BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method)

Prosedur Audit Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

didefinisikan sebagai jumlah kas pembelian atau kas konversi, termasuk kas lain untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

Biaya persediaan = Rp ,-

BAB II LANDASAN TEORI

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan elemen aktiva yang sangat aktif dalam operasi perusahaanperusahaan

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

SOAL. No Nama Afiliasi Bidang Usaha Kepemilikan Lokasi 1 PT. Berlian Pemegang hak 27% Balikpapan

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

PDF created with pdffactory Pro trial version

AKUNTANSI BIAYA. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN

diperlukan pabrik untuk diolah, yang setelah melalui beberapa proses diharapkanmenjadi barng jadi. Pencatatannya ke dalam jurnal adalah:

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, karena itu diperlukannya hal yang paling utama yaitu menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian pengendalian menurut William K. Carter (2009:6) yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Oleh

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemudian menjualnya kembali kepada konsumen. Setiap perusahaan pasti bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DITINJAU DARI PENGENDALIAN INTERN PADA UTAMA SERVICE STATION

BAB IX SIKLUS PRODUKSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam industri manufaktur, persediaan bahan baku merupakan aset perusahaan yang sangat vital. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi pasti memerlukan persediaan bahan baku. Pengelolaan penggunaan persediaan bahan baku yang efektif dan efisien sangat penting, karena berhubungan dengan penghematan biaya produksi langsung industri manufaktur, sehingga laba dapat meningkat. Selain itu dengan adanya persediaan bahanbaku yang cukup tersedia di gudang, diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/pelayanan kepada konsumen dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal dan kegagalan pemenuhan produk yang dipesan oleh kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini income perusahaanakan menurun. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaaan dagang. Sebagaian besar sumber daya perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk barang-barang yang dibeli atau diproduksi. Biaya barang barang ini harus dicatat,dikelompokan, dan diikhtisarkan selama periode akuntansi. Pada akhir periode, biaya dialokasikan diantara aktivitas periode berjalan dan aktivitas periode mendatang yaitu diantara barang barang yang berada dalam persediaan untuk dijual periode mendatang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis berfluktuasi. Selama iklim usaha baik, penjualan menjadi tinggi dan persediaan bergerak lebih cepat dari pembelian ke penjualan. Namun ketika kondisi ekonomi menurun, tingkat penjualan juga menjadi menurun, persediaan bertumpuk dan perlu dilakukan penjualan meskipunmengalami kerugian. IAS 2 merupakan standard akuntansi keuangan international yang mengatur mengenai persediaan. Tujuan dari IAS 2 adalah untuk menentukan perlakuan 1

akuntansi untuk persediaan. IAS 2 memberikan panduan untuk menentukan biaya persediaan dan untuk selanjutnya mengakui beban, termasuk setiap penurunan-down menjadi nilai realisasi bersih. Hal ini juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan. IAS 2 menyatakan dasar penentuan dan akuntansi untuk persediaan sebagai suatu aset, hingga pendapatan yang terkait diakui. Standar juga memberikan pedoman mengenai penilaian persediaan dan konsekuensi penghapusannya sebagai suatu beban (expense), dan perlakuan yang harus di adopsi atas pendapatan terkait yang di akui. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai persediaan berdasarkan IAS 2, yaitu pengungkapan dan pengendalian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini penulis akan membahas tentang rumusan masalah dalam IAS 2 yang dibagi sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem pengendalian atas persediaan? 2. Bagaimana pengungkapan kebijakan akuntansi persediaan berdasarkan IAS 2? 1.3 Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui dan menganalisis sistem pengendalian atas persediaan. 2. Mengetahui pengungkapan kebijakan akuntansi atas persediaan berdasarkan IAS 2? 1.4 Manfaat Makalah Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengerti dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan persediaan terutama pengendalian serta pengungkapan persediaan barang sesuai dengan IAS 2. 2

BAB II KAJIAN TEORI Persediaan adalah salah satu aset lancar signifikan bagi perusahaan pada umumnya, terutama perusahaan dagang, manufaktur, pertanian, kehutanan, pertambangan, kontraktor bangunan, dan penjual jasa tertentu. Hal ini menyebabkan akuntansi untuk persediaan menjadi suatu masalah penting bagi perusahaanperusahaan tersebut. Menurut IAS No.2 inventory atau persediaan adalah : a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa 2.1 Pengendalian 2.1.1 Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Perencanaan persediaan bahan baku dimulai pada saat timbul gagasan atau pemikiran untuk menghasilkan suatu produk, baik itu produksi massal atau berdasarkan pesanan. Tahap perencanaan proses produksi dimulaidari mempelajari usul, desain dan perincian lainnya, kemudian disusun daftar kebutuhan produksi yang didasarkan atas pertimbangan banyaknya produk yang akan diproduksi, kondisi perekonomian dan kebutuhan serta kondisi perusahaan Carter dan Usry (2004:300). Menurut Carter dan Usry (2004:299) mengemukakan Prinsip-prinsip dalam menyusun kebijakan perusahaan dalam hal persediaan adalah: 1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan tidak terganggu. 2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana pasokan kecil (musiman, siklus, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga. 3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca dan kerusakan akibat penanganan. 3

