BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia. Pertamedika memiliki visi menjadi korporasi bisnis kesehatan terdepan dan terpercaya yang memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan di

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

Perbedaan jenis pelayanan pada:

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Berdo a terlebih dahulu And Don t forget Keep smile

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. 1. Hadi Soebroto, 2. Robby Sumampow,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan medis yang dibutuhkan bagi setiap

A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, Wolper dan Pena, Association of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa pengertian Rumah Sakit, yaitu rumah sakit adalah suatu organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen, penyelenggaraan pelayanan keedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Selain itu juga mengatakan bahwa rumah sakit adalah tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai profesi kesehatan lainnya di selenggarakan. Menurut Lumenta (1989), bahwa Rumah sakit adalah tempat penampungan orang dengan gangguan kesehatan yang memerlukan asuhan rawat inap, merupakan konsentrasi segala jenis ahli kesehatan dan kedokteran. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan beberapa unsur pengertian RS, antara lain: (1) organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang 8

terorganisir, (2) sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, diagnosis dan pengobatan penyakit, (3) tempat pelatihan pendidikan dan pelatihan. Rumah sakit juga menyelenggarkan pelayanan kesehatan yang spesialistik terdiri dari pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik, yang menunjang medis dan pelayanan perawatan yang di kelola secara profesional agar dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2. Jenis-Jenis Rumah Sakit Permenkes RI No 159b Tahun 1995 menjelaskan RS di Indonesia dapat dibedakan atas beberapa macam. Jika ditinjau dari pemiliknya, maka RS di Indonesia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. RS Pemerintah, dibedakan atas dua macam, yakni: 1. Pemerintah Pusat a) Departemen Kesehatan, yaitu RS yang dikelola oleh Departemen Kesehatan. b) Departemen lain, yaitu RS yang dikelola oleh Departemen lain, seperti Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Pertambangan dan departemen-departemen lainnya. Peranan Departemen Kesehatan adalah merumuskan kebijakan pokok

bidang kesehatan, yang dipakai sebagai landasan dalam melaksanakan setiap upaya kesehatan. 2. RS Pemerintah Daerah Keputusan Presiden RI No 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah menetapkan bahwa RS daerah dapat terbentuk lembaga teknis daerah atau badan usaha milik daerah (BUMN) yang penentuan kelembagaan RS daerah disesuikan dengan kondisi, kebutuhan, dan kemampuan daerah. Pengelolaan RS daerah merupakan tanggung jawab pimpinan RS Dearah yang diberi kewenangan untuk memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuannya dengan tetap melakukan fungsi sosial dan mempunyai tugas melaksanakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan RS. b. RS Swasta adalah RS yang dikelola oleh pihak swasta, baik berupa yayasan maupun badan hukum lain yang bersifat sosial dan system pelayanan di bina oleh Departemen Kesehatan. Berdasarkan bentuk pelayanannya RS dapat dibedakan atas dua macam yaitu 1) RSU yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit bersifat dasar sampai dengan subspesalistik; 2) RS Khusus, yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu (Sekretariat Kabinet RI, 2001). 3. Klasifikasi Rumah Sakit a. RSU pemerintah (Sekretariat Kabinet RI. 2001) terdiri dari RS kelas A, adalah RS yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis yang luas. RS kelas A telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi atau disebut sebagai RS pusat dan berfungsi sebagai RS pendidikan. RS kelas B II adalah RS yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan sub spesialis terbatas dan berfungsi sebagai RS pendidikan. RS kelas B I adalah RS yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialistik sekurangkurangnya 11 jenis spesialistik. RS kleas C adalah RS yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, yakni pelayanan penyakit dalam,pelayanan penyakit bedah, pelayanan penyakit kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan. RS kelas D adalah RS yang memberikan fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar. b. RS khusus Pemerintah RS khusus pemerintah ditentukan berdasarkan tingkat fasilitas dan kemampuan pelayanan dan bidang kekhususannya meliputi RS Kusta, RS TB Paru, RS Mata, RS Orthophedi dan Protese, RS Bersalin dan RS Khusus spesialis lainnya.

Milton Roerner dan Friedman (Azwar, 1996) menyatakan rumah sakit mempunyai lima fungsi, yiatu: 1) Harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostic dan terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah maupaun non bedah, harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini juga meliputi pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, radiologi, dan berbagai pelayanan diagnostic serta terapeutik lainnya. 2) Rumah sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan 3) Rumah sakit bertugas melakukan pendidikan dan latihan 4) Rumah sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran, dan kesehatan, karena pasien di rumah sakit merupakan modal dasar untuk penelitian ini. 5) Rumah sakit punya tanggung jawab untuk pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi. Departemen Kesehatan RI (2007) tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit menyatakan bahwa keberhasilan pelayanan Rumah Sakit biasanya dilihat dari jenis pelayanan, mutu pelayanan, dimensi mutu, kinerja, indikator kinerja, dan standar. Indicator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi rumah sakit adalah unit cost untuk rawat jalan, jumlah penderita yang mengalami decubitus, jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur, BOR (60-85%), BTO (Bed Turn Over) (3-4 kali), TOI (Turn Over Interval) (1-

