FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

Kata Kunci : Tingkat kelelahan kerja, umur, pendidikan, masakerja, status gizi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015

Kata kunci : Kelelahan kerja, umur, beban kerja

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Alhidayati. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Hang Tuah Pekanbaru

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN MANADO

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja, Pelabuhan

Zaman, Hubungan Beberapa Faktor Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Karyawan Kantor 2014

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAFETY DRIVING PADA SUPIR BUS TRAYEK MANADO AMURANG DI TERMINAL MALALAYANG

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

Kata kunci: tekanan darah tinggi,sopir bus, jam kerja, shift kerja.

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA BURUH ANGKUT SAMPAH DI KOTA MANADO

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KELELAHAN PENGRAJIN MEBEL DI WILAYAH SINDANGGALIH KELURAHAN KAHURIPAN KECAMATANTAWANG KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SECTION COMPONENT BODY AND WELDING DEPARTEMEN PRODUKSI MINIBUS PT.

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PEKERJA DI PT. CARGILL INDONESIA CRUSHING PLANT AMURANGKABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BATIK TULIS KOMBINASI DI INDUSTRI BATIK BROTOSENO SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 015 THE FACTORS RELATED WITH OCCUPATIONAL FATIGUE ON TKBM WORKERS IN PORT PEKANBARU 015 Retno Putri 1)* 1) Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Riau, Indonesia 89 (Email: dr.retno_putri@yahoo.co.id) Abstrak Kelelahan Kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Berdasarkan data mengenai kecelakaan kerja yang tercatat,,7% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada TKBM di pelabuhan Pekanbaru tahun 015. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik observasional dengan jenis desain studi penampang analitik. Sampel yang diambil 16 pekerja yaitu seluruh populasi. Data primer dikumpulkan dengan cara observasional langsung, wawancara dengan mengunakan kuesioner KAUPK dan pengukuran Lakassidaya. Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan multiple regresi analitik. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada TKBM Pelabuhan (p = 0,03), POR = 3,5550 (95%: 1.134 11,115). Shift kerja Confounding dengan masa kerja. Tidak ada hubungan status gizi, pendidikan dan umur dengan kejadian kelelahan kerja.status gizi p = 0,344, POR 0,707 (95%: 0,344 1,45). Pendidikan p = 0,556, POR = 1,50 (95%: 0,594,634). Umur p = 0,784, POR = 0,868 (95%: 0,317,38). Masa kerja 5 tahun berpengaruh terjadinya kelelahan kerja dibandingkan dengan masa kerja < 5 tahun. Direkomendasikan K-TKBM untuk mengatur shift kerja malam menyesuaikan dengan masa kerja TKBM di pelabuhan. Kata kunci: Kelelahan kerja, Shift kerja, Status gizi, Masa kerja, Pendidikan dan umur Abstract Fatique is a part of the problems often encountered in the workforce. Based on the data of work accidents recorded.7% which is quite high due to fatigue. This study aims to determine the factors associated with fatigue at TKBM in Port Pekanbaru 015. This research is a quantitative analytical observational cross-sectional study design types analytic. The sample taken is that the entire population of 16 workers. Primary data collected by direct observation, interview using questionnaires KAUPK and measurements Lakassidaya. Performed univariate, bivariate, and multivariate multiple regression analytical. Multivariate analysis showed that there is a relationship between the period of employment with job burnout in TKBM Pekanbaru 015 (p = 0.03) POR 3.550 (95%CI: 1.134 11.115). Confounding work shifts with tenure. There is no relationship nutritional status, education and age with fatigue. Nutritional status p = 0,344, POR 0,707 (95%: 0,344 1,45). Education p = 0,556, POR = 1,50 (95%: 0,594,634). Age p = 0,784, POR = 0,868 (95%: 0,317,38). Working period 5 years affect the 49

