Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal

dokumen-dokumen yang mirip
ANATHASIUS WARIH DWI UTOMO / KOM

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rossenstiel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup itu sendiri. Berita Kedaulatan Rakyat berjudul Tanah Liat Sulit

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

Problem Jurnalis Lingkungan di SKH Riau Pos. Oleh : Ayu Puspita Sari / Bonaventura Satya Bharata. Program Studi Ilmu Komunikasi

Frietz Calvin Madayanto / Ike Devi Sulistyaningtyas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

Priska / Birowo. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Yohanes Karol Hakim/ Lukas Ispandriarno PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

RANCANGAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

OBJEKTIVITAS BERITA LINGKUNGAN HIDUP DI HARIAN KOMPAS

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

DARI AGENDA MEDIA HINGGA AGENDA KEBIJAKAN (Catatan atas Kemampuan Media) Oleh Yoseph Andreas Gual

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. lokal harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan berita masing-masing media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB IV PENUTUP. tuntutan kemerdekaan rakyat Papua di Harian Cenderawasih Pos edisi Januari

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan di antra SKH

Penyusun Nama : Aisyah Monicaningsih Nim :

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB IV PENUTUP. tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan, peneiliti kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

Framing Pemberitaan Kritik Seniman Terhadap Kinerja Wali. Kota Jogja Haryadi Suyuti di Koran Tempo Pada Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB IV PENUTUP. baik media cetak maupun elektronik. Demikian pula hal tersebut berlaku bagi

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Tajuk rencana SKH Kompas lebih banyak menjalankan fungsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

KASUS PELANGGARAN HAK BURUH MIGRAN PEREMPUAN DALAM BINGKAI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB VI PENUTUP. media yang memberitakan konflik Sunni Syiah Sampang Madura karena alasan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Jurnalisme yang jujur

oleh Stephani Arum Sari Drs. Mario Antonius Birowo, M.A., Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB V PENUTUP A. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Obyektivitas pemberitaan adalah suatu penyajian berita yang benar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

OBJEKTIVITAS BERITA BIAS GENDER DALAM MEDIA ONLINE

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB IV PENUTUP. Baru (reformasi). Majalah Panjebar Semangat mencatat kebebasan pers sejak. masa revolusi hingga paska Orde Baru (reformasi).

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

Citra PDAM Tirtamarta Yogyakarta Dalam Pemberitaan. Tirtamarta Yogyakarta Periode Januari Desember 2013) Program Studi Ilmu Komunikasi

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki

BAB IV KESIMPULAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, ditarik

BAB I PENDAHULUAN. siaran atau tayangan berita. Menurut Charnley dalam Wahyudi (1996:27) News is

BAB IV PENUTUP. 23 berita Tribun Jogja selama periode 23 Mei Juni 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk

Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online kini

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan diumumkannya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, maka rangkaian Pilkada Serentak 2015 di Kabupaten Bantul

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. Setelah melakukan penelitian atas permasalahan yang ditemukan di atas, selanjutnya

Penulisan Media PR Ekternal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. berhubungan dengan kerangka-kerangka analisis di bab sebelumnya. Berikut

Transkripsi:

