BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 4, 2016: ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pekerjaan bukanlah dua hal yang saling berlawanan, tetapi dua entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Ma rtoyo, 2000: 142).Frederick

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seorang karyawan tentunya memiliki berbagai keinginan atau motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dicapainya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu membentuk suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. peranan sangat penting (Lukiyanto, 2013). Sumber daya manusia sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB V PENUTUP. PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan satu-satunya yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam perusahaan dituntut terus meningkat Rad, et al(2006).kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu negara salah satu yang mencakup di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. untuk berupaya menjadi yang terbaik dan terdepan. Salah satunya adalah PT

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kompensasi merupakan seseuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. ketat di segala bidang, Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan salah satu aset

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Dengan kata lain, mutu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah kepuasan kerja para karyawan. Bagi

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kepuasan Kerja (Sutrisno, 2009:74) menyatakan terdapat beberapa konsep tentang kepuasan kerja, yang pertama kepuasan kerja sebagai reaksi emosional yang kompleks. Reaksi emosional ini merupakan akibat dari dorongan, keinginan, tuntutan, dan harapan karyawan terhadap pekerjaan dihubungkan dengan realitas yang dirasakan, sehingga menimbulkan suatu bentuk reaksi emosional yang berwujud perasaan senang, puas, ataupun tidak puas. Kedua, kepuasan kerja adalah suatu sikap individu terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam pekerjaan, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis. Menurut Strauss dan Sayler (dalam Jumari dkk., 2013) ada 5 dimensi kepuasan kerja yaitu sebagai berikut. 1) Gaji, yaitu jumlah gaji atau upah yang diterima dan kelayakan imbalan tersebut. 2) Pekerjaan, yaitu tingkat hingga dimana tugas-tugas tersebut dianggap menarik dan memberikan peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab. 3) Promosi, yaitu tersedianya peluang-peluang untuk mencapai kemajuan dalam jabatan. 9

4) Supervisi, yaitu kemampuan supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap karyawan. 5) Rekan kerja, yaitu tingkat hingga dimana para rekan sekerja bersikap bersahabat dan kompeten. Herzberg mengemukakan sebuah teori kepuasan kerja yang disebut dengan Teori Dua Faktor. Teori ini menyebutkan terdapat dua faktor kepuasan kerja yaitu sebagai berikut. 1) Faktor Higienis Faktor Higienis merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegah ketidakpuasan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari kondisi kerja, gaji, hubungan antar pribadi, kebijakan perusahaan, teknik pengawasan, dan perasaaan aman dalam bekerja. 2) Faktor Motivator Faktor Motivator adalah faktor-faktor yang mengarah pada pengembangan sikap positif dan merupakan pendorong pribadi individu yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut termasuk keberhasilan menyelesaikan tugas, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, prestasi, kemungkinan untuk mengembangkan diri, dan kesempatan untuk maju. Kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan, kompensasi, hubungan antar teman kerja, hubungan sosial ditempat 10

kerja dan sebagainya. Koesmono (2005) menyatakan beberapa dimensi mengenai kepuasan kerja yaitu sebagai berikut. 1) Situasi Kerja, indikator ini diukur dari persepsi responden mengenai bekerja di tempat kerja saat ini sangat menyenangkan. 2) Pekerjaan itu sendiri, indikator ini diukur dari persepsi responden mengenai pekerjaan yang sudah sesuai dengan kemampuan dan bidang yang dikuasai, karir berjalan sesuai dengan kemampuan. 3) Supervisi, indikator ini diukur dari persepsi responden mengenai pengawasan mutu kerja dari atasan sangat baik, pimpinan dalam perusahaan adalah orang yang bijaksana dan perhatian. 4) Gaji, indikator ini diukur dari persepsi responden mengenai gaji atau upah yang diterima saat ini sesuai dengan tingkat keterampilan dan pekerjaan. 5) Promosi, indikator ini diukur dari persepsi responden mengenai dengan bekerja di tempat sekarang saya mempunyai masa depan dan kesempatan promosi untuk lebih maju lagi. 2.1.2 Teori Kompensasi Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Hasibuan, 2003:118). Kompensasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Kompensasi langsung yaitu berupa gaji, upah insentif dan kompensasi tidak langsung berupa asuransi, tunjangan, cuti, penghargaan. Pangabean (dalam Subekhi 2012:176), menyatakan kompensasi adalah setiap 11

