Obstacle). Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa belum sepenuhnya memahami konsep skala. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk membuat dan mengembangkan suatu bahan ajar yang berkaitan dengan materi Skala melalui penelitian desain didaktis. Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan pendekatan matematik realistik untuk meminimalisir serta mencegah timbulnya Learning Obstacle pada siswa sehingga peneliti mengangkat judul Desain Didaktis Konsep Skala Berbasis RME pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Secara khusus peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Learning Obstacle siswa kelas V Sekolah Dasar pada materi Skala? 2. Bagaimana desain didaktis tentang konsep skala pada siswa kelas V Sekolah Dasar? 3. Bagaimana penerapan desain didaktis berbasis RME pada materi Skala di kelas V Sekolah Dasar? Adapun tujuan dari penelitian ini secara khusus yaitu untuk mengembangkan desain didaktis pada pembelajaran konsep skala dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Secara terperinci tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui Learning obstacle siswa kelas V Sekolah Dasar pada materi Skala 2. Menjelaskan desain didaktis tentang konsep skala pada siswa kelas V Sekolah Dasar 3. Mendeskripsikan penerapan desain didaktis berbasis RME pada materi Skala di kelas V Sekolah Dasar.

82 Risa Zakiatul Hasanah 1 ; Rustono WS 2 ; Dindin Abdul Muiz Lidinillah 3 Realistic Mathematics Educations (RME) Pembelajaran matematika realistik pertama kali dicetuskan oleh seorang matematikawan berkebangsaan Belanda yang bernama Hans Freudenthal. Freudenthal berkeyakinan bahwa siswa tidak boleh dipandang sebagai passive receivers of ready-made mathematics (penerima pasif matematika yang sudah jadi atau diolah) (Hadi, 2016, hlm. 8). Pada pembelajaran matematika hendaknya siswa bukan diajarkan untuk menghafal melainkan untuk memahami konsep sehingga kemampuan matematis siswa bisa berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Gravemeijer (1994) tentang pembelajaran matematika menurut Freudenthal yaitu Freudenthal characterizes mathematical activity as an activity of solving problems, looking for problems, and organizing a subject matter- whether mathematical matter or data from reality (hlm. 82). Dalam pembelajaran RME siswa akan mengalami proses matematisasi konseptual, dimana pemahaman siswa akan dimatematisasikan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri. Gravemeijer menggambarkan matematisasi ini sebagai proses penemuan kembali (reinvention process). Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1 Pada matematisasi horizontal, siswa mencoba mengurai dan menyelesaikan permasalahan kontekstual dengan menggunakan caranya sendiri. Dalam hal ini hasil pengerjaan soal antara satu siswa dengan siswa yang lain kemungkinan berbeda. karena setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda pula. Sedangkan dalam matematisasi vertikal siswa pun dihadapkan dengan permasalahan kontekstual, akan tetapi dalam jangka panjang siswa dapat menyusun prosedur tertentu untuk menyelesaikan soal sejenis tanpa harus menggunakan bantuan konteks (Hadi, 2016, hlm. 26). Didactical Design Research (DDR) Didactical Design Research merupakan metode penelitian yang menempatkan proses desain sebagai bagian yang penting, berfungsi untuk merancang atau mengembangkan suatu intervensi dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam bidang pendidikan serta untuk mengembangkan pengetahuan tentang karakteristik intervensi yang dilakukan dan proses perancangan atau pengembangan intervensi tersebut (Lidinillah, 2012, hlm. 1). Menurut Suryadi (2010) penelitian Didactical Design Research ini pada dasarnya terdiri dari tiga tahap, yaitu: a. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP (Antisipasi Didaktis Pedagogis) b. Analisis metapedadidaktik Analisis Retrospektif (Retrospektive analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Gambar 2 Menurut Lidinillah (2010, hlm. 8) hal-hal yang dilakukan dalam tahap prospective analysis adalah 1). Menganalisis tujuan yang ingin dicapai misalnya tujuan pembelajaran; 2) menentukan dan menetapkan kondisi awal penelitian; 3) mendiskusikan konjektur dari local instructional theory yang akan dikembangkan; 4) menentukan karakteristik kelas dan peran guru; serta 5) menetapkan tujuan teoritis yang akan dicapai melalui penelitian. Tahap analisis metapedadidaktik bisa disebut juga sebagai tahap dimana seorang guru mengimplementasikan desain yang telah dirancang pada tahap prospective analysis, atau juga bisa diartikan sebagai tahap eksperimen bagi seorang guru dalam menerapkan desain didaktis yang telah dibuatnya. Selain mengimpelementasikan desain yang telah dibuat, pada tahap ini pula seorang peneliti bisa menguji apakah desain yang digunakan bekerja atau tidak.