AGENDA PERS LOKAL DALAM PEMBERITAAN ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Analisis Isi Kuantitatif Berita Kerusakan Lingkungan Hidup pada SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja Periode 22 Mei 19 Juni 212) Anathasius Warih Dwi Utomo/ Dr. Lukas S. Ispandriarno, MA Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No.6 Yogyakarta 55281 ABSTRAK Isu kerusakan lingkungan kian banyak diakomodasi oleh institusi pers, namun tak berpihak pada lingkungan hidup. Seperti fokus berita yang tidak berkesinambungan terhadap lingkungan hidup, tetapi masalah ekonomi. Atau pemberitaan mengenai faktor alam sebagai penyebab kerusakan tanpa menyertakan penyebab lain karena kurangnya pemahaman wartawan konsep ekologi lingkungan. Pers memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik melalui agenda berita dan akan mempengaruhi cara berpikir publik terhadap masalah lingkungan. Penelitian ini menggunakan Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja untuk melihat pemberitaaan isu kerusakan lingkungan dalam rentang waktu 22 Mei 19 Juni 212. Sebanyak 69 berita pada Kedaulatan Rakyat dan 23 berita pada Tribun Jogja digunakan sebagai sampel dalam penelitian analisis isi ini. Kedaulatan Rakyat membentuk agenda media melalui jumlah pemberitaan isu lingkungan dan penempatan berita di rubrik kedaerahan. Tribun Jogja melalui panjang berita dan penempatan berita. Keduanya memilih tema pemberitaan yakni pertanian dan air pada substansi masalah lingkungan yang rutin terjadi setiap tahun. Keduanya menjadikan pemerintah dan warga sebagai narasumber dominan. Pada interpretasi masalah, Kedaulatan Rakyat memberitakan karena alam, berakibat ekologi dengan solusi represif. Tribun Jogja penyebab faktor manusia, berakibat ekologi dengan solusi preventif. Nilai relevansi berita kedua media ditentukan oleh kebaruan dan kedekatan. Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal 1

1. Latar Belakang Isu kerusakan lingkungan hidup, pemanasan global, perubahan iklim merupakan beberapa isu yang diangkat oleh media masa menjadi produk berita. Berita jurnalisme lingkungan yang dimuat oleh media massa akan lebih berarti jika memperkenalkan jurnalisme lingkungan hidup yang berpihak kepada kesinambungan lingkungan hidup (Abrar, 1993:9). Pada prakteknya, banyak media massa yang memperkenalkan jurnalisme lingkungan tak berpihak kepada lingkungan hidup itu sendiri. Berita Kedaulatan Rakyat berjudul Tanah Liat Sulit Didapatkan, Modal Usaha Genteng Membengkak (12 Juni 212), menggunakan bahan baku berita lingkungan hidup yang dikelola oleh manusia, namun keberpihakan terhadap lingkungan hidup masih kurang. Dalam lead wartawan menulis, Industri genteng di Kebumen yang dikenal memiliki produk genteng soka sampai kini telah berjalan puluhan tahun. Karena itu, eksploitasi tanah liat secara terus menerus mengakibatkan persediaan tanah liat kini semakin menipis. Para pengusaha genteng pun kini kesulitan mendapatkan lahan untuk digali tanah liatnya. Pada pemberitaan lain, peneliti mengamati bahwa faktor alam dianggap sebagai musabab utama dalam kerusakan lingkungan. Kurangnya pemahaman wartawan terhadap penguasaan bidang keilmuan lain menyebabkan faktor alam sebagai alasan yang paling logis dalam berita kerusakan lingkungan hidup. Salomone setidaknya mencatat terdapat tiga kesalahan, yakni tiadanya informasi yang relevan dengan latar belakang pemberitaan, judul berita yang sering menyesatkan dan tiadanya keinginan lebih dalam risiko pemberitaan (Abrar, 1993:6). Padahal, institusi pers memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Mc Combs dan Shaw menyebutkan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mentransfer isu saliansi pada agenda berita yang mereka 2

buat kepada agenda publik (Griffin, 23:39). Agenda media inilah yang kemudian berperan besar dalam pemberitaan seperti kasus kerusakan lingkungan. Cara berpikir masyarakat dan agenda publik akan tercipta melalui seberapa intens pers menyampaikan isu-isu kerusakan lingkungan hidup. Pada agenda media, akan nampak bagaimana pers menonjolkan beberapa isu sebagai pemberitaan utama mereka. Isu-isu yang ditonjolkan inilah yang mendapat perhatian dari publik sehingga terdapat isu yang mendapat prioritas sedangkan isu lain menjadi tenggelam. Melalui sudut pandang jurnalisme lingkungan, peneliti ingin melihat bagaimana kecenderungan agenda media dalam surat kabar harian lokal tersebut saat memberitakan isu-isu kerusakan lingkungan. 2. Tujuan Mengetahui kecenderungan agenda media dalam pemberitaan isu kerusakan lingkungan pada harian SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini menggunakan data primer dari pemberitaan yang muncul pada Tribun Jogja dan Kedaulatan Rakyat periode 22 Mei 19 Juni 212. Terdapat 69 berita pada Kedaulatan Rakyat dan 23 berita pada Tribun Jogja. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka pemaparan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. Grafik 1 3

Temuan Penelitian Unit Analisis Tema Pemberitaan 3 25 2 15 1 5 25% 13% 8.69% 26% 6% 6% 6% 4.34% 8.69% 13% 44% 39.1% 2% Pada agenda yang disusun oleh redaksi surat kabar, dimensi pertama yang pertama kali perlu dibuat yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita (Tamburaka, 212:69). Jumlah dan menonjolnya berita dalam unit analisis ini dapat dilihat melalui kuantitas berita pada masing-masing surat kabar dan tema apa yang ditonjolkan oleh redaksi. Kedaulatan Rakyat intens dalam memberitakan isu kerusakan lingkungan. Kedaulatan Rakyat memberitakan sebanyak 69 berita. Tribun Jogja sebanyak 23 berita. Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja pada unit analisis ini menonjolkan tema pertanian dan air sebagai agenda pemberitaan redaksi. 6 4 2 Grafik 2 Temuan Penelitian Unit Analisis Fokus Pemberitaan 62% 56.52% Substansi Lingkungan 22% Pengelolaan & Kebijakan Lingkungan 16% 3.43% 13% Tanggung Jawab Lingkungan Untuk unit analisis ini, Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja lebih dominan memiliki fokus pemberitaan mengenai substansi lingkungan. Surat kabar masih memberitakan isu kerusakan lingkungan pada liputan yang sesekali saja, pada 4

umumnya terarah masalah lingkungan hidup yang timbul dan yang diperkirakan akan pantas menjadi berita (Atmakusumah, 1996:62). Pemilihan timeframe penelitian ini pada bulan Mei, awal musim kemarau 212, sehingga pemberitaan pada bulan tersebut berupa kekeringan air dan masalah pertanian. Asumsi awal penentuan agenda sendiri karena konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isuu lain (Tamburaka, 212:23). Sehingga opini yang ingin dibangun oleh kedua media yakni menganggap isu air dan pertanian sebagai isu yang lebih penting untuk diberitakan pada awal musim kemarau tersebut daripada isu lain. Grafik 3 Temuan Penelitian Unit Analisis Panjang Berita 4 2 23.1% Pendek (1-4 Paragraf) 26% 57.9% 39.1% Sedang (5-7 paragraf) 18.8% 21.7% 13% Panjang (8-1 paragraf) Sangat Panjang (11-13 paragraf) Untuk menganalisis suatu peristiwa dianggap sebagai peristiwa penting atau tidak ditentukan pula berdasarkan panjang dan pendeknya suatu berita yang ditulis (Eriyanto, 211:28). Tribun Jogja memberitakan isu kerusakan lingkungan melalui pemberitaan yang panjang hingga mencapai indikator sangat panjang sebesar 13%. Kedaulatan Rakyat dalam pemberitaan kerusakan lingkungan mencapai indikator panjang, itupun merupakan frekuensi minimum (18.8%) dari antara indikator yang telah ditetapkan. Tribun menonjolkan berita kerusakan lingkungan dari aspek panjang berita, sedangkan Kedaulatan Rakyat lebih pada jumlah berita. 5

