AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

Bab 10 Sampling Audit dalam Pengujian Pengendalian

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

SAMPLING AUDIT. Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN

SIKLUS PEROLEHAN DAN PENGELUARAN KAS

SAMPLING AUDIT. SA Seksi 350. Sumber: PSA No. 26

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Modul ke: AUDIT II PENYELESAIAN AUDIT. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

BAB 10. Variable Sampling untuk Pengujian Substantif

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT

Chapter 15 AUDIT SAMPLING. Outline Presentasi

SUMMARY Pengauditan 2 Sampling and Materiality

Sampling (kamus) : Kelompok orang/barang yg dipilih untuk mewakili kelompok yang lebih besar Barang contoh yg ditawarkan untuk dicoba.

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

Audit 2 - Sururi Halaman 1

SILABUS. Sumber Bahan : A. Textbook: Jusup, A. Haryono (2001). Auditing (Pengauditan). Buku Satu.Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

BAB II LANDASAN TEORI

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

RINGKASAN BOYNTON BAB 13 SAMPLING AUDIT DALA PENGUJIAN SUBSTANTIF

TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT, & KERTAS KERJA. Tujuan audit Bukti Audit Prosedur Audit Kertas Kerja

KELENGKAPAN BUKTI AUDIT

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN

BENTUK-BENTUK PENUGASAN LAIN

PENGUJIAN AUDIT (AUDIT TEST)

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu alat yang digunakan untuk

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer

SILABUS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURAKARTA BUSINESS SCHOOL. Jurusan/Program Studi : Akuntansi

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II. Audit Struktur Pengendalian Intern Penerimaan Kas. untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

Prosedur Audit. Auditor juga menjalankan prosedur audit lain dalam pengumpulan bukti, meliputi:

BAB II LANDASAN TEORI

Pengauditan 1 Bab VI

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

Pengujian Substantif Piutang Usaha. Imam Nazarudin Latif, SE., Akt Akuntansi Untag 45 Samarinda

Ignatius Natanael Widjaya Ramot P. Simanjuntak Rutman Lumbantoruan

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Bab 9 Risiko Deteksi & Rancangan Pengujian Substantif

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu.

STIE Putra Perdana Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. Indonesia

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR JAKARTA --- JANUARI 2007 MATA AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

PERANAN AUDIT INTERN PIUTANG UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN PENYELESAIAN PROYEK DAN EFEKTIVITAS PENDAPATAN PADA PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA, TBK

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

SIFAT DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT AU 350.01 mendefinisikan sampling audit (audit sampling) sebagai penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari 100% dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Sampling audit diterapkan baik untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Namun demikian, hal tersebut bukan berarti dapat diterapkan untuk seluruh prosedur audit yang dapat digunakan dalam pengujian-pengujian tersebut. Contoh, sampling audit secara luas digunakan dalam pemeriksaan (vouching), konfirmasi (confirming), dan penelusuran (tracing), tetapi hal tersebut tidak biasa digunakan dalam pengajuan pertanyaan, observasi, dan prosedur analitis.

KETIDAK PASTIAN DARI SAMPLING AUDIT Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit. Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit: (1) risiko pengendalian (control risk) dan (2) pengujian rincian risiko. Risiko pengendalian adalah risiko bahwa pengendalian intern tidak dapat mendeteksi atau menghindari salah saji material dalam asersi laporan keuangan. Pengujian rincian risiko merupakan risiko bahwa salah saji material tidak akan diungkapkan dengan pengujian rincian oleh auditor. Sampling audit dalam pengujian pengendalian memberikan informasi yang secara langsung berhubungan dengan penilaian auditor atas risiko pengendalian, dan sampling audit dalam pengujian substantif membantu auditor mengkuantifikasi dan mengendalikan pengujian rincian atas risiko.