4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif, kelebihan atau usang dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi bahan baku. 5. Memastika persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan. 6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada ditingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen. Untuk melaksanakan hal-hal tersebuit diatas manajemen memerlukan teknik dan prosedur yang dapat memberikan informasi dan berdasarkan informasi tersebut manajemen dapat mengambil keputusan mengenai keperluan persediaan untuk kegiatan sehari-hari perusahaan. Untuk merencanakan kebutuhan bahan baku di suatu perusahaan akan dapat dilaksanakan dengan perhitungan atas dasar persediaan bahan baku digudang diatur sedemikian rupa agar baik kelebihan maupun kekurangan bahan baku tersebut dapat dihindari. Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan. Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersamasama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut. 4

2.1.2 Tujuan Pengendalian Menurut Roristua Pandiangan (2014:157), mengatakan : 1. Memastikan bahwa persediaan yang diterima daripemasok sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik darisisi kuantitas, kualitas, maupun jenis. 2. Memastikan bahwa persediaan yang ada digudang layak untuk dijual / dikirim ke bagian produksi. 3. Memastikan saldo persediaan di buku besar /neraca cocok dengan saldo persediaan yang ada di kartugudang. 4. Memastikan keakuratan perhitungan persediaanyang dilakukan secara manual dan sistematis. Menurut Hery, S.E., M.Si. (2014:160), mengatakan tujuan pengendalian internal atas persediaan adalah : 1. Aset yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan. 2. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan. 3. Karyawan telah mentaati hukum dan peraturan 2.1.3 Manfaat Pengendalian Internal atas Persedian Manfaat pengendalian persediaan, diantaranya: 1.Persediaan barang dagang menjadi aman 2.Persediaan barang dagang dilaporkan dalam laporan keuangan dengan benar 3.Persediaan barang dagang tersedia dengan cukup 2.1.4 Cara Pengendalian atas Persediaan Pengendalian internal untuk persediaan barang dagangan dapat dilakukan dengan cara: 1. Setiap pembelian barang diterima bagian penerimaan barang dan dibuat laporan penerimaan barang untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian. Demikian pula harga yang tercantum dalam surat pesanan barang harus cocok dengan harga pada 5

waktu penagihan yang tercantum dalam faktur. Setelah cocok barulah utang dan persediaan di catat dalam catatan akuntansi. 2. Harus dibentuk tenaga keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan atau pencurian persediaan. Persediaan harus disimpan di gudang dan tidak semua orang bias keluar masuk gudang, kecuali petugas yang berwenang serta setiap pengeluaran dari gudang harus menggunakan formulir permintaan barang yang di sah kan petugas yang berwenang. 3. Untuk toko eceran bias menggunakan cermin dua arah, kamera dan petugas keamanan. Barang dagang yang mahal harganya di simpan dalam lemari kaca, pakaian yang mahal di tempeli dengan alarm plastik. 4. Sistem pencatatan untuk persediaan yang mahal harganya bias menggunakan system perpetual. 5. Harus dilakukan perhitungan secara fisik untuk mengecek kebenaran persediaan barang dagangan dengan cara membandingkan persediaan barang dagangan secra fisik dengan catatan perusahaan sehingga bisa diketahui besarnya penyusutan ataupun kekurangan. 2.1.5 Prosedur Penanganan Persediaan a. Melakukan Pemeriksaan atas Barang yang Datang Uuntuk memperkuat sistem pengendalian persediaan, perusahaan pada umumnya melakukan penghitungan fisik persediaan secara periodik. Tujuannya adalah untuk mencocokkan jumlah fisik persediaan dengan catatan perpetual yang diselenggarakan pada buku persediaan. Hasil penghitungan persediaan itu akan menjadi bahan koreksi catatan pada buku persediaan, memisahkan unsur biaya dan aktiva yang terkadang tercampur dalam nilai persediaan berikut dengan akun terkait, dan penilaian efektifitas sistem pengendalian persediaan itu sendiri. Pengendalian intern yang baik mensyaratkan agar penghitungan persediaan dapat dilakukan minimal sekali setahun. Namun demikian hasil penghitungan persediaan tidak dapat menggantikan angka yang tercatat di buku persediaan, melainkan hanya sebagai pelengkap untuk mengecek kecermatan serta untuk 6

