Standar audit Sa 500. Bukti audit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standar audit Sa 500. Bukti audit"

Transkripsi

1 Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1

2 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk atau Emiten), (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). dianjurkan untuk entitas selain Emiten.) daftar isi Parag pendahuluan Ruang 1 Tanggal 3 tujuan Efektif... 4 definisi Ketentuan Bukti Audit yang Cukup dan 6 Tepat Informasi... yang Digunakan Sebagai Bukti 7 Pemilihan Unsur untuk Pengujian dalam Memperoleh Bukti 1 Inkonsistensi atau Keraguan atas Ketidakandalan Bukti 1 materi penerapan dan penjelasan lain Bukti Audit yang Cukup dan A1 Informasi yang Digunakan Sebagai Bukti A26 Audit Pemilihan... Unsur untuk Pengujian dalam A51 Memperoleh Bukti A52 Inkonsistensi Audit... atau Keraguan atas Ketidakandalan A56 Bukti A5 Audit... 7 Standar. Audit ( SA ) 500, Bukti Audit harus dibaca bersamaan SA 200 Tujuan denga Keseluruhan Auditor Independen dan Berdasarkan Standar Audit. ii SA paket 500.indb 2

3 Bukti Audit 1 pendahuluan 2 3 ruang lingkup 4 1. Standar Audit ( SA ) ini menjelaskan tentang hal yang 5 6 merupakan bukti audit dalam suatu audit laporan keuangan, 7 dan 8 audit berkaitan yang dengan cukup dan tanggung tepat untuk jawab memungkinkan auditor untuk merancang penarikan 10 dan melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh 11 bukti kesimpulan memadai yang menjadi basis opini 14 auditor SA ini berlaku untuk semua bukti audit yang 17 diperoleh selama cukup pelaksanaan dan tepat audit. telah SA diperoleh lain mengatur (SA 2004 aspek-aspek dan SA 19 spesifik 3305). 20 audit (sebagai contoh, SA 3151), bukti audit yang 21 harus tanggal Efektif 22 diperoleh untuk hal-hal tertentu (sebagai contoh, SA ), 24 prosedur spesifik untuk memperoleh bukti audit (sebagai 26 Emiten. contoh, SA 5203), dan penilaian apakah bukti audit 27 yang tujuan SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan 32 keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 34 Januari (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk 36 entitas 37 Pemahaman selain atas Emiten). Entitas dan Penerapan Lingkungannya. dini dianjurkan untuk 38 entitas selain SA SA paket 500.indb 1

4 Standar Audit 1 definisi Untuk tujuan SA, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna sebagai berikut: (a) Catatan akuntansi: Catatan entri akuntansi awal dan 7 8 pembantu, catatan pendukungnya, entri jurnal dan seperti penyesuaian cek dan catatan lainnya transfer atas 10 dana elektronik; faktur; kontrak; buku besar dan 11 buku 12 perhitungan, rekonsiliasi, dan pengungkapan. 139 laporan keuangan yang tidak tercermin dalam 14 entri (worksheet) jurnal; dan catatan seperti lembaran kerja dijadikan basis opini auditor. 17 dan spreadsheet yang mendukung alokasi biaya, (b) Ketepatan (bukti audit): Ukuran tentang kualitas 20 bukti 21 maupun audit. Bukti informasi audit dianggap lainnya. berkualitas jika bukti 22 tersebut 23 relevan dan andal dalam mendukung kesimpulan 24 yang 25 entitas dalam menyusun laporan keuangan. 26 (c) Bukti audit: Informasi yang digunakan oleh auditor 27 dalam 28 menarik kesimpulan sebagai basis opini auditor. 29 Bukti dan audit juga mencakup kualitas baik bukti informasi audit tersebut. yang terkandung 31 dalam 32 catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan KEtEntuan Bukti (d) audit Pakar yang manajemen: Cukup dan Individu tepatatau organisasi yang 36 memiliki 37 keahlian di bidang selain akuntansi atau audit, yang hasil audit yang cukup dan tepat. (Ref: Para. A1 A25) SA SA paket 500.indb 2

5 Bukti Audit 1 informasi yang digunakan sebagai Bukti audit 2 7. Pada waktu merancang dan melaksanakan prosedur audit, 3 auditor harus mempertimbangkan relevansi dan keandalan 4 informasi yang digunakan sebagai bukti audit. (Ref: Para. 5 A26 A33) Jika informasi yang digunakan sebagai bukti audit telah disusun 8 dengan menggunakan pekerjaan pakar manajemen, auditor, 9 sejauh diperlukan, harus mempertimbangkan signifikansi 10 pekerjaan pakar tersebut untuk tujuan auditor, dengan: (Ref: 11 Para. A34 A36) 12 (a) Mengevaluasi kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas 13 pakar tersebut; (Ref: Para. A37 A43) 14 (b) Memperoleh pemahaman atas pekerjaan pakar; dan 15 (Ref: Para. A44 A47) 16 (c) Mengevaluasi kesesuaian pekerjaan pakar tersebut 17 sebagai bukti audit untuk asersi yang relevan. (Ref: Para. 18 A48) Pada waktu menggunakan informasi yang dihasilkan oleh 21 suatu entitas, auditor harus mengevaluasi apakah informasi 22 tersebut andal untuk tujuan auditor, termasuk, jika relevan, 23 dalam situasi untuk: 24 (a) Memperoleh bukti audit tentang akurasi dan kelengkapan 25 informasi; dan (Ref: Para. A49 A50) 26 (b) Mengevaluasi apakah informasi tersebut cukup tepat dan 27 rinci untuk memenuhi tujuan auditor. (Ref: Para. A51) pemilihan unsur untuk pengujian dalam memperoleh Bukti 10. audit Ketika merancang pengujian pengendalian dan pengujian 32 rinci, auditor harus menentukan cara pemilihan unsur untuk 33 pengujian yang efektif dalam mencapai tujuan prosedur audit. 34 (Ref: Para. A52 A56) Jika: 38 (a) bukti audit yang diperoleh dari suatu sumber bertentangan 39 dengan bukti audit yang diperoleh dari sumber lain; 40 atau (b) auditor memiliki keraguan atas keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit, SA SA paket 500.indb 3