RISIKO SAMPLING DAN RISIKO NON SAMPLING AUDIT Risiko Sampling Risiko sampling (sampling risk) berkaitan dengan kemungkinan sampel yang diambil tidak menggambarkan secara benar populasi tersebut. Dengan demikian, kesimpulan auditor tentang pengendalian intern atau rincian atas transaksi dan saldo yang didasarkan pada sample tersebut mungkin berbeda dengan kesimpulan yang akan dihasi1kan dari pengujian populasi. Dalam melakukan pengujian pengendalia dan pengujian substantif, jenis risiko sampling berikut dapat terjadi

Pengujian Pengendalian Risiko atas penilaian tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (the risk of assersing control risk too low) adalah risiko bahwa penilain tingkat risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan pada saat efektivitas operasi actual dari prosedur atau kebijakan struktur pengendalian, jika diketahui, dianggap tidak cukup mendukung tingkat penilaian yang direncanakan.

Pengujian Substantif Risiko kesalahan penerimaan (risk of incorrect acceptance) adalah risiko bahwa sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material, padahal saldo akun tersebut tidak salah saji secara material.

Risiko Nonsampling Risiko nonsampling (nonsampling risk) menunjukkan bagian risiko audit yang tidak disebabkan oleh pengujian hanya pada sebagian data. Sumber-sumber risiko nonsampling meliputi (1) kesalahan manusia (human mistakes), seperti kegagalan untuk mengenali kesalahan-kesalahan dokumen, (2) penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan audit, (3) salah menginterpretasikan hasil sampel, dan (4) kepercayaan pada informasi yang salah yang diterima dan pihak lain, seperti jawaban konfirmasi yang salah. Risiko nonsampling tidak pernah diukur matematis.

SAMPLING STATISTIK DAN NON STATISTIK Dalam melakukan pengujian audit yang sesuai dengan GAAS, auditor dapat menggunakan sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) atau sampling statistik (statistical sampling) atau keduanya. Kedua jenis sampling memerlukan pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan rencana sampling serta pengevaluasian hasil-hasilnya. Lebih dari itu, kedua jenis sampling tersebut dapat memberikan bahan bukti yang cukuup sebagaimana dipersyaratkan dalam standar pekerjaan ketiga. Kedua jenis sampling audit ini juga diperuntukkan pada beberapa risiko sampling dan nonsampling. Perbedaan penting antara kedua jenis sampling ini adalah bahwa hukum probabilitas (laws of probability) digunakan untak mengendalikan risiko sampling dalam sampling statistic.

TEKNIK SAMPLING AUDIT Auditor dapat menggunakan sampling untuk memperoleh informasi tentang beberapa perbedaan karakteristik populasi. Namu demikian kebanyakan sampel audit mengarah pada estimasi (1) tingkat penyimpangan (deviation rate) atau(2) jumlah uang. Pada saat sampling statistic digunakan, teknik sampel ini masing-masing ditunjukkan sebagai sampling atribut (atribute sampling) dansampling variabel (variabeles sampling).

LANGKAH-LANGKAH DALAM SAMPLING NON AUDIT Sampel nonstatistik tepat digunakan ketika auditor menginspeksi ringkasan laporan yang dapat memberikan bukti tentang efektivitas pengendalian umum, prosedur tindak lanjut manual, atau pengendalian manajemen. Langkah-langkah yang tercakup dalam rencana sampling meliputi hal-hal berikut ini: 1. Menentukan tujuan audit dan prosedur untuk memenuhi tujuan tersebut. 2. Menentukan populasi dan unit sampling. 3. Menspesifikasi pengendalian yang dikehendaki dan bukti bahwa pengendalian tersebut efektif atau tidak efektif. 4. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan ukuran sampel. 5. Menggunakan pertimbangan profesional untuk menentukan metode pemilihan sampel. 6. Menerapkan prosedur audit untuk pengujian pengendalian. 7. Mengevaluasi hasil sampel.

