BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengelola usahanya dengan baik dan optimis agar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. interest dan pendapatan non bunga atau fee based income. Pendapatan bunga diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, pasar dan teknologi baik secara geografi maupun batas-batas budaya,

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya agar tetap exist. Apalagi sekarang ini tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan berusaha untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Situasi globalisasi yang tidak menentu memberikan dampak hampir pada semua

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

Advertising Project Management

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

By dendar

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kemajuan teknologi yang tinggi pada masa kini dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB 2 LANDASAN TEORI

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Memasuki industri pasar global menjadikan peluang pasar selalu

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

PEMASARAN INTERNASIONAL

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS. Lingkungan bisnis Eksternal. Nama : Aditya Tomy Prabayu NIM : Kelas : S1 TI 2N

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pernyataan Persatuan Pengusaha Grafika Indonesia bahwa

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki persaingan bisnis yang semakin ketat, para pengusaha dituntut untuk mampu mengelola usahanya dengan baik dan optimis agar keberlanjutan usaha dapat diciptakan sesuai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan untuk menciptakan keuntungan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi semua pemangku kepentingan di dalam perusahaan tersebut. Dalam setiap persaingan, perusahaan diharapkan mampu bertahan dalam situasi pasar yang ada untuk dapat tetap hidup (survive) dan berkembang melalui penerapan strategi-strategi yang sesuai dengan perkembangan bisnis yang dapat diimplementasikan dengan baik. Perkembangan bisnis selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dan mampu merespon terhadap perubahan-perubahan bisnis baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan, serta perusahaan harus melakukan inovasi-inovasi strategis dalam menjalankan kegiatannya, seperti melalui strategi reposisi bisnis internal, strategi diversifikasi usaha, maupun penetapan strategi ekspansi global. Dengan demikian manajemen suatu perusahaan perlu melakukan tindakan proaktif dalam upaya untuk menciptakan kegiatan usaha yang memiliki daya saing (competitive advantage) sesuai tuntutan pasar, sehingga perusahaan dapat menjadi pemenang dalam kancah percaturan bisnis dibanding pesaingnya. 1

Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi perusahaan modern. Manajemen perusahaan harus mampu menciptakan berbagai keputusan strategis baik dalam lingkup pelaksanaan kegiatan bisnis untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Sehubungan dengan keputusan yang perlu dibuat, manajemen perusahaan memerlukan berbagai informasi baik secara internal dari dalam perusahaan sendiri terkait dengan sumber daya (resource) yang dimiliki, kekuatan dan kelemahan, kapasitas dan kapabilitas yang dimilikinya, maupun dari aspek eksternal perusahaan terkait dengan faktor-faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan seperti faktor politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Manajemen stratejik merupakan proses penetapan misi, visi dan tujuan organisasi serta pengembangan kebijakan dan program pelaksanaan untuk mencapainya, sehingga untuk menjalankan manajemen stratejik suatu organisasi perlu mengetahui dimana posisi organisasi tersebut saat ini, kemana tujuan perusahaan yang akan dituju, serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Maka strategi organisasi perusahaan merupakan penetapan sasaran organisasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, diikuti dengan tindakan kebijakan pelaksanaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. (Assauri, 2011: 10). Perusahaan dengan struktur organisasi yang baik dan dilengkapi dengan misi, visi dan tujuan perusahaan, tidak dapat menjamin keberhasilan suatu usaha apabila manajemen tidak menciptakan keputusan-keputusan strategis untuk going concern. Sehubungan dengan hal tersebut maka komitmen tinggi dan 2