6 Standar Audit 1 auditor harus menentukan modifikasi atau tambahan prosedur 2 audit yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, 3 dan mempertimbangkan dampaknya, jika ada, terhadap 4 aspek lain audit. (Ref: Para. A57) 5 6 *** 7 8 materi penerapan dan penjelasan lain Bukti audit yang Cukup dan tepat (Ref: A1. Para. 6) Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan 12 auditor. Bukti audit ini memiliki sifat kumulatif dan terutama 13 diperoleh dari prosedur audit yang dilaksanakan selama 14 proses audit. Namun, bukti audit dapat juga mencakup 15 informasi yang diperoleh melalui sumber lain, seperti dari 16 audit periode lalu (dengan syarat auditor telah menentukan 17 apakah telah terjadi perubahan sejak periode audit lalu yang 18 mungkin relevan terhadap periode audit kini6) atau prosedur 19 pengendalian mutu KAP untuk penerimaan dan keberlanjutan 20 klien. Di samping sumber lain yang berasal dari dalam maupun 21 luar entitas, catatan akuntansi entitas merupakan suatu 22 sumber bukti audit yang penting. Informasi yang digunakan 23 sebagai bukti audit mungkin juga telah disiapkan oleh pakar 24 manajemen. Bukti audit mengandung baik informasi yang 25 mendukung dan menguatkan asersi manajemen maupun 26 informasi yang bertentangan dengan asersi tersebut. Selain itu, 27 dalam beberapa kasus, ketiadaan informasi (sebagai contoh, 28 penolakan manajemen untuk menyediakan representasi yang 29 diperlukan) juga dapat digunakan oleh auditor, dan oleh 30 karena itu, juga merupakan bukti audit A2. Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan opini 33 auditor terdiri dari pemerolehan dan pengevaluasian bukti 34 audit. Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat 35 mencakup inspeksi, observasi, konfirmasi, penghitungan 36 kembali, pelaksanaan ulang (reperformance), dan prosedur 37 analitis, serta sering kali memadukan beberapa prosedur 38 sebagai tambahan atas prosedur permintaan keterangan 39 dari manajemen. Meskipun permintaan keterangan dapat 40 SA SA paket 500.indb 4

7 Bukti Audit 1 memberikan bukti audit penting, dan mungkin dapat 2 menghasilkan bukti kesalahan penyajian, permintaan 3 keterangan saja biasanya tidak memberikan bukti audit yang 4 cukup untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada 5 tingkat asersi maupun efektivitas operasi dari pengendalian. 6 7 A3. Sebagaimana dijelaskan dalam SA 200,7 keyakinan memadai 8 diperoleh ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang 9 cukup dan tepat dalam rangka menurunkan risiko audit 10 (sebagai contoh, risiko bahwa auditor menyatakan opini 11 yang salah ketika laporan keuangan mengandung kesalahan 12 penyajian material) sampai ke tingkat yang dapat diterima A4. Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling berkaitan satu 15 dengan lainnya. Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti 16 audit. Kuantitas bukti audit yang dibutuhkan dipengaruhi 17 oleh penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian 18 material (makin tinggi risiko, makin banyak bukti audit yang 19 dibutuhkan) dan kualitas bukti audit (makin baik kualitas 20 bukti audit, makin sedikit bukti yang dibutuhkan). Namun, 21 pemerolehan bukti audit yang makin banyak tidak dapat 22 mengompensasi buruknya kualitas bukti audit tersebut A5. Ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit; yang 25 mencakup, relevansi dan keandalan bukti audit yang 26 mendukung auditor untuk merumuskan opininya. Keandalan 27 bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta 28 bergantung pada masing-masing kondisi bukti audit yang 29 diperoleh A6. SA 330 mewajibkan auditor untuk menyimpulkan apakah bukti 32 audit yang cukup dan tepat telah diperoleh8. Kecukupan dan 33 ketepatan bukti audit yang telah diperoleh untuk menurunkan 34 risiko audit sampai pada tingkat yang dapat diterima, dan 35 dengan demikian memungkinkan auditor untuk mengambil 36 kesimpulan yang memadai sebagai basis bagi opini auditor, 37 merupakan suatu pertimbangan profesional. SA 200 berisi 38 pembahasan tentang hal tersebut, seperti sifat prosedur audit, SA 200, paragraf 5. SA SA paket 500.indb 5

8 Standar Audit 1 ketepatan waktu pelaporan keuangan, dan pertimbangan 2 antara manfaat dan biaya, yang merupakan faktor relevan bagi 3 auditor untuk menggunakan pertimbangan profesionalnya 4 berkaitan dengan kecukupan dan ketepatan bukti audit yang 5 telah diperoleh. 6 7 Sumber Bukti Audit 8 A7. Beberapa bukti audit diperoleh dengan melaksanakan 9 prosedur audit untuk menguji catatan akuntansi, sebagai 10 contoh, melalui analisis dan penelaahan, pelaksanaan 11 kembaliprosedur yang digunakan dalam penyusunan laporan 12 keuangan, dan rekonsiliasi jenis dan aplikasi informasi sama 13 yang berkaitan. Dengan melaksanakan prosedur audit, auditor 14 dapat menentukan bahwa catatan akuntansi secara internal 15 konsisten dan cocok dengan laporan keuangan A8. Tingkat keyakinan yang lebih tinggi umumnya diperoleh jika 18 terdapat konsistensi antara bukti audit yang diperoleh dari 19 sumber-sumber yang berbeda atau memiliki sifat-sifat yang 20 berbeda. Sebagai contoh, informasi yang diperoleh melalui 21 sumber yang independen dari entitas dapat meningkatkan 22 keyakinan yang diperoleh auditor daripada bukti audit yang 23 dihasilkan secara internal, seperti bukti audit yang terdapat 24 dalam catatan akuntansi, notulen rapat, atau representasi 25 manajemen A9. Informasi yang diperoleh dari sumber independen dari entitas 28 yang digunakan sebagai bukti audit dapat berupa konfimasi 29 dari pihak ketiga, laporan analis, dan data pesaing yang dapat 30 diperbandingkan (data pembanding) Prosedur untuk Memperoleh Bukti 33 A10. Seperti yang disyaratkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam 34 SA 315 dan SA 330, bukti audit untuk menarik kesimpulan 35 memadai sebagai basis opini auditor dapat diperoleh dengan 36 melaksanakan: 37 (a) Prosedur penilaian risiko; dan 38 (b) Prosedur audit lanjutan, yang terdiri atas: 39 (i) Pengujian pengendalian, ketika disyaratkan oleh SA 40 atau ketika auditor telah memilih untuk melakukan hal tersebut; dan SA SA paket 500.indb 6

