RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG YANG PRAKTIS DAN EFISIEN SERTA BERNILAI EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN MEMBUAT CENDRAMATA PERAHU PINISI DARI LIMBAH KAYU GERGAJIAN PADA ANAK PANTI ASUHAN SETIA KARYA KOTA MAKASSAR *)

PELATIHAN MEMBUAT ASESORIS RUMAH TANGGA DARI KERAJINAN ANYAMAN DAUN LONTAR PADA REMAJA PUTRI PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB IV PROSES PRODUKSI


PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

PENERAPAN TEKNOLOGI IRAT BAMBU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KIPAS PADA MASYARAKAT PENGRAJIN JIPANGAN BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL 6 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Terluka oleh benda kecil)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA PETA-PETA KERJA (WORK CHARTS)


BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB II METODE PERANCANGAN

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

Pembuatan Mesin Pemotong Jenang Dengan Kapasitas 30 kg per Jam

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB II METODE PERANCANGAN

Sasaran Indikator Tujuan Cara Pembuatan

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT PANTAI MELALUI PENERAPAN JAMBAN KELUARGA DARI KAYU MODEL PANGGUNG YANG AMAN TERHADAP AIR PASANG *)

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT


BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae.

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ALAT INJEKSI PLASTIK UNTUK GAGANG PISAU PADA UKM PENGRAJIN PISAU DI DESA HADIPOLO KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

Perancangan Mesin Perajang Kerupuk dan Kulit Ikan Guna Meningkatkan Produktivitas Kerja Pengrajin Produk Ikan

Transkripsi:

PKMK-2-10-2 RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG YANG PRAKTIS DAN EFISIEN SERTA BERNILAI EKONOMI Aswinto, Adam, Andi Nasrul, Rahmat Rizal Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK Tujuan program ini adalah: (1) Terciptanya masyarakat mempunyai pengetahuan yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber daya alam yang terbuang percuma yaitu potongan-potongan papan menjadi alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, (2) Terciptanya masyarakat yang terampil membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga. Khalayak sasaran dalam program ini adalah masyarakat petani bawang dan masyarakat industri bawang goreng di Kabupaten Takalar. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi penyuluhan adalah metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, untuk pelatihan digunakan metode demonstrasi. Hasil yang dicapai adalah: (1) Masyarakat memiliki pengetahuan dalam hal pemanfaatan potonganpotongan papan untuk pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, (2) Masyarakat memiliki keterampilan membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga. Kata Kunci: pengiris, bawang, potongan-potongan papan. PENDAHULUAN Kabupaten Takalar adalah salah satu kabupaten penghasil utama bawang, di Sulawesi Selatan. Petani di Daerah ini umumnya mengupayakan komuditas bawang, karena wilayah tersebut bawang dapat tumbuh dengan subur. Hasil usaha tani petani bawang dijual pada pasar tradisional. Hanya ada 10 % keluarga petani yang mengupayakan industri rumah tangga bawang goreng. Padahal di Kabupaten Takalar terdapat kurang lebih 100 penjual makanan khas Sulawesi Selatan yaitu coto Makassar yang setiap harinya menggunakan bumbu bawang goreng sekitar 15 liter/hari untuk 1 tempat penjualan, sehingga kebutuhan bawang goreng unttuk penjual coto di Kabupaten Takalar sekitar 1.500 liter/hari, sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga sekitar 1.000 liter/hari. Jadi dengan demikian kebutuhan bawang goreng untuk Kabupaten Takalar sekitar 2500 liter/hari. Industri rumah tangga bawang goreng di Kabupaten Takalar hanya menggunakan pisau tradisional sebagai alat pengiris bawang. (Survei pada industri rumah tangga di Kabupaten Takalar, Desember 2004). Alat atau pisau tersebut sangat tidak efisien karena dilakukan dengan secara manual, dan produksinya rendah, lagi pula tidak aman terhadap kesehatan. Petani bawang di Kabupaten Takalar 95 % menjual bawangnya pada pasar tradisional, dan harganya jauh lebih murah. Hanya 10 % yang mengupayakan industri rumah tangga bawang goreng dikemas dalam plastik lalu dijual ke pasar tradisional, Bawang goreng ini mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Kurangnya petani mengupayakan industri bawang goreng disebabkan oleh belum

PKMK-2-10-2 ditemukannya alat pengiris bawang yang lebih efisien baik dari tenaga maupun waktu, (Informasi Tokoh Masyarakat di Kabupaten Takalar, Desember,2004). Kenyataan yang ditemukan di lapangan (survey Desember, 2004) pada umumnya ibu rumah tangga, baik yang ada di Ibu kota Kabupaten, Ibu kota kecamatan, dan lebih-lebih di daerah pedalaman kabupaten Takalar menggunakan pisau tradisional secara manual, yakni pisau dapur. Cara mengiris ini adalah cara tradisional, kurang efisien baik waktu maupun tenaga. Terdengar pula keluhan ibiibu rumah tangga, dan para pekerja industri rumah tangga sering terluka tangannya akibat kena pisau tersebut. Kenyataan yang dialami oleh ibu-ibu rumah tangga petani yang membuat bawang goreng untuk dijual yang menggunakan pisau tradisional (manual), ternyata mengiris bawang 1 liter yang diiris dengan menggunakan waktu berjamjam. Itupun tidak seragam tebalnya, hal ini sangat tidak efisien (informasi dari Sitti Fatimah ibu rumah tangga petani bawang) pada saat dilakukan survey bulan Desember, 2004, hal ini sangat tidak efisien. Oleh karena itu perlu ada pengiris bawang yang sifatnya praktis dan efisien, dan bisa seragam ketebalanya, dan mudah dioperasikan dan dugunakan oleh ibu rumah tangga di dapur untuk membuat berbagai macam kebutuhan konsumsi rumah tangga dan kebutuhan rumah tangga bawang goreng. Di Kabupaten Takalar (Survei Desember 2004) ditemukan 27 pengergajian kayu, dan potongan-potongan papannya hanya dibiarkan begitu saja lapuk dilokasi dan bahkan masyarakat hanya mengambilnya sebagai kayu bakar, padahal limbah potongan-potongan papan tersebut dapat dijadikan barang yang bisa bernilai ekonomi yaitu dibuat rangka alat pengiris bawang yang praktis dan efisisen dengan memanfaatkan potongan-potongan papan yang banyak di lokasi, maka masalah kami tertanggulangi. Sebagai mahasiswa yang sementara mengikuti kuliah pada Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar dimana telah kami mendapatkan mata kuliah praktek kerja kayu, praktek las, teknologi tepat guna, serta desain perancangan merasa tertarik dan tertantang untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah kami miliki, yakni merancang alat pengiris bawang, kemudian memberikan pelatihan pada msyarakat petani bawang untuk membuat alat pengiris bawang yang praktis dan efisien dan dapat bernilai ekonomi, yaitu dijual pada masyarakat lain sehingga dapat menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Uji coba membuat alat pengiris bawang, yang dilakukan pada workshop kerja kayu dan workshop kerja las Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, pada Agustus 2004, alat pengiris bawang tersebut menunjukkan hasil yang memuaskan, yaitu dapat mengiris bawang dalam 1 liter dengan waktu 3-5 menit saja ( praktis, efisien waktu, dan tenaga ). Dengan demikian kami dari mahasiswa Teknik Sipil dan Perencanaan, Teknik Bangunan, dan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar bersama dosen pendamping tepat sekali untuk memberikan perlatihan kepada masyarakat untuk membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan yang terbuang percuma di lokasi. Konstruksi rangka dan bodinya sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan potongan-potongan papan dibentuk kotak segi empat dengan

