BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan mengkaji tentang metode penelitian. Bab ini terdiri dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research melalui praktik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. guru, prestasi siswa, kelas dan sekolah secara keseluruhan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu siklus dan digambarkan pada diagram berikut : Gambar2. Alur Pelaksanaan PTK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Dalam Wina Sanjaya (20011: 26) PTK adalah proses pengkajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Alokasi Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diadakan di Sekolah Dasar Negeri Gedeg, Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan: a. Model pembelajaran mind mapping belum pernah digunakan di SD tersebut. b. Pada sekolah tersebut siswa mengalami kesulitan dalam kemampuan berpikir kreatif pada materi teknologi transportasi, c. Lokasi dekat sehingga lebih memudahkan untuk melaksanakan penelitian. 2. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping ini di kelas IV SDN Gedeg adalah dengan jumlah siswa 24, yaitu: 17 laki-laki, dan 7 perempuan. B. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). 23

24 Arkunto (dalam Asrori, 2009, hlm. 5) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui pemaparan gabungan definisi dari kata penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang waktu sama menerima pembelajaran yang disamakan oleh guru. Jadi Suharsimi berkesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Suharjono (dalam Asrori, 2009, hlm 5) juga mendefinisikan PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas bertujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Dari definisi di atas, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai sumber bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

25 Penting untuk dipertegas di sini adalah pengertian atau makna kelas itu sendiri. Bahwa siswa belajar di kelas tidak terbatas hanya di dalam ruangan saja, tetapi juga termasuk ketika melakukan observasi di laboratorium, menelaah buku diperpustakaan atau melakukan karyawisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah. Oleh sebab itu, Arikunto menekankan bahwa, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas saja, tetapi bisa dimana saja tempatnya yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar (dalam Asrori, 2009, hlm. 6). a. Komponen-komponen Penelitian Tindakan Kelas Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui Penelitian Tindakan Kelas, menurut Suhardjono (dalam Asrori, 2009, hlm. 6), meliputi: 1) Siswa dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium atau dalam kegiatan pembelajaran lainnya 2) Guru dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa. 3) Materi Pelajaran dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

26 4) Peralatan atau sarana pembelajaran dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan hasil belajar, yang diamati adalah guru, siswa atau keduanya. 5) Hasil pembelajaran merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri 6) Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif. 7) Pengelolaan merupakan suatu kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Karakteristik PTK menurut Priyono (dalam Sukidin, dkk, 2002 hlm. 23) adalah: 1) Masalah yang dijadikan objek penelitian mencul dari dunia kerja peneliti, 2) Bertujuan dapat berfikir kreatif guna peningkatan kualitas, 3) Menggunakan data yang beragam, 4) Langkah-langkahnya merupakan siklus, 5) Mengutamakan kerja kelompok.

27 Berdasarkan uraian di atas, PTK mempunyai karakteristik yang khusus, yakni untuk berfikir kreatif dan untuk meningkatkan kinerja guru. c. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Dalam konteks tujuan PTK ini, secara rinci Suhardjono (dalam Asrori, 2009 hlm 13) mengemukakan sebagai berikut: 1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, 2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk berfikir kreatif dalam pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas, 3) Meningkatkan sikap profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan, dan 4) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. d. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas PTK memiliki kelebihan (Asrori, 2009 hlm. 39) untuk digunakan guru dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut dipaparkan kelebihan PTK: 1) Kerjasama dengan teman sejawat dalam penelitian tindakan kelas dapat menimbulkan rasa memiliki,

28 2) Kerjasama dalam penelitian tindakan kelas dapat mendorong berkembangnya pemikiran secara kreatif dan kreativitas guru, dan 3) kerjasama dalam penelitian tindakan kelas meningkatkan kemampuan guru untuk membawa kepada kemungkinan untuk berubah. Sesuai dengan paparan di atas, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk membantu berfikir kreatif yang ada di kelas dan meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa. Terutama dalam pembelajaran IPS pada materi teknologi transportasi di kelas IV SDN Gedeg Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. 2. Alur/Desain PTK Alur/desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yang mana Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa pakar perkembangan. Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan ancang-ancang berfikir kreatif. Dalam perencanaan Kemmis & Mc Taggart menggunakan sistem spiral ini dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. (Sukidin, dkk, 2002 hlm. 48)

29 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Stephen Kemmis dan Taggart Observasi Melihat kondisi yang objektif pada pembelajaran IPS di kelas IV Pra siklus Refleksi guru dan peneliti mengadakan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Peneliti menawarkan model pembelajaran mind mapping Refleksi mendiskusikan dan mengevaluasi tentang permasalahanpermasalahan yang dirasakan oleh guru dan hasil belajar. Dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Observasi melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa Siklus I Perencanaan Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) Tindakan Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan pembelajaran teknologi transportasi menggunakan model pembelajaran transportasi Refleksi Observasi Siklus2 II Perencanaan Tindakan