9 Bukti Audit 1 (ii) Prosedur substantif, termasuk pengujian rinci dan 2 prosedur analitis substantif. 3 4 A11. Prosedur audit yang telah dijelaskan dalam paragraf A14 A25 5 berikut dapat digunakan sebagai prosedur penilaian risiko, 6 pengujian pengendalian, atau prosedur substantif, bergantung 7 pada konteks yang diterapkan oleh auditor. Seperti yang telah 8 dijelaskan dalam SA 330, bukti audit yang diperoleh dari audit 9 sebelumnya dapat, dalam kondisi tertentu, memberikan bukti 10 audit tepat jika auditor telah melakukan prosedur audit untuk 11 menetapkan hubungan yang berkelanjutan atas bukti audit 12 dari audit periode lalu A12. Sifat dan saat prosedur audit yang digunakan dapat dipengaruhi 15 oleh fakta bahwa beberapa data akuntansi dan informasi 16 lainnya mungkin hanya tersedia dalam bentuk data elektronik 17 atau hanya tersedia pada waktu atau periode tertentu. Sebagai 18 contoh, dokumen sumber, seperti order pembelian dan faktur, 19 yang mungkin tersedia hanya dalam bentuk elektronik saat 20 entitas menggunakan transaksi elektronik, atau mungkin 21 bukti dalam bentuk kertas dibuang setelah dipindai jika suatu 22 entitas menggunakan sistem pengolahan gambar (image 23 processing system) untuk mempermudah penyimpanan dan 24 pengacuan A13. Beberapa informasi elektronik mungkin tidak dapat diperoleh 27 kembali setelah jangka waktu tertentu, sebagai contoh, jika 28 dokumen telah diubah dan jika tidak tersedia cadangan 29 (backup) dokumen. Dengan demikian, terkait kebijakan 30 penyimpanan data entitas, auditor mungkin perlu meminta 31 entitas untuk menyimpan beberapa informasi untuk ditelaah 32 oleh auditor atau perlu melaksanakan prosedur audit pada 33 saat informasi tersebut tersedia Inspeksi 36 A14. Inspeksi mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen, 37 baik internal maupun eksternal, dalam bentuk kertas, 38 elektronik, atau media lain, atau pemeriksaan fisik atas suatu 39 aset. Inspeksi atas catatan dan dokumen memberikan bukti 40 9 SA 330, paragraf A35. SA SA paket 500.indb 7

10 Standar Audit 1 audit dengan beragam tingkat keandalan, bergantung pada 2 sifat dan sumbernya, serta, dalam kasus catatan dan dokumen 3 internal, efektivitas pengendalian atas penyusunan catatan 4 atau dokumen tersebut. Contoh inspeksi yang digunakan 5 sebagai pengujian pengendalian adalah inspeksi atas catatan 6 bukti otorisasi. 7 8 A15. Beberapa dokumen menunjukkan bukti keberadaan aset 9 secara langsung, sebagai contoh, dokumen yang berupa 10 instrumen keuangan seperti saham atau obligasi. Namun, 11 inspeksi atas dokumen semacam ini mungkin tidak dapat 12 memberikan bukti audit tentang kepemilikan atau nilai. Selain 13 itu, inspeksi terhadap suatu kontrak yang dilaksanakan dapat 14 memberikan bukti audit yang relevan tentang penerapan 15 kebijakan akuntansi entitas, seperti pengakuan pendapatan A16. Inspeksi atas aset berwujud dapat memberikan bukti audit 18 yang andal dalam hubungannya dengan keberadaannya, 19 namun tidak dapat digunakan untuk membuktikan asersi hak 20 dan kewajiban suatu entitas, atau penilaian atas aset tersebut. 21 Inspeksi atas unsur-unsur persediaan dapat dilakukan 22 bersamaan dengan observasi terhadap penghitungan 23 persediaan Observasi 26 A17. Observasi terdiri dari melihat langsung suatu proses atau 27 prosedur yang dilakukan oleh orang lain, sebagai contoh, 28 observasi oleh auditor atas penghitungan persediaan yang 29 dilakukan oleh personel entitas, atau melihat langsung 30 pelaksanaan aktivitas pengendalian. Observasi memberikan 31 bukti audit tentang pelaksanaan suatu proses atau prosedur, 32 namun hanya terbatas pada titik waktu tertentu pada saat 33 observasi dilaksanakan, dan fakta bahwa adanya observasi 34 atas aktivitas tersebut dapat memengaruhi bagaimana proses 35 atau prosedur tersebut dilaksanakan. Lihat SA 501 untuk 36 panduan lebih lanjut tentang observasi atas penghitungan 37 persediaan SA 501, Bukti Audit Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan. SA SA paket 500.indb 8

11 Bukti Audit 1 Konfirmasi Eksternal 2 A18. Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh 3 auditor sebagai respons langsung tertulis dari pihak ketiga 4 (pihak yang mengonfirmasi), dalam bentuk kertas, atau 5 secara elektronik, atau media lain. Prosedur konfirmasi 6 eksternal sering kali relevan untuk mencapai asersi yang 7 berhubungan dengan saldo akun tertentu dan unsur- 8 unsurnya. Namun, konfirmasi eksternal tidak perlu dibatasi 9 untuk saldo akun saja. Sebagai contoh, auditor dapat 10 meminta konfirmasi tentang syarat-syarat perjanjian atau 11 transaksi yang dimiliki oleh suatu entitas dengan pihak 12 ketiga; permintaan konfirmasi dapat dirancang untuk 13 meminta keterangan apakah telah terjadi modifikasi atas 14 perjanjian, dan hal-hal penting yang berhubungan dengan 15 perubahan tersebut. Prosedur konfirmasi eksternal juga 16 dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti audit tentang tidak 17 adanya beberapa kondisi, misalnya, ketiadaan perjanjian 18 tambahan (side agreement) yang mungkin memengaruhi 19 pengakuan pendapatan. Lihat SA 505 untuk panduan lebih 20 lanjut Penghitungan Ulang 23 A19. Penghitungan ulang terdiri dari pengecekan akurasi 24 penghitungan matematis dalam dokumen atau catatan. 25 Penghitungan ulang dapat dilakukan secara manual atau 26 secara elektronik Pelaksanaan Kembali 29 A20. Pelaksanakan kembali adalah pelaksanaan prosedur atau 30 pengendalian secara independen oleh auditor yang semula 31 merupakan bagian pengendalian intern entitas Prosedur Analitis 34 A21. Prosedur analitis terdiri dari pengevaluasian atas informasi 35 keuangan yang dilakukan dengan menelaah hubungan 36 yang dapat diterima antara data keuangan dengan data 37 nonkeuangan. Prosedur analitis juga meliputi investigasi 38 atas fluktuasi yang telah diidentifikasi, hubungan yang tidak 39 konsisten antara satu informasi dengan informasi lainnya, SA 505, Konfirmasi Eksternal. SA SA paket 500.indb 9

