1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu instansi kesehatan dipengaruhi olehbanyak faktor. Salah satunya adalah tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi, keterampilan, dan pengalaman, serta disusun dalam suatu program kerja dengan perencanaan yang didukung oleh data dan informasi yang valid. Dalam mencapai keberhasilan pembangunan terutama dari segi kesehatan, dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pelayanan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit. Pelaporan statistik rumah sakit adalah salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menilai tingkat mutu pelayanan yang ada di rumah sakit. Statistik adalah gambaran suatu keadaan yang dituangkan dalam angka. Angka dapat diambil dari laporan, penelitian, atau sumber catatan medis (Hatta, 2010). Statistik rumah sakit merupakan tindak lanjut kegiatan pelaporan dari masing-masing kegiatan pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit.statistik kesehatan juga dapat digunakansebagai pembanding pelayanan yang lalu dengan yang sekarang. Perhitungan statistik rumah sakit salah satunya menggunakan empat nilai indikator, yaitu Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Bed Turn Over (BTO), dan Turn Over Interval (TOI). Penggunaan ke-empat indikator tersebut dapat digunakan sebagai acuan apakah pemanfaatan fasilitas sudah efisien atau belum. Hasil perhitungan ke-empat indikator kemudian disajikan dalam bentuk Grafik Barber Johnson. Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang dapat dengan jelas menganalisa dan sekaligus menyajikan efisiensi penggunaan tempat tidur baik dari segi mutu medis maupun ekonomis (Sudra, 2010). Menurut Barry Barber dan David Johnson dalam Sudra (2010), perumusan dan perpaduan ke-empat indikator (BOR, AvLOS, BTO, dan TOI) dituangkan dalam Grafik Barber Johnson yang digunakan untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. Demi meningkatkan mutu pelayanan tersebut, maka diperlukan tenaga rekam
2 medis yang profesional yang berkompetensi membuat laporan statistik dengan cepat, tepat, dan akurat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap petugas pelaporan, perhitungan indikator pelayanan rumah sakit beserta pembuatan Grafik Barber Johnson direncanakan mulai dilakukan pada bulan Mei 2016. Grafik Barber Johnson akan dibuat dengan menggunakan data dari sistem informasi manajemen rumah sakit yang ada. Saat dilakukan pengamatan pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Bagas Waras Klaten, diketahui bahwa menu pelaporan belum bisa digunakan. Pengamatan yang dilakukan pada SIMRS RSUD Bagas Waras Klaten juga didapati bahwa Grafik Barber Johnson dibuat tidak dengan menggabungkan ke-empat nilai indikator menjadi satu, melainkan satu indikator satu grafik. Hal tersebut membuat cara pembuatan grafik tetap manual dan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel. Pembuatan Grafik Barber Johnson berbasis smartphone didasari dari hasil pembuatan Grafik Barber Johnson yang tidak sesuai pada SIMRS RSUD Bagas Waras Klaten. Menurut data kominfo, penggunaan smartphone di Indonesia sangatlah tinggi pada Oktober 2015 yang mencapai 55,4 juta pengguna. Hal ini memperlihatkan tingkat pemanfaatan smartphone yang besar oleh masyarakat Indonesia. B. Rumusan Ide Perancangan Pemilihan membuat aplikasi penghitung indikator pelayanan rumah sakit berbasis smartphone adalah karena sampai saat ini pembuatan laporan statistik masih manual. Selain dengan perhitungan manual, hanya sedikit rumah sakit yang memanfaatkan Microsoft Office Excel pada komputer untuk perhitungannya. Semakin berkembangannya zaman, perhitungan menggunakan Microsoft Office Excel lewat komputer dinilai kurang efisien dan efektif bila dibandingakan dengan smartphone. Penggunaan smartphone dinilai sebagai suatu alat komunikasi yang multiguna dan semakin banyak orang yang menggunakan. Harapan terciptanya aplikasi ini nantinya adalah petugas pelaporan yang akan menghitung indikator statistik rumah sakit bisa dipermudah dalam pembuatannya. Hal tersebut dikarenakan petugas bisa mengerjakan dimanapun tempatnya dengan lebih mudah dan cepat.