bentuk penghargaan yang diberikan karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Pembentukan sistem kompensasi yang efektif merupakan bagian penting dari manajemen sumber daya manusia karena membantu menarik dan mempertahankan pekerja-pekerja yang berbakat. Selain itu sistem kompensasi perusahaan memiliki dampak terhadap kinerja strategis. (Sedarmayanti, 2009:242) menyatakan beberapa dimensi pengukuran kompensasi adalah sebagai berikut. 1) Kompensasi sesuai dengan tuntutan pekerjaan adalah besar kecilnya kompensasi yang diterima karyawan sesuai dengan berat ringannya tuntutan pekerjaan. 2) Kompensasi sesuai dengan tingkat keterampilan karyawan adalah karyawan menerima kompensasi yang lebih besar untuk pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan. 3) Kompensasi sebagai penghargaan adalah karyawan menerima kompensasi yang memadai sebagai balas jasa atas prestasi kerjanya bagi perusahaan. 4) Kesesuaian kompensasi dengan karyawan di organisasi lain adalah karyawan menerima kompensasi yang sama besarnya atau kebih besar jika dibandingkan dengan karyawan dengan pekerjaan sejenis di organisasi lain. 5) Kesesuaian gaji dengan standar pengupahan adalah upah atau gaji yang diterima oleh karyawan sesuai dengan standar pengupahan yang berlaku yaitu sesuai dengan standar UMK (Upah Minimum Kabupaten). 12

Menurut Mathis dan Jackson (2002:118) kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana orang-orang dalam organsasi bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya. Pengusaha harus kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi untuk mempekerjakan, mempertahankan dan memberi imbalan terhadap kinerja individu di dalam organisasi. Hasibuan (2012:139) menyatakan bahwa kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi dapat disimpulkan sebagai balas jasa yang diberikan oleh perusahaan baik berupa barang. uang ataupun manfaat secara langsung dan tidak langsung kepada karyawan yang memberikan kontribusi kepada perusahaan. 2.1.3 Teori Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah perilaku pemimpin dalam mempengaruhi tindakan dan perilaku kepada orang lain. Pola perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin (Ardana, 2012:181). (Thoha, 2007: 118) menyebutkan beberapa perilaku gaya kepemimpinan sebagai berikut. 1) Perilaku instruktif, yaitu pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata wewenang pimpinan yang kemudian diumumkan kepada bawahannya. Hal ini diukur dari persepsi responden terhadap kemampuan pimpinan dalam mengambil keputusan tanpa melibatkan karyawan. 2) Perilaku konsultatif, yaitu pengambilan keputusan oleh pimpinan namun pimpinan mendengarkan keluhan para bawahan dari keputusan yang 13

diambil tersebut. Hal ini diukur dari persepsi responden terhadap kemampuan pimpinan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan para karyawan. 3) Perilaku partisipatif, yaitu dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seimbang antara pimpinan dan karyawan. Hal ini diukur dari persepsi responden terhadap kemampuan pimpinan dalam memperlakukan karyawan secara adil saat pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. 4) Perilaku delegatif, yaitu pemimpin terlebih dahulu melihat kemampuan serta pengalaman dari para bawahan dan selanjutnya mendelegasikan wewenang untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini diukur dari persepsi responden terhadap kemampuan pimpinan mendelegasikan wewenang kepada para karyawan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. (Haus dalam Gorda, 2004: 172) menyebutkan empat dimensi mengenai gaya kepemimpinan, yaitu sebagai berikut. 1) Kepemimpinan derektif yaitu pemimpin yang memungkinkan bawahan mengetahui apa yang diharapkan, memberikan arahan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya menjadwalkan pekerjaan pekerjaan yang akan dilakukan. Mempertahankan standar-standar kinerja tertentu dan memperjelas peranan pemimpin dalam kelompok. 2) Kepemimpinan suportif yaitu perilaku pemimpin yang melakukan berbagai usaha untuk membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, 14

