KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN PARAGRAF INDUKTIF MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1) TRIA ULANDARI NIM. 09080156 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN PARAGRAF INDUKTIF MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Membaca merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam seluruh kegiatan proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam KTSP, pembelajaran membaca terdapat dalam Standar Kompetensi (SK) ketiga, yaitu Memahami ragam wacana tulis dalam membaca intensif dan membaca nyaring. Masalah penelitian ini dibatasi pada kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan untuk membedakan paragraf deduktif dengan paragraf induktif siswa harus mampu membedakan ide pokok dengan kalimat penjelas dalam sebuah paragraf. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian data perindikator adalah sebagai berikut (1) kemampuan menemukan paragraf deduktif melalui kegiatan membaca intensif tergolong baik sekali (rata-rata hitungnya berada pada rentangan 86%-95%), (2) Kemampuan menentukan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif tergolong lebih dari cukup (rata-rata hitungnya berada pada rentangan 66%-75%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk membaca intensif khususnya dalam memembedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas tergolong baik. Nilai rata-rata kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas adalah 82,12 dengan kualifikasi baik (rata-rata hitungnya berada pada rentangan 76-85%). Kata Kunci: kemampuan membedakan, paragraf deduktif dan paragraf induktif
KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN PARAGRAF INDUKTIF MELALUI KEGIATAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Reading is an integral part of all activities in the learning process experienced by students during their studies at school. In SBC, learning to read are the Competency Standards ( SK ) third, namely Understanding written discourse in a variety of intensive reading and reading aloud. The problem of this study is limited in the ability to distinguish paragraphs deductive and inductive paragraphs through intensive reading class XI student of SMA N 2 Batang Kapas South Coastal District. As for distinguishing paragraphs with paragraph inductive deductive students should be able to distinguish the main idea with an explanatory sentence in a paragraph. This research is a quantitative research using descriptive methods. The results of the study are as follows perindikator Data ( 1 ) the ability to find a paragraph deductively through intensive reading activities classified as either once ( on average were counted in the range of 86 % -95 % ), ( 2 ) determine the ability of inductive paragraph through intensive reading classified more than enough ( on average were counted in the range of 66 % -75 % ). Based on the results of this study concluded that for read -intensive, especially in paragraphs memembedakan deductive and inductive paragraphs through intensive reading class XI student of SMAN 2 Cotton Trunk is fair. The average value of the ability to distinguish paragraphs deductive and inductive paragraphs class XI student of SMAN 2 Cotton Trunk is 82.12 with qualifying well ( on average were counted in the range of 76-85 % ). Keywords : ability to distinguish, paragraph deductive and inductive paragraph
PENDAHULUAN Membaca adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia selain menyimak, menulis, dan berbicara. Oleh karena itu, pelajaran membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai oleh siswa. Melalui keterampilan membaca, siswa dapat menyerap informasi dan ide-ide yang ada dalam sebuah bacaan. Informasi dan ide-ide yang telah diserap dapat diproduksi kembali dalam bentuk lain, misalnya dalam kegiatan menulis dan berbicara. Dalam KTSP, pembelajaran membaca terdapat dalam Standar Kompetensi (SK) ketiga, yaitu memahami ragam wacana tulis dalam membaca intensif dan membaca nyaring, dengan Kompetensi Dasarnya (KD) 3.1 yaitu menemukan perbedaan paragraf deduktif dan induktif melalui kegiatan membaca intensif. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Batang Kapas, dapat diketahui bahwa Pertama, siswa cenderung tidak mampu membedakan antara paragraf deduktif dan paragraf induktif. Kedua, tidak jarang dari mereka yang mendapatkan nilai rendah ketika disuruh menjawab pertanyaan dalam membedakan sebuah paragraf khususnya paragraf deduktif dan induktif karena siswa tersebut cenderung tidak mampu membedakan ide pokok dengan kalimat penjelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, kurangnya minat siswa dalam membaca, terlihat dari siswa yang sering merasa bosan ketika disuruh membaca. Sehubungan dengan membedakan paragraf deduktif dan induktif tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui atau mendeskripsikan kemampuan dalam membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan? Membaca menurut Tarigan (2008:70) menyatakan bahwa, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Wijayanti (2013:102) menyatakan bahwa paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf. Kalimat topik yang terletak di awal paragraf dimulai dengan pernyataan umum lalu diikuti perincian yang menjelaskan atau mendukung kalimat topik. Sedangkan paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak diakhir paragraf. Kalimat topik diakhir paragraf didahului dengan sejumlah kalimat penjelas atau rincian dan diakhiri dengan kalimat yang umum yaitu kalimat topik. Agustina (2008:15), menyatakan bahwa membaca intensif adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara. Dalam membaca jenis ini tidak dituntut pembacanya untuk membunyikan atau mengoralkan bacaannya, tetapi hanya menggunakan mata untuk melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskiptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Mei 2013 pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas yang terdaftar pada tahun 2013/2014 berjumlah 163 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah persentase secara acak (random sampling), pengambilan sampel berdasarkan jumlah proporsi perkelas. Menurut Arikunto (2010:134) jika populasi penelitian kurang dari 100, baik diambil seluruhnya akan tetapi, apabila subjeknya lebih dari 100, diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Penelitian ini diambil 20 % dari 163 siswa sebagai sampel yaitu 33 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif bentuk benar-salah (True-False). Teknik analisis data yaitu, pertama, memeriksa hasil kerja siswa dan memberi skor. Kedua, menghitung skor. Ketiga, mengubah skor menjadi nilai.
Keempat, mencari nilai rata-rata. Kelima, mengklasifikasi nilai. Keenam, Ketujuh, membahas dan menyimpulkan hasil analisis data. membuat histogram. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas melalui kegiatan membaca intensif dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, hasil tes kemampuan menemukan paragraf deduktif yang dilaksanakan terhadap 33 sampel penelitian, diperoleh skor 1-5. Perolehan skor secara rinci, yaitu (1) skor 1 tidak ada, (2) skor 2 diperoleh 2 orang, (3) skor 3 diperoleh 1 orang, (4) skor 4 diperoleh 11 orang, (5) skor 5 diperoleh 19 orang. Kedua, hasil tes kemampuan menemukan paragraf induktif yang dilaksanakan terhadap 33 sampel penelitian, diperoleh skor 1-5. Perolehan skor secara rinci, yaitu (1) skor 1 tidak ada, (2) skor 2 diperoleh 4 orang, (3) skor 3 diperoleh 7 orang, (4) skor 4 diperoleh 14 orang, (5) skor 5 diperoleh 8 orang. Kemampuan menemukan paragraf deduktif dan paragraf induktif sangat berhubungan dengan kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif, karena untuk menentukan sebuah paragraf dalam sebuah wacana apakah itu paragraf deduktif atau paragraf induktif secara tidak langsung siswa tersebut sudah membedakan jenis paragraf yang ditentukannya. kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif untuk kedua jenis paragraf berkisar antara 1-10. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 10 dan skor terendah adalah 4. Perolehan skor secara lengkap untuk kedua jenis paragraf ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 10 berjumlah 7 orang (b) siswa yang memperoleh skor 9 berjumlah 12 orang (c) siswa yang memperoleh skor 8 berjumlah 3 orang, (d) siswa yang memperoleh skor 7 berjumlah 5 orang, (e) siswa yang memperoleh skor 6 berjumlah 4 orang, dan (f) siswa yang memperoleh skor 5 berjumlah 2 orang. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh dari kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas adalah sebagai berikut. Pertama, rata-rata kemampuan menemukan paragraf deduktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten pesisir selatan berada pada kualifikasi baik sekali dengan pencapaian persentase 88,48% berada pada rentangan 86%-95%. Untuk lebih jelasnya Siswa yang mendapatkan nilai 10 dengan kulaifikasi sempurna (S) sebanyak 19 orang dengan persentase 57,57%, siswa yang mendapatkan nilai 8 sebanyak 11 dengan kaulifikasi baik dengan persentase 33,33%, siswa yang mendapatkan nilai 6 sebanyak 1 orang dengan kualifikasi cukup dengan persentase 3,03%, Siswa yang mendapatkan nilai 4 sebanyak 2 orang dengan kualifikasi kurang pesentase 6,07%. Jadi persentase terbesar pada paragraf deduktif berada pada kualifikasi sempurna yaitu 57,57% dan persentase terendah pada kualifikasi cukup sebesar 3,03%. Hasil penelitian tentang kemampuan menemukan paragraf deduktif dalam sebuah wacana melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten pesisir selatan tersebut menunjukan bahwa secara umum siswa sudah mampu menemukan paragraf deduktif dalam sebuah wacana yang disediakan peneliti. Kedua, rata-rata kemampuan menemukan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang kapas kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan pencapaian persentase 75,75%. Siswa yang mendapatkan nilai 10 dengan kualifikasi sempurna 8 orang dengan persentase 24,24%, Siswa yang mendapatkan nilai 8 dengan kualifikasi baik 14 orang dengan persentase 42,42%, Siswa yang mendapatkan nilai 6 dengan kualifikasi cukup 7 orang dengan persentase 21,21%, siswa yang mendapatkan nilai 4 dengan kualifikasi kurang 4 orang dengan persentase 12,12%.
