BAB V ZAT CAIR DALAM KESATIMBANGAN RELATIF

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif

P = W/A P = F/A. Sistem satuan MKS: F = kgf P = kgf/m 2. Sistem satuan SI : F = N A = m 2 P = N/m 2

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Distribusi Tekanan pada Fluida

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

PERTEMUAN X PERSAMAAN MOMENTUM

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

FIsika DINAMIKA ROTASI

Antiremed Kelas 10 FISIKA

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

BAB IV DINAMIKA PARTIKEL. A. STANDAR KOMPETENSI : 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel).

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

FISIKA XI SMA 3

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

SOAL DINAMIKA ROTASI

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

DINAMIKA FLUIDA. nurhidayah.staff.unja.ac.id

Soal :Stabilitas Benda Terapung

PENILAIAN 1.UJIAN AKHIR 2.UJIAN MID SEMESTER 3.TUGAS 4.KEHADIRAN (> 75 %)

BAB III STATIKA FLUIDA

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

Panduan Praktikum 2009

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Setelah membaca modul mahasiswa memahami pembagian kecepatan di arah vertical dan horizontal.

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

Macam Aliran : Berdasarkan Cara Bergerak Partikel zat cair :

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Mekanika Rekayasa/Teknik I

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

TRANSFER MOMENTUM FLUIDA STATIK

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

PERTEMUAN VII KINEMATIKA ZAT CAIR

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

Meka k nika k a F l F uida

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

2. FLUIDA STATIS (FLUID AT REST)

BAB VI Usaha dan Energi

GERAK MELINGKAR. = S R radian

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

Matematika Teknik Dasar-2 11 Aplikasi Integral - 2. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Gerak Melingkar Pendahuluan

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Gaya Hidrostatika. Gaya hidrostatika pada permukaan bidang datar: (1) Bidang horizontal (2) Bidang vertikal (3) Bidang miring (dengan kemiringan θ)

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Antiremed Kelas 11 FISIKA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

VI. TEKANAN TANAH. Contoh. Dalam keadaan dinding penahan tanah menerima tekanan berupa tekanan Hidrostatis, misal air pada kolam

Panduan Praktikum Mekanika Fluida 2013

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Antiremed Kelas 10 Fisika

GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

Soal Pembahasan Dinamika Gerak Fisika Kelas XI SMA Rumus Rumus Minimal

I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.Eng. MEKANIKA FLUIDA

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gaya yang ditimbulkan oleh fluida yang mengalir diperlukan dalam: M = m.v.1

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :

Integral yang berhubungan dengan kepentingan fisika

BAB FLUIDA A. 150 N.

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

Transkripsi:

BAB V ZAT CAIR DALAM KESATIMBANGAN RELATIF 5.1 Pendahuluan Zat cair di dalam tangki yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak mengalami tegangan geser karena tidak adanya gerak relatif antara partikel zat cair atau antara partikel zat cair dengan bidang batas. Zat cair dalam keadaan ini disebut dalam kesimbangan relatif. Apabila zat cair mengalami percepatan, maka akan terjadi gaya yang di timbulkan oleh percepatan yang memberikan tambahan terhadap gaya hidrostatis. Akan dipelajari perubahan tekanan pada zat cair yang mengalami perceptan seragam, setelah kondisi kesimbagan tercapai. Contoh permasalahan dari zat cair dalam keseimbangan relatif adalah suatu tangki berisi zat cair yang mengalami percepatan atau perlambatan, dan zat cair dalam suatu silinder yang mengalami rotasi terhadap sumbu vertikal. Kedua permasalahan tersebut akan dibahas dalam bab ini. 5.2 Zat Cair dalam Tangki Mengalami Percepatan Apabila zat cair berada didalam suatu tangki dalam keadaan diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan, maka zat cair tersebut tidak dipengaruhi oleh gerak tangki. Tetapi apabila tangki tersebut mengalami percepatan continue maka percepatan tersebut akan berpengaruh pada zat cair dengan adanya perubahan ditribusi tekanan. Oleh karena zat cair tetap diam, relatif terhadap tangki maka tidak ada gerak relatif dari partikel zat cair, yang berarti tidak ada tegangan geser. Tekanan zat cair akan tegak lurus pada bidang dimana tekanan bekerja. Gambar 5.1 menunjukan zat cair yang berada didalam tangki dan bergerak dengan percepatan αγ searah sumbu x. Percepatan tersebut menyebabkan terjadinya gaya horizontal yang bekerja pada zat cair, sehingga permukaan zat cair tidak lagi mendatar tetapi berubah menjadi miring. Pada sisi belakang tangki, zat cair akan naik dan sisi depan zat cair turun. Misalkan θ adalah sudut antara bidang horizontal dan bidang permukaan zat cair. 18