7 6 5 4 3 2 1 Grafik 4 Temuan Penelitian Unit Analisis Penempatan Berita 94.2% 87% 1.4% 13% 1.4% 1.4% 1.4% Penempatan berita lingkungan, kedua surat kabar dominan menempatkan berita pada rubrik kedaerahan, Kedaulatan Rakyat sebesar 94,2% dan Tribun Jogja 87%. Keduanya tak ada satupun yang menempatkan berita lingkungan pada halaman headline. Rubrikasi haruslah dipahami sebagai bagian dari bagaimana fakta diklasifikasikan dalam kategori tertentu (Eriyanto, 211:192). Penempatan dominan isu lingkungan pada rubrik daerah menandakan bahwa penonjolan fakta peristiwa ditujukan dengan cara memberitakan dan mengklasifikasikan isu-isu yang memiliki kedekatan dengan pembaca di daerah tersebut. Sehingga dapat diasumsikan bahwa opini publik yang ingin dibangun oleh kedua surat kabar bahwa disekitar pembaca lokal terdapat peristiwa-peristiwa kerusakan lingkungan yang penting untuk diketahui. Grafik 5 6 5 4 3 2 1 81.1% Pemerintah Temuan Penelitian Unit Analisis Sumber Berita 6.9% 7.2% 7.2% 17.4% 13% 1.4% 8.7% 43.4% 43.4% 8.6% 8.7% Penegak LSM Ahli Warga Pihak Hukum Swasta Kedaulatan Rakyat (N =69) Tribun Jogja (N = 23) 6

Kedaulatan Rakyat pemerintah dan warga. maupun Tribun Jogja lebih terkonsentrasi Pemerintah memiliki nilai dominan daripada pada sumber sumber lain, Kedaulatan Rakyat mencapai 81.1% dan Tribun Jogja mencapai 6.9% %. Pemerintah pada berita lingkungan berhak untuk berbicara, di Kedaulatan Rakyat lebih berposisi sebagai pihak yang menanggapi suatu kerusakan lingkungan dan memberikan jawaban atas tindakan yang seharusnya dilakukan. Sedangkan pada Tribun Jogja, masih terdapat kritik padaa pemerintah terkait kebijakan tentang lingkungan. Pada jurnalisme lingkungan, perlu agar wartawan menekankan pemahaman pada konsep biosfer menjadi landasan dalam menggolongkan fakta dan unsur lingkungan hidup (Atmakusumah, 1996:66). Sehingga perlu juga menghadirkan ahli/lsm guna memberikan pemahaman dari sisi ekologi dan konsep biosfer. Tanpaa sumber ahli maupun LSM, wartawan dalam pemberitaan lingkungan sering terlambat menyadari efek realitas tersebut di tengah-tengah sistem sosial (Abrar, 1993:14). Strategi dua media untuk mengurangi kekurangan pemahaman konsep ekologi yang ditiadakan untuk ahli/lsm yakni dengan menggunakan sumber pemerintah sesuai dengan dinas yang bertugas pada bidang ekologi yang bersangkutan. Grafik 6 35 3 25 2 15 1 5 Temuan Penelitian Unit Analisis Penyebab Kerusakan 46.4% 3.4% 11.6% 34.8% 8.7% 34.78% 2.9% 13% 8.7% 4.34% Internal Pemerintah Warga Pihak Swasta Campuran 4.34% Tanpa Penyebab Berita lingkungan hidup menuntut adanya identifikasi yang menjadi penyebab munculnya masalah lingkungan hidup, hal ini penting untuk mengetahui letak 7

pertanggungjawaban dan cara penanganan masalah (Atmakusumah, 1996:64). Pada kedua media, Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja hampir semua berita menyertakan penyebab dari suatu kerusakan lingkungan, hanya satu berita pada Tribun yang tak ditemukan. Kedaulatan Rakyat menekankan pada faktor internal sebagai penyebab kerusakan lingkungan. Tribun Jogja menekankan pada faktor eksternal, aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan hidup. Tribun Jogja juga kritis dalam memandang penyebab kerusakan karena kesalahan pemerintah, seperti lambatnya pemerintah dalam menetapkan regulasi pertambangan hingga lemahnya pengawasan terhadap sejumlah perusakan lingkungan. Hal ini sesuai dengan misi Tribun Jogja yang ingin mendampingi dan mengkritik pemerintah untuk mendorong terciptanya demokratisasi di DIY dan Jateng. Pada Kedaulatan Rakyat cara mengkritik ditujukan melalui falsafah ngono yo ngono ning ojo ngono, yang memberikan gambaran bagaimana gaya kritik selalu disertai dengan tatakrama yang santun. Hal ini nampak pada pemberitaan kerusakan lingkungan masih kurang tegas dalam menulis pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan kerusakan lingkungan. Grafik 7 Temuan Penelitian Unit Analisis Dampak Kerusakan 6 4 2 84% Ekologis 87% 49.2% 2.2% 17.4% 17.4% 1.4% 8.7% Ekonomis Sosial Tanpa Dampak Pada peliputan berita lingkungan, wartawan dituntut untuk harus melihat permasalahan lingkungann dalam konteks yang luas (Atmakusumah, 1996:63). Kedua 8

surat kabar menonjolkann berita berdampak ekologis sebagai sudut pandang utama. Meskipun narasumber ahli / LSM tak begitu banyak, namun unsur keekologisan tak hilang karena menggunakan narasumber pemerintah yang menangani bidang tersebut. Seperti bidang kesehatan lingkungan, narasumber pemerintah untuk menggantikan sumber ahli adalah pegawai puskesmas. Grafik 8 4 3 2 1 Temuan Penelitian Unit Analisis Muatan Dampak Kerusakan 5.7% 42% 65.2% 21.7% 1.4% 8.7% 5.7% 4.3% Tanpa Dampak 1 Dampak 2 Dampak 3 Dampak Pada pemberitaan muatan dampak lingkungan, baik Kedaulatan Rakyat maupun Tribun Jogja masih dominan memandang pada satu sisi dampak. Kedaulatan Rakyat memberitakan dengan 1 sisi sebesar 5.7%, sedangkan Tribun Jogja sebesar 65.2%. Padahal jika melihat konsep jurnalisme lingkungan, Andre Nikiforuk mengungkapkan bahwa berita tidak hanyaa menyajikan efek sebuah realitas lingkungan hidup terhadap alam, tetapi kaitannya dengan aspek politik, sosial dan ekonomi (Abrar, 1993:134). 3 2 1 Grafik 9 Temuan Penelitian Unit Analisis Solusi Kerusakan Lingkungan 34.7% 42% 28.9% 52.1% 26% 3.4% Preventif Represif Tanpa Solusi Kedaulatan Rakyat memberitakan isu kerusakan lingkungan melalui solusi represif berupa rehabilitasi (42%). Pemberitaan jenis ini seperti pemberian hukuman 9

pada penyebab kerusakann lingkungan. Tribun Jogja memberitakan penyelesaian kasus kerusakan lingkungan dengan preventif seperti pencegahan dengan pengawasan hukum, pembentukan peraturan hingga kampanye lingkungan. Pemberitaan Kedaulatan Rakyat yang menyelesaiakan masalah dengan langkah represif sejalan dengan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia bahwaa penanganan masalah masih bersifat represif/ kuratif (Atmakusumah, 19:1993). 1 5 Grafik 1 Temuan Penelitian Unit Analisis Relevansi Berita 98.5% 1% 1% 91.3% Penting 59.4% 56.5% 86.9% 86.9% 33.3% 39..1% 69.6% 69.6% Besar Kebaruan Kedekatan Ketenaran Manusiawi Kedaulatan Rakyat maupun Tribun Jogja, menganggap isu lingkungan sebagai nilai yang penting untuk diberitakan kepada masyarakat. Hal ini nampak pada nilai berita signifikan yang dominan. Kedaulatan Rakyat sebesar 98.5%, sedangkan Tribun Jogja sebesar 91.3%. Selain itu nampak pula bahwa kedua media menonjolkan nilai kedekatan sebagai unsur penting dalam pemberitaan. Nilai kedekatan berarti bahan peristiwa kerusakan lingkungan yang diperoleh berasal dari lingkungan sekitar. Pemberitaan dengan nilai berita kedekatan dominan ini menunjukkan bahwa keduanya sungguh-sungguh membawa semangat pers lokal, karena salah satu ciri pers lokal ialah 8% isinya didominasi oleh berita, laporan, tulisan dan sajian gambar bernuansa lokall (Sumardiria, 26:42). Ekses dari nilai kedekatan ini yakni proses peliputan berita menjadi lebih cepat, sehingga berita yang dipublikasikan merupakan berita yang aktual. Hasilnya nampak 1