12 Standar Audit 1 atau data keuangan yang menyimpang secara signifikan dari 2 jumlah yang telah diprediksi sebelumnya. Lihat SA 520 untuk 3 panduan lebih lanjut. 4 5 Permintaan Keterangan 6 A22. Permintaan keterangan terdiri dari pencarian informasi atas 7 orang yang memiliki pengetahuan, baik keuangan maupun 8 non-keuangan, di dalam atau di luar entitas. Permintaan 9 keterangan digunakan secara luas sepanjang audit sebagai 10 tambahan untuk prosedur audit lainnya. Permintaan keterangan 11 dapat berupa permintaan keterangan resmi secara tertulis 12 maupun permintaan keterangan secara lisan. Pengevaluasian 13 respons atas permintaan keterangan ini merupakan bagian 14 terpadu proses permintaan keterangan A23. Respons atas permintaan keterangan dapat memberikan 17 informasi yang sebelumnya tidak dimiliki oleh auditor 18 atau menguatkan bukti audit. Di sisi lain, respons dapat 19 memberikan informasi yang secara signifikan berbeda 20 dari informasi yang telah diperoleh auditor, misalnya, 21 informasi yang berkaitan dengan kemungkinan manajemen 22 mengabaikan pengendalian. Dalam beberapa kasus, respons 23 atas permintaan keterangan merupakan suatu basis bagi 24 auditor untuk memodifikasi atau melaksanakan prosedur 25 audit tambahan A24. Walaupun proses pemerolehan bukti pendukung melalui 28 permintaan keterangan sering kali begitu penting, dalam 29 kasus permintaan keterangan tentang maksud manajemen, 30 informasi yang tersedia untuk mendukung maksud manajemen 31 tersebut mungkin terbatas. Dalam kasus ini, pemahaman 32 tentang riwayat masa lalu manajemen dalam melaksanakan 33 maksud yang telah dinyatakan, alasan yang telah dinyatakan 34 oleh manajemen untuk memilih suatu rangkaian tindakan 35 tertentu, dan kemampuan manajemen untuk mencari suatu 36 tindakan spesifik dapat memberikan informasi relevan yang 37 dapat menguatkan bukti yang diperoleh melalui permintaan 38 keterangan A25. Dalam beberapa hal, auditor dapat mempertimbangkan perlunya untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung SA SA paket 500.indb 10

13 Bukti Audit 1 jawab atas tata kelola untuk mengonfirmasi respons terhadap 2 permintaan keterangan secara lisan. Lihat SA 580 untuk 3 panduan lebih lanjut informasi yang digunakan Sebagai Bukti audit A26. Relevansi Seperti dan yang Keandalan telah disebutkan (Ref: Para. pada 7) paragraf A1, meskipun 8 bukti audit umumnya diperoleh dari prosedur audit yang 9 dilakukan selama pelaksanaan audit, bukti audit mungkin juga 10 diperoleh di luar pelaksanaan audit periode kini, termasuk 11 informasi yang diperoleh melalui sumber lain misalnya 12 dalam beberapa situasi, audit periode lalu dan prosedur 13 pengendalian mutu KAP untuk penerimaan dan keberlanjutan 14 klien. Kualitas semua bukti audit dipengaruhi oleh relevansi 15 dan keandalan basis informasi yang digunakan Relevansi 18 A27. Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan 19 tujuan prosedur audit dan jika relevan, dengan asersi yang 20 dipertimbangkan. Relevansi informasi yang digunakan sebagai 21 bukti audit mungkin dipengaruhi oleh arah pengujian. Sebagai 22 contoh, jika tujuan prosedur audit adalah untuk menguji lebih 23 saji (overstatement) keberadaan atau penilaian utang usaha, 24 pengujian utang usaha yang tercatat merupakan prosedur 25 audit yang relevan. Di lain pihak, ketika menguji kurang saji 26 (understatement) keberadaan atau penilaian utang usaha, 27 pengujian utang usaha yang tercatat tidak akan relevan, 28 namun pengujian informasi seperti pembayaran setelah 29 tanggal laporan posisi keuangan, faktur yang belum dibayar, 30 pernyataan dari pemasok, dan laporan penerimaan barang 31 yang belum dicocokkan dengan order pembelian mungkin 32 relevan A28. Suatu set prosedur audit tertentu dapat memberikan bukti 35 audit yang relevan untuk beberapa asersi, namun tidak untuk 36 asersi yang lainnya. Sebagai contoh, inspeksi atas dokumen 37 yang berhubungan dengan penerimaan kas dari piutang 38 setelah akhir periode dapat memberikan bukti audit yang 39 berkaitan dengan keberadaan dan penilaian, namun tidak 40 SA SA paket 500.indb 11

14 Standar Audit 1 untuk pisah batas. Demikian juga, pemerolehan bukti audit 2 tentang suatu asersi tertentu, sebagai contoh, keberadaan 3 persediaan, bukan merupakan pengganti dalam mendapatkan 4 bukti audit berkaitan dengan asersi lainnya, misalnya asersi 5 penilaian. Di lain pihak, bukti audit dari sumber yang berbeda 6 atau bukti audit yang memiliki sifat yang berbeda mungkin 7 dapat menjadi relevan pada asersi yang sama. 8 9 A29. Pengujian pengendalian dirancang untuk mengevaluasi 10 efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, 11 mendeteksi, atau mengoreksi kesalahan penyajian material 12 dalam tingkat asersi. Perancangan pengujian pengendalian 13 untuk memperoleh bukti audit yang relevan mencakup 14 pengidentifikasian kondisi (karakteristik atau atribut) yang 15 menunjukkan pelaksanaan pengendalian dan kondisi 16 penyimpangan dari pelaksanaan yang memadai. Keberadaan 17 atau ketiadaan kondisi-kondisi tersebut dapat diuji lebih lanjut 18 oleh auditor A30. Prosedur substantif dirancang untuk mendeteksi kesalahan 21 penyajian material pada tingkat asersi. Prosedur ini terdiri dari 22 pengujian rinci dan prosedur analitis substantif. Perancangan 23 prosedur substantif mencakup pengidentifikasian kondisi 24 yang relevan dengan tujuan pengujian yang dapat mendeteksi 25 kesalahan penyajian pada tingkat asersi yang relevan Keandalan 28 A31. Keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit, dan 29 oleh karena itu merupakan bukti audit itu sendiri, dipengaruhi 30 oleh sumber bukti tersebut dan sifatnya serta kondisi saat 31 bukti tersebut diperoleh, termasuk pengendalian dalam 32 penyusunan dan pemeliharannya, jika relevan. Oleh karena 33 itu, generalisasi mengenai keandalan berbagai macam bukti 34 audit masih tergantung pada beberapa pengecualian penting. 35 Bahkan ketika informasi yang digunakan sebagai bukti audit 36 diperoleh dari sumber eksternal entitas, mungkin terdapat 37 kondisi yang dapat memengaruhi keandalannya. Sebagai 38 contoh, informasi yang diperoleh dari sumber luar yang 39 independen dapat menjadi tidak andal jika sumbernya tidak 40 memiliki pengetahuan memadai, atau tidak adanya objektivitas pakar manajemen. Meskipun diakui adanya pengecualian, SA SA paket 500.indb 12

