BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data A. Hasil Penelitian Deskripsi data dalam penelitian ini mengemukakan hasil pengolahan data dengan teknik statistik deskriptif meliputi nilai rerata (mean), standar deviasi, median, nilai tertinggi, nilai terendah dan distribusi frekuensi serta histogram dari setiap variabel bebas yaitu prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua dan variabel terikat yaitu minat menjadi guru. a. Deskrispi Data Prestasi Belajar Data prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret diperoleh dari Indeks Prestasi Komulatif pada semester VII tahun akademik 2015/2016. 1) Analisis Statistik Deskripsi Hasil analisis data dengan bantuan program SPSS versi 21.0 ringkasan data disajikan pada Tabel 4.1 dan hasil analisis secara lengkap pada Lampiran 15. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Statistik Deskriptif Nilai N (total responden) 114 Rata-rata 3,3778 Nilai tengah 3,3883 Mode 3,52 Standard of Deviation (SD) 0,17966 Variance 0,032 Nilai terendah 2,75 Nilai tertinggi 3,84 Range 1,09 Berdasarkan data di atas nilai tertinggi adalah 3,84 nilai terendah adalah 2,75, rata-rata 3,3778, nilai tengah 3,3883 dan simpangan baku (SD) adalah 0,17966. Pada tabel 4.1 juga 35
menunjukkan bahwa nilai mode > nilai rata-rata yaitu 3,52 > 3,3778. 2) Distribusi Frekuensi Data Distribusi frekuensi data ditunjukan pada Tabel 4.2, sedangkan grafik histogram ditunjukkan pada Gambar 4.1. Hasil perhitungan secara lengkap pada Lampiran 15. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Frekuensi Interval Relatif Kumulatif Absolut % % 2,5 2,6 0 0 0 2,7 2,8 1 0,88 0,88 2,9 3,0 3 2,6 3,48 3,1 3,2 34 29,82 33,3 3,3 3,4 45 39,5 72,8 3,5 3,6 27 23,7 96.5 3,7 3,8 4 3,50 100 3,9 4,0 0 0 100 Jumlah ( ) 114 100 Keterangan: 2,5 2,7 = rendah 2,9 3,1 = sedang 3,3 3,5 = tinggi 3,7 4,0 = sangat tinggi Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan frekuensi variabel prestasi belajar pada interval 2,5 2,6 sebanyak 0 mahasiswa sebesar 0%, interval 2,7 2,8 sebanyak 1 mahasiswa sebesar 0,88%, interval 2,9 3,0 sebanyak 3 mahasiswa sebesar 2,6%, interval 3,1 3,2 sebanyak 34 mahasiswa sebesar 29,82%, interval 3,3 3,4 sebanyak 45 mahasiswa sebesar 39,5%, interval 3,5 3,6 sebanyak 27 mahasiswa sebesar 23,7% dan interval 3,7 3,8 sebanyak 4 mahasiswa sebesar 3,5%. tidak ada siswa yang memiliki nilai pada 36
interval 3,9 4,0. Tabel 4.2 disajikan dengan histogram pada Gambar 4.1. 37 FREKUENSI 50 40 30 20 10 0 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 4,0 Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar (Sumber: Data Primer, 2016) b. Deskripsi Data Kondisi Ekonomi Orang Tua Data kondisi ekonomi orang tua mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret diperoleh dari kuisioner yang terdiri dari 20 butir pertanyaan dengan dua alternatif jawaban; Ya dan Tidak, dengan skor 1 dan 0, sehingga jumlah skor maksimal jika responden memperoleh skor 1 untuk seluruh butir pertanyaan adalah 20 dan jumlah skor minimal apabila memperoleh nilai 0 adalah 0. 1) Analisis Statistik Deskripsi KELAS INTERVAL Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan program SPSS Versi 21.0 ringkasan data disajikan pada Tabel 4.3 dan hasil analisis secara lengkap pada Lampiran 16. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kondisi Ekonomi Orang Tua Statistik Deskriptif Nilai N (total responden) 114 Rata-rata 12,11 Nilai tengah 12,12 Mode 13 Standard of Deviation (SD) 1,959 Variance 3,836 Nilai terendah 7 Nilai tertinggi 16 Range 9 (Sumber: Data Primer commit Diolah to 2016) user