mengoreksi perbedaan yang ada. Perbedaan yang mungkin timbul antara hasil penghitungan fisik persediaan dan catatan persediaan antara lain bisa disebabkan oleh kerusakan, aus atau susut barang serta kesalahan dalam pencatatan. Selain untuk mengoreksi kesalahan catatan persediaan, penghitungan persediaan juga diperlukan karena dipersyaratkan dalam audit yang dilakukan auditor independen. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor independen atau wakilnya sedapat mungkin ikut hadir dalam pemeriksaan fisik persediaan. Frekuensi pernghitungan persediaan sangat tergantung pada jenis bisnis yang dilakukan perusahaan, tingkat internal chek yang terjalin dalam perusahaan, serta kebijakan manajemen mengenai frekuensi laporan yang dibuat. Penghitungan persediaan bisa saja dilakukan tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, dua mingguan atau bahkan seminggu sekali. Penghitungan dengan frekuensi yang lebih tinggi bisa dilakukan sebagian demi sebagian atau departemen demi departemen. Sedangkan penghitungan untuk keseluruhan perusahaan dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih rendah. Penghitungan fisik persediaan bisa saja dilakukan setiap hari yaitu manakala barang persediaan yang dihitung itu bernilai sangat tinggi. Karena penghitungan fisik persediaan pasti akan mengganggu jalannya kegiatan operaional perusahaan, maka pelaksanaannyasebaiknya dilakukan ketika kegiatan perusahaan dan jumlah persediaan tengah menurun. Jika perusahaan menyelenggarakan sistem perpetual dengan baik, saat penghitungan persediaan tidak perlu sama dengan tanggal penutupan buku. Pelaksaan pada akhir tahun memang lebih baik, karena memperkecil kemungkinan terjadinya perbedaan antara catatan persediaan dan fisik persediaan. Tetapi perlu pula diingat bahwa pada akhir tahun, produksi biasanya tidak berjalan dan karyawan libur tahun baru, sehingga penghitungan lebih awal dianggap lebih praktis. Dilain pihak, jika perusahaan tidak menerapkan sistem perpetual melainkan menggunakan sistem periodik, maka penghitungan persediaan dapat mungkin harus dilakukan pada akhir tahun buku. Sebelum penghitungan dilakukan, perlu dilakukan beberapa persiapan pendahuluan. Biasanya perusahaan membentuk semacam tim khusus yang benarbenar menguasai tehnik penghitungan barang. Barang-barang yang akan dihitung 7

sebaiknya dipersiapkan dan disusun rapi dan lengkap sebelum dihitung. Sebagai alat kontrol harus digunakan formulir penghitungan. Bentuk formulir penghitungan persediaan itu harus dikoordinasikan dengan pihak pencatatan harga sehingga penghitungan bisa dilaksanakan lebih efisien. Formulir penghitungan bisa dibuat satu jenis saja yang dapat digunakan untuk mencatat hasil penghitungann kuantitas maupun untuk mencatat harga. Namun demikian formulir juga bisa dibuat beberapa jenis, yaitu untuk mencatat hasil penghitungan fisik, untuk mencatat akumulasi informasi yang tercantum pada formulir hasil penghitungan fisik, dan untuk mencatat harga dan ikhtisar total persediaan. Contoh : Formulir Penghitungan Fisik Persediaan. Penghitungan dilakukan oleh tim yang menghitung, menimbang, mengukur atau mengestimasi jumlah berbagai kelompok persediaan di berbagai departemen, serta mencatat hasilnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses penghitungan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan anggota tim. Anggota tim terdiri dari petugas bukan pengelola persediaan disertai dengan petugas pengelola persediaan. 2. Penyusunan prosedur penghitungan. Ketua tim yang biasanya adalah menejer akuntansi tahu pimpinan satuan pengawas intern, harus membuat semacam kerangka prosedur yang harus diikuti dalam proses perhitungan. Prosedur itu harus dibuat tertulis dan di bagikan kepada anggota tim, dan diintruksikan agar anggota tim benar-benar memahami dan mengikuti langkah-langkah yang terangkum dalam prosedur 3. Tugas penghitung. Perhitungan tidak boleh dilakukan oleh petugas pengelola persediaan seluruhnya, melainkan harus dilakukan oleh dua pihak, dimana salah satu pihak adalah petugas bukan pengelolaan persediaan. Perbedaan itu diperlukan agar tercipta mekanisme saling uji antara kedua belah pihak. 4. Barang berkualitas rendah. Jika dalam perhitungan itu ditemukan barang-barang yang berkualitas rendah atau rusak, hendaknya barang-barang tersebut dipisahkan 8