PKMK-2-10-3 panjang 40 cm, lebar 14 cm, dan ketinggian 15 20 cm, dan dibuatkan kotak kayu tempat bahan yang akan diiris dengan ukuran 12 x 12 cm dengan tinggi 11 cm. pada bagian atas menggunakan tungkai penekan bahan dengan model T dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 8 c, dan tinggi 14 cm. kotak bahan dengan menggunakan lahar 4 buah pada landasannya dengan memakai rel. dengan demikian bahan yang didorong pada kotak dapat bekerja dengan cepat. Sedangkan pada lantai rangka/bodi dilobang pada bagian tengah dengan kemiringan 45 derajat, dan dipasangkan pisau pengiris dari plat baja yang sudah ditajamkan menggunakan alat penyetel ketebalan irisan yang diinginkan. Jadi dengan menggunakan alat pengiris bawang dengan menggunakan rel dari lahar yang konstruksi sederhana, aman, serta berfungsi serbaguna ini sangat disukai dan disenangi ibu-ibu rumah tangga dan industri rumah tangga bawang goreng karena tidak terlalu banyak menggunakan lagi tenaga manusia, dan sangat efisien waktu. Penggunaan alat pengiris bawang yang didesain ini sangat efisien karena waktu yang digunakan dalam mengoperasikan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Dapat mengiris bawang dalam 1 liter dengan waktu 3 5 menit. Jadi dengan demikian alat pengiris bawang ini untuk kebutuhabn rumah tangga dan industri rumah tangga bawang goreng sangat efisien dan sangat cepat pengoperasiaannya, dengan demikian praktis, efisien waktu dan tenaga. Harga jual diperkirakan Rp. 75.000,- sampai Rp. 100.000,- per buah. Biaya yang dibutuhkan untuk 1 buah pengiris serba guna yaitu : (a) Harga lahar, pisau baja, dan alat penyetel ketebalan Rp. 15.000,-, dan (b) Ongkos kerja bodi yaitu Rp. 20.000,-. Dengan demikian dana yang dibutuhkan adalah Rp. 35.000,-. bila mana masyarakat membuat alat pengiris bawang tersebut, dapat meraih keuntungan Rp. 40.000 - Rp. 50.000,-. Jika masyarakat telah terampil, maka dapat memproduksi 1 buah alat pengiris bawang perhari. Dengan demikian masyarakat petani bawang dan yang mengusahakan bawang goreng dalam membuat alat pengiris bawang dapat memperoleh keuntungan Rp. 50.000,- per hari, atau 30 x Rp.50.000=Rp.1.500. 000,- per bulan. Alat pengiris bawang yang praktis dan efisien ini mempunyai potensi ekonomi produk sangat baik, karena dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dapat meningkatkan ekonomi masyarakat petani bawang dan industri rumah tangga bawang goreng di pedesaan. Serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dan ekonomi nasional. Hal ini merupakan pentingnya Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini dilakukan. Oleh karena itu masalah Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini adalah sebagai berikut: (1) Masyarakat tidak mengetahui proses pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (2) Masyarakat tidak terampil mendesain alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (3) Masyarakat tidak terampil membuat rangka alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (4)