bertanggung jawab dari setiap individu dalam perusahaan pada setiap kegiatan yang dilakukan menjadi sangat penting. Demikian pula dengan fenomena lingkungan bisnis dibidang jasa surveyor yang selalu berubah secara dinamis baik karena perubahan eksternal perusahaan, seperti deregulasi peraturan pemerintah dibidang usaha jasa inspeksi maupun ketatnya persaingan dengan banyaknya pendatang baru didunia bisnis yang berpotensi mengancam eksistensi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero), maupun karena perubahan internal perusahaan yang harus mengikuti perkembangan bisnis jasa surveyor. Maka perusahaan dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan-keputusan strategis untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya, diantaranya upaya perusahaan yang dilakukan dalam meningkatkan penguasaan pasar secara nasional maupun internasional sebagaimana dinyatakan dalam visi perusahaan yaitu Menjadi perusahaan yang paling terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan pemastian di Indonesia dan ASEAN. Untuk mencapai target perusahaan sesuai Rencana Jangka Panjang (RJP) 2008-2013, manajemen PT. SUCOFINDO (Persero) telah merumuskan kembali strategi bisnis perusahaan dalam mengantisipasi persaingan bisnis yang diprediksi akan berjalan semakin ketat menjelang tahun 2016, khususnya terkait dengan rencana pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) yang akan dimulai tanggal 01 Januari 2016. Dalam menghadapi persaingan tersebut, manajemen PT. SUCOFINDO (Persero) memfokuskan pada 6 (enam) pengembangan layanan jasa surveyor yang terintegrasi di bidang Migas, Batubara dan Pertambangan, Keindustrian, Perdagangan dan Komoditi, Layanan Sektor Pemerintahan, serta Lingkungan. 3

Menjelang pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2016, PT. SUCOFINDO (Persero) secara konsisten berupaya mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin pada industri jasa Inspeksi (Inspection), Sertifikasi (Certification), Pengujian (Testing) dan Pengkajian (Analysing) atau ISPP di ASEAN. Saat ini kami memang leading di Indonesia, tapi kami tidak akan berhenti di situ, kami siap memiliki peran yang lebih luas dalam industri ini di ASEAN. Untuk itu kami telah mempersiapkan sejumlah strategi khusus untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan inspeksi global (Direktur Utama PT. SUCOFINDO (Persero), 2012). PT. SUCOFINDO (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa ISPP yang lebih dikenal dengan perusahaan jasa surveyor. Dalam melakukan kegiatan bisnis tentunya akan menghadapi tantangan perubahan lingkungan internal maupun eksternal yang terus berkembang, dimana tantangan kedepan akan semakin berat karena diprediksi akan tumbuh dan berkembangnya perusahaan-perusahaan surveyor lokal sebagai pesaing dibidang jasa yang sama. Selain itu adanya ancaman berupa masuknya perusahaan surveyor luar negeri ke Indonesia setelah berakhirnya ketentuan pemerintah mengenai regulasi pelaksanaan bisnis jasa inspeksi yang saat ini masih termasuk dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) yang akan berakhir pada tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Dibidang Penanaman Modal. Sehingga secara langsung akan menciptakan persaingan yang sangat ketat di dunia bisnis jasa surveyor dan berpotensi akan semakin berkurangnya pangsa pasar dalam negeri yang saat ini 4

masih dikuasai oleh PT. SUCOFINDO (Persero) yaitu sebesar 23%. (Survey Pesaing PT. SUCOFINDO, 2012). Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen PT. SUCOFINDO (Persero) ditantang untuk dapat meningkatkan usaha dibidang jasa ISPP melalui upayaupaya strategis diantaranya adalah memperluas jaringan pelayanan kegiatan jasa dengan cara melakukan ekspansi pasar ke luar negeri melalui strategi go international, dimana hal ini selaras dengan visi perusahaan. Dengan demikian dipandang perlu bagi perusahaan untuk segera merealisasikan kegiatan ekspansi kegiatan usahanya melalui internasionalisasi bisnis ke wilayah ASEAN khususnya ke negara Singapura sebagai langkah awal program kegiatan ekspansi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke negara-negara di ASEAN. Jasa Inspeksi, Sertifikasi, Pengujian dan Pengkajian merupakan jasa pihak ketiga yang dilakukan PT. SUCOFINDO (Persero) dalam upaya untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan termasuk standar-standar yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan atau pemerintah negara tujuan, maupun kesepakatan-kesepakatan antara pihak-pihak dalam transaksi perdagangan baik nasional maupun internasional. Khusus dalam bidang perdagangan internasional, PT. SUCOFINDO (Persero) berperan dalam melakukan kegiatan pemastian kesesuaian barang terhadap standar atau ketentuan yang dipersyaratkan oleh para pelaku transaksi ekspor maupun impor yang dilakukan di negara asal atau negara muat barang sebelum dikapalkan, yang dikenal dengan kegiatan Pre-Shipment Inspection (PSI). Serta perusahaan juga melakukan kegiatan pemastian kesesuaian barang pada saat kedatangan di 5