Berdasarkan data di atas nilai tertinggi adalah 16, nilai terendah adalah 7, rata-rata 12,11, nilai tengah 12,12 dan simpangan baku (SD) adalah 1,959. Pada tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa nilai mode > nilai rata-rata yaitu 13 > 12,12. 2) Distribusi Frekuensi Data Distribusi frekuensi data ditunjukan pada Tabel 4.4 dan grafik histogram ditunjukkan pada Gambar 4.2. Hasil perhitungan secara lengkap pada Lampiran 16. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kondisi Ekonomi Orang Tua Frekuensi Interval Relatif Kumulatif Absolut % % 4 5 0 0 0.00 6 7 1 0.88 0.88 8 9 8 7 7.88 10 11 35 30.7 38.58 12 13 43 37.71 76.29 14 15 23 20.2 96.49 16 17 4 3.51 100.00 18 19 0 0 100.00 Jumlah ( ) 114 100 Keterangan: 4 6 = rendah 8 10 = sedang 12 14 = tinggi 16 18 = sangat tinggi 38 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan frekuensi variabel kondisi ekonomi orang tua pada interval 4-5 sebanyak 0 mahasiswa sebesar 0.0%, interval 6 7 sebanyak 1 mahasiswa sebesar 0.88%, interval 8 9 sebanyak 8 mahasiswa sebesar 7%, interval 10 11 sebanyak 35 mahasiswa sebesar 30.7%, interval 12-13 sebanyak 43 mahasiswa sebesar 37.71%, interval 14-15 sebanyak 43 mahasiswa sebesar 20.2%, interval 16 17 sebanyak 4 mahasiswa sebesar 3.51%,
dan interval 18 19 sebanyak 0 mahasiswa sebesar 0.0% Tabel 4.4 disajikan dengan histogram pada Gambar 4.2. 39 50 FREKUENSI 40 30 20 10 0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 KELAS INTERVAL Gambar 4.2 Histogram Kondisi Ekonomi Orang Tua (Sumber: Data Primer, 2016) c. Deskripsi Data Minat Menjadi Guru Data minat menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret diperoleh dari kuisioner berjumlah 30 butir pernyataan yang telah diuji validasi. Pada penelitian minat menjadi guru diukur dengan indikator-indikator minat terhadap profesi guru. 1) Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan program SPSS versi 21.0 ringkasan data disajikan pada Tabel 4.5 dan hasil analisis secara lengkap pada Lampiran 17. Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Minat Menjadi Guru Statistik Deskriptif Nilai N (total responden) 114 Rata-rata 106,62 Nilai tengah 106,20 Mode 102 Standard of Deviation (SD) 11,775 Variance 138,662 Nilai terendah 67 Nilai tertinggi 138 Range 71
Berdasarkan data di atas nilai tertinggi adalah 138, nilai terendah adalah 67, rata-rata 106,62, nilai tengah 106 dan simpangan baku (SD) adalah 11,775. Pada tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa nilai mode < nilai rata-rata yaitu 102 < 106,62. 2) Distribusi Frekuensi Data Distribusi frekuensi data ditunjukan pada Tabel 4.6 dan grafik histogram ditunjukkan pada Gambar 4.3. Hasil perhitungan secara lengkap pada Lampiran 14. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Minat Menjadi Guru Frekuensi Interval Relatif Kumulatif Absolut % % 67 75 1 0,88 0,88 76 84 2 1,75 2,63 85 93 10 8,77 11,4 94 102 31 27,20 38,6 103 111 33 28,94 67,54 112 120 27 23,68 91,22 121 129 5 4,39 95,61 130 138 5 4,39 100 Jumlah ( ) 114 100 Keterangan: 67 76 = rendah 85 94 = sedang 103 112 = tinggi 121 130 = sangat tinggi 40 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan frekuensi variabel prestasi belajar pada interval 67-75 sebanyak 1 mahasiswa sebesar 0.88%, interval 76 84 sebanyak 2 mahasiswa sebesar 1.75%, interval 85 93 sebanyak 10 mahasiswa sebesar 8.776%, interval 94 102 sebanyak 31 mahasiswa sebesar 27.20%, interval 103 111 sebanyak 33 mahasiswa sebesar 28.94%, interval 112-120 sebanyak 27 mahasiswa sebesar 23.68%, interval 121-129 sebanyak 5 mahasiswa
FREKUENSI 35 30 25 20 15 10 5 0 sebesar 4.39%, interval 130 138 sebanyak 5 mahasiswa sebesar 4.39%. Tabel 4.6 disajikan dengan histogram pada Gambar 4.3. 67 75 76 84 85 93 94 102 103 111 112 120 121 129 130 138 KELAS INTERVAL Gambar 4.3 Histogram Minat Menjadi Guru (Sumber: Data Primer, 2016) 41 2. Hasil Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 21.0 sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas. Hasil uji persyaratan analisis sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residu memenuhi distribusi normal atau tidak. Karena jumlah sampel atau responden dalam penelitian ini lebih dari 50 responden, maka pengujian normalitas menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov Z. Pengujian ini dilakukan pada variabel prestasi belajar, kondisi ekonomi orang tua, dan minat menjadi guru. Distribusi residu dikatakan normal apabila nilai signifikansi (Asymp sig 2-tailed) > 0,05 dan dikatakan tidak normal apabila nilai signifikansi (Asymp sig 2-tailed) < 0,05. Hasil uji normalitas menunjukan bahwa data setiap variabel berdistribusi normal karena p value > 0,05, variabel prestasi belajar (0,836 > 0,05), variabel kondisi ekonomi orang tua (0,149 > 0,05) dan variabel minat menjadi guru (0,414 > 0,05).
Ringkasan hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.7 dan secara lengkap pada Lampiran 18. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas No. Variabel Signifikansi Kriteria Simpulan 1 Prestasi belajar 0,836 2 Kondisi ekonomi Data 0,149 orang tua Sig. > 0,05 berdistribusi 3 Minat menjadi normal 0,414 guru 42 Berdasarkan Tabel 4.7 hasil uji normalitas dapat dikatakan bahwa uji prasyarat analilis terpenuhi. b. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Pada penelitian ini uji linier digunakan untuk mengetahui hubungan linier pada prestasi belajar dengan minat menjadi guru dan kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru. Hubungan dikatakan linier apabila nilai signifikansi pada linearity < 0,05 dan dikatakan tidak linier apabila nilai signifikansi pada liniearity > 0,05. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Liniearity pada taraf siginifikansi 0,05. Hasil perhitungan uji linier menggunakan program SPSS Versi 21.0. secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 19. 1) Uji Linieritas Prestasi Belajar dengan Minat Menjadi Guru Hasil perhitungan uji linier pada variabel prestasi belajar (X 1 ) dengan minat menjadi guru (Y) menunjukkan nilai siginifikansi pada linearity sebesar 0,010. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel X 1 dan Y adalah linier karena nilai signifikansi < 0,05 (0,010 < 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan maka uji prasyarat terpenuhi.
