Novianto Kurniawan SMF Anestesi RSUD Muntilan

dokumen-dokumen yang mirip
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

Nursing Early Warning Scoring System (NEWSS)

BAB I PENDAHULUAN. oksigen dalam darah. Salah satu indikator yang sangat penting dalam supply

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

sistem monitoring dengan skoring INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

2. PERFUSI PARU - PARU

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB 2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN. ALI/ARDS adalah suatu keadaan yang menggambarkan reaksi inflamasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

Ditetapkan Tanggal Terbit

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Cardiac resynchronisation therapy. INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gamping, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. dimana milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

STUDENT REPORT LABORATORIUM KLINIK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PENANGANAN KEGAWATANDARURATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Dr.Trianto Susetyo Sp.OG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

Informed Consent Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

e-jurnal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecepatan pertolongan pada pasien dengan kasus kegawat daruratan menjadi elemen penting dalam penanganan pasien

A. Pengertian Oksigen B. Sifat Oksigen C. Tujuan Oksigenasi D. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

IDENTIFIKASI PASIEN TERMINAL

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

2

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pengertian Transfer C. Tujuan

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peritonitis didefinisikan suatu proses inflamasi membran serosa yang

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Transkripsi:

Novianto Kurniawan SMF Anestesi RSUD Muntilan

Laki-laki 54 th dengan keluhan sesak nafas A = bebas B = RR 40 X naffas cepat dangkal, SDV +/+ RBK +/+ Wzh +/+ SpO2 94 % dengan NRM 10 lpm C = TD 210/110 N 150-170 x/mnt Irreguler akral hangat D = CM

Perempuan 55 th keluhan penurunan kesadaran A = stridor B = RR 35 x cepat dangkal SDV +/+ RBK +/+ SpO2 78% dengan NRM 10 lpm C = TD = 80 /35 N 80-112 irreguler Akral dingin D = Sopor

Panggilan CODE BIRU pasien wanita 50 tahun di bangsal mawar

Perubahan pola pikir dari melakukan resusitasi dengan cepat menjadi mengedepankan pengawasan dan penilaian dini terhadap kemungkinan resiko pasien dengan kejadian henti jantung

Tujuan menurunkan kejadian henti jantung dan menurunkan mortalitas

Sehebat apapun kemampuan resusitasi dan fasilitas yang mendukungnya jika dihadapkan dalam kondisi yang sudah lanjut tidak akan memperbaiki luaran klinik pasien henti jantung

Catatan nasional tahun 2014 Balitbangkes Kementerian kesehatan menyebutkan stroke dan jantung koroner merupakan penyebeb kematian tertinggi di Indonesia Tahun 2015 WHO menyebutkan penyakit jantung iskemia dan stroke merupakan penyebab kematian terbanyak

Tidak ada pasien yang henti jantung dengan tiba tiba, semua akan diawali dengan adanya gejala dan perubahan fisiologisnya Melakukan pengawasan yang tersistem dan penilaian sedini mungkin dengan adanya tanda kegawatan dan adanya aktifasi kegawatan akan memperbaiki outcome

Ada hubungan antara TRIAGE EWS - RRS / CODE BLUE - Mortalitas

TRIAGE Suatu teknik untuk menentukan dengan cara yang cepat, prioritas pasien yang harus dilihat EWS ( Early Warning System ) sistem peringatan dini dan pemicu terhadap kewaspadaan sampai pada intervensi kritis sistem penilaian kumulatif terhadap perubahan tanda vital mendeteksi perburukan kondisi pasien menjadi dasar aktifasi sistem kegawatan

Rapid Response System Suatu sistem yang merespon secara cepat dengan adanya aktifasi kegawat daruratan Code blue Suatu sistem aktifasi terhadap pasien yang mengalami henti jantung