pelabuhan tujuan yang dikenal dengan kegiatan On Arrival Inspection (OAI). Selain itu perusahaan dapat melakukan kegiatan untuk membantu importir dalam memastikan pasokan produk-produk impor yang bermutu tinggi dari negara asal barang agar dapat diterima di pasar dalam negeri, dan sebaliknya perusahaan dapat membantu memastikan eksportir di dalam negeri untuk meyakinkan calon pembeli di luar negeri atas mutu dan kebenaran barang-barang yang dihasilkannya. Dengan demikian peluang usaha bisnis jasa surveyor PT. SUCOFINDO (Persero) sangat penting untuk diperkuat perannya di dalam negeri bahkan berpotensi dikembangkan di luar negeri sesuai jenis kegiatan jasa yang dilakukan saat ini. Faktor penunjang lain dalam kegiatan internasionalisasi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) adalah adanya dorongan pemerintah dalam mengoptimalkan keberadaan Diaspora Indonesia yang saat ini telah menyebar di seluruh penjuru dunia yang berpotensi dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa serta perkembangan ekonomi negara, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di luar negeri. Diaspora mempunyai arti yang luas dari sekedar tersebarnya orang-orang Indonesia di luar negeri, sebagaimana yang disampaikan oleh Dino Pati Jalal. (2013) bahwa Pengertian Diaspora Indonesia mencakup setiap orang Indonesia yang berada di luar negeri baik yang berdarah maupun yang berjiwa Indonesia apapun status hukumnya, bidang pekerjaan, latar belakang etnis dan kesukuan serta tidak membedakan antara pribumi dan non pribumi. Saat ini telah terbangun kesadaran para Diaspora Indonesia untuk memadukan akses-akses dan peluang yang mereka miliki dengan akses-akses dan peluang yang ada di tanah air. 6

Secara hitungan kasar jumlah Diaspora Indonesia paling sedikit dua kali jumlah penduduk Singapura dengan pendapatan per kapita lima kali lipat per kapita Indonesia (Tribunnews.com, 2013), dan berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, dinyatakan bahwa Diaspora Indonesia di Singapura pada tahun 2010 berjumlah sekitar 180.000 orang. Selain itu peran Kementerian BUMN dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan-perusahaan dibawah koordinasinya dinilai sangat strategis dalam membantu kelancaran kegiatan usaha antar sesama perusahaan BUMN baik di dalam negeri maupun yang melakukan kegiatan operasional di luar negeri, dimana Menteri BUMN telah mengeluarkan surat nomor: S- 39/MBU.5/2011 tanggal 7 Pebruari 2011 kepada seluruh Dirut BUMN perihal ketentuan Sinergi antar BUMN. 1.2 Rumusan Permasalahan Hubungan bisnis yang mengglobal semakin menjalar ke seluruh negara di dunia, mobilitas produksi, modal dan manusia semakin cepat karena pelaku bisnis semakin menyadari pentingnya pasar global dibanding bila hanya melayani pasar dalam negeri. Gelombang globalisasi yang melanda seluruh negara di dunia membuat bisnis internasional menjadi peluang yang semakin menarik. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang berbagai strategi untuk menembus pasar internasional. Penguasaan metode dan kejelian melihat peluang pasar merupakan bekal utama yang diperlukan dalam menyusun strategi untuk bersaing di pasar internasional yang semakin mengglobal (Kuncoro, 2005). 7

Menghadapi tantangan global khususnya dalam persaingan di bidang jasa surveyor yang semakin ketat, maka merupakan komitmen manajemen PT. SUCOFINDO (Persero) untuk menyusun rencana strategis yang tepat, komprehensive dengan melihat peluang bisnis ke depan agar dapat bertahan bahkan dapat tumbuh lebih baik. Visi perusahaan yang dimiliki PT. SUCOFINDO (Persero) saat ini adalah Menjadi perusahaan jasa yang paling terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan pemastian di Indonesia dan ASEAN, mengandung pengertian strategis yang harus dicapai yaitu: (1) menjadi perusahaan yang paling dipercaya oleh pelanggan dan memberikan keuntungan bagi para stakeholder, (2) menguasai serta mempertahankan pasar dalam negeri, dan (3) memperoleh pasar baru melalui strategi internasionalisasi kegiatan bisnis ke wilayah ASEAN. Permasalahan yang terjadi hingga saat ini bahwa perusahaan belum menjalankan salah satu visi strategis organisasi yang menjadi komitmen jajaran manajemen perusahaan yaitu internasionalisasi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke wilayah ASEAN yang telah dicanangkan sejak tahun 2008. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka penulis akan mengungkapkan langkah-langkah guna merumuskan pelaksanaan keputusan strategis perusahaan ke arah proses internasionalisasi bisnis yang perlu dilakukan mengingat kemampuan, sumber daya serta potensi yang dimiliki perusahaan saat ini cukup menunjang untuk mulai menjalankan komitmen ekspansi bisnis ke wilayah ASEAN dengan tahap awal kegiatan dilakukan ke negara Singapura. Penentuan negara Singapura sebagai negara terpilih untuk ekspansi kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero), dilakukan dengan beberapa 8

pertimbangan diantaranya hasil wawancara dengan para narasumber dari kalangan internal perusahaan serta ditunjang dengan hasil komparasi data-data terhadap seluruh negara anggota ASEAN. Data-data dimaksud diantaranya berupa pencapaian kegiatan perdagangan berdasarkan nilai, pencapaian kegiatan ekspor dan impor berdasarkan nilai, serta data mengenai foreign direct investment yang dimiliki oleh seluruh negara ASEAN dimana Singapura memiliki nilai paling tinggi dibidang perdagangan, ekspor dan impor maupun investasi modal asing jika dibandingkan dengan seluruh negara ASEAN, serta data-data lain yang mendukung kegiatan bisnis di Singapura diperoleh dari informasi statistik tahunan Singapura periode 2013 mengenai data transaksi ekspor dan impor. Tabel 1.1 menjelaskan tentang pencapaian kegiatan perdagangan setiap anggota ASEAN dari sisi nilai. Tabel 1.1. Data Perdagangan Anggota ASEAN Negara 2000 2005 2009 2010 2011 2012 Dalam Juta US$ million Brunei Darussalam 3,237 7,872 9,602 10,999 14,822 16,856 Cambodia 2,772 5,916 8,887 10,480 12,844 18,664 Indonesia 95,639 143,361 213,339 293,442 380,932 381,721 Laos - 876 2,962 4,509 3,956 6,159 Malaysia 177,802 254,684 280,221 363,534 415,559 423,930 Myanmar 3,413 4,757 10,191 11,798 14,925 18,503 Philippines 72,569 88,673 83,869 109,660 111,752 117,382 Singapore 273,033 429,656 515,616 662,658 775,167 788,117 Thailand 130,636 227,613 286,267 385,041 458,904 477,302 Viet Nam - 61,170 125,922 156,993 199,582 227,793 Total ASEAN 759,101 1,224,578 1,536,876 2,009,114 2,388,443 2,476,427 Sumber: ASEAN Trade Statistics Database, tanggal 20 Desember 2013 9

Tabel 1.2 menjelaskan tentang pencapaian kegiatan ekspor dan impor setiap anggota negara ASEAN dari sisi nilai, dimana Singapura memiliki transaksi ekspor dan impor yang paling tinggi diantara negara-negara anggota ASEAN. Tabel 1.2. Data Ekspor dan Impor Anggota ASEAN Ekspor dan Impor Negara Anggota ASEAN (Dalam Juta US $) Ekspor Negara 2000 2005 2009 2010 2011 2012 Brunei Darussalam 2,169 6,369 7,152 8,615 12,362 13,182 Cambodia 1,368 3,091 4,986 5,584 6,711 7,435 Indonesia 62,124 85,660 116,510 157,779 203,497 190,032 Laos - 174 1,237 2,433 1,746 2,655 Malaysia 98,154 140,470 156,891 198,801 228,086 227,538 Myanmar 1,194 3,124 6,341 7,600 8,119 9,315 Philippines 38,078 41,255 38,335 51,432 48,042 51,995 Singapore 138,352 229,627 269,832 351,867 409,449 408,394 Thailand 68,701 109,623 152,497 195,312 228,821 229,524 Viet Nam - 28,576 56,691 72,192 95,366 114,511 Total ASEAN 410,140 647,969 810,472 1,051,615 1,242,199 1,254,581 Impor Negara 2000 2005 2009 2010 2011 2012 Brunei Darussalam 1,068 1,503 2,451 2,384 2,460 3,674 Cambodia 1,405 2,825 3,901 4,897 6,134 11,229 Indonesia 33,515 57,701 96,829 135,663 177,436 191,689 Laos - 702 1,725 2,076 2,209 3,504 Malaysia 79,647 114,213 123,330 164,733 187,473 196,393 Myanmar 2,219 1,633 3,850 4,199 6,806 9,188 Philippines 34,491 47,418 45,534 58,229 63,709 65,386 Singapore 134,680 200,029 245,784 310,791 365,718 379,723 Thailand 61,935 117,991 133,770 189,728 230,084 247,778 Viet Nam - 32,594 69,231 84,801 104,217 113,283 Total ASEAN 348,960 576,608 726,405 957,501 1,146,246 1,221,847 Sumber: ASEAN Trade Statistics Database, tanggal 20 Desember 2013 Tabel 1.3 menjelaskan tentang nilai foreign direct investment setiap negara ASEAN. Dari sisi nilai, negara Singapura merupakan negara yang memiliki jumlah penanaman modal asing yang paling tinggi diantara negara-negara anggota ASEAN. 10