3 C. Keaslian Perancangan Beberapa perancangan memiliki kemiripan dengan perancangan ini dan sudah pernah dilakukakan sebelumnya. Perancangan yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan sebagai bahan acuan serta masukan bagi perancang yang lain. Adapun perancangan yang pernah dilakukan sebelumnya yang mempunyai kemiripan dengan perancangan yang dilakukan antara lain: 1. Rahman (2015) Dengan Judul Pembuatan Aplikasi Penyajian Informasi Persebaran Penyakit Menular Berbasis Android. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat suatu penyajian informasi persebaran penyakit menular berbasis Android dengan wilayah Kota Yogyakarta sebagai lingkup bahasan dengan mengambil data dari web server online. Hasil dari aplikasi ini adalah pentauan titik-titik lokasi persebaran penyakit menular di wilayah Kota Yogyakarta. Persamaan perancangan ini dengan perancangan milik Rahman (2015) adalah sama-sama menggunakan android smartphone sebagai media/device untuk menjalankan aplikasi yang dirancang. Perbedaan pada perancangan ini adalah perancangan aplikasi yang dirancang memiliki fungsi utama untuk menunjang perhitungan indikator statistik, sementara Rahman (2015) aplikasinya mempunyai fungsi untuk memantau titik-titik lokasi persebaran penyakit menular di wilayah Kota Yogyakarta. 2. Prayogo (2014) dengan judul Implementasi Restfull Web Service Pada Sistem Informasi Rawat Jalan Pasien Berbasis Smartphone. Perancangan ini memiliki tujuan untuk membuat suatu sistem kesehatan berbasis smartphone untuk menyajikan informasi kesehatan pasien yang mengambil data dari website. Sistem informasi manajemen rumah sakit yang sudah ada dan juga merancang API (Application Programming Interface) untuk digunakan sebagai format pertukaran data antara client dan server. Persamaan pada perancangan ini dengan penelitian milik Prayogo (2014) adalah sama-sama menggunakan android smartphone sebagai media/device untuk menjalankan aplikasi yang dirancang. Perbedaan pada perancangan ini dengan perancangan milik Prayogo (2014) adalah perancangan aplikasi yang dirancang memiliki fungsi utama untuk menunjang perhitungan indikator statistik. Pada
4 perancangan ini juga memiliki manfaat lain bagi rumah sakit yaitu dapat mempercepat dan mengefisiensikan pembuatan laporan statistik rumah sakit. 3. Widiyantoro (2012) dengan judul Prototype Aplikasi Identifikasi Kesamaan Obat. Perancangan ini memiliki tujuan untuk membuat prototype aplikasi identifikasi kesamaan obat untuk memenuhi informasi terkait obat yang dibutuhkan oleh petugas farmasi dan dokter. Subyek perancangannya adalah petugas farmasi dan dokter. Persamaan perancangan ini dengan perancangan milik Widiyantoro (2012) adalah sama-sama membahas tentang pemanfaatan teknologi informasi untuk menyelesaikan permasalahan pada layanan di sarana pelayanan kesehatan. Perbedaan perancangan ini dengan perancangan milik Widiyantoro (2012) adalah tujuan dari perancangan ini untuk untuk menunjang perhitungan indikator statistik dan output-nya adalah rancangan aplikasi smartphone untuk statistik rumah sakit. D. Tujuan Perancangan 1. Tujuan umum Mempermudah dalam penghitungan dan pembuatan satu laporan statistik rumah sakit, yaitu Grafik Barber Johnson. 2. Tujuan khusus a. Membuat aplikasi perhitungan indikator statistik rumah sakit berbasis smartphone sesuai kebutuhan rumah sakit. b. Membuat aplikasi agar dapat menyajikan hasil perhitungan indikator statistik dan Grafik Barber Johnson secara cepat, tepat, dan akurat yang dapat digunakan sebagai evaluasi pelayanan mutu dan acuan kegiatan promotif dan preventif. E. Manfaat Perancangan 1. Manfaat praktis a. Bagi rumah sakit 1) Tersajinya hasil perhitungan yang cepat, tepat, dan akurat mengenai BOR, AvLOS, TOI, dan BTO, serta ketepatan titik sumbu pada Grafik Barber Johnson.
5 2) Mengurangi beban kerja petugas rumah sakit yang belum menggunakan sistem rekam medis elektronik didalamnya. 3) Mempercepat perhitungan dan penyajian grafik yang awalnya manual maupun menggunakan Microsoft Office Excel. b. Bagi perancang Menambahkan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang pengembangan manajemen informasi rumah sakit khususnya dalam perhitungan statistik rumah sakit. 2. Manfaat teoritis a. Bagi institusi pendidikan Bagi institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai acuan dan metode pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide di bidang rekam medis dengan memanfaatkan teknologi informasi. b. Bagi perancang lain Hasil dari perancangan ini diharapkan dapat digunakan sebagi referensi untuk mengembangkan sebuah ide kreatif dibidang rekam medis. F. Batasan Perancangan Pembuatan aplikasi penghitung indikator pelayanan rumah sakit dilakukan dengan tim, sehingga penulis memberikan batasan masalah pada perancangan aplikasi dan penulisan laporan tugas akhir. Batasan masalah dari perancangan yang dilakukan adalah pembuatan diagram alir/flowchart, data inputan aplikasi, perwujudan produk aplikasi, dan output yang dihasilkan oleh aplikasi yang dirancang.