Risa Zakiatul Hasanah, Rustono WS, Dindin Abdul Muiz Lidinillah, 83 Pembelajaran Konsep Skala di Sekolah Dasar Skala adalah perbandingan antara jarak pada gambar dengan jarak sebenarnya. Skala merupakan bagian dari pecahan. Skala biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada denah lokasi, peta dan rancangan benda, foto, miniatur benda, dll. Skala dibuat untuk mempermudah kita dalam melihat suatu objek yang berukuran besar dan tidak bisa dijangkau secara keseluruhan menjadi berukuran lebih kecil dan bisa dijangkau tanpa harus mengubah bentuk dari bentuk asli objek tersebut. Skala hanya mengubah ukuran dari besar kemudian diperkecil, tetapi bukan memotong, menghilangkan ataupun menambah objek. Konsep penulisan skala selalu ditulis dalam bentuk 1 : (satu berbanding). Bentuk penulisan ini merupakan bentuk penulisan paling sederhana dari sebuah perbandingan. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, terdapat 5 konsep dasar tentang skala yang harus dimiliki oleh siswa diantaranya: 1. Menuliskan contoh skala 2. Menentukan penulisan skala yang benar dan yang salah 3. Menentukan jarak pada gambar 4. Menentukan jarak sebenarnya jika skala diketahui dari gambar 5. Menentukan skala jika diketahui jarak sebenarnya dan jarak pada gambar Menurut Suratni (dalam Ariatna, 2013) menyatakan bahwa hambatan belajar disebabkan oleh 3 faktor yaitu: 1. Hambatan ontogeny artinya hambatan belajar yang disebabkan kurangnya kesiapan mental siswa dalam menghadapi proses pembelajaran 2. Hambatan didaktis atinya hambatan yang disebabkan oleh pengajaran guru (proses pembelajaran yang kurang menyeluruh) 3. Hambatan epistemology artinya hambatan yang disebabkan pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi terbatas. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif berupa didactical design research. Tahapan dalam penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada gambar 3. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pahlawan kelas VA dan kelas VB. Adapun studi pendahuluan dilaksanakan di kelas VB, desain didaktis siklus 1 di kelas VA, dan desain didaktis siklus 2 di kelas VB. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi. Adapun teknik trangulasi yang dipilih adalah dengan menggabungkan observasi partisipatif, wawancara kepada guru, angket, serta studi dokumen. Adapun uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji credibility, uji transferability, uji dependability dan uji confirmability. Teknik untuk menganalisis data yang digunakan adalah data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Menentukan materi bahan penelitian Merumuskan hambatan belajar siswa Mengembangk an desain didaktis beserta membuat HLT Mengimpleme ntasi Desain didaktis Revisi Menganalisis hasil desain didakis revisi beserta respon Mengumpulkan literasi berkaitan Menganalisis hasil studi pendahuluan Mengimpleme ntasikan Desain Menyusun desain didaktis revisi beserta Mengaitkan HLT dengan Gambar 3 Menganalisi s materi pelajaran Membuat instrument studi Menganalisis hasil desain didakis awal beserta Mengaitkan HLT dengan respon siswa Menyusun laporan HASIL DAN PEMBAHASAN Repersonalisasi Materi Skala Hasil repersonalisasi dari penelitian akan disajikan berdasarkan hasil kajian terhadap desain didaktis yang dilakukan oleh peneliti. Hasil repersonalisasi ini berisi tentang pemahaman siswa terhadap konsep skala. Dengan mengajukan contoh-contoh permasalahan, maka siswa dituntut untuk berpikir dengan berdasar pada pengalaman pribadinya. Pada desain konsep skala yang dibuat oleh peneliti, peneliti mengembangkan suatu bahan ajar mengenai skala dalam bentuk yang berbeda. Desain dibuat dengan berdasar