Jadi persentase terbesar dalam menentukan paragraf induktif berada pada kualifikasi baik yaitu 42,42% dan persentase terendah pada kualifikasi kurang, sebesar 12,12%. Hasil penelitian tentang kemampuan menentukan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan tersebut menunjukan bahwa siswa perlu pengembangan kemampuan dalam menentukan paragraf Induktif. Dalam hal ini, guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan menentukan paragraf induktif siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Ketiga, kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif. Kemampuan menemukan paragraf deduktif dan paragraf induktif sangat berhubungan dengan kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif, karena untuk menentukan sebuah paragraf dalam sebuah wacana apakah itu paragraf deduktif atau paragraf induktif secara tidak langsung siswa tersebut sudah membedakan jenis paragraf yang ditentukannya. Rata-rata kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang kapas kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi baik dengan pencampaian persentase 82,12%. Siswa yang mendapatkan nilai 10 dengan kualifikasi sempurna 7 orang dengan persentase 21,21%, Siswa yang mendapatkan nilai 9 dengan kualifikasi baik sekali 12 orang dengan persentase 36,36%, Siswa yang mendapatkan nilai 8 dengan kualifikasi baik 3 orang dengan persentase 9,09%, siswa yang mendapatkan nilai 7 dengan kualifikasi lebih dari cukup 5 orang dengan persentase 15,15%, siswa yang mendapatkan nilai 6 dengan kualifikasi cukup 4 orang dengan persentase 12,12%, dan siswa yang mendapatkan nilai 5 dengan kualifikasi hampir cukup 2 orang dengan persentase 6,06%. Jadi persentase terbesar dalam membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif berada pada kualifikasi baik sekali yaitu 36,36% dan persentase terendah pada kualifikasi hampir cukup yaitu 6,06%. Hasil penelitian tentang kemampuan membedakan paragraf deduktif dan induktif dalam sebuah wacana melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas tersebut menunjukan bahwa secara umum siswa sudah mampu membedakan paragraf deduktif dengan paragraf induktif dalam sebuah wacana yang disediakan peneliti. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, kemampuan menemukan paragraf deduktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikikasi baik sekali (rata-rata hitungnya 88,48% berada pada rentangan 86%-95 %). Kedua, kemampuan menemukan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi lebih dari cukup (rata rata hitungnya 75,75% berada pada rentangan 66-75%.). Ketiga, kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif melalui kegiatan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikikasi baik (rata-rata hitungnya 82,12% berada pada rentangan 76%-85 %). Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, peneliti menyarankan kepada guru bahasa Indonesia di SMA agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca terutama dalam membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif, Kemudian kepada peneliti berikutnya untuk dapat meneliti kemampuan membedakan paragraf deduktif dan paragraf induktif siswa dengan menggunakan metode atau teknik lain yang mampu memunculkan kreativitas siswa dalam membaca.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: FBSS. Tarigan, Hendry Guntur. 2008.Membaca. Bandung: Angkasa Bandung. Wijayanti,Sri Hapsari dkk. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.