occurrence of fatigue compared with tanure < 5 years. K-TKBM recommended to arrange shift to adjust to working life in the harbor TKBM. Keywords: Occupational Fatigue, Shift work, Nutritional status, Years of service, Education and Age Pendahuluan Menurut Gilmer dalam Suma mur (009), kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada sirkulasi udara yang baik, serta didukung oleh tidak adanya kebisingan akan mengurangi kelelahan kerja. Lama dan ketetapan tenaga kerja. (1) Menurut beberapa waktu beristirahat sangat berperan peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Investigasi dibeberapa negara menunjukan bahwa kelelahan (fatique) memberi kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. Kelelahan kerja terbukti memberikan kontribusi lebih dari 50% dalam kecelakaan kerja ditempat kerja. Menurut Setyawati (013), faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja bermacam-macam, mulai dari faktor lingkungan kerja yang tidak memadai umtuk bekerja sampai kepada masalah psikososial. Lingkungan kerja yang nyaman dan dalam mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja. Kesehatan pekerja yang selalu di monitor dengan baik, dan pemberian gizi yang memadai dapat menurunkan kelelahan kerja. () Menurut Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, berdasarkan data mengenai kecelakaan kerja yang tercatat, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja,,7% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, lebih kurang 9,5% atau 39 orang mengalami cacat. (3) Kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Pekanbaru dibagi dalam tiga bagian yang terdiri 50

dari: stevedoring (pekerjaan bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dan sebaliknya), corgodoring (pekerjaan membawa barang dari dermaga ke gudang dan sebaliknya), kerja dan berakibat timbulnya kecelakaan kerja. Pada saat wawancara dengan petugas pelabuhan, diketahui kecelakaan kerja ringan sering terjadi, dari receiving delivery (pekerjaan terhimpit jari kaki atau tangan mengambil barang dari gudang ke atas kendaraan dan sebaliknya). Pekerjaan bongkar muat dilakukan dengan mengunakan sistem borongan, PBM akan menghubungi TKBM memberitahu bahwa mereka membutuhkan tenaga bongkar muat. Jumlah tenaga kerja di TKBM sebanyak 16 pekerja, TKBM sendiri sudah membagi karyawannya atas 5 kelompok. TKBM dibagi dalam shift saja, masing-masing dalam 8 jam, karena pekerjaan dengan borongan dan tergantung banyaknya barang yang masuk. TKBM berusaha menyelesaikan kerjanya dalam 8 jam tanpa memperhatikan istirahat, hal sampai ada yang terluka oleh barang yang mereka angkut, tapi mereka tidak pernah melaporkan kejadian ini ke Disnakertrans. Berdasarkan wawancara dan hasil dari survey awal yang dilakukan dengan TKBM diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar di Pelabuhan Pekanbaru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada TKBM di Pelabuhan Pekanbaru tahun 015. ini dapat mengakibatkan kelelahan 51

Metode Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik observasional dengan jenis desain Studi sampling, seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah wawancara dengan beberapa buah pertanyaan Penampang Analitik (analytic crosssectional) dengan nama variabel didalam kuesioner dan pengisian independen dan variabel dependen KAUPK. Kemudian responden ditanyakan dalam waktu yang sama kepada responden yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Dengan menggunakan Tabel: Sample Size for One Sample Test of Proportion (Level of Significance 5%; Power 90%; Alternative Hypothesis: 1-sided maka untuk masing-masing variabel independen, hasil penentuan besar atau ukuran sampel minimal. Pada penelitian ini membutuhkan yang mengalami kelelahan dengan KAUPK dilanjutkan dengan pemeriksaan Lakassidaya untuk memastikan responden bersangkutan benar sedang mengalami kelelahan Pengolahan data dilakukan dalam tahap-tahap editing, coding, processing, cleaning, dan tabulating. Analisis data dilakukan yaitu analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis multivariat dengan multiple logistic regression. sampel minimal 109,namun karena jumlah populasi ditempat penelitian sebanyak 16 maka peneliti mengunakan total 5

Hasil Penelitian Analisis Univariat Pada penelitian ini dilakukan dua tahap pemeriksaan. Pada gambar 1 dapat dijelaskan dari 16 responden setelah dilakukan pemeriksaan dengan KAUPK, yang mengalami kelelahan adalah 94 responden. Dari 94 responden yang mengalami kelelahan pada pemeriksaan KAUPK dilakukan Selain itu, menunjukkan bahwa proporsi kejadian berisiko dari masing-masing variabel independen Sebanyak 63 orang (50%) TKBM bekerja pada shift malam, 54 orang (4%) TKBM memiliki gizi tidak normal, 111 orang (88%) memiliki masa kerja > 5 tahun, 8 orang (65%) TKBM memiliki pendidikan rendah dan 107 orang (84%) memiliki umur 30 tahun. pemeriksaan dengan Lakassidaya. Responden yang mengalami kelelahan adalah 76 responden (60,3%), sedangkan yang tidak lelah adalah 50 respoden. Dengan pemeriksaan Lakassidaya L77, 76 responden lelah Dengan pemeriksaan KAUPK, 94 responden lelah Populasi 16 responden Dengan pemeriksaan Lakassidaya, 50 responden tidak lelah Dengan pemeriksaan KAUPK, 3 responden tidak lelah Gambar 1. Tahap Pemeriksaan Kelelahan Pada Pekerja TKBM No Tabel 1 Analisis Univariat Variabel Independen 1 Shift kerja Shift siang Shift malam Status gizi Gizi normal Gizi tidak normal 3 Masa kerja < 5 tahun 5 tahun 4 Pendidikan Tinggi (SMA, PT) Rendah (SD, SMP) 5 Umur 30 tahun < 30 tahun Jumlah N = % 16 63 63 7 54 15 111 44 8 19 107 50 50 57 43 1 88 35 65 15 85 53

Analisis Bivariat Dari hasil bivariat didapatkan menunjukkan 1 variabel independen yang berhubungan signifikan dengan kelelahan kerja yang dapat dijelaskan Tenaga kerja dengan masa kerja 5 tahun lebih berisiko 3,55 kali menderita kelelahan dari pada tenaga kerja < 5 tahun (CI. 95%; OR = (1,134 11,115) sebagai berikut : Tabel Hasil Analisis Bivariat variabel Shift kerja Shift siang Shift malam Status gizi Gizi normal Gizi tidak normal Masa kerja 5 tahun >5 tahun Pendidikan SMA, PT SD, SMP Umur < 30 tahun 30 tahun Kelelahan kerja Kelelaha Tidak Total n N % N % N(16)( %) 41 35 46 30 5 71 5 51 1 64 65, 1 55, 6 63, 9 55, 6 33, 3 64 56, 8 6, 63, 59, 8 8 6 4 1 0 4 0 1 9 3 1 7 4 3 34, 9 44, 4 36, 1 44, 4 66, 7 36 43, 37, 8 36, 8 40, 63(100% ) 63(100% ) 7(100% ) 54(100% ) 15(100% ) 111(100 %) 44(100) 8(100) 19(100) 107(100) Nilai P 0,75 0,344 0,03 0,556 0,784 POR (95% CI) 0,671 (037-1,375) 0,707 (0,344-1,45) 3,550 (1,134-11,115) 1,50 (0,594-,634) 0,868 (0,317 -,38) 54

Analisis Multivariat Tabel 3 Pemodelan Multivariat Akhir Variabel P POR (95% CI) Independen Value Masa kerja 0,030 3,550 (1,134-11,115) Shift 0,160 0,585 (0,77 1,35) Omnibus Test < 0.001 Nagelkerke R Square = 0.449 Untuk analisis multivariat dilakukan beberapa tahapan yang yaitu seleksi bivariat untuk mengetahui variabel mana yang akan dimasukkan kedalam permodelan multivariat. Selanjutnya pemeriksaan confounding (perubahan OR > 10%) dengan mengeluarkan variabel yang p value nya secara bertahap dari p value yang besar. Penelitian ini didapatkan hasil pada permodelan akhir variabel yang berhubungan signifikan terhadap kejadian kelelahan kerja adalah masa kerja sedangkan sebagai variabel counfounding adalah shift kerja. Pembahasan Dari hasil analisis multivariat, terdapat 1 (satu) variabel independen yaitu masa kerja yang berhubungan dengan kelelahan kerja.berikut ini adalah pembahasan hubungan sebab akibat menurut beberapa kriteria. Masa kerja Adanya hubungan temporal bahwa masa kerja mendahului kejadian kelelahan kerja. Ditemukan adanya teori yang mendukung dimana masa kerja mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja. Pada masa kerja > 5 tahun menyebabkan kelelahan yang diakibatkan monotoni kerja yang 55

telah terakumulasi selama bertahuntahun sehingga menimbulkan kelelahan klinis atau kronis. Kekuatan hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat adalah sebesar PQR 3,550 (CI 95%:1,134-11,115) yang artinya masa kerja mempunyai resiko 3,6 kali mengalami kelelahan kerja pada tenaga kerja di Pelabuhan Pekanbaru. Hasil penelitian ini sesuai batas dari masa kerja dari seorang tenaga kerja menyebabkan tingginya kelelahan pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Pekanbaru. Status gizi Berdasarkan hasil analisis multivariat tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja seperti terlihat pada tabel 4.4 p = 0,74, OR = 0,75, ( 95% CI: 0,37=1,375). Dilihat dari hasil dengan penelitian yang dilakukan bivariat, IMT normal dan tidak oleh Merlin, dkk (013) yang menyatakan adanya hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan. (4) Masa kerja 5 tahun pada tenaga kerja bongkar muat berpengaruh 3,6 kali menimbulkan kelelahan kerja dibandingkan dengan tenaga kerja dengan masa kerja < 5 tahun. Dalam hal ini shift kerja confounding normal, jumlah persennya tidak jauh berbeda sehingga tidak signifikan sehingga bisa diteliti lagi variabellain. Dengan demikian, walaupun hasil analisis bivariat dan multivariat tidak terdapat hubungan, status gizi harus diperhatikankarena karena semakin baik status gizi pekerja semakin rendah tingkat kelelahan kerja. terhadap masa kerja. Tidak adanya 56