3 hari), ALOS (Avarage Length of Stay) (7-10 hari), Normal Tissue Removal Rate (< 10 %). B. Bed Occupancy Rate (BOR) Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase penggunaan tempat tidur menurut Wijono (1999) merupakan indicator yang memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu. Cara menghitung Bed Occupancy Rate (BOR) adalah sebagai berikut: Keterangan : BOR = Jumlah Hari Perawatan X 100% Jml Tempat Tidur x Jml hari dlm 1 Periode Jumlah Hari Perawatan = Banyaknya pasien yang dirawat dalam 1 hari periode Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang digunakan di Rumah Sakit Jumlah hari dlm 1 periode = jumlah seluruh hari dalam satu bulan Bed Occupancy Rate (BOR) = Persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu Jadi data Hari Perawatan diambil dari jumlah pasien yang dirawat setiap hari dan diakumulasikan dalam periode tertentu, misalnya: Mingguan, Bulanan, Triwulan atau Tahunan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bed Occupancy Rate (BOR) Menurut Sulistiyono (dalam Soeroso, 2003) menyatakan bahwa beberapa pendekatan bisa digunakan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit. Pendekatan-pendekatan itu adalah analisis utilitas, analisis pasar (pemasaran) dan analisis pendekatan system. Faktor-faktor yang mempengaruhi Bed Occupancy Rate (BOR) adalah: 1. Tarif Tarif menurut Azwar (1996) adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh jasa pelayanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tarif adalah: a. Biaya investasi, gedung, pembelian adalah biaya pembangunan gedung, pembelian berbagai alat medis, pembelian peralatan non medis serta biaya pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana. b. Biaya kegiatan rutin Mencakup semua biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan baik biaya untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan kesehatan maupun tidak. c. Biaya rencana pengembangan Mencakup rencana perluasan bangunan, penambahan peralatan, penambahan jumlah dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan karyawan dan ataupun rencana penambahan jenis pelayanan. d. Besarnya target keuntungan

2. Ketersediaan pelayanan Ketersediaan pelayanan adalah tersedianya pelayanan setiap saat dibutuhkan, diukur dengan: a. Ketersediaan tenaga setiap dibutuhkan b. Ketersediaan jenis pelayanan 3. Ketersediaan fasilitas/sarana kesehatan Sarana kesehatan adalah segala fasilitas yang digunakan dalam pelayanan kesehatan yang bersifat dan lingkungan yang disediakan oleh rumah sakit, seperti: a. Sumber air bersih b. Kebersihan lantai kamar mandi dan WC diukur melalui kebersihan dan rasio terhadap tempat tidur. Fasilitas rawat inap, diukur dengan ketersediaan fasilitas tempat tidur, almari, kursi, wastafel, TV, kulkas, penerangan dan ventilasi. 4. Transportasi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam aktivitas sehari-hari.

5. Jaminan pelayanan kesehatan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat 3 bahwa Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Di Rumah Sakit Islam Purwokerto dikarenakan adanya Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tanggal 24 Februari 2010 Nomor JP.02.03/I/1044/2010 tentang Pelayanan Jamkesmas. Asuransi kesehatan adalah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika jatuh sakit/mengalami kecelakaan(ali Ghufron 2008)

D. Kerangka Teori Menurut Koening (dalam Soeroso, 2003) menyatakan bahwa faktor yang mendukung seorang pasien dalam menggunakan jasa rawat inap suatu rumah sakit dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan ekternal rumah sakit. Faktor internal rumah sakit yang paling berperan adalah faktor input dan faktor proses pelayanan, sedangkan faktor eksternal lebih kompleks namun lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kondisi pasien. Faktor Internal: 1. Strukur organisasi 2. Faktor input 3. Proses pelayanan 4. Standar pelayanan Faktor Eksternal: 1. Demografi 2. Kondisi pasien 3. Epidemiologi 4. Pesaing 5. Asuransi Faktor Input: 1. Sarana umum 2. Sarana medis 3. Sarana penunjang medis 4. Tarif 5. Ketersediaan pelayanan 6. SDM Proses Pelayanan 1. Sikap dokter 2. Sikap perawat 3. Kesinambungan pelayanan BOR Gambar 2.1 Kerangka Teori Menurut Koening (dalam Soeroso, 2003)

E. Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi BOR: 1. Tarif 2. Ketersediaan pelayanan 3. Ketersediaan sarana/fasilitas Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Islam Purwokerto 4. Transportasi 5. Penjamin kesehatan Keterangan : = Area Penelitian Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara tarif dengan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Islam Purwokerto. 2. Ada hubungan antara ketersediaan SDM dengan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Islam Purwokerto. 3. Ada hubungan antara ketersediaan sarana/fasilitas dengan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Islam Purwokerto. 4. Ada hubungan antara transportasi dengan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Islam Purwokerto.