MERANCANG ATRIBUT SAMPEL STATISTIK UNTUK PEGUJIAN PENGENDALIAN Langkah-langkah dalam rencana sampling statistik untuk pengujian pengendalian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan audit. 2. Menentukan populasi dan unit sampling. 3. Menspesifikasi atribut-atribut yang dikehendaki. 4.Menentukan ukuran sampel. 5.Menentukan metode pemilihan sampel. 6.Melaksanakan rencana sampling. 7.Mengevaluasi hasil sampel.

MENENTUKAN TUJUAN AUDIT Tujuan menyeluruh dan pengujian pengendalian adalah untuk mengavaluasi efektivitas rancangan dan operasi pengendalian intern. Satu atau lebih rencana sampling atribut dapat dirancang untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian yang berkaitan dengan kelompok transaksi tertentu.

MENENTUKAN POPULASI DAN UNIT SAMPLING Populasi (population) merupakan kelompok transaksi yang diuji. Auditor harus menentukan bahwa penyajian secara fisik atas populasi tersebut adalah sesuai tujuan rencananya. Unit sampling (sampling unit) merupakan elemen individual dalam populasi. Unit sampling dapat berupa dokumen, itemitem dalam dokumen, ayat jurnal atau register atau catatan dalam arsip komputer. Untuk asersi kelengkapan di atas, unit sampling dapat berupa voucher. Jika tujuannya adalah menentukan eksistensi atau keterjadian pada transaksi fiktif dalam daftar voucher, unit sampling berupa ayat jurnal dalam register tersebut.

MENSPESIFIKASI ATRIBUT-ATRIBUT YANG DIKEHENDAKI Atribut (attribute) harus ditunjukkan untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi risiko pengendalian atas sebuah asersi. Jika pengendalian tersebut mensyaratkan departemen kredit untuk menyetujui kredit sebelum pengiriman, atributnya dapat disajikan sebagai: Persetujuan kredit oleh personel departemen kredit yang diotorisasi. Pada saat pengendalian tersebut memerlukan tindakan oleh seseorang, atribut yang dikehendaki adalah persetujuan voucher oleh Jones. Perhatian harus diberikan dalam pengujian atribut spesifik, karena hal tersebut memberikan dasar untuk penentuan jumlah berikutnya atas penyimpangan dan pengendalian.

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Dalam menentukan ukuran sampel untuk setiap atribut atau pengendalian yang diuji, auditor harus menspesifikasi pengurutan nilai setiap factor-faktor berikut: Risiko atas perkiraan risiko pengendalian yang terlalu rendah Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi Tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan

MENENTUKAN METODE PEMILIHAN SAMPEL Sampling Nomor Acak (Random Number Sampling) Sampling nomor acak (biasa disebut sampling acak sederhana/ simple random sampling), auditor harus mempunyai dasar untuk menghubungkan nomor-nomor tertentu dengan setiap item dalam populasi. Kemudian, dengan merujuk ke tabel nomor-nomor acak atau program komputer yang menghasilkan nomor-nomor acak, pemilihan nomor tersebut dapat dilakukan dengan memilih item-item yang akan menjadi sampel secara individual. Auditor juga dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk mengakses catatan klien dan acak memilih transaksi untuk audit. Sampling Sistematis (Systematic Sampling) Sampling sistematis (systematic sampling) terdiri dari pemilihan setiap item ke- dalam populasi dari satu atau lebih item awal yang dipilih secara acak. Interval antara item-item biasanya dianggap sebagai interval lompatan (skip interval). Pada saat item tunggal yang dipilih sebagai permulaan secara acak digunakan, interval tersebut dapat dihitung dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel. Apabila sampel sebesar 40 diperoleh dari populasi sebesar 2.000, interval lompatannya adalah 50 (2.000 40). Titik awal dalam metode pemilihan ini harus diberi nomor dari tabel nomor acak yang ada dalam interval 1 sampai 50. Keuntungan utama dari metode pemilihan sistematis adalah kecepatannya dibandingkan dengan metode pemilihan lainnya. Setelah interval dan titik awal ditentukan, pemilihan sampel dapat segera dimulai.

Daftar Pustaka Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da Assuranca (Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011.