Tabel 1.3. Trend Foreign Direct Investment per Negara ASEAN Foreign Direct Investment per Negara ASEAN (Dalam Juta US$) Negara 2000 2005 2009 2010 2011 2012p/ Brunei Darussalam 550 289 371 625 1,208 n.a Cambodia 149 381 539 783 892 1,557 Indonesia -4,550 8,336 4,877 13,771 19,242 19,853 Laos 34 28 319 333 301 294 Malaysia 3,788 4,064 1,405 9,156 12,001 9,400 Myanmar 208 236 963 2,249 2,057 1,152 Philippines 2,240 1,854 1,963 1,298 1,816 2,797 Singapore 14,752 17,300 26,155 53,547 55,285 56,172 Thailand 3,350 8,048 4,853 9,112 8,999 10,697 Viet Nam 1,289 2,021 7,600 8,000 7,519 8,368 Total ASEAN 21,810 42,557 49,045 98,874 109,320 110,290 p/ Preliminary Sumber: ASEAN Investment Statistics Database, tanggal 30 Oktober 2013. Berdasarkan data statistik tahunan Singapura 2013 tercatat transaksi perdagangan antara Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat ke 3 (tiga) di Asia setelah transaksi perdagangan antara Singapura dengan Malaysia dan antara Singapura dengan China sebagaimana disajikan dalam lampiran 6, atau peringkat ke 2 (dua) di ASEAN setelah transaksi perdagangan antara Singapura dengan Malaysia. Transaksi impor Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat ke 6 (enam) di Asia setelah transaksi impor antara Singapura dengan Malaysia, Singapura dengan China, Singapura dengan Korea, Singapura dengan Taiwan dan Singapura dengan Jepang sebagaimana disajikan dalam lampiran 7, atau peringat ke 2 (dua) di ASEAN setelah transaksi impor antara Singapura dengan Malaysia. Transaksi ekspor Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat 4 (empat) setelah transaksi ekspor antara Singapura dengan Malaysia, Singapura dengan Hongkong dan 11

Singapura dengan China sebagaimana disajikan dalam lampiran 8, atau peringkat 2 (dua) di ASEAN setelah transaksi ekspor antara Singapura dengan Malaysia. Selain itu terdapat beberapa pertimbangan non ekonomi dalam pemilihan pembukaan usaha di Singapura, diantaranya adalah kemudahan dalam proses pembukaan usaha, biaya pembukaan usaha yang relatif rendah, kecepatan pelayanan dalam proses pembukaan usaha, tingkat korupsi yang paling rendah di antara negara-negara ASEAN, transparansi dalam proses pembukaan usaha jasa surveyor serta fasilitas IT yang memadai. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan, terdapat beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana posisi dan keberadaan PT. SUCOFINDO (Persero) dalam bisnis Inspeksi, Sertifikasi, Pengujian dan Pengkajian saat ini? 2. Mengapa ekspansi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke negara Singapura dinyatakan layak (feasible) untuk dilakukan? 3. Hal-hal apa saja yang perlu dipenuhi dalam proses pendirian usaha PT. SUCOFINDO (Persero) di negara Singapura? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilakukan adalah untuk menggali dan mendeskripsikan tentang kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) yang dilakukan di dalam negeri untuk menunjang keputusan strategis ekspansi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke ASEAN, menganalisa tentang 12