PKMK-2-10-4 Masyarakat tidak terampil merakit rangka alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (5) Masyarakat tidak terampil membuat dan memasang pisau pengiris alat dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (6) Masyarakat tidak terampil pekerjaan finishing alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng/kebutuhan rumah tangga lainnya. Tujuan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini adalah sebagai berikut: (1) Masyarakat mengetahui proses pembuatan alat dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (2) Masyarakat terampil mendesain alat dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (3) Masyarakat terampil membuat rangka alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (4) Masyarakat terampil merakit rangka alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (5) Masyarakat terampil membuat dan memasang pisau pengiris alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (6) Masyarakat terampil pekerjaan finishing alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (7) Meningkatkan kreatifitas dan inovatif masyarakat terutama petani bawang dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terbuang percuma yakni potongan-potongan papan menjadi komoditas bernilai ekonomi, seperti halnya konstruksi rangka alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, yang dapat dikomsumsi oleh setiap rumah tangga dan industri rumah tangga bawang goreng di Kabupaten Takalar khususnya dan Sulawesi Selatan dan Indonesia pada umumnya Alat pengiris bawang yang dirancang menggunakan bahan rangka dari serpihan kayu gergajian, dan alat pengiris bawang tersebut mempunyai alat pendorong yang memakai rel dari lahar sehingga mudah digerakkan. Pisau yang digunakan bisa diganti-ganti, dan mempunyai alat penyetel untuk mengatur ketebalan irisan yang diinginkan. Menurut Sonny (1992) bahwa penggunaan alat teknologi sederhana bertujuan untuk membantu manusia untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan untuk menambah/meningkatkan produksi. Selain dari pada itu, penggunaan teknologi sederhana menyebabkan manusia dapat bekerja dengan mudah, menimbulkan kenyamanan bekerja. Dengan demikian ikut meningkatkan harkat dan martabat manusia.

PKMK-2-10-5 Salah satu tujuan perancangan suatu teknologi tepat guna adalah untuk kenyamanan dalam melakukan pekerjaan bagi manusia. Pulat (1992) menyatakan bahwa cara dan tempat kerja dengan posisi tertentu (duduk) yang baik adalah memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Semua alat dan bahan yang diperlukan dalam bekerja mudah dijangkau sambil bekerja. Jarak maksimal 41 cm ke kiri atau kanan, tempat bekerja tidak lebih tinggi dari 50 cm (duduk), (3) Tempat bekerja sebaiknya disesuikan dengan alat yang dioperasikan. Menurut Oborne (1992) bahwa postur tubuh duduk dalam mengoperasikan alat (bekerja) tidak dapat menstabilkan sendi-sendi tubuh jika tangan atau lengan mengoperasikan alat dengan kekuatan (fisik), jika berulang ulang akan menimbulkan kelelahan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa alat dan bahan yang diperlukan dalam mengoperasikan alat sebaiknya mudah dijangkau sambil bekerja, jaraknya 41 cm ke kiri dan kanan, tempat bekerja tidak lebih tinggi 50 cm, dan mengutamakan kenyaman. Dengan demikian alat pengiris bawang yang praktis dan efisien dari serpihan kayu gergajian dirancang dengan konstruksi sederhana yang digerakkan oleh tangan dengan menggunakan rel dari lahar kapasitas kecil ini sesuai dengan apa yang dikemukakan tersebut diatas. BAHAN DAN METODE Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga adalah sebagai berikut: 1) Bahan yaitu: limbah potongan-potongan papan, lahar kecil, pisau baja, paku, lem fox putih, sekrup, kuas, minyak cet, pelitur/vernis dan bahan lain. 2) Peralatan yaitu: ketam, gergaji, mesin bor, mata bor, mesin roter, pahat, parang, palu besi, palu kayu, obeng, mistar siku, pensil, amplas, dan peralatan lain. Khalayak sasaran antara yang strategis dalam program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini adalah sebagai berikut: (1) Bupati Takalar, (3) Camat, Kelapa Desa serta tokoh masyarakat. Sedangkan khalayak sasaran pada program ini adalah: masyarakat petani bawang, dan masyarakat yang mengusahakan bawang goreng (kkalayak sasaran yang dilatih langsung).di Kabupaten Takalar. Metode utama yang ditempuh dalam kegiatan ini adalah: (1) Pada saat pemberian materi penyuluhan pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dan desainnya metode yang digunakan adalah; metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi, (2) Pada saat pelatihan membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, metode yang digunakan adalah: metode demonstrasi, dan tanya jawab. Metode demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, diterangkan dahulu cara memilik bahan, langkah kerja, dimensi, bahan dan alat yang digunakan. Disini khalayak sasaran ikut langsung melakukan, mengerjakan setiap jenis pekerjaan bersama dengan mahasiswa. Pada saat itu juga terjadi diskusi, terutama sekali yang menyangkut sistimatika pekerjaan tersebut.