84 Risa Zakiatul Hasanah 1 ; Rustono WS 2 ; Dindin Abdul Muiz Lidinillah 3 pada kehidupan sehari-hari sehingga siswa bisa lebih memahami konsep disampaikan. Terdapat 5 konsep dasar skala yang harus dikuasai siswa agar bisa mengerjakan soalsoal skala dengan mudah. Dalam implementasi pembelajaran, untuk menanamkan ketiga konsep dasar skala diatas peneliti menggunakan desain didaktis pada setiap konsep. Setiap konsep skala disajikan secara implisit, dikemas dalam bentuk percakapan tokoh yang terdapat dalam LKS. Percakapan tersebut memuat konsep dasar skala dengan menyajikan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam desain didaktis yang dibuat peneliti untuk menanamkam konsep penulisan skala yang benar, siswa diperintah untuk menuliskan kembali skala yang terdapat dalam sebuah peta. Dengan mengamati peta beserta skalanya siswa akan terbiasa melihat penulisan skala yang benar. Berikut ini adalah konsep penulisan skala yang disampaikan dalam bentuk percakapan antar tokoh dalam LKS. Konsep dasar skala yang pertama kali harus dikuasai oleh siswa yaitu menuliskan skala dengan benar. Dalam LKS, konsep penulisan skala disajikan dengan menghadirkan permasalahan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan tahapan pertama dalam RME yaitu memahami masalah kontekstual. Setelah siswa memahami permasalahan yang diajukan kemudian siswa diperintahkan untuk mengamati sebuah peta. Konsep dasar skala yang kedua adalah menentukan penulisan skala yang benar dan yang salah. Selain siswa bisa menuliskan penulisan skala yang benar, siswa juga harus bisa menentukan manakah penulisan skala yang benar dan yang salah. Hal ini sesuai dengan kegiatan kedua dalam LKS. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh siswa adalah mengukur jarak pada gambar. Siswa secara empirik mengukur langsung jarak suatu tempat yang terdapat pada gambar dengan menggunakan alat ukur yaitu penggaris. Kegiatan ini sangat efektif karena mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan terakhir dari implementasi desain didaktis konsep skala yaitu menentukan skala suatu denah apabila diketahui jarak pada gambar dan jarak sebenarnya. Pada kegiatan ini siswa harus membuat denah sendiri, kemudian menetapkan berapa jarak yang akan digunakan (dalam satuan cm), dan mengukur jarak sebenarnya dengan menggunakan meteran. Learning Obstacle pada Materi Skala Berdasarkan identifikasi tersebut ditemukanlah 3 tipe Learning Obstacle. Penentuan tipe pada Learning Obstacle ini berdasarkan analisis Learning Obstacle yang lebih dominan muncul kemudian dihimpun secara garis besar. Ketiga learning obstacle yaitu sebagai berikut: 1. Tipe 1 : Learning Obstacle terkait dengan permasalahan pada pemahaman konsep skala dan kemampuan siswa dalam menganalisis soal cerita 2. Tipe 2 : Learning Obstacle terkait dengan permasalahan pada pemahaman siswa diluar konsep skala tetapi berhubungan dengan materi skala, yaitu materi konversi satuan panjang dan desimal. 3. Tipe 3 : Learning Obstacle terkait dengan perilaku siswa dalam menyelesaikan soal studi pendahuluan. Perilaku siswa tersebut yaitu menebak jawaban dari soal dan tidak memberikan respon terhadap soal yang diberikan. Desain Didaktis Konsep Skala Hal pertama yang harus dipikirkan oleh guru dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan prediksi respon siswa beserta antisipasi didaktis pedagogis yang akan dilakukan terhadap respon siswa yang muncul. Adapun skema pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Looking for Problems Problem Solving Organizing Subject Mengamati contoh skala Menganalisis penulisan skala Berlatih menentukan jarak pada Berlatih menentukan jarak Menentukan skala sebuah Mengerjakan soal evaluasi Gambar 4 Skema Kegiatan Belajar Menuliskan skala dalam bentuk yang Menentukan penulisan skala yang benar dan Mengukur jarak suatu tempat pada gambar dengan Menerapkan konsep skala apabila diketahui Melakukan kegiatan pengukuran secara nyata Memahami konsep skala