kelayakan untuk berusaha di Singapura serta tahapan pelaksanaan pendirian bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di Singapura, dengan cara mengemukakan keadaan serta situasi pelaksanaan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang dimiliki PT. SUCOFINDO (Persero), sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan strategis internasionalisasi bisnis; 2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi industri jasa surveyor di Indonesia dan di Singapura; 3. Mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan kelayakan kegiatan internasionalisasi bisnis ke Singapura; 4. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu dipenuhi perusahaan dalam proses pendirian usaha PT. SUCOFINDO (Persero) di Singapura. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian Keputusan Strategis Internasionalisasi Bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke Singapura diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan baru (new insight) bagi beberapa pihak yaitu: 1. Memberikan manfaat bagi PT. SUCOFINDO (Persero) sebagai panduan dan bahan masukan bagi perusahaan untuk menjalankan strategi internasionalisasi bisnis ke negara Singapura yang merupakan langkah awal kegiatan ekspansi bisnis ke ASEAN. 2. Memberikan manfaat bagi kalangan akademisi sebagai masukan ilmiah berdasarkan hasil kajian dalam menerapkan ilmu pengetahuan terkait 13

implementasinya dalam kegiatan bisnis yang nyata, serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan internasionalisasi kegiatan bisnis khusus ke negara Singapura. 3. Memberikan manfaat bagi dunia usaha sebagai pengetahuan dan referensi khususnya bagi perusahaan lokal yang akan melakukan ekspansi kegiatan internasionalisasi bisnis khususnya ke negara Singapura. 4. Memberikan manfaat bagi pemerintah Indonesia sebagai perbandingan serta gambaran bagaimana fasilitas dan kemudahan diberikan pemerintah Singapura kepada investor dalam melakukan kegiatan bisnis di negara Singapura. 1.6 Kerangka Analisa Analisa industri dalam penelitian yang dilakukan meliputi: 1. Positioning bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di dalam negeri 2. Potensi positioning bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di negara Singapura. Dalam tesis ini dilakukan pendekatan stratejik analisis lingkungan eksternal dengan menggunakan pendekatan PEST frame work, analisis industri Five Porte s model, dan penetapan analisis lingkungan internal perusahaan serta Key Success Factor yang dimiliki perusahaan sebagai faktor kekuatan perusahaan untuk menunjang penetapan strategi kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) dalam menjalankan kegiatan jasa surveyor di dalam negeri maupun potensi kegiatan bisnis di negera Singapura. Serta analisis SWOT untuk merumuskan kekuatan, kelemahan serta peluang dan acaman guna menentukan strategi bisnis perusahaan yang efektif serta langkah-langkah kostruktif yang perlu dijalankan. 14

Kerangka analisa yang dilakukan dalam menunjang proses penyusunan thesis ini sebagai berikut: Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Lingkungan Bisnis Umum Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial, Demografi. Analisis Lingkungan Industri 1. PEST 2. Five Forces Competition 1. Struktur Organisasi 2. Kemampuan Usaha 3. Teknologi 4. Sumber daya Tanggible & Intangible 5. Pemasaran 6. Kompetensi Inti 7. Key Success Factor Analisis Opportunities & Threats Analisis Strengths & Weaknesses Analisis SWOT Formulasi Strategi Gambar 1.1. Kerangka Analisa a. Alat analisis PEST PEST adalah kepanjangan dari Political, Economic, Social, dan Technology, merupakan susunan kekuatan lingkungan yang mempengaruhi aktivitas bisnis. Analisis PEST dapat membantu seorang manager perusahaan maupun pemimpin organisasi untuk menyusun gambaran yang komprehensif dan logis mengenai lingkungan mereka dari berbagai aspek. (Kuncoro, 2005). Alat analisa PEST digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal industri 15