15 Bukti Audit 1 generalisasi berikut tentang keandalan bukti audit mungkin 2 bermanfaat: 3 Keandalan bukti audit meningkat ketika bukti audit 4 diperoleh dari sumber independen dari luar 5 Keandalan entitas. bukti audit yang diperoleh dari sumber internal 6 meningkat ketika pengendalian yang berkaitan, termasuk 7 pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya, 8 9 Bukti dilaksanakan audit yang secara diperoleh efektif secara oleh entitas. langsung oleh auditor 10 (sebagai contoh, observasi atas penerapan suatu 11 pengendalian) lebih dapat diandalkan dibandingkan 12 dengan bukti audit yang diperoleh secara tidak langsung 13 atau dengan melalui penarikan kesimpulan dari beberapa 14 informasi (sebagai contoh, permintaan keterangan Bukti tentang audit penerapan dalam bentuk suatu dokumen, pengendalian). kertas, data 17 elektronik, atau media lainnya, lebih dapat diandalkan 18 dibandingkan dengan bukti yang diperoleh secara lisan 19 (sebagai contoh, catatan rapat lebih dapat diandalkan 20 dibandingkan dengan representasi lisan tentang hasil Bukti audit yang diperoleh dari dokumen asli lebih 23 dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti audit yang 24 diperoleh melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumen 25 yang telah difilmkan, diubah ke dalam bentuk digital, atau 26 diubah ke dalam bentuk elektronik, yang keandalannya 27 dapat bergantung pada pengendalian atas penyusunan 28 dan pemeliharaannya A32. SA 520 memberikan panduan lebih lanjut berkaitan dengan 31 keandalan data yang digunakan untuk tujuan perancangan 32 prosedur analitis sebagai prosedur substantif A33. SA 240 berkaitan dengan kondisi yang di dalamnya auditor 35 memiliki alasan untuk memercayai bahwa suatu dokumen 36 mungkin tidak asli, atau mungkin telah dimodifikasi tanpa 37 sepengetahuan auditor SA 520, paragraf 5(a). 14 SA 240, Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam SA SA paket 500.indb 13 8/18/ :27:50 AM

16 Standar Audit 1 Keandalan Infomasi yang Dihasilkan oleh Pakar Manajemen (Ref: 2 3 Para. 8) A34. Penyusunan laporan keuangan entitas mungkin membutuhkan 4 keahlian dalam bidang selain akuntansi atau auditing, seperti 5 penghitungan aktuaria, penilaian (valuation), atau data teknik. 6 Entitas dapat mengangkat pakar sebagai karyawan atau 7 membuat perikatan dengan pakar di bidang terkait untuk 8 memperoleh keahlian yang dibutuhkan dalam penyusunan 9 laporan keuangan. Kegagalan dalam mempekerjakan pakar 10 ini, ketika keahlian tersebut sangat diperlukan, meningkatkan 11 risiko kesalahan penyajian material A35. Ketika informasi yang digunakan sebagai bukti audit telah 14 disusun dengan menggunakan hasil pekerjaan pakar 15 manajemen, maka ketentuan dalam paragraf 8 di atas berlaku. 16 Sebagai contoh, individu atau organisasi dapat memiliki 17 keahlian dalam membuat model untuk mengestimasi nilai 18 wajar sekuritas yang tidak memiliki pasar aktif. Jika individu 19 atau organisasi tersebut menggunakan keahliannya untuk 20 membuat estimasi yang digunakan oleh entitas dalam 21 menyusun laporan keuangan, individu atau organisasi tersebut 22 merupakan pakar manajemen, dan paragraf 8 berlaku. Di lain 23 pihak, jika individu atau organisasi tersebut hanya memberikan 24 data harga yang berkaitan dengan transaksi privat yang 25 dengan cara lain tidak tersedia bagi entitas, di mana entitas 26 tersebut menggunakan data harga tersebut dalam metode 27 estimasinya sendiri, maka penggunaan informasi tersebut 28 sebagai bukti audit diatur dalam paragraf 7 SA ini, namun 29 tidak menggunakan pakar manajemen yang dipekerjakan 30 oleh entitas A36. Sifat, saat, dan luas prosedur audit dalam hubungannya dengan 33 ketentuan dalam paragraf 8 di SA ini, dapat dipengaruhi oleh 34 beberapa hal seperti berikut: 35 Sifat dan kompleksitas hal yang ditangani oleh pakar 36 manajemen. 37 Risiko kesalahan penyajian material dalam hal yang 38 ditangani oleh pakar 40 Sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan pakar manajemen tersebut. SA SA paket 500.indb 14 8/18/ :27:50 AM

17 Bukti Audit 1 Apakah pakar manajemen merupakan karyawan entitas 2 atau apakah pihak luar yang diikat kontrak oleh entitas 3 untuk memberikan jasa terkait. 4 Kemampuan manajemen untuk melakukan 5pengendalian atau memengaruhi pekerjaan yang dilakukan oleh pakar 6 manajemen tersebut. 7 8 Apakah oleh suatu pakar standar yang pekerjaan dipekerjakan teknis, oleh atau manajemen ketentuan diatur profesi atau industri lainnya. 10 Sifat dan luas pengendalian entitas terhadap 119 pekerjaan 12 pakar manajemen tersebut Pengetahuan yang dikerjakan dan oleh pengalaman pakar manajemen auditor tentang tersebut. 15bidang dilakukan oleh pakar tersebut Pengalaman auditor tentang pekerjaan terdahulu 18yang pakar manajemen tersebut. Kapabilitas berhubungan 21 Kompetensi, dengan Kapabilitas, kecakapan dan pakar Objektivitas manajemen Pakar untuk melaksanakan 22Manajemen pekerjaan (Ref: dalam berbagai kondisi. Faktor yang memengaruhi 23 Para. 8(a)) kapabilitas antara lain, lokasi geografis dan ketersediaan 24 A37. Kompetensi waktu serta berhubungan sumber daya. dengan Objektivitas sifat dan berhubungan tingkat dengan 25keahlian dampak yang terjadi karena adanya keberpihakan, benturan 26 kepentingan, atau pengaruh orang lain yang mungkin 27 memengaruhi pertimbangan bisnis atau profesional pakar 28 tersebut. Kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas pakar 29 yang dipekerjakan oleh manajemen, dan berbagai bentuk 30 pengendalian entitas atas pekerjaan pakar, merupakan faktor 31 penting yang memengaruhi keandalan informasi apa pun 32 yang dihasilkan oleh pakar tersebut tersebut. Pembahasan dengan pakar 40 A38. Informasi tersebut. tentang kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas SA SA paket 500.indb 15 8/18/ :27:50 AM