CI: 0,50-,64). Hal ini terjadi karena masa kerja lebih dominan dari Pendidikan. Dalam analisis multivariat tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kelelahan kerja p = 0,579, QR 1,44 (95% CI: 0,575-,689). Hal ini mungkin terjadi karena masa kerja lebih dominan dari pada umur.umur dalam kelelahan diperlukan karena dengan bertambahnya umur kekuatan otot berkurang 15-5% walaupun umur dapat diimbangi oleh pengalaman yang ada maupun kematangan mental pekerja tersebut pada pendidikan. Dengan demikian, walaupun hasil analisis bivariat dan multivariat tidak terdapat hubungan pendidikan dengan kelelahan kerja, tapi pendidikan sangat penting diperhatikan karena pendidikan dapat bertindak sebagai suatu penunjang dalam mengontrol diri dalam pekerjaan. Umur Berdasarkan hasil analisis Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja adalah 60,3% dari sampel. Dalam populasi tenaga kerja yang mengalami kelelahan adalah 60,3% ± 5% = (55,3% - 65,3%) Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada tenaga multivariat tidak terdapat hubungan kerja bongkar muat di Pelabuhan antara umur dengan kelelahan kerja, dimana p = 0,61, OR 0,75 (95% Pekanbaru tahun 015, dapat disimpulkan bahwa didapatkan satu 57

variabel independen yang berhubungan sebab akibat dengan kelelahan kerja yaitu masa kerja. Masa kerja yang lebih dari 5 tahun berpengaruh 3,6 kali menimbulkan kelelahan kerja bagi tenaga kerja bongkar muat. Variabel confounding adalah shift kerja. Variabel yang tidak Pemeriksaan kesehatan dibagi atas Pemeriksaan umum: melakukan anamnesa dan pemerisaan fisik Pemeriksaan khusus: pemeriksaan penunjang seperti darah, mengukur kekuatan otot. Penyusunan jadwal shift dengan memperhatikan lamanya masa kerja.tkbm yang masa kerjanya > berhubungan sebab akibat dengan 30 tahun dikurangi kegiatan shift kelelahan kerja adalah pendidikan dan umur. Saran status gizi, malamnya dan dilebihkan shift siangnya. Setiap ada kasus kecelakaan kerja supaya koperasi TKBM membuat Membatasi masa kerja tenaga kerja bongkar muat hanya sampai batas kerja 0 tahun.tujuannya untuk menghindari munculnya kelelahan kronik. laporannya ke Dinas Kesehatan dan Disnakertrans.Supaya Disnakertrans melakukan monitoring ke pelabuhan karena ditemukan adanya kecelakaan ringan. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin tiap 6 bulan untuk membantu mengurangi kelelahan kerjayang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. 58

Daftar Pustaka 1. Suma mur, (009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV.Haji Masagung.. Setyawati, L. (013). Selintas tentang kelelahan kerja. Amara Books. Yogyakarta. 3. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI 4. Merlin, dkk. 01. Hubungan Faktor Individu Dengan Kelelahan Tenaga kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Manado.File://H:/JURNAL/gdl. php.htmdi. 5. Dephub, (00). Peraturan Pemerintah no 69 tahun 001 Tentang Kepelabuhan, Jakarta. 6. International Labour Organiz,Encyclopedia of occupational Health and Safety 1983.vol II, Geneva. 7. Pusdatinaker, Ditjen PKK,Tipe Kecelakaan Kerja di Indonesia menurut propinsi, pusdatinaker.dalitfo.depnakertra ns.go.id/ ndex.php. 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 35 Tahun 007 Tentang Pedoman Perhitungan Tarif Jasa Bongkar Barang dari dan ke Kapal di Pelabuhan. 59