95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian perbandingan antara ruang nyata dan virtual pada rumah tinggal yang dihasilkan oleh game unity 3D setelah dilakukan oleh peneliti sendiri adalah sebagai berikut : Penelusuran pada ruang nyata dan virtual Pada ruang virtual memiliki suatu kelebihan yang tidak dapat dimiliki oleh ruang nyata seperti adanya sistem interaksi pemanfaatan fitur popup GUI texture di unity 3D yang dapat memberikan informasi arsitektural mengenai dimensi, fungsi, material yang digunakan, dan keunikkan atau konsep arsitektural pada ruang tersebut, sistem interaksi seperti penyampaian informasi arsitektural dalam unity 3D tentunya sangat membantu pada perancangan virtual nantinya bagi mahasiswa arsitektural dan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang ada pada lapangan nantinya. Gambar 5.1 informasi arsitektural
96 Selain itu pada penelusuran ruang virtual juga memiliki sistem navigasi seperti fitur minimap yang dijadikan sebagai sistem navigasi bagi pemain, selain berfungsi untuk mempermudah menjalankan misi pemain, penerapan sistem navigasi minimap ini juga berguna untuk mengetahui hubungan ruang yang satu dengan lainnya. Gambar 5.2 Pengaturan FPS dalam unity 3D Kesan ruang dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dengan mata terlanjang atau penggunaan kamera pada saat itu. Sedangkan, pada virtual kita melihat dengan menggunakan FPS (first person view) meskipun mengikuti pengambilan mata manusia namun tetap saja memiliki perbedaan dari pengaturan besar field of view yang digunakan dalam virtual tersebut. Sehingga, hal ini lah yang dapat menyebabkan kesalahpahaman saat merancang dalam bentuk virtual 3D. Sebagai contoh, ruang makan pada virtual tersebut kelihatan sempit namun pada kenyataannya ruang makan tersebut telah memiliki ukuran yang benar. Untuk itu pengaturan besar field of view pada FPS menjadi sangat penting ketika kita merancang virtual 3D pada nantinya.
97 Material pada ruang nyata dan virtual Dalam virtual, ukuran material diatur dengan cara memperbesar atau memperkecil ukuran pixel gambar material tersebut dalam unity 3D. Hingga, hasilnya kelihatan proposional atau tidak berbeda halnya dengan material pada nyatanya yang memiliki ukuran yang spesifik atau terukur. Kekurangan pada virtual ini dapat menyebabkan orang hanya bisa mensugesti dan tidak dapat mengetahui ukuran yang pasti apakah ukuran yang diaplikasikan pada virtual terlalu besar,kecil atau sudah sesuai dengan nyatanya. Untuk kualitas teksture dan warna pada material virtual sangat dipengaruhi oleh kualitas gambar yang kita dapatkan dan jenis shader yang kita aplikasikan pada material tersebut dalam unity 3D, hasilnya bisa saja lebih bagus ataupun tidak dibandingkan dengan material pada nyatanya. Object modelling pada ruang nyata dan virtual Pembuatan object yang memiliki pendetailan yang cukup tinggi pada nyatanya. Hal tersebut tidak dapat diproses atau dibuat dalam virtual dikarenakan adanya keterbatasan dalam Unity 3D yang hanya mendukung 65000 vertex per object. Sehingga object yang memiiki pendetailan cukup tinggi tersebut diubah menjadi object yang lebih simpel dan akibatnya pada kekurangan pada virtual ini menyebabkan perbedaan bentuk object yang cukup signifikan pada nyatanya.
98 Pencahayaan pada ruang nyata dan virtual Gambar 5.3 Pencahayaan pada ruang kolidor nyata Gambar 5.4 Pencahayaan pada ruang kolidor virtual Meskipun kondisi pencahayaan pada ruang virtual yang telah mengikuti nyatanya dengan menggunakan pencahayaan dari directional light (matahari buatan) dan juga penambahan lampu dalam ruang virtual tersebut seperti point light yang dapat kita atur besar intensitas cahaya dan jarak penerangan yang maksimal. Namun tetap saja adanya perbedaan, yang dapat dilihat dari pencahayaan pada ruang kolidor nyata di siang hari sudah maksimal yang berasal dari terang matahari dan penggunaan 1 penerangan tambahan yaitu, lampu downlight pada tengah ruang kolidor nyata berbeda dengan pencahayaan di ruang kolidor ruang virtual yang membutuhkan pencahayaan dari directional light (matahari buatan) dan juga 3 lampu tambahan point light tingkat intensitas cahaya dan jarak penerangan yang sama. Bisa saja kita hanya menggunakan 1 lampu tambahan dengan memaksimalkan besar intensitas cahaya tersebut dalam virtual namun hasilnya akan menyebabkan pada area tersebut mengalami overlighting atau penerangan berlebihan. Sedangkan, area lain yang berada diluar
99 jangkauan lampu point light tersebut gelap dan menghasilkan perbedaan pencahayaan cukup signifikan dalam ruang kolidor virtual tersebut. Untuk itu, perlu adanya penempatan beberapa titik lampu point light agar menghasilkan penerangan yang maksimal dan netral pada ruang kolidor virtual tersebut. Hal inilah yang menjadi perbedaan antara pencahayaan pada ruang nyata dan virtual. 5.2 Saran Beberapa saran dari peneliti sendiri setelah melakukan penelitian terhadap perbandingan antara ruang nyata dan virtual pada rumah tinggal yang dihasilkan oleh game unity 3D dapat bermanfaat bagi mahasiswa arsitektur maupun peneliti selanjutnya : Untuk penelitian perbandingan antara ruang nyata dan virtual serta game yang dihasilkan pada penilitian masih dapat dikembangkan lagi pada peneliti selanjutnya untuk menggali lebih dalam lagi mengenai perbedaan antara ruang nyata dan virtual yang dapat membantu perancangan arsitektural terutama dalam virtual 3D untuk menghindari kesalahpahaman dan mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan pada game pada nantinya yang bermanfaat bagi mahasiswa arsitektur.