----------------------------------------------------------------- Gambar 5.1. zat cair dalam tangki bergerak dengan percepatan horizontal Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif 1. Berat partikel zat cair W yang bekerja vertikal ke bawah : W = M.g Dengan M adalah massa partikel dan g adalah persamaan gravitasi 2. Gaya karen percepatan F yang bekerja secara horizontal: F = M.αx Dengan αxadalah percepatan horizontal. 3. Gaya tekan P pada partikel zat cair yang tegak lurus permukaan. Hukum Newton II untuk gaya-gaya dalam arah horizontal : Fx= M. Αx ( 5.1 ) Karena percepatan adalah dalam arah horizontal berarti αy = 0, sehingga : P cos θ W = 0 ( 5.2 ) P cos θ = M.g Apabila persamaan (5.1) dibagi dengan persamaan (5.2), akan didapat : P sin θ = Mαx P cos θ = Mg 19

Tg θ = αx Mg Oleh karena percepatan adalah horizontal maka gaya-gaya vertikal tidak berubah dan tekanan di suatu titik pada kedalaman h adalah γh. Bidang-bidang dengan tekanan yang sama adalah sejajar dengan bidang permukaan. ( Lihat gambar 5.3 ) Gambar 5.3 garis dengan tekanan sama pada tangki dengan percepatan horizontal. Apabila percepatan adalah dalam arah vertikel, permukaan zat cair akan tetap horizontal. Tetapi karena adanya percepatan maka akan terjadi pertambahan/pengurangan tekanan terhadap tekana hidrostatis. Percepatan vertikal keatas akan menyebabkan pertambahan tekanan, dan pecepatan kebawah menyebabkan pengurangan tekanan. Dipandang suatu prisma vertikal dengan tampang lintang A dan tinggi h yang mengalami percepatan vertikal keatas αy. Tekanan hidrostatis pada dasar prisma yang mempunyai kedalaman h adalah p = hγ. Gaya-gaya yang bekerja pada prisma adalah : 1. Berat prisma W yang bekerja vertikal kebawah : 20

W= Mg = p V g = p g h A 2. Gaya karena percepatan f yang bekerja secara vertikal : F = M αy = p h A αy 3. Gaya tekanan hidrostatis pada gambar prisma : P = p A Dengan mengunakan hukum Newton II untuk gaya-gaya vertikal yang bekerja pada prisma : Fy = M αy va- ρ g h A = ρ h A αy p = ρ h A αy + ρ g h A A P = ρ g h ( 1 + αy ) g ( 5.4) P = γ h ( 1 + αy ) g Apabila percepatan adalah vertikal kebawah maka nilai αy adalah negatif sehingga persamaan ( 5.4 ) menjadi : Ρ = γh ( 1 -αy ) g ( 5.5 ) Persamaan ( 5.4 ) dan ( 5.5 ) menunjukan bahwa bidang-bidang dengan tekanan sama adalah horizontal. Distribusi tekanan pada dinding tangki untuk percepatan vertikal ke atas atau ke bawah di tunjukkan dalam gambar ( 5.5 ) Gambar 5.5. tangki dengan percepatan vertikal 1. berat partikel W yang bekerja vertikal ke bawah 2. gaya karena percepatan F yang bekerja dengan membentuk sudut φ terhadap horizontal ; 21