memperlakukan anggota-anggota kelompok secara adil, bersahabat dan mudah bergaul serta memperhatikan kesehjateraan karyawan. 3) Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi yaitu pemimpin yang selalu menentukan tujuan-tujuan yang menantang, mengharapkan tingkat kinerja tertinggi, menekankan peningkatan berkelanjutan dalam kinerja dan menampilkan keyakinan dalam memenuhi standar-standar yang tinggi. 4) Kepemimpinan partisipatif yaitu pemimpin yang melibatkan para bawahan, meminta sugesti-sugesti tersebut pada saat membuat keputusan. Menurut Kartono (2008:34) gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Menurut Herujito (2006:188) mengartikan gaya kepemimpinan bukan bakat, oleh karena itu gaya kepemimpinan dipelajari dan dipraktekan dalam penerapannya harus sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dari teori-teori dan pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. 2.1.4 Teori Stres Kerja Menurut Hariandja (2002:303), stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami sesesorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik seseorang. Uthans (dalam 15

Praptini, 2000) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. (Mangkunegara, 2008:157) menyatakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan mengakibatkan stres kerja antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup. Indikator - indikator variabel stres kerja menurut Hasibuan (2014:204) adalah sebagai berikut. 1) Beban kerja, diukur dari persepsi responden mengenai beban kerja yang dirasakan berlebihan. 2) Sikap pemimpin, diukur dari persepsi responden mengenai sikap pemimpin yang kurang adil dalam memberikan tugas. 3) Waktu kerja, diukur dari persepsi responden mengenai waktu kerja yang dirasakan berlebihan. 4) Komunikasi, diukur dari persepsi responden mengenai komunikasi yang kurang baik antara karyawan. 5) Otoritas kerja, diukur dari persepsi responden mengenai otoritas kerja yang berhubungan dengan tanggung jawab. 2.2 Rumusan Hipotesis 2.2.1 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepusan Kerja Karyawan Penelitian yang dilakukan oleh Tanthowi (2014) terhadap kerja guru tetap definitif SD Islam Al-Azhar 17 Bintaro menunjukkan bahwa variabel-variabel 16

dalam kompensasi (kompensasi finansial dan nonfinansial) secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Pebriyanti (2013) terhadap karyawan PT. Columbus Megah Sarana cabang Denpasar yang menemukan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan Yaseen (2013) menyatakan kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Supatmi, dkk (2013) juga menyatakan kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, yang artinya kompensasi berpengaruh secara bermakna terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut ini. H1 : Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Penelitian yang dilakukan oleh Handoko (2015) di Dream of Kahyangan Art Resto menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan. Handara (2013) menyatakan gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja karyawan. Ahmad (2013) juga menyatakan gaya kepemimipinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Rise, dkk. (2010) menyatakan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan. 17

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut ini. H2 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2.2.3 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afrizal, dkk (2014) di PT. TASPEN (PERSERO) Cabang Malang stres kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tunjungsari (2011) yang dilakukan di Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung menunjukkan bahwa variabel stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja yang artinya semakin tinggi stres kerja pada karyawan, maka akan semakin rendah kepuasan kerja. Potale (2015) juga menyatakan stres kerja secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada PT Bank Sulut cabang Utama. Penelitian yang dilakukan oleh Gyamfi (2014) juga menunjukan stres kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut ini. H3 : Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. 18

2.3 Model Konseptual Penelitian Model konseptual penelitian dapat dilihat berdasarkan penelusuran pada kajian pustaka, hasil-hasil penelitian sebelumnya maka model penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.3 Kompensasi (X1) H1 (+) Gaya Kepemimpinan (X2) Stres Kerja (X2) H2 (+) H3 (-) Kepuasan Kerja Karyawan (Y) H 4 Gambar 2.3 Model Penelitian Pengaruh Kompensasi, Gaya Kepemimpinan dan Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja 19