TRIAGE - EWS - RRS/Code blue - Mortalitas

Peran monitoring dan deteksi dini terhadap kegawatan serta aktifasi keadaan kritis menjadi penting untuk mencegah kejadian henti jantung Diperlukannya suatu metode penilaian yang sudah teruji NEWS ( National early warning score ), Mews ( Modified Early Warning Scoring )

Sistem peringatan dan pemicu warning sistem Alat yang sederhana Dapat menunjukan awal tanda perburukan pasien Skor dihitung dengan menggunakan tanda vital pasien

Ada dua komponen penting dari Do2 yaitu Cardiac Output ( CO ) dan oksigenasi CO = SV x HR Oksigenasi Hb, Saturasi dan PaO2

Hemoglobin dalam rentang normal sangat diperlukan untuk pengangkutan oksigen yang optimal Saturasi dipengaruhi jalan nafas yang adekuat Respirasi yang normal sirkulasi pulmonal yang adekuat

Selain saturasi dan Hb oksigen juga ada dalam kondisi terlarut yaitu dalam bentuk PaO2

Dipengaruhi oleh Kontraktilitas jantung Preload ( pengisian jantung ) After load ( resistensi dari ejeksi ventrikel ) Denyut jantung

Tekanan darah = CO x PVR ( periferal vascular resistensi ) Penurunan tekanan darah bisa mencerminkan penurunan CO dan akan menyebabkan gangguan oksigenasi ke jaringan

Semua kondisi yang menyebabkan penurunan DO2 akan berlanjut pada hipoksia jaringan dengan segala manifestasinya Hiposia serebral gelisah Hipoksia renal penurunan produksi urin Hipokisia Gastro intestinal stress ulcer, gangguan absorbsi dan pasase usus Dll

Kondisi hipotermia maupun hipertermia akan mempengaruhi kurva disosiasi oksigen akan menyebabkan ganguan dari pelepasan maupun ambilan oksigen

Dengan menjalankan EWS tersebut kita akan dapat mengaktifasi sistem kegawatan Aktifasi sistem kegawatan pada pasien kritis dilakuakan oleh rapid response team Aktifasi kondisi henti jantung dilakukan code blue

Dalam beberapa penelitian disebutkan penggunan EWS dapat meningkatkan peran RRT dan menekan aktifasi code blue dan mengurangi mortalitas

Code blue RSUD Muntilan bertugas menjalankan panggilan kasus kegawat daruratan kritis dan henti jantung Tim terdiri dari 2 grup Tim primer perawat bangsal terlatih yg ada di setiap tim Tim sekunder 1 perawat ICU atau IGD dan Dokter jaga

Kriteria aktifasi adalah pasien kritis dan henti jantung

Awal adanya sistem code blue, aktifasi sangat sering, bahkan disetiap sift jaga selalu ada aktifasi Sebagian besar kasus kritis Dilakukan evaluasi masalah diduga ada di TRIAGE IGD. Dengan perbaikan TRIAGE IGD ( Mengacu ESI 2011 ) aktifasi code blue turun dan kematian kurang dari 24 jam paska IGD membaik (6,87/1000, 5,67/1000, 3,62/1000)

Keuntungan penetapan kriteria secara langsung mudah untuk mengenali kapan untuk aktifasi code blue Kekurangan Tidak adanya pengawasan tersistem terhadap pasien, sehingga awal perburukan ditemukan sudah dalam kondisi aktifasi kegawatan, sehingga intervensi awal tidak adekuat Diperlukan suatu sistem penilaian yang mudah utk mengenali perburukan klinis pasien sedini mungkin

Pengawasan dan pengenalan dini kondisi kritis pasien dapat mengurangi kejadian henti jantung Penerapan Early warning system dan Rapid Response system dapat menurunkan kejadian henti jantung dan mortalitas Untuk menerapkan EWS dan RRS dibutuhkan penyesuaian di masing masing RS, mengingat karakteristik masing masing RS yang berbeda

TERIMA KASIH