dalam penelitian ini bahwaa 1% berita Kedaulatan Rakyat memiliki nilai berita baru, sedangkan Tribun Jogja mencapai 86.9%. 4 3 2 1 1 Nilai Berita Grafik 11 Temuan Penelitian Unit Analisis Muatan Nilai Berita 2 Nilai Berita 4.3% 18.8% 3 Nilai Berita 17.4% 44.9% 4 Nilai Berita 23.1% 21.7% 34.8% 5 Nilai Berita 13% 21.7% 6 Nilai Berita Pada konteks mencerdaskan masyarakat, wartawan juga dituntut untuk berusaha mengkaitkan keterpautan isu lingkungan dengan kehidupan sehari-hari (Atmakusumah, 1996:63). Melihat konteks relevansi tersebut, pada analisis muatan nilai berita, kedua media telah memiliki tingkat relevansi dengan kehidupan sehari-hari. Padaa jumlah nilai berita pada satu judul artikel, Kedaulatan Rakyat dominan pada 4 nilai berita, sedangkan Tribun Jogja pada 5 nilai berita. 4. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kedaulatan Rakyat cenderung membentuk agenda media pada pemberitaan isu kerusakan lingkungan melalui kuantitas pemberitaan dan penempatan berita. Tribun Jogja cenderung mengangkat isu kerusakan sebagai agenda melalui panjang berita dan penempatan berita. Meskipun sisi tema pemberitaan kedua media yang diangkat sama yakni mengenai masalah pertanian dan air. Dari isu-isu tadi, diketahui bahwa fokus pemberitaan kedua surat kabar pada substansi permasalahan kerusakan lingkungan hidup yang rutin terjadi setiap tahun. Pada aspek penempatan berita, kedua surat kabar cenderung menempatkan berita kerusakan dalam rubrik kedaerahan. Keduanya memandang suatu peristiwa kerusakan 11

lingkungan sebagai peristiwa yang terjadi di daerah sekitar pembaca sehingga memunculkan unsur kedekatan. Temuan ini menunjukan lokalitas kedua surat kabar sebagai pers lokal. Hasil penelitian pada ruang lingkup permasalahan, Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja cenderung membentuk agenda isu kerusakan lingkungan dengan memberikan ruang bagi pemerintah dan warga sebagai sumber berita. Pada interpretasi masalah, Kedaulatan Rakyat cenderung memberitakan faktor alam sebagai penyebab, berakibat ekologi dengan solusi represif. Tribun Jogja memberitakan penyebab yakni faktor manusia, berakibat ekologi dengan solusi preventif. Kedua media juga memandang isu lingkungan sebagai berita yang penting untuk diberitakan. Nilai relevansi berita kedua media ditentukan oleh kebaruan dan kedekatan. Nilai berita penting menunjukan bahwa isu lingkungan sebagai peristiwa yang layak untuk diberitakan. Sedangkan nilai berita kedekatan karena faktor pers lokal kedua surat kabar yang berimplikasi pula pada berita-berita yang dimuat masih aktual. 5. Daftar Pustaka Abrar, Ana Nadhya. 1993. Mengenal Jurnalisme Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Atmakusumah, dkk. 1996. Mengangkat Masalah Lingkungan Ke Media Massa. Yayasan Obor: Jakarta. Eriyanto. 22. Analisis Framing. Yogyakarta: LkiS Griffin, Em. 23. A First Look at Communication Theory (edisi 5). Boston: McGraw-Hill. Sumadiria, AS Haris. 26. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Tamburaka, Apriadi. 212. Agenda Setting Media Massa. Bandung: Rajawali Press. 12