18 Standar Audit 1 Pengetahuan tentang kualifikasi pakar tersebut, 2 keanggotaan dalam organisasi profesional atau asosiasi 3 industri, izin praktik, atau bentuk pengakuan lain dari pihak eksternal. Makalah atau buku yang ditulis oleh pakar tersebut dan telah dipublikasikan. 7 8 Seorang dalam memperoleh pakar auditor, bukti jika audit ada, yang cukup membantu dan memadai 9 auditor sehubungan dengan informasi yang dihasilkan oleh 10 pakar manajemen A39. Hal-hal yang relevan untuk mengevaluasi kompetensi, 13 kapabilitas, dan objektivitas pakar tersebut mencakup apakah 14 pekerjaan pakar tersebut diatur oleh standar pekerjaan teknis 15 atau ketentuan standar profesional, atau industri lainnya, 16 sebagai contoh, standar etika dan ketentuan keanggotaan lain 17 suatu organisasi profesional atau asosiasi industri, standar 18 akreditasi dari badan pemberi izin, atau ketentuan yang 19 ditegakkan melalui peraturan perundang-undangan A40. Hal-hal yang lain memerlukan yang mungkin pekerjaaan relevan adalah: pakar tersebut, termasuk 24 Relevansi spesialisasi kompetensi bidang keahlian. pakar manajemen Sebagai contoh, dengan seorang 25 hal-hal aktuaris mungkin memiliki spesialisasi dalam bidang 26 properti dan asuransi kecelakaan, namun memiliki keterbatasan keahlian dalam penghitungan pensiun. ketentuan akuntansi relevan, sebagai contoh, 30 pengetahuan tentang asumsi dan metode, termasuk 31 Kompetensi model jika relevan, pakar manajemen yang konsisten sehubungan dengan kerangka dengan pelaporan keuangan yang berlaku. 34 atau bukti audit yang diperoleh dari hasil prosedur audit 35 menunjukkan bahwa penting untuk mempertimbangkan 36 kembali penilaian awal atas kompetensi, kapabilitas, dan 37 Ketika objektivitas terjadi pakar peristiwa manajemen tidak terduga, selama perubahan proses audit. 38 kondisi, SA SA paket 500.indb 16 8/18/ :27:50 AM

19 Bukti Audit 1 ancaman intimidasi. Pencegahan yang dapat menghilangkan 2 ancaman tersebut, dan pencegahan tersebut dapat 3 diciptakan baik melalui struktur eksternal (sebagai contoh, 4 profesi, perundang-undangan atau peraturan), atau melalui 5 pencegahan dalam lingkungan kerja pakar manajemen 6 (sebagai contoh, kebijakan dan prosedur pengendalian 7 kualitas). 8 9 A. Walaupun pencegahan tidak dapat menghilangkan semua 10 ancaman terhadap objektivitas pakar manajemen, ancaman- 11 ancaman tertentu seperti ancaman intimidasi mungkin 12 menjadi kurang siginifikan jika pakar tersebut diikat dengan 13 kontrak oleh entitas ketika dibandingkan jika pakar tesebut 14 dipekerjakan oleh entitas, dan efektivitas pencegahan seperti 15 kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dapat lebih besar. 16 Karena ancaman atas objektivitas akan selalu ada bagi seorang 17 karyawan entitas, para pakar yang dipekerjakan oleh entitas 18 biasanya tidak dapat dianggap lebih objektif dibandingkan 19 dengan karyawan lain dalam entitas A43. Ketika mengevaluasi objektivitas seorang pakar yang diikat 22 dengan kontrak oleh entitas, adalah relevan bagi auditor untuk 23 membahas dengan manajemen dan pakar tersebut mengenai 24 kepentingan dan hubungan yang dapat menciptakan ancaman 25 terhadap objektivitas pakar, dan adanya pencegahan yang 26 relevan, termasuk ketentuan profesional yang berlaku bagi 27 pakar tersebut; serta untuk mengevaluasi apakah pencegahan 28 tersebut telah memadai. Kepentingan dan hubungan yang 29 dapat menciptakan ancaman mencakup: Kepentingan keuangan. 32 Penyediaan jasa lainnya Pemerolehan Pemahaman atas Pekerjaan Pakar Manajemen (Ref: 35 Para. 8(b)) 36 A44. Suatu pemahaman atas pekerjaan pakar yang dipekerjakan 37 oleh manajemen mencakup pemahaman tentang bidang 38 keahlian yang relevan yang dikuasai oleh pakar tersebut. 39 Pemahaman tentang bidang keahlian yang relevan dapat 40 diperoleh bersamaan dengan penentuan apakah auditor memiliki keahlian untuk mengevaluasi pekerjaan pakar SA SA paket 500.indb 17 8/18/ :27:50 AM

20 Standar Audit 1 manajemen tersebut, atau apakah auditor memerlukan pakar 2 auditor untuk tujuan pengevaluasian tersebut A45. Beberapa aspek tentang bidang keahlian pakar manajemen 5 yang relevan dengan kepentingan auditor untuk memperoleh 6 pemahaman mencakup: 7 Apakah bidang keahlian yang dikuasai pakar tersebut 8 memiliki bidang spesialisasi yang relevan dengan 9 10 audit. Apakah ada standar profesional atau standar lainnya atau 11 ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 12 bagi pakar tersebut. 13 Asumsi dan metode yang digunakan oleh pakar 14 manajemen, dan apakah asumsi dan metode tersebut 15 berlaku umum dalam bidang keahlian yang bersangkutan 16 dan cocok untuk tujuan pelaporan 17 Sifat keuangan. data internal dan eksternal atau informasi yang 18 digunakan oleh pakar manajemen A46. Dalam kasus pakar manajemen yang diikat kontrak dengan 21 entitas, biasanya akan terdapat suatu surat perikatan atau 22 bentuk persetujuan tertulis lainnya antara entitas dan 23 pakar tersebut. Pengevaluasian perjanjian tersebut pada 24 waktu pemerolehan pemahaman tentang pekerjaan pakar 25 manajemen dapat membantu auditor menentukan kesesuaian 26 hal-hal berikut untuk tujuan audit: 27 Sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan pakar tersebut; 28 Peran dan tanggung jawab manajemen dan pakar Sifat, saat, dan luas komunikasi antara 31 manajemen dan pakar tersebut, termasuk bentuk laporan yang diberikan 32 oleh pakar A47. Dalam kasus pakar manajemen merupakan karyawan 35 entitas, kecil kemungkinan terdapat suatu perjanjian tertulis. 36 Permintaan keterangan kepada pakar tersebut dan anggota 37 manajemen lainnya mungkin merupakan cara yang paling 38 tepat bagi auditor untuk memperoleh pemahaman yang 39 diperlukan. 40 SA SA paket 500.indb 18 8/18/ :27:50 AM