dan dilaporkan secara terpisah untuk memperoleh keputusan lebih lanjut oleh manajemen. 5. Pergerakan barang. Selama proses perhitungan setiap pergerakan barang baik masuk maupun keluar lingkungan perhitungan dapat di ijinkan sepanjang memang benar-benar diperlukan, dan pergerakan itu harus dicatat dalam suatu formulir khusus. Jika selama proses perhitungan persediaan ternyata aktivitas pabrik tidak dapat dihentikan, pergerakan barang harus benar-benar diawasi sehingga kemungkinan terjadinya perhitungan dua kali atau luputnya barang dari perhitungan didua lokasi dapat di hindarkan 6. Penyusunan barang. Barang hendaknya ditumpuk dengan rapi sehingga memudahkan perhitungan. Barang- barang titipan dan konsinyasi, barang rusak, barang usang, serta barang lain yang tidak termasuk dalam persediaan harus diberi tanda dengan jelas. 7. Tim penghitung persediaan; dibagi menjadi dua kelompok masing masing kelompok terdiri dari persediaan dan petugas bukan petugas persediaan. Untuk memudahkan pencatatan hasil perhitungan dan memperkuat pengendaliaan intern, perhitungan persediaan dilakukan dengan menggunakan alat bantu formulir perhitungan yang disesuaikan dengan cara kerja tim. Formulir itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Bagian pertama atau bagian bawah formulir, memuat data hasil perhitungan yang dilakukan kelompok pertama. b. Bagian kedua, yaitu bagian tengah formulir, memuat data hasil perhitungan kelompok kedua. c. Bagian ketiga yaitu bagian atas formulir, apabila perhitungan telah selesai akan ditinggalkan pada barang dan akan berfungsi sebagi tanda bahwa barang yang bersangkutan telah selesai dihitung, dan tertulis diatasnya kata-kata SELESAI DIHITUNG. b. Membuat Laporan Gudang 9

Setelah kita membuat laporan gudang dengan baik dan teliti, menguraikan prosedur pengiriman barang dan penerimaan barang serta meringkas barang, maka langkah terakhir adalah membuat laporan gudang. Contoh formulir kartu persediaan barang: Kartu / Formulir persediaan ini dipergunakan untuk mencatat kuantitas barang yang masih ada di gudang 2.2 Pengungkapan Menurut standard akuntansi keuangan IAS 2, dalam hal penyajian persediaan pada laporan keuangan perlu diungkapkan beberapa hal berikut ini : a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan; b) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual; d) jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan; e) jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; f) jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; g) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan h) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban. IAS 2 mengakui bahwa beberapa perusahaan mengklasifikasikan biaya laporan laba rugi oleh alam (bahan, tenaga kerja, dan sebagainya) bukan oleh fungsi (harga pokok penjualan, beban penjualan, dan sebagainya, Dengan demikian, sebagai alternatif untuk mengungkapkan beban pokok penjualan, IAS 2 memungkinkan entitas untuk mengungkapkan biaya operasi diakui selama periode oleh alam dari biaya (bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga 10

kerja, biaya operasi lainnya) dan jumlah bersih mengubah persediaan untuk periode. Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan. Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi. Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian. Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersamasama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak 11

untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua, yaitu: 1. Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik) 2. Metode Perpetual. Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca. Berdasakan hasil pembahasan kasus yang kita ambil dari PT Trimed bahwa pengungkapan persediaan pada PT. Trimitra Garmedindo Interbuana hampir semua telah sesuai dengan aturan yang berlaku saat ini. Dimana mereka menerapkan IAS no 2 tentang pengelolaan persediaan perusahaan tersebut dan Pengendalian internal persediaan material yang dilakukan oleh PT. Trimitra Garmedindo Interbuana hanya mencatat barang jadi atau menerima laporan berupa jumlah barang jadi saja, tidak mencatat laporan bahan baku dari bagian gudang dan pembelian. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan pengendalian internal persediaan yang umum dilakukan oleh perusahaan yang sejenis seperti PT Trimed ini. 3.2 Saran 1. Mengikuti perkembangan peraturan akuntansi yang ada di Indonesia seperti PSAK akan membantu memudahkan perusahaan dalam melakukan pencatatan, 12

penilaian, penyajian dan pengungkapan agar persediaan yang dimiliki mudah dalam mengelola. 2. Selalu memerhatikan kelengkapan surat-surat yang berhubungan dengan persediaan, hal ini akan sangat membantu untuk mempermudah pencatatan dan pemeriksaan jumlah persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini juga akan membantu dalam meminimalisir kesalahan dalam menghitung persediaan. DAFTAR PUSTAKA 13

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 1 Januari 2015: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 53 mengenai Pembayaran Berbasis Saham. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan Keempat, Buku Satu, Jakarta:Penerbit Salemba Empat, Jakarta. http://www.iasplus.com/en/standards/ias/ias2 14