3. gaya tekanan hidrostatis P yang bekerja pada partikel zat cair dan bekerja tegak lurus permukaan zat cair. Gaya percepatan F dapat diproyeksikan dalam arah vertikal dan horizontal ; Fα = F cos φ = M αx Fy = F sin φ = M αy Dengan menggunakan Hukun Newton II untuk gaya-gaya horizontal : Fy =M αy P sin θ = Mg + Mαx ( 5.6 ) Hukum Newton II untuk gaya-gaya vertikal : Fy =M αy P cos θ Mg = M αy P cos θ = Mg + M αy ( 5.7 ) Persamaan ( 5.6 ) dibagi dengan persamaan ( 5.7 ) : P sin θ = P cos θ M αx Mg + M αy Tg = αx g + αy ( 5.8 ) Karena tangki tertutup dan terisi penuh maka permukaan zat cair tetap datar, tetapi percepatan yang bekerja pada zat cair akan menyebabkan bertambahnya tekanan di sepanjang tangki. Tekanan di sepanjang tangki dapat di hitung apabila tekanan di suatu titik dalam tangki diketahui. Seperti terlihat dalam gambar 5.8 minsalkan tekanan di titik A adalah atmosfer, yang dapat dilakukan dengan memberi lobang kecil di titik A. Dengan adanya percepatan αx maka tinggi tekanan pada sisi atas tangki di tunjukkan oleh garis AC. Garis AC adalah sama dengan kemiringan muka air apabila tangki terbuka dan dinding cukup tinggi sehingga air tidak tumpah. Kenaikan tekanan di titik B dapat dihitung dengan persamaan ( 5.3 ) : 22

Tg θ = αx h = αx g b g h = αx b g Dengan h adalah tinggi tekanan di titik B dan b adalah panjang tangki. Contoh Suatu tangki segiempat tertutup dengan panjang 10 m, lebar 5 m dan tinggi 3 m diisi penuh minyak dengan rapat relatif 0,92. Di titik B terdapat lubang kecil. Hitung perbedaan tekanan antara titik A dan B, apabila tangki bergerak dengan percepatan 3 m/d² dalam arah horizontal. Pecepatan gravitasi g = 9,81 m/d² Penyelesaian : Di gunakan satuan MKS Oleh karena sisi atap tangki tertutup dan tangki terisi penuh dengan minyak, maka tidak akan terjadi kemiringan permukaan minyak di dalam tangki. Tetapi sebagai akibat dari percepatan horizontal,maka akan terjadi kenaikan tekanan pada titik A. Kenaikan tinggi tekanan di titik A : h = αx. b = 3 x 10 = 3,06 m g 9,81 di titik B tekanan adalah atmosfer : hb = 0 23

pebedaan tekanan antara A dan B, ha hb = ρa ρb = 3,06 m γm S = γm = 0,92 Γa γm = 0,92 x 1000 = 920 kgf/ m³ Pa Pb = 3,06 γ = 3,06 x 920 = 2.815,2 kgf/m² = 2,8152 t/m² 5.3 Zat Cair di Dalam Silinder Berisolasi Apabila suatu tangki silinder berisi zat cair diputar (rotasi) terhadap sumbu vertikal dengan kecepatan sudut konstan, maka zat cait tersebut kan mengalami gaya sentrifugal dengan arah meninggalkan sumbu vertikal. Karena perputaran tersebut permukaan zat cair yang semula horizontal berubah menjadi bentuk parabola. Gambar 5.14 menunjukkan tangki silinder berisi zat cair yang berotasi dengan kecepatan konstan ω. Permukaan zat cair pada sumbu vertikal turun sampai titik terendah, sedangkan pada dinding silinder naik sampai titik teratas. Semakin besar kecepatan rotasi, penurunan dan kenaikan zat cair tersebut semakin besar. Dipandang suatu partikel A di permukaan zat cair pada jarak (jari-jari) r dari sumbu rotasi seperti terlihat dalam gambar 5.14. silinder tersebut berputar dengan kecepatan sudut ω (radial/detik). Kecepatan sudut dapat dinyatakan dalam kecepatan rotasi N rpm (rotasi/menit). Hubungan antara N dan ω di berikan oleh bentuk berikut : Ω = 2пN 60 Gaya-gaya yang bekerja pada partikel A adalah : 1. Berat partikel W yang bekerja ke bawah, 2. gaya sentrifugal F yang bekerja dalam arah keluar ( menjauhi sumbu ), dengan bentuk : 24

F = M (ω² r) 3. gaya tekanan hidrostatis P yang bekerja pada partikel A di permukaan zat cair. Minsalkan garis singgung pada permukaan zat cair melalui partikel membentuk sudut α terhadap horizontal seperti terlihat dalam gambar 5.15. Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja dalam arah garis singgung melalui partikel A memberikan : F cos α = W sin α M (ω² r) cos α = M g sin α Tg = M (ω² r) = ω² r Mg g Mengingat Tg α = dy/dr maka : dy = ω² r dr g integrasi persamaan di atas akan di dapat : dy = ω² r dr G y = ω² r² + C 2g Dengan C adalah konstanta integrasi. Apabila titik terendah dari permukaan zat cair di pilih sebagai sumbu koordinat, berarti r = 0 dan y = 0, sehingga persamaan di atas menjadi : 0 = ω² 0 + C Atau C = 0 2g Sehingga persamaan di atas menjadi : y = ω² r² ( 5.11 ) 2g 25

Persamaan ( 5.11 ) merupakan bentuk parabola, yang dalam koordinat tiga dimensi permukaan zat cair mempunyai bentuk paraboloida. Apabila jari-jari silinder adalah R, maka kenaikan zat cair pada dinding silinder dari permukaan terendah adalah : Yp = ω² R² 2g ( 5.12) Seperti terlihat dalam gambar 5.16, permukaan zat cair sebelum berotasi diberikan oleh garis A A. Setelah berotasi, zat cair pada sumbu rotasi turun sampai titik C yang melalui garis B B, sedang zat cair pada dinding silinder naik sampai garis D D. Tinggi parabola adalah yp sedang h adalah jarak antara A A dan B B. Volume zat cair sebelum dan setelah rotasi adalah sama. Volume paraboloid ( DBB D CD ) Vp = 1 2 п R² ω² R ² 2 g ( 5.13 ) Volume silinder yang ditempati paraboloid ( DBB D ) Vs = п R² ω² R ² 2 g Dari persamaan ( 5.13 ) dan ( 5.14 ) dapat disimpulkan bahwa : Vg = 2 Vp Volume paraboloid tersebut sama dengan volume bagian silinder setinggi h ( volume ABB A ), yaitu : Vg = п R² h ( 5.15 ) Volume Vs adalah sama dengan volume paraboloid DBB D CD, sehingga dengan menyamakan persamaan ( 5.13 ) dan ( 5.15) didapat : H = 1 ω ² R ² 2 2 g = 1 2 yp Jadi kenaikan zat cair pada dinding dari permukaan awal ( sebelum silinder berrotasi ) adalah sama dengan penurunan pada sumbu. Contoh 26

Silinder berdiameter 20 cm berisi air sampai kedalam 50 cm. Apabila silinder diputar terhadap sumbunya dengan kecepatan 300 rpm ( rotasi permenit ), hitung kedalaman parabola ( jarak antara muka air tertinggi pada dinding dan muka air terendah pada sumbu silinder ) Penyelesaian Hubungan antara kecepatan putar dan kecepatan sudut di berikan oleh bentuk berikut, ω = 2 п N 60 Dengan ω adalah kecepatan sudut ( rad/detik ) dan N adalah kecepatan putar ( rpm ), sehingga di dapat : ω = 2 x пx 300 60 = 31,42 rad/d kedalaman parabola di hitung dengan rumus berikut : yp = ω² R ² 2 g = (31,42 ) 2 x(0,10)² = 2 x 9,81 0,5032 m = 50,32 cm 27