21 Bukti Audit 1 Pengevaluasian atas Kesesuaian Pekerjaan Pakar Manajemen (Ref: 2 Para. 8(c)) 3 A48. Pertimbangan pada saat mengevaluasi kesesuaian pekerjaan 4 pakar manajemen sebagai bukti audit untuk asersi yang 5 relevan mencakup: 6 Relevansi dan kewajaran temuan atau kesimpulan pakar 7 tersebut, konsistensinya dengan bukti audit yang lain, 8 dan apakah temuan dan kesimpulan tersebut telah 9 10 tercermin secara tepat dalam laporan keuangan; Jika pekerjaan pakar tersebut melibatkan penggunaan 11 asumsi dan metode signifikan, relevansi dan kewajaran 12 asumsi dan metode tersebut; 13 Jika dan pekerjaan pakar tersebut secara signifikan melibatkan 14 sumber data tertentu, relevansi, kelengkapan, dan akurasi 15 sumber data tersebut Informasi yang Dihasilkan oleh Entitas dan Digunakan 18 untuk Tujuan 19 Auditor A49. Untuk (Ref: memperoleh Para. 9(a) (b)) bukti audit yang andal, informasi 20 yang dihasilkan oleh entitas yang akan digunakan untuk 21 melaksanakan prosedur audit harus cukup lengkap dan 22 akurat. Sebagai contoh, efektivitas dalam melakukan audit 23 atas pendapatan dengan menerapkan harga standar ke 24 dalam catatan jumlah penjualan dipengaruhi oleh akurasi 25 informasi harga serta kelengkapan dan akurasi data volume 26 penjualan. Dengan cara yang sama, jika auditor bermaksud 27 untuk menguji suatu populasi (seperti pembayaran) untuk 28 karakteristik tertentu (seperti otorisasi), hasil pengujian 29 menjadi kurang dapat diandalkan jika populasi unsur yang 30 akan dipilih untuk pengujian tidak lengkap A50. Pemerolehan bukti audit yang berkaitan dengan akurasi 33 dan kelengkapan informasi semacam itu dapat dilakukan 34 secara bersamaan dengan pelaksanaan prosedur audit yang 35 diterapkan atas informasi tersebut jika proses pemerolehan 36 bukti audit tersebut merupakan bagian terpadu dari prosedur 37 audit itu sendiri. Dalam situasi lainnya, auditor mungkin 38 memperoleh bukti audit tentang akurasi dan kelengkapan 39 informasi tersebut dengan menguji pengendalian atas 40 penyusunan dan pemeliharaan informasi. Namun, dalam beberapa situasi, auditor dapat menentukan prosedur audit tambahan yang diperlukan. SA SA paket 500.indb 19 8/18/ :27:50 AM

22 Standar Audit 1 A51. Dalam beberapa kasus, auditor mungkin bermaksud untuk 2 menggunakan informasi yang dihasilkan oleh entitas untuk 3 tujuan audit lainnya. Sebagai contoh, auditor mungkin 4 bermaksud untuk menggunakan ukuran kinerja entitas untuk 5 tujuan prosedur analitik, atau untuk menggunakan informasi 6 yang dihasilkan oleh entitas untuk aktivitas pemantauan, 7 seperti laporan auditor internal. Dalam kasus semacam itu, 8 kesesuaian bukti audit yang diperoleh dipengaruhi oleh 9 apakah informasi tersebut cukup presisi atau rinci untuk tujuan 10 auditor. Sebagai contoh, ukuran kinerja yang digunakan oleh 11 manajemen mungkin tidak cukup tepat untuk mendeteksi 12 kesalahan penyajian material pemilihan unsur untuk pengujian dalam memperoleh Bukti A52. audit Suatu (Ref: pengujian Para. 10) yang efektif memberikan bukti audit yang 17 memadai, yang diambil bersamaan dengan bukti audit 18 lain yang telah atau akan diperoleh, sehingga cukup untuk 19 tujuan auditor. Dalam memilih unsur yang akan diuji, auditor 20 disyaratkan dalam paragraf 7 untuk menentukan relevansi 21 dan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti 22 audit; aspek lain efektivitas (kecukupan) merupakan suatu 23 pertimbangan penting dalam memilih unsur yang diuji. Cara- 24 cara yang tersedia bagi auditor untuk memilih unsur untuk 25 pengujian adalah: 26 (a) Memilih semua unsur (pemeriksaan 100%); 27 (b) Memilih unsur tertentu; dan 28 (c) Sampling audit. 29 Penerapan salah satu atau kombinasi cara-cara di atas 30 tergantung pada kondisi tertentu, seperti, risiko kesalahan 31 penyajian material yang berkaitan dengan asersi yang diuji, 32 kepraktisan, dan efisiensi berbagai cara yang berbeda 33 tersebut A53. Auditor dapat memutuskan bahwa memeriksa seluruh populasi 37 unsur yang membentuk suatu golongan transaksi atau saldo 38 akun (atau suatu strata dalam populasi tersebut) merupakan 39 metode yang paling cocok. Pemeriksaan 100% biasanya tidak 40 digunakan dalam pengujian pengendalian; namun umumnya digunakan untuk pengujian rinci. Pemeriksaan 100% tepat digunakan jika, sebagai contoh: SA SA paket 500.indb 20 8/18/ :27:50 AM

23 Bukti Audit 1 Populasi terdiri dari sejumlah kecil unsur yang masing dapat masing memiliki nilai besar; Terdapat suatu risiko signifikan dan cara lain tidak memberikan bukti audit yang cukup dan layak; atau Sifat yang pengulangan dilakukan secara suatu otomatis perhitungan oleh atau suatu proses sistem 7 lain informasi membuat pemeriksaan 100% menjadi efektif 8 dari segi biaya Memilih dalam Unsur-Unsur suatu populasi. SpesifikFaktor yang mungkin relevan dalam 13 A54. Auditor pengambilan dapat memutuskan keputusan ini untuk mencakup memilih pemahaman unsur auditor 14 spesifik atas entitas, risiko yang telah ditentukan atas kesalahan 15 penyajian material, dan karakteristik populasi yang diuji. 16 Pemilihan berdasarkan pertimbangan atas unsur spesifik ini 17 tetap memiliki risiko nonsampling. Unsur spesifik pilihan dapat 18 meliputi: memutuskan untuk memilih unsur spesifik dalam 21 populasi karena unsur tersebut memiliki nilai tinggi, 22 Unsur-unsur atau karena kunci unsur-unsur bernilai tersebut tinggi. Auditor memperlihatkan dapat 23 beberapa karakterisik lain, misalnya, mencurigakan, tidak 24 biasa, rawan risiko tertentu, atau memiliki jejak-rekam kesalahan. Auditor dapat memutuskan untuk memeriksa unsur-unsur 28 yang memiliki nilai tercatat melebihi suatu nilai tertentu 29 Semua sehingga unsur dapat yang digunakan memiliki untuk nilai di memverifikasi atas jumlah proporsi tertentu. total jumlah suatu golongan transaksi atau memeriksa unsur-unsur untuk memperoleh informasi 33 tentang hal-hal seperti sifat entitas atau sifat transaksi Unsur-unsur untuk memperoleh informasi. Auditor 36 dapat A55. Walaupun pemeriksaan secara selektif atas unsur spesifik SA SA paket 500.indb 21 8/18/ :27:50 AM