30 Sumber : Hopkins (dalam Zainal aqib, 2006 hal. 23) Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus/putaran. Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (dalam Sukidin, dkk, 2002 hlm. 49) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. a. Pra Siklus 1) Observasi Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada materi teknologi transportasi di kelas IV SDN Gedeg, berdasarkan kondisi awal (belum diadakan tindakan). Pengamatan siswa meliputi: keaktifan, perhatian, serta kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan persoalan selama proses pembelajaran. Dan mengamati kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Serta mencatat semua hasil pengamatan baik berupa masalah yang dihadapi selama pembelajaran maupun kendalakendala lainnya untuk dijadikan sebagai bahan tindakan selanjutnya.

31 2) Refleksi Pada kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk mengevaluasi tentang permasalahan yang ditemui selama observasi, yaitu: pembelajaran sangat monoton lebih didominasi guru, keaktifan siswa tidak terlihat dan kemampuan berfikir kreatif siswa sangat kurang. Dari permasalahan tersebut, peneliti memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pembelajaran untuk merumuskan siklus I melalui model pembelajaran mind mapping. Jika tidak mengalami perubahan akan dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya. b. Siklus 1 Siklus I ini dilaksanakan berdasarkan dari hasil refleksi dari pra siklus, dengan tahapan sesuai RPP yang telah dipersiapkan. (RPP terlampir) 1) Observasi Setelah membuat perencanaan kemudian dilaksanakan tindakan maka observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses penyelesaian masalah pada materi teknologi transportasi telah sesuai dengan model pembelajaran mind mapping dan apakah kemampuan berfikir kreatifnya telah meningkat. 2) Refleksi

32 Bersama dengan guru mengindentifikasi hasil observasi terhadap pembelajaran IPS materi teknologi transportasi menggunakan model pembelajaran mind mapping, bila masih menunjukan kekurangan baik proses maupun hasilnya tidak mencapai sesuai harapan. Maka peneliti dan guru harus menemukan kekurangan-kekurangan tersebut dan mencari solusinya. Kemudian merancang tindakan pada siklus selanjutnya yang lebih baik, yang telah disesuaikan dengan hasil refleksi tersebut. Dan perbaikan tindakan akan terus dilakukan sampai pada keadaan saturasi, yaitu keadaan yang tidak akan ada peningkatan lagi meskipun prosedur diubah-ubah. Pada saat inilah penelitian dihentikan. Penelitian ini dilakukan selama beberapa siklus/putaran. Dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri tes formatif setiap masing putaran. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. C. Instrumen Penelitian 1. Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Yusrizal, 2010, hlm. 20), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

33 Ibnu Hadjar (Yusrizal, 2010) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (dalam Yusrizal, 2010 hlm. 22) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. 2. Instrumen pada Penelitian Sebagai alat pengumpul data, instrumen penelitian sangat penting peranannya, sebab tanpa instrumen yang tepat tidak dapat diperoleh data yang benar-benar akurat, sehingga mengakibatkan kesimpulan penelitian yang keliru. Dalam penelitian ini menggunakan dua macam instrumen yakni tes dan non-tes. Adapun untuk Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

34 a. Lembar Observasi Observasi merupakan kegiatan non-tes yang dilaksanakan melalui pengamatan/mengamati prilaku siswa atau proses terjadinya suatu kegiatan, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Wahyudin,Uyu. et all.2006: 51). Lembar observasi aktivitas siswa ini, untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui proses berfikir kreatif siswa telah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran mind mapping. Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Aspek yang No Diobservasi Indikator 1. Kelancaran a. Kesigapan saat merancang, b. Kemampuan menghasilkan banyak gagasan. 2. Fleksibilitas Kemampuan untuk menggunakan berbagai pendekatan dalam mengatasi masalah 3. Keaslian Kemampuan menghasilkan gagasan yang asli 4. Perumusan Merumuskan pengertian Kelompok yang Benar 1 2 3 4 5 6 Presentase Rata-rata

35 Kembali dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda Presentase Rata-rata Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi menjadi kriteria sebagai berikut (Rasyid, Harun., dan Mansur. 2009: 21): 80% 100% : Baik Sekali 45% 59% : Kurang 70% 79% : Baik 44% : Sangat Kurang 60% 69% : Cukup b. Tes Tes ini tersusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan berfikir kreatif pada materi teknologi transportasi. Tes formatif ini diberikan diakhir pembelajaran. Bentuk soal yang diberikan adalah tertulis yang berbentuk isian (subjektif) sebanyak 10 soal. Tes ini terdapat pada lampiran RPP pada setiap siklus. c. Kuesioner (Angket) Kuesioner ini untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping. Dimana teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (dalam hal ini siswa) untuk dijawabnya.

36 Untuk tipe pertanyaan dalam kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup. Yaitu siswