BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. 1. Hadi Soebroto, 2. Robby Sumampow,
|
|
- Fanny Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta Berangkat dari idealisme luhur yang berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita, serta didukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan maka dihadapan Notaris Soehartinah Ramli, para pendiri : 1. Hadi Soebroto, 2. Robby Sumampow, 3. dr. H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG. Sepakat mendirikan Yayasan "Kasih Ibu" pada hari sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Adapun maksud dan tujuan pendirian Yayasan "Kasih Ibu" adalah untuk dimanfaatkan bagi kemanusiaan dan membantu pemerintah dibidang pengobatan dan bidang sosial. Untuk itu diambil langkah usaha dengan mendirikan Poliklinik dan Rumah Sakit, khususnya Rumah Sakit Bersalin. Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Sakit Bersalin Kasih Ibu oleh Bapak Walikota yaitu Bapak Soekatmo, SH dengan kapasitas 60 tempat tidur, dengan Direksi dr. Risjard Sudradjad, Drs. V.Budi Santoso dan Ibu Sugiantoro. 25
2 26 Dalam perkembangannya, Rumah Bersalin Kasih Ibu mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi, pada tahun 1981 dr. Lo Siauw Ging bergabung dengan demikian terjadi perombakan struktural dan pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul IKES (Inspektur Kesehatan). Sebagai Rumah Sakit umum, Kasih Ibu memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya seputar masalah kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai jenis penyakit yang lain,sehingga sejak tahun 1982 semakin berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik Umum, Klinik Gigi, dan juga beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Dokter-dokter spesialis dan umum yang pertama kali berkarya diantaranya adalah: 1. dr. Budi Kadarto ahli Bedah, 2. dr. Hafidh Zaini ahli Kebidanan dan Kandungan, 3. dr. Arini S ahli Penyakit Dalam, 4. dr. Sabdo Waluyo ahli Penyakit Anak, 5. dr. Paul Hardjono sebagai Dokter Umum. Dibawah kepemimpinan dr. Lo Siauw Ging, pada tahun dilakukan perluasan sehingga kapasitas menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat maka direksi mengusulkan perluasan gedung 5 lantai dan usulan ini disetujui
3 27 oleh Yayasan Kasih Ibu. Program perluasan ini memang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam Garis Besar Haluan Negara dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yaitu bahwa masyarakat termasuk swasta ikut bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan gedung 5 lantai dengan atap joglo yang merupakan jati diri daerah Surakarta dimulai tanggal 20 Semptember 1989 ditandai dengan pemancangan tiang pancang pertama oleh Bapak Walikotamadya Surakarta, Bapak R Hartomo dan selesai tepat waktu tanggal 20 Desember 1990 (15 bulan) dan pada tanggal 2 Februari1991 dilakukan peresmian oleh Bapak Gubernur Jawa Tengah, Bapak H Ismail, dengan kapasitas 145 tempat tidur dan mempunyai fasilitasfasilitas baik kamar perawat maupun peralatan-peralatan medis canggih yang modern dan pula telah dipikirkan mengenai dampak lingkungan, untuk itu telah dibuat "Sistem Sewage Treatment" untuk pembuangan limbah medis cair, sedangkan untuk limbah medis kering menggunakan "Incenerator". Hal ini semuanya mendukung program "Solo Berseri" khususnya amat penting dalam rangka mendukung pencapaian Adipura Kencana bagi Kota Madya Surakarta.
4 28 Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi, Rumah Sakit Kasih Ibu dibawah pimpinan dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur, berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Rumah Sakit Kasih Ibu menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit tingkat Jawa Tengah pada tahun 1991 dan dalam tahun yang sama juga menjadi juara pertama lomba Rumah Sakit tingkat Nasional dalam kategori Rumah Sakit Swasta Klas Utama. Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002, dilakukan pembangunan sistem pengelolaan pembuangan limbah medis cair "Sistem Dewats" untuk mengganti Sistem Sewage Treatment. Dengan menggunakan sistem yang baru ini, hasil test pengujian air limbah medis memenuhi persyaratan dengan peraturan kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Standart Buku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II, SKGUB DIY No. 65 Tahun Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pengembangan pelayanan Persalinan yang telah dirintis oleh dr Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan, melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat canggih, memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman dan
5 29 benar. Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan Pelayanan Kamar Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB beserta tim bedah Rumah Sakit Kasih Ibu yang hingga kini terus berkembang, dengan berbagai jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang semakin canggih. Pada tahun 1995 Rumah Sakit Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah Laparoscopy, pembedahan dengan luka sangat minimal dan resiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB dokter bedah umum tetap Rumah Sakit Kasih Ibu. Pada tahun yang sama dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian CT Scan mulai dilaksanakan pada tahun Dalam perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter spesialis maupun umum. Pada tahun 1998 Rumah Sakit Kasih Ibu mendapat Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit telah memenuhi standart pelayanan Rumah Sakit yang meliputi 5 pokja : 1. administrasi dan manajemen, 2. pelayanan medis, 3. pelayanan gawat darurat, 4. pelayanan keperawatan, 5. rekam medis.
6 30 Pada tahun 2004 sampai dengan 2006 Rumah Sakit Kasih Ibu dipimpin oleh dr. Hendrik Daniel Manueke, Mkes Kemudian pada tahun 2006 sampai dengan sekarang direktur Rumah Sakit Kasih Ibu dijabat oleh dr. Sugandi Hardjanto, SpB. Tahun 2009 Rumah Sakit Kasih Ibu telah berhasil memperoleh Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor : YM.01.10/III/2742/09 tertanggal 22 Juli 2009 meliputi : 1. Administrasi Manajemen, 2. Pelayanan Medis, 3. Pelayanan Gawat Darurat, 4. Pelayanan Keperawatan, 5. Rekam Medis, 6. Farmasi, 7. K 3, 8. Radiologi, 9. Laboratorium, 10. Kamar Operasi, 11. Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit, 12. Perinatal Resiko Tinggi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit maka
7 31 pada tanggal 1 Maret 2012 telah terbit Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.05/I/356/12 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI ini memutuskan bahwa mulai tanggal 1 Maret 2012 Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B ( Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar (Peraturan Menteri Kesehatan RI No 340/Menkes/Per/III/2010). 2. Data Dasar Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Kasih Ibu b. Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Swasta c. Nama Direktur Rumah Sakit : dr. Sugandi Hardjanto, Sp.B d. Alamat : Jl. Slamet Riyadi 404 Surakarta, Jawa Tengah
8 32 e. Surat Ijin Penetapan 1) Nomor : YM ) Tanggal : 07 Juli ) Oleh : Departemen Kesehatan 4) Sifat : Tetap f. Penyelenggara : Yayasan Kasih Ibu g. Luas Lahan & Bangunan 1) Luas Lahan Keseluruhan : ) Bangunan : h. Fasilitas dan Layanan Kamar Perawatan Rawat Inap 1) Intensive Care Unit (ICU) a) PICU (ICU Anak) b) ICCU (ICU Jantung) c) ICU Umum d) NICU (ICU Bayi) 2) Kamar Bayi a) Kamar Bayi Sehat b) Kamar Bayi Sakit 3) Kamar Bersalin a) Kamar Bersalin Umum b) Kamar Bersalin VIP c) Asuransi 2
9 33 4) Ruang Perawatan Umum a) Ruang Amarta (kelas VIP) b) Ruang Khusus Isolasi c) Ruang Wisnu (Super VIP, SVIP Maternal, VIP, Ruang Bersalin dan Kamar Bayi VIP) d) Ruang Ayodya (VIP, SVIP) e) Ruang Narada (kelas II) f) Unit Stroke (kamar khusus untuk penderita Stroke) g) Ruang Kamajaya ( kelas III) h) Ruang Ismaya (kelas I single) i) Ruang Wirata (kelas I) 5) Ruang Perawatan Anak a) Ruang Sadewa (kelas III) b) Ruang Nakula (kelas II) c) Ruang Krisna (kelas I) d) Ruang Rama (kelas VIP) 6) Ruang Kebidanan dan Kandungan a) Ruang Srikandi (kelas III) b) Ruang Ratih ( kelas II) c) Ruang Shinta (kelas I) 7) Kamar Operasi (
10 34 3. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan dan Motto a. Falsafah Rumah Sakit Kasih Ibu merupakan sarana pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. b. Visi Menjadi Rumah Sakit unggulan dan terpercaya di Surakarta dan sekitarnya. c. Misi Senantiasa berdedikasi mengutamakan keselamatan pasien dengan memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu tinggi. d. Tujuan Meningkatan derajat kesehatan masyarakat serta menurunkan angka kesakitan dengan menyediakan layanan kesehatan yang bermutu dan mandiri dalam pengembangan Rumah Sakit e. Motto Kasih Dalam Pelayanan (
11 35 B. Analisis dan Pembahasan 1. Bed Occupancy Rate (BOR) Bed Occupancy Rate adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit. Persentase ini menunjukkan seberapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan rasio ini dipengaruhi oleh jumlah hari perawatan pasien dalam satu tahun dan jumlah tempat tidur dalam satu ruangan perawatan. Standar nasional indikator mutu pelayanan untuk Bed Occupancy Rate adalah antara 70-85% (Nursalam, 2014: 311). Apabila rata rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah standar nasional mutu pelayanan (<70%) berarti tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit belum digunakan sebagaimana mestinya dan apabila melebihi standar yang ditetapkan (>85%) akan mengakibatkan tempat tidur terisi penuh sehingga tidak mampu untuk menampung pasien yang mengalami kejadian luar biasa. Selain itu akan mengakibatkan tidak adanya waktu untuk pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur yang tersedia selalu terisi penuh dengan pasien sehingga akan meningkatkan terjadinya infeksi nosokomial pada pasien.
12 36 Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio BOR ini adalah : 100% Tabel III.1 Perhitungan Bed Occupancy Rate Jumlah Kenaikan (+) / Tahun HP BOR tempat tidur Penurunan (-) , ,10 6, ,30-5,79 Sumber : data yang diolah Tabel III.1 di atas dapat dilihat bahwa perhitungan Bed Occupancy Rate dari tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar 72,86% yang berarti bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu dapat memanfaatkan pemakaian tempat tidur dalam satu ruang perawatan dengan baik karena berada pada kisaran standar nasional indikator mutu pelayanan. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 6,24 menjadi 79,10% yang berarti bahwa tingkat pemakaian tempat tidur sudah sesuai dengan standar nasional indikator mutu pelayanan. Kenaikan ini disebabkan karena jumlah hari perawatan pasien yang semakin meningkat dari tahun sebelumnya, dan kenaikan pada hari perawatan ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan pula pada jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Pada tahun 2014 menurun menjadi 73,30% namun
13 37 penurunan ini tidak berarti buruk karena hasil perhitungannya masih berada pada kisaran standar yang ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu sudah efisien dan efektif dalam pengelolaan mutu pelayanannya karena dapat memanfaatkan tempat tidur yang tersedia di ruang perawatan dengan baik sesuai dengan standar yang ditetapkan dan mendapatkan keuntungan / benefit yang sebesar besarnya karena semakin tinggi persentase BOR maka semakin tinggi pula keuntungan suatu Rumah Sakit. 2. Length Of Stay (LOS) Length Of Stay adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dan memberikan gambaran mutu pelayanan. Standar nasional indikator mutu pelayanan untuk LOS antara 1-6 hari. Apabila rata-rata perhitungan lama rawat seorang pasien melebihi standar yang ditetapkan (>6 hari) maka pasien dapat terindikasi infeksi lain yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat di Rumah Sakit (infeksi nosokomial) dan tingkat kepuasan pasien akan menurun sehingga bisa dikatakan bahwa Rumah Sakit belum mampu memberikan mutu pelayanan secara efisien dan efektif kepada pasien. Rasio Length Of Stay dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
14 38 Tabel III.2 Perhitungan Length Of Stay Lama dirawat Pasien Kenaikan (+) / Tahun LOS (HP) keluar Penurunan (-) , ,55-0, ,45-0,10 Sumber : data yang diolah Berdasarkan tabel III.2 di atas menunjukkan bahwa rata rata perhitungan rasio LOS Rumah Sakit Kasih Ibu selama tiga tahun terakhir adalah 4 hari yang berarti bahwa pasien yang dirawat dapat pulih dan dapat pulang setelah 4 hari menjalani perawatan di Rumah Sakit. Pada tahun rasio Length Of Stay terus mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena tersedianya fasilitas peralatan kesehatan di Rumah Sakit Kasih Ibu yang cukup memadai sehingga kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien bermutu dan memuaskan. Selain itu, penanganan dari para tenaga medis yang ahli di bidang kesehatan juga dapat mempercepat proses penyembuhan seorang pasien. Secara keseluruhan hasil perhitungan rasio LOS ini menujukkan bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu memberikan pelayanan kepada pasien secara efektif dan efisien karena rata rata hari perawatan pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat memanfaatkan peralatan kesehatan dengan sebaik baiknya serta kemampuan para tenaga medis dalam
15 39 menangani pasien karena semakin rendah nilai LOS maka akan semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan sehingga pasien yang sedang menjalani perawatan dapat terhindar dari infeksi nosokomial. 3. Turn Over Interval (TOI) Turn Over Interval adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati (kosong) dari telah diisi ke saat terisi berikutnya atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati kembali oleh pasien lain. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio Turn Over Interval adalah : Tabel III.3 Perhitungan Turn Over Interval Tahun Jumlah Pasien Kenaikan (+) / tempat HP TOI keluar Penurunan (-) tidur , ,95-0, ,27 0,32 Sumber : data yang diolah Berdasarkan Tabel III.3 di atas menunjukkan hasil perhitungan TOI yang paling tinggi adalah pada tahun 2012
16 40 sebesar 1,33 atau dibulatkan menjadi 1 hari yang berarti bahwa tempat tidur tidak terisi (kosong) dan terisi kembali dalam kurun waktu 1 hari. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,38 menjadi 0,95 hari. Penurunan ini disebabkan karena semakin banyaknya pasien yang dirawat di Rumah Sakit sehingga rata rata hari tempat tidur kosong dan akan terisi kembali lebih cepat dari tahun sebelumnya. Namun semakin banyaknya pasien yang dirawat di Rumah Sakit ini tidak selalu menjadi hal yang baik karena bisa mengakibatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien kurang maksimal terlebih jika jumlah tenaga keperawatan dalam satu ruangan perawatan tidak mencukupi untuk menangani pasien yang ada. Pada tahun 2014 angka rasio TOI kembali meningkat menjadi 1,27 hari dan masih berada dalam kisaran standar mutu yang ditetapkan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dari tahun tempat tidur kosong dan terisi kembali rata-rata dalam kisaran 1 hari sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur Rumah Sakit dalam kategori ideal. 4. Bed Turn Over (BTO) Bed Turn Over adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode atau berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Apabila perhitungan
17 41 rasio ini berada diatas standar nasional indikator mutu pelayanan dapat mengakibatkan umur pakai sarana tempat tidur menjadi lebih pendek. Selain itu apabila frekuensi pemakaian tempat tidur melampaui batas ideal (>50 kali per tahun) akan mengakibatkan tingkat kepuasan pasien terhadap sarana dan prasarana pelayanan menjadi berkurang sehingga perlu untuk mengganti tempat tidur lama dengan tempat tidur yang baru. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus : Tabel III.4 Perhitungan Bed Turn Over Jumlah Jumlah Kenaikan (+) / Tahun pasien keluar tempat BTO Penurunan (-) (hidup+mati) tidur , ,34 6, ,59-3,75 Sumber : data yang diolah Berdasarkan Tabel III.4 di atas dapat dilihat bahwa perhitungan Bed Turn Over dari tahun melampaui standar nasional indikator mutu pelayanan. Pada tahun 2012 hasil perhitungan BTO menunjukkan angka 74,42 kali yang berarti bahwa dalam satu ruang perawatan, satu tempat tidur terpakai sebanyak 74 kali per tahun. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,93 menjadi 81,34 kali.
18 42 Peningkatan ini akan memberikan dampak negatif terhadap pasien karena apabila frekuensi pemakaian satu tempat tidur lebih dari 50 kali per tahunnya akan mengakibatkan tempat tidur menjadi tidak nyaman untuk digunakan sehingga tingkat kepuasan pasien terhadap sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia menjadi berkurang. Selain itu peningkatan ini juga akan mengakibatkan umur pakai sarana tempat tidur menjadi lebih pendek sehingga Rumah Sakit Kasih Ibu perlu untuk mengganti tempat tidur yang lama dengan tempat tidur baru. Hal ini akan menimbulkan adanya biaya untuk pengadaan tempat tidur dan biaya untuk perawatan. Pada tahun 2014 mengalami penurunan walaupun masih melampaui batas ideal, yaitu 77,59 kali/80 kali yang berarti bahwa satu tempat tidur dalam satu ruang perawatan dipakai sebanyak 80 kali. Hasil perhitungan rasio Bed Turn Over pada Rumah Sakit Kasih Ibu selama tahun belum menunjukkan hasil yang efektif dan efisien karena perhitunggannya masih melampaui standar ideal yang ditetapkan. 5. Net Death Rate (NDR) Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di Rumah Sakit. Standar
19 43 nasional indikator mutu pelayanan untuk NDR adalah <2,5%. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini : Tabel III.5 Perhitungan Net Death Rate Jumlah Jumlah NDR Kenaikan (+) / Tahun pasien mati pasien keluar (%) Penurunan (-) >48 jam (hidup+mati) , ,55-0, ,29-0,26 Sumber : data yang diolah Jika di lihat dari tabel III.5 pada tahun 2012 hasil perhitungan NDR Rumah Sakit Kasih Ibu menunjukkan angka 1,75% yang berarti bahwa jumlah pasien meninggal setelah 48 jam menjalani perawatan adalah sebesar 1,75%. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,20 menjadi 1,55%. Penurunan ini memberikan indikasi telah terjadi peningkatan kinerja dan adanya sistem koordinasi antar unit yang sudah optimal serta kemampuan tenaga medis dalam memberikan pelayanan secara cepat, tepat, handal dan profesional karena angka kematian bersih dapat menurun dari tahun sebelumnya. Hal ini akan meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu. Pada tahun 2014 hasil perhitungan NDR kembali mengalami penurunan menjadi 1,29%, angka ini
20 44 sudah sesuai dengan standar nasional indikator mutu pelayanan yakni <2,5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 sampai 2014 rata-rata nilai NDR jika dibulatkan berada pada kisaran 1-2% dan terus mengalami penurunan di setiap tahunnya sehingga dapat dikatakan bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu sudah mampu memberikan kepuasan kepada pasien dalam pelayanan. 6. Gross Death Rate (GDR) Gross Death Rate adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Standar nasional indikator mutu pelayanan untuk GDR adalah <3%. Rasio Gross Death Rate dihitung dengan menggunakan rumus : Tabel III.6 Perhitungan Gross Death Rate Tahun Jumlah Jumlah pasien GDR Kenaikan (+) / pasien mati keluar (%) Penurunan (-) seluruhnya (hidup+mati) , ,16-0, ,72-2,44 Sumber : data yang diolah Berdasarkan dari tabel III.6 di atas pada tahun 2012 hasil perhitungan menunjukkan angka sebesar 3,71% atau dibulatkan menjadi 4% yang berarti bahwa angka kematian umum (<48 jam dan/atau >48 jam) setelah menjalani perawatan sebesar 4%.
21 45 Pada tahun mengalami penurunan masing masing sebesar 0,55 dan 2,44. Penurunan ini mengindikasikan kondisi fisik pelayanan dari tenaga medis yang semakin baik yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja secara efektif dan efisien sehingga angka kematian umum dapat menurun dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, hasil perhitungan Gross Death Rate pada tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu masih menujukkan hasil yang kurang baik karena hasil perhitungannya tidak sebanding dengan standar ideal yang ditetapkan. Hal tersebut terjadi karena adanya pasien yang datang ke Rumah Sakit Kasih Ibu adalah pasien rujukan dari Rumah Sakit lain yang sudah dalam kondisi yang kritis. C. Temuan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan atas perhitungan BOR, LOS, BTO, TOI, NDR dan GDR pada Rumah Sakit Kasih Ibu tahun 2012 sampai 2014 memperoleh beberapa hasil penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Kelebihan a. Dilihat dari persentase BOR tahun 2012 sampai 2014 pada Rumah Sakit Kasih Ibu menunjukkan bahwa mutu perawatan dan pelayanan yang diberikan sudah cukup baik
22 46 serta sudah sesuai dengan standar nasional indikator mutu pelayanan yaitu 75 80%. b. Rata-rata perhitungan Length Of Stay atau lamanya perawatan pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu pada tahun 2012 sampai 2014 sudah sesuai standar ideal dan mencapai target yang diharapkan. Kisaran lamanya perawatan pasien adalah 4 hari yang menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di Rumah Sakit Kasih Ibu dapat lebih cepat pulih karena mutu perawatan dan pelayanan yang diberikan cukup baik serta di dukung dengan ketersediaan alat-alat kesehatan yang cukup memadai. c. Berdasarkan perhitungan Turn Over Interval atau rata-rata hari tempat tidur kosong/tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya pada Rumah Sakit Kasih Ibu selama tahun 2012 sampai 2014 sudah sesuai dengan standar ideal dan mencapai target yang diharapkan yaitu kisaran 1 hari. d. Pada perhitungan NDR Rumah Sakit Kasih Ibu sudah menunjukkan hasil yang baik karena sudah sesuai dengan standar ideal dengan angka kematian kurang dari 2,5%. 2. Kekurangan a. Dilihat dari rasio Bed Turn Over atau frekuensi pemakaian tempat tidur pada Rumah Sakit Kasih Ibu selama tahun 2012 sampai 2014 berada diatas standar nasional indikator
23 47 mutu pelayanan. Hal ini akan mengakibatkan umur pakai sarana tempat tidur menjadi lebih pendek karena tempat tidur menjadi tidak nyaman untuk digunakan sehingga Rumah Sakit Kasih Ibu perlu untuk mengganti tempat tidur yang lama dengan tempat tidur baru yang akan menimbulkan biaya pengadaan tempat tidur dan biaya perawatan. b. Angka kematian umum atau Gross Death Rate pada tahun menunjukkan keadaan yang kurang baik karena hasil perhitungannya berada diatas standar normal yang sudah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena banyak pasien rujukan dari Rumah Sakit lain sudah dalam keadaan kritis.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015
EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015
LAMPIRAN LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015 RSUD Lawang mempunyai 2 sasaran srategis, yaitu : 1. Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan kebijakan untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di
Lebih terperinciPenilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat
Lebih terperinciNAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis
NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan
RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciTUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN
TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI MISI TUJUAN SASARAN Meningkatan Pengembangan Pelayanan Medis Spesialis Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit Memenuhi Kebutuhan Sarana
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien
Lebih terperinciPenampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :
Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat. Namun saat ini rumah
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rumah Sakit Kasih Ibu Yayasan Kasih Ibu didirikan pada hari Sabtu, 16 Juni 1979 di Surakarta oleh beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah instansi pemberi pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciNOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT
NOTULEN RAPAT : Evaluasi Kinerja RSUD Kanjuruhan Kepanjen Triwulan IV 2015 dan Evaluasi 5 (lima) Tahunan (2011 2015) Hari/Tanggal : Rabu / 6 Januari 2016 Waktu Panggilan : 08.00 Wib Waktu Rapat : 08.30
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA TUGAS AKHIR
1 EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Kelas Perawatan: - Kapasitas Tempat Tidur Rekapitulasi Rawat Inap: - Jumlah pasien keluar hidup dan mati - Jumlah hari perawatan - Jumlah hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa khususnya pemberian jasa pada pasien, pemberian pelayanan keperawatan secara professional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana penyelenggara pelayanan kesehatan untuk perorangan dengan bentuk pelayanan rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat. Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, Wolper dan Pena, Association of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa pengertian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan modernisasi dunia saat ini, kemajuan di segala bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelayanan kesehatan, tidak dapat dilepaskan dari sarana pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit termasuk unit usaha yang tergolong dalam jenis perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari keuntungan. Adapun tujuannya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah
BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Pengumpulan data Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah Sakit Kalabahi masih belum terkomputerisasi, tetapi hanya menggunakan buku tulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal ini didorong karena semakin besarnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh
Lebih terperinciRSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN
LAKIP RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-nya, sehingga penyusunan dokumen laporan akuntabilitas kinerja pemerintah Rumah
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013
PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntable serta berorientasi pada hasil, kami yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sehingga dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses manajemen, perencanaan sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam menjalankan kegiatannya. Perencanaan tersebut sebagai acuan organisasi untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015
INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015 1 NAMA ORGANISASI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI. 2 TUGAS Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya. Laporan Kinerja (LKj)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program
Lebih terperinci2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pengertian rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO
(IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO UNIT KERJA : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TUGAS POKOK : Melaksanakan upaya kesehatan yang berdayaguna dengan menggunakan upaya penyembuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
(IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 VISI : Menjadi Rumah Sakit yang Bermutu Internasional dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian MISI : Menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit a. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar, danpadat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciPEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK
PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan
Lebih terperinci2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan suatu organisasi dalam bidang kesehatan yang berfungsi untuk mengupayakan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan. (1) B. Rekam Medis 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik
Lebih terperinciPENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011
PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011 Mardiyono, Tri Lestari, Rohmadi APIKES Mitra Husada Karanganyar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA PELAYANAN RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DITINJAU DARI ASPEK NON FINANSIAL PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU TAHUN
ANALISIS KINERJA PELAYANAN RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DITINJAU DARI ASPEK NON FINANSIAL PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU TAHUN 2007 2008 Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. HARYOTO Jl. Basuki Rahmat No. 5 Telp (0334) 881666 FAX (0334) 887383 LUMAJANG 67311 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya kebutuhan pokok berupa kesehatan, seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap, pelayanan medis dan pelayanan perawatan terus menerus untuk diagnose dan pengobatan oleh staf
Lebih terperinci