mengenai keadaan lingkungan politik, ekonomi, sosial dan teknologi yang berpengaruh dalam menjalankan suatu bisnis. b. Alat analisis Five Forces Porter Menutur Porter (1985) seperti dikutif dalam Kuncoro (2005) yang dikenal dengan model lima kekuatan (five forces model), merupakan alat untuk menganalisis kekuatan persaingan di lingkungan industri, meliputi: (1) Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama (rivarly among competitos); (2) Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru (threat of new entry); (3) Ancaman barang substitusi (threat of substitutions); (4) Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers); (5) Daya tawar pemasok (bargaining power of suppliers). Dengan kajian atas lima kekuatan struktur industri Porter, maka dapat dinilai posisi atau kedudukan perusahaan dalam struktur pasar industri, serta dapat mengkaji tingkat kelemahan (Weaknesses) dan keunggulan (Strengths) dari suatu perusahan. (Assauri, 2011 : 43). Alat analisis Five Forces Porter digunakan untuk menganalisis ancaman lingkungan industri yang berpengaruh terhadap kegiatan bisnis suatu perusahaan agar perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih efektif. c. Key Success Factor Key Success Factor merupakan elemen-elemen strategi, atribut-atribut produk dan jasa, pendekatan-pendekatan operasional, sumber daya dan kemampuan bersaing perusahaan yang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kesuksesan dalam memenangkan persaingan di pasar. (Thompson, Peteraf, Gamble, Strickland, 2012 : 130). Key Success Factor digunakan 16

untuk menganalisa faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan suatu perusahaan. d. Alat analisis SWOT Analisis SWOT merupakan alat yang sederhana namun sangat powerfull untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiiki perusahaan, mengungkapkan peluang pasar, serta mengidentifikasi ancaman eksternal yang berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan dimasa yang akan datang. (Thompson, Peteraf, Gamble, Strickland, 2012 : 151). Alat analisis SWOT digunakan untuk menganalisis bagaimana suatu perusahaan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya agar dapat meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghadapi peluang dan ancaman eksternal untuk mencapai visi dan target yang telah ditetapkan. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan serta uraian dari setiap bab sehingga menjadi satu kesatuan penulisan yang komprehensif dan terstruktur, dengan susunan penulisan sebagai berikut: 1. BAB I: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta metodologi penelitian yang berisi tentang penjelasan mengenai tipe data, 17

sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, kerangka analisis serta sistematika penulisan. 2. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang relevan terkait dengan kegiatan penelitian yang dilakukan serta sebagai referensi yang dapat digunakan dalam melakukan analisa penelitian berdasarkan kerangka akademis yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai ruang lingkup penelitian yang dilakukan, lokasi dan waktu penelitian, tipe penelitian sumber data serta metode pengumpulan data yang dilakukan. 4. BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum tentang perusahaan PT. SUCOFINDO (Persero), struktur organisasi perusahaan, salah satu unit bisnis yang menjadi andalan dalam memberikan kontribusi laba perusahaan khususnya yang bergerak dibidang pengawasan impor berdasarkan mandat pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementerian Perdagangan, dan peran perusahaan dalam mengelola bisnis Inspeksi, Sertifikasi, Pengkajian dan Pengujian (ISPP), serta pencapaian-pencapaian perusahaan yang telah diperoleh sejak berdiri pada tahun 1965 hingga saat ini. 18

5. BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang analisis dan evaluasi yang dilakukan, berupa penjelasan untuk menerangkan dan menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya suatu bisnis baik dari sisi pengaruh lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan maupun lingkungan industri jasa surveyor di dalam negeri dan lingkungan industri di luar negeri khususnya Singapura, berikut tatacara serta hal-hal yang perlu dipenuhi PT. SUCOFINDO (Persero) dalam pelaksanaan pembukaan kegiatan bisnis di Singapura. 6. BAB VI: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Bab ini menjelaskan tentang hasil pembahasan pada BAB V serta membuat kesimpulan dari hasil analisis internal, kesimpulan dari hasil analisis eksternal, hasil analisis SWOT, positioning PT. SUCOFINDO (Persero) di dalam negeri serta potensi positioning perusahaan dalam pelaksanaan operasional di Singapura. Hambatan-hambatan yang dikemukakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan sehingga berpengaruh terhadap kelengkapan hasil dari kegiatan penelitian secara keseluruhan, serta memuat saran-saran maupun rekomendasi yang perlu dilakukan perusahaan. 19