2) Uji Linieritas Kondisi Ekonomi orang tua dengan Minat Menjadi Guru Hasil perhitungan uji linier pada variabel kondisi ekonomi orang tua (X 2 ) dengan minat menjadi guru (Y) menunjukkan nilai siginifikansi pada linearity sebesar 0,025. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan variabel X 2 dan Y adalah linier karena nilai signifikansi < 0,05 (0,025 < 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan maka uji prasyarat terpenuhi. Berdasarkan analisis diatas, ringkasan hasil uji linieritas disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas No Variabel Signifikansi Kriteria Simpulan 1 Prestasi belajar dengan minat 0,010 Linier 2 menjadi guru Kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru 0,025 Sig. < 0,05 Linier 43 c. Uji Multikolinieritas Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi atau tidak antara variabel bebas. Hasil perhitungan pengujian menggunakan program SPSS Versi 21.0 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 20. Hasil pengujian dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai Variant Inflation Factor (VIF) < 10,00 dan atau nilai tolerance > 0,10. Ringkasan hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas No Variabel Tolerance VIF Simpulan 1 Prestasi belajar 0,974 1,026 Bebas Multikolinieritas 2 Kondisi ekonomi orang tua 0,974 1,026 Bebas Multikolinieritas (Sumber: Data Primer Diolah commit 2016) to user
44 3. Hasil Uji Hipotesis Pada penelitian, uji prasyarat analisis telah terpenuhi yaitu data berdistribusi normal, variabel bebas dan variabel terikat berhubungan linier serta bebas multikolinieritas. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 21.0. Hubungan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. a. Hipotesis Pertama Hipotesis statistik pada hipotesis pertama sebagai berikut: Ho : Tidak ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ha : Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. Perhitungan hipotesis menggunakan uji korelasi parsial. Hubungan dikatakan positif apabila r hitung > r tabel dan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi r hitung > r tabel (0,241 > 0,184) dengan nilai signifikansi 0,010 (0,010 < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa hubungan prestasi belajar dengan minat menjadi guru dinyatakan positif dan siginifikan. Artinya, pada hipotesis pertama Ha diterima. b. Hipotesis Kedua Hipotesis statistik pada hipotesis kedua sebagai berikut: Ho : Tidak ada hubungan positif antara kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ha : Ada hubungan positif antara kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Perhitungan hipotesis menggunakan uji korelasi parsial. Hubungan dikatakan positif apabila r hitung > r tabel dan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi r hitung < r tabel (0,171 < 0,184) dengan nilai signifikansi commit 0,070 to (0,070 user > 0,05). Hal ini menunjukan
bahwa hubungan kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru dinyatakan tidak terdapat hubungan. Artinya, pada hipotesis pertama Ha ditolak atau Ho diterima. Ringkasan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.10 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 21. Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Parsial Hipotesis Pertama Kedua Variabel yang Dikontrol Kondisi Ekonomi Orang tua Prestasi Belajar Variabel Bebas Prestasi Belajar Kondisi Ekonomi Orang Tua Variabel Terikat Minat Menjadi Guru Korelasi Sig. 0,241 0,010 0,171 0,070 45 c. Hipotesis Ketiga Hipotesis statistik pada hipotesis ketiga sebagai berikut: Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua secara bersama-sama dengan minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret. Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua secara bersama-sama dengan minat menjadi guru mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret. Perhitungan hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hubungan dikatakan positif apabila F hitung > F tabel dan dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi < 0,05. Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi r hitung > r tabel Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,313 dengan nilai signifikansi 0,003 (0,003 < 0,05). Hasil analisis juga menunjukan nila F hitung sebesar 6,021 dengan harga F tabel pada df 1 (2) dan df 2 (111) sebesar 3,08. Dengan demikan F hitung (6,021) > F tabel (3,08). Hal ini menunjukan bahwa hubungan prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru dinyatakan positif dan siginifikan. Artinya, pada hipotesis ketiga Ha diterima.