Risa Zakiatul Hasanah, Rustono WS, Dindin Abdul Muiz Lidinillah, 85 Skema kegiatan belajar yang telah disusun kemudian diimplementasikan pada proses pembelajaran di SDN Pahlawan dengan didasarkan pada HLT dan ADP yang telah dibuat. Berdasarkan hasil implementasi desain awal, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki berkaitan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), Konten materi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dll. Perbaikan ini dilakukan dengan berdasarkan pada diskusi dengan dosen pembimbing, respon siswa, serta analisis peer judgment. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan pembahasan terhadap penelitian ini, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Learning Obstacle yang dialami siswa pada materi konsep skala adalah sebagai berikut: a. Tipe 1 : Learning Obstacle terkait dengan permasalahan pada pemahaman konsep skala dan kemampuan siswa dalam menganalisis soal cerita b. Tipe 2 : Learning Obstacle terkait dengan permasalahan pada pemahaman siswa diluar konsep skala tetapi berhubungan dengan materi skala, yaitu materi konversi satuan panjang dan desimal. c. Tipe 3 : Learning Obstacle terkait dengan perilaku siswa dalam menyelesaikan soal studi pendahuluan. Perilaku siswa tersebut yaitu menebak jawaban dari soal dan tidak memberikan respon terhadap soal yang diberikan. 2. Desain didaktis konsep skala dibuat oleh peneliti dengan berdasarkan pada peneluam Learning Obstacle. Peneliti memilih Realistic Mathematics Education (RME) sebagai model pembelajaran yang akan digunakan pada pengembangan desain didaktis konsep skala. Model pembelajaran RME ini memiliki 3 prinsip yaitu: Looking for problem, solving problem, organizing subject matter. Serta memiliki 5 kegiatan utama yaitu: memahami permasalahan kontekstual, menjelaskan permasalahan kontekstual, menyelesaikan permasalahan kontekstual, membandingkan serta mendiskusikan, dan menyimpulkan. Semua prinsip dan kegiatan inti dalam pembelajaran RME diaplikasikan pula dalam proses pembelajaran pengembangan desain didaktis konsep skala sehingga dapat meminimalisir serta mencegah munculnya Learning Obstacle pada siswa. Selanjutnya peneliti menyusun HLT dan skema pembelajaran konsep skala dengan tetap memperhatikan komponen RME. 3. Implementasi desain didaktis awal dilaksanakan di kelas VA SDN pahlawan. Jumlah siswa yang dijadikan responden dalam implementasi desain didaktis awal yaitu 20 orang. Selanjutnya peneliti melakukan retrospective analysis terhadap desain didaktis awal sehingga diperlukan adanya perbaikan terkait dengan LKS, RPP, konten materi, prediksi respon siswa serta ADP. Maka dari itu disusunlah desain revisi untuk memperbaiki desain awal. Implementasi desain revisi dilaksanakan di kelas VB SDN Pahlawan dengan jumlah siswa 20 orang. Berdasarkan implementasi desain revisi inilah dapat diketahui bahwa desain didaktis konsep skala dalam bentuk LKS ini sudah bisa dan layak digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. REFERENSI Ariatna, Ihsan (2013). Desain Didaktis Bahan Ajar Koneksi Matematika pada Konsep Luas Daerah Trapesium. Jurnal Pedadidaktika. 1 (1), hlm. Universitas Pendidikan Indonesia, Tasikmalaya Apsari, K (2016). Desain Didaktis Pemahaman Konsep Penaksiran Perhitungan Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Tasikmalaya Dahar, RW. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Gravemeijer, KPE. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Culemborg, Den Haag: Technipress Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik, Banjarmasin : Tulip Hadi, S. (2017). Pendidikan Matematika Realistik : Teori, pengembangan dan Implementasinya. Jakarta : Rajawali Pers

86 Risa Zakiatul Hasanah 1 ; Rustono WS 2 ; Dindin Abdul Muiz Lidinillah 3 KTSP. (2006). Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Lidinillah, D.A.M. (2011). Educational design research: a theoretical framework for action. [Online].Diaksesdari www.slideshare.net/mobile/@interest_ Matematika_2011/design-research- 12305529 Suwangsih, E.2010. Model Pembelajaran Matematika, Bandung : UPI Press Suryadi, D. (2010). Didactical design research (DDR) dalam pengembangan pembelajaran matematika.prosiding Seminar Nasional Pembelajaran MIPA Universitas Negeri Malang (hlm. 1-10). Malang: UniversitasNegeri Malang.