PKMK-2-10-6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang dicapai adalah: (1) Masyarakat memiliki pengetahuan dalam hal alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, yaitu: (a) Memiliki pengetahuan tentang pemilihan bahan untuk alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, (b) Memiliki pengetahuan tentang pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, (2) Mahasiswa dan masyarakat memiliki keterampilan membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga yaitu: (a) Terampil memilih bahan dari limbah potonganpotongan papan unrtuk dijadikan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, (b) Terampil membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga: membuat desain dan gambar kerja, memotong rangka dari limbah potongan-potongan papan, membuat rangka kaki dan lantai, merakit rangka, membuat dan merakit kotak bawang, memasang lahar pada kotak bawang, membuat pisau pengiris dari plat baja, memasang pisau pengiris kemiringan 45 derajat pada lantai rangka, pekerjaan finishing serta pengecetan dengan vernis atau pelitur. Selain itu motivasi khalayak sasaran bersama anggota tim PKMM cukup tinggi mengikuti penyuluhan dan pelatihan dari awal sampai selesai. Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini dianggap juga berhasil karena: (1) Khalayak sasaran tidak menemukan kesulitan dalam memahami materi penyuluhan dan pelatihan yang diberikan, (2) Khalayak sasaran berkeinginan menerapkan membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga ini pada rumahnya masing-masing, (3) Khalayak sasaran berkeinginan untuk menyampaikan penerapan membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga kepada khalayak sasaran yang lain (yang tidak sempat ikut penyuluhan dan pelatihan). KESIMPULAN Berdasarkan penyuluhan dan pelatihan dilapangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Masyarakat mengetahui proses pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potonganpotongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (2) Masyarakat terampil mendesain alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potonganpotongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (3) Masyarakat terampil membuat rangka alat dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (4) Masyarakat terampil merakit rangka alat dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (5) Masyarakat terampil membuat dan memasang pisau pengiris alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga lainnya, (6) Masyarakat terampil pekerjaan finishing alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga dengan memanfaatkan potongan-potongan papan untuk kebutuhan industri ramah tangga bawang goreng dan kebutuhan rumah tangga

PKMK-2-10-7 lainnya, (7) Meningkatkan kreatifitas dan inovatif masyarakat terutama petani bawang dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terbuang percuma yakni potongan-potongan papan menjadi komoditas bernilai ekonomi, seperti halnya konstruksi rangka alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, yang dapat dikomsumsi oleh setiap rumah tangga dan industri rumah tangga bawang goreng di Kabupaten Takalar khususnya dan Sulawesi Selatan dan Indonesia pada umumnya Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan bahwa rogram PKMM seperti ini hendaknya dilanjutkan sehingga menciptakan: (1) Masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam hal ini potongan-potongan papan untuk pembuatan alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga, (2) Masyarakat yang inovatif dan kreatif dalam membuat alat pengiris bawang yang praktis, efisien waktu dan tenaga. DAFTAR PUSTAKA, 1978). Norma-norma Kerja Fisik. Hasil Lokakarya Penyusunan Norma- Norma Ergonomi di Tempat Kerj. Kerjasama Hiperkes. Jakarta: UNDIP dan WHO Janto J.B. 1979. Pengetahuan Alat-alat Kayu. Yogyakarta: Yayasan Karnisius Sumadi, 1981, Konstruksi Kayu. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Supriadi. Et. Al. 1991. Profil Teknologi Padat Karya. Jakarta: Pengembangan Sumber Daya Manusia. Suberkah, I. (1988). Konstruksi Bangunan Gedung. Bandung: Idea Dharma Bandung. Pulat, B.M. 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomics. Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey. Sonny, TH. Mesin-mesin dan Alat Pertanian. Rutan. Ratna Diesel, Surabaya.

PKMK-2-10-8