Model regresinya adalah Y = 41,568 + 15,686X 1 + 0,998X 2. 46 Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,098. Nilai ini diubah dalam bentuk persen yang menunjukan sumbangan total variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 9,8% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Ringkasan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.11 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel B R R 2 F hitung F tabel Sig. Prestasi Belajar 15,686 Kondisi Ekonomi,998 0,313 0,098 6,021 3,08 0,003 Orang Tua Konstanta 41,568 Perhitungan sumbangan efektif dan sumbangan relatif masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada Lampiran 23 dan ringkasan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Variabel Sumbangan Sumbangan Efektif Relatif Prestasi Belajar 6,37% 65% Kondisi Ekonomi Orang Tua 3,43% 35% Total 9,8% 100% Gambar 4.4. Besar hubungan antara variabel bebas dan terikat ditunjukkan pada X 1 r = 6,37 R = 0,313 Y X 2 r = 3,43 Gambar 4.4 Besar Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat (Sumber: Data commit Primer to diolah user 2016)
47 Keterangan : X 1 X 2 Y r R = Prestasi belajar = Kondisi ekonomi orang tua = Minat menjadi guru = Koefisien korelasi partial = Koefisisen analisis regresi ganda B. Pembahasan 1. Hubungan Prestasi Belajar dengan Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi parsial memperoleh hasil korelasi sebesar 0,241 dimana r hitung > r tabel (0,241 > 0,184) dengan nilai signifikansi 0,010 (0,010 < 0,05). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru. Besarnya hubungan prestasi belajar dengan minat menjadi guru dapat dilihat dari besar sumbangan relatif yaitu 6,37%. Ini berarti pengaruh prestasi belajar terhadap minat menjadi guru mampu memberikan kontribusi sebesar 65%. Artinya, semakin tinggi prestasi belajar maka minat menjadi guru seorang mahasiswa juga meningkat. Sebaliknya, semakin rendah prestasi belajar maka minat menjadi guru seorang mahasiswa juga menurun. Keberhasilan belajar tercermin dari prestasi belajar mahasiswa, dalam konteks ini prestasi belajar dapat dilihat dari hasil indeks prestasi yang berupa nilai skalatis. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menunjukan penguasaan teori atau pengetahuan materi kuliah. Mengetahui minat menjadi guru merupakan hal yang sangat penting, karena hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa terutama prestasi belajar. Mengingat bahwa responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2012 Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret dimana mereka telah menempuh mata kuliah kependidikan maupun non kependidikan, sehingga pengetahuan yang diterima sudah sangat luas.
48 Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan salah satu ciri minat menjadi guru yang dikemukakan oleh Riska Agustian (2015) di Universitas Negeri Surabaya menemukan bahwa prestasi belajar berpengaruh bagi seseorang, terkhusus dorongan minat menjadi guru, dibuktikan dengan F hitung > F tabel (226,751 > 3,97). Menurut Hurlock (Ardyani & Latifah, 2014: 236) bahwa kemampuan merupakan salah satu faktor minat seseorang dalam memilih pekerjaan, karena kemampuan yang sesuai dengan bidangnya tidak akan mengalami banyak hambatan. Mahasiswa yang berkeinginan menjadi guru akan mendapatkan IPK yang baik, hal ini dikarenakan mahasiswa yang memiliki minat yang sesuai akan mengembangkan hal-hal setiap atensi, keingintahuan, keberartian dan hal yang lainnya yang akan membantu mencapai hasil optimal. Faktor lain, prasyarat IPK 3,00 yang manyoritas ditentukan oleh lembaga pendidikan sebagai batas IPK minimal para pendaftar guru membuktikan adanya korelasi antara prestasi belajar mahasiswa dengan minat menjadi guru. 2. Hubungan Kondisi Ekonomi Orang Tua dengan Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi parsial memperoleh hasil korelasi sebesar 0,171 dimana r hitung < r tabel (0,171 < 0,184) dengan nilai signifikansi 0,070 (0,070 > 0,05). Ini berarti bahwa hubungan kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru dinyatakan memiliki hubungan negatif. Besarnya hubungan kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru dilihat dari besar sumbangan relatif yaitu 3,42% dan pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap minat menjadi guru hanya memberikan kontribusi sebesar 35%. Artinya, semakin tinggi kondisi ekonomi orang tua maka minat menjadi guru seorang mahasiswa semakin rendah, demikian sebaliknya. Kondisi ekonomi merupakan salah satu faktor minat, namun sebagian besar orang tua yang kondisi ekonominya tinggi cenderung berminat anaknya untuk berprofesi dibidang seperti teknik, psikologi dan kesehatan. Karena mereka menganggap profesi guru commit kurang to user bergengsi di dalam masyarakat. Hal
49 ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah kemungkinan profesi guru dipandang kurang mampu memberikan jaminan kesejahteraan ekonomi bagi diri dan keluarganya bila dilihat dari tingkat penghasilan. Sedangkan orang tua yang kondisi ekonominya rendah cenderung berminat anaknya berprofesi guru karena dilihat dari segi biaya, profesi guru merupakan profesi yang dalam masa pendidikannya tidak membutuhkan biaya yang terlalu tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Hapsari (2013) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan minat berprofesi guru ditinjau dari kondisi ekonomi orang tua pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS angkatan 2009. Dalam penelitian Anis Ardyani dan Lyna Latifah (2015) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 Universitas Negeri Semarang menemukan bahwa lingkungan keluarga hanya memiliki kontribusi minat terhadap guru sebesar 4,32% dilihat dari Total Variance Explained. Faktor lain yang mempengaruhi profesi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa memperhatikan pekerjaan orangorang yang berada disekitar, apabila seseorang melihat orang lain nyaman dengan pekerjaannya, bisa jadi orang yang melihat menjadi terpengaruh dengan pekerjaan yang dia lihat tadi. Begitu juga dengan orang tua yang menjadi guru atau saudaranya berprofesi menjadi guru apabila lingkungan keluarganya profesi tersebut dianggap suatu pekerjaan yang mempunyai prestise, dengan sendirinya pola pikir dan tingkah laku serta pemilihan karir akan tidak jauh dengan orang-orang yang ada disekitar lingkungannya. 3. Hubungan Prestasi Belajar dan Kondisi Ekonomi Orang Tua Secara Bersama-sama dengan Minat Menjadi Guru Pada Pendidikan Teknik Universitas Sebelas Maret. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier bergada diperoleh hasil koefisien regresi dengan R= 0,313 dengan koefisien determinasi (R 2 )= 0,098 dan taraf signifikansi 0,003. Hasil analisis menunjukan nila F hitung sebesar 6,021 sehingga F hitung (6,021) > F tabel (3,08). Ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua dengan commit to minat user menjadi guru. Artinya, semakin
50 tinggi prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua maka minat menjadi guru seorang mahasiswa juga meningkat, demikian sebaliknya. Hasil persamaan regresi ganda dapat digunakan untuk melakukan prediksi. Hal ini berarti prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua secara bersama-sama dapat digunakan untuk melakukan prediksi terhadapan minat menjadi guru. Garis persamaan regresi ganda yaitu Y = 41,568 + 15,686X 1 + 0,998X 2, dimana: Y : nilai prediksi minat menjadi guru a : nilai konstanta 15,686X 1 : koefisien regresi prestasi belajar pengajaran mikro 0,998X 2 : koefisien regresi kondisi ekonomi orang tua Hasil analisis tersebut dapat diartikan sebagai berikut: a. Nilai konstanta sebesar 41,568 ini dapat diartikan jika prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua nilainya adalah 0, maka nilai minat menjadi guru adalah 41,568 b. Nilai koefisien regresi prestasi belajar bernilai positif yaitu 15,686. Ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan prestasi belajar sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan minat menjadi guru sebesar 15,686 dengan asumsi varibel independen yang lain nilainya tetap. c. Nilai koefisien regresi kondisi ekonomi orang tua bernilai positif yaitu 0,998. Ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan kondisi ekonomi orang tua sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan minat menjadi guru sebesar 0,998 dengan asumsi varibael independen yang lain nilainya tetap. Hasil perhitungan menunjukan nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,098. Ini berarti besarnya hubungan prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua dengan minat menjadi guru dapat dilihat dari besar sumbangan efektif yaitu 9,8% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini, yang juga mempengaruhi variabel terikat. Hal ini berarti prestasi belajar dan kondisi ekonomi orang tua hanya berkontribusi sedikit terhadap minat mahasiswa menjadi guru.
51 Dari Tabel 4.12 sumbangan kondisi ekonomi orang tua lebih kecil dari prestasi belajar untuk sumbangan efektif 3,43% < 6,37% dan sumbangan relatif 35% < 65%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa lebih tinggi pengaruhnya terhadap minat menjadi guru dibandingkan kondisi ekonomi orang tua. Sedangkan hasil analisis menunjukkan bahwa mahasiswa Pendidikan Teknik memiliki minat menjadi guru yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata mahasiswa.