24 Standar Audit 1 unsur spesifik tidak memberikan bukti audit atas sisa populasi 2 yang tidak diperiksa. 3 4 Sampling Audit 5 A56. Sampling audit dirancang agar auditor mampu untuk menarik 6 kesimpulan tentang suatu keseluruhan populasi berdasarkan 7 atas pengujian suatu sampel. Sampling audit dibahas lebih 8 lanjut dalam SA inkonsistensi atau Keraguan atas Ketidakandalan 11 Bukti audit 12 A57. (Ref: Pemerolehan Para. 11) bukti audit dari sumber berbeda atau dengan 13 sifat berbeda dapat mengindikasikan ketidakandalan suatu 14 unsur bukti audit, misalnya ketika bukti audit diperoleh 15 dari satu sumber inkonsisten dengan bukti yang diperoleh 16 dari sumber lain. Kasus ini dapat terjadi, sebagai contoh, 17 ketika terdapat inkonsistensi dari respons atas permintaan 18 keterangan dari manajemen, auditor internal, dan pihak 19 lainnya, atau ketika respons atas permintaan keterangan dari 20 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola inkonsisten 21 dengan respons dari manajemen. SA 230 mencakup ketentuan 22 dokumentasi spesifik jika auditor mengindentifikasi adanya 23 informasi yang inkonsistensi dengan kesimpulan akhir auditor 24 berkaitan dengan hal-hal signifikan SA 530, Sampling Audit. SA SA paket 500.indb 22 8/18/ :27:50 AM

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN

STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN STANDAR AUDIT (SA 500, 501, 505) OLEH: I GEDE YOGA SEMARADANA ANGGA SETYAWAN I WAYAN BUDI DARMAWAN Bukti Audit yang Cukup dan Tepat Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas

Lebih terperinci

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal

Standar Audit SA 510. Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA 0 Perikatan Audit Tahun Pertama Saldo Awal SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN AUDIT 0 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis SA 0 Representasi Tertulis SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 REPRESENTASI TERTULIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian

Standar Audit SA 560. Peristiwa Kemudian SA 0 Peristiwa Kemudian SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 PERISTIWA KEMUDIAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi SA 0 Pihak Berelasi SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 PIHAK BERELASI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

Standar Audit SA 315. Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya SA Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT PENGINDENTIFIKASIAN DAN PENILAIAN RISIKO KESALAHAN PENYAJIAN MATERIAL MELALUI PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA 00 Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 PERTIMBANGAN KHUSUS AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG

Lebih terperinci

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA 0 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi

Standar audit Sa 550. pihak Berelasi Standar audit Sa 550 pihak Berelasi p er us it at at ud ek ep rp ek ed er ep eh up ep et rr ek ob ed om at ad ep rp ek ed er ep eh u i i Standar Audit Standar audit 550 pihak BErElaSi (Berlaku efektif

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

Konfirmasi Eksternal (ISA 505)

Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Konfirmasi Eksternal (ISA 505) Standar Perikatan Audit ( SPA ) ini berhubungan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal oleh auditor untuk memperoleh bukti audit. Tujuan auditor adalah untuk mendesain

Lebih terperinci

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT

AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT AUDIT & ATESTASI SA 530 SAMPLING AUDIT Ruang Lingkup Standar Audit ini diterapkan ketika auditor telah memutuskan untuk menggunakan sampling audit dalam pelaksanaan prosedur audit. Hal ini berkaitan dengan

Lebih terperinci

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

Standar Audit (SA) 720. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan (SA) 0 Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Keuangan Auditan SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS INFORMASI LAIN DALAM DOKUMEN

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 02 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Harjanto (1999, dalam Santosa, 2015), perkembangan dunia usaha dan globalisasi perekonomian Indonesia menyebabkan kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

PROSEDUR ANALITIK. SA Seksi 329. Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN

PROSEDUR ANALITIK. SA Seksi 329. Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN Prosedur Analitik SA Seksi 329 PROSEDUR ANALITIK Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik dan mengharuskan penggunaan prosedur analitik

Lebih terperinci

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Daftar Isi Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 300 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Penunjukan auditor independen; perencanaan dan supervisi; risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit; pengujian

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK PERTANYAAN DAN JAWABAN TJ 07 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,

Lebih terperinci

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PERTANYAAN DAN JAWABAN 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan Berbasis I Secara Proposional Sesuai Ukuran Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI INSTITUT

Lebih terperinci

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) 2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) Standar Audit ini mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melaksanakan

Lebih terperinci

STANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA

STANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APIP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N Atestasi Kepatuhan SAT Seksi 500 ATESTASI KEPATUHAN S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan bagi perikatan

Lebih terperinci

BAB 1 PROFESI AUDITING

BAB 1 PROFESI AUDITING PERTANYAAN TINJAUAN BAB 1 PROFESI AUDITING 1-1 (Tujuan 1-5) Jelaskan hubungan antara jasa audit, jasa atestasi, dan jasa assurance, serta berikan contoh masing-masingnya. Jasa Assurance adalah jasa professional

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Reviu Laporan Keuangan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementerian

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal Ch.8 Mempertimbangkan Pengendalian Internal Definisi Pengendalian Internal (SA 315.4) Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen, dan

Lebih terperinci

EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia Tanggapan tertulis atas exposure draft ini diharapkan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

Kerangka untuk Perikatan Asurans

Kerangka untuk Perikatan Asurans SA Kerangka.indd //0 :: PM Institut Akuntan publik Indonesia Office Eight () Building Lantai Unit I J Sudirman Central Business District (SCBD) Lot Jln. Jend. Sudirman Kav. Senopati Raya, Jakarta 0, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Audit 2 - Sururi Halaman 1 Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 PERENCANAAN

Lebih terperinci

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER SA Seksi 327 TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER Sumber: PSA No. 59 PENDAHULUAN 01 Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan sistem informasi

Lebih terperinci

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 622 PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 51 Lihat SA Seksi 9622 untuk Interpretasi Seksi Ini PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam melakukan evaluasi perencanaan audit pada KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, langkah awal yang penulis lakukan adalah dengan membuat permohonan izin kepada pihak KAP

Lebih terperinci

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI TANYA DAN JAWAB TJ 01 IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

STANDAR AUDIT BAK FEB UI LAPORAN AUDIT ATAS PENGENDALIAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

STANDAR AUDIT BAK FEB UI LAPORAN AUDIT ATAS PENGENDALIAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN STANDAR AUDIT BAK FEB UI LAPORAN AUDIT ATAS PENGENDALIAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA PENDAHULUAN Standar Audit ini merupakan standar

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN. Sumber: PSA No. 70

PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN. Sumber: PSA No. 70 SA Seksi 316 PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 70 PENDAHULUAN 01 SA Seksi 110 (PSA No. 01) Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen, menyatakan bahwa Auditor

Lebih terperinci

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu.

BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN. dan standar pengendalian mutu. BAB II KUALITAS AUDIT, AKUNTABILITAS DAN PENGETAHUAN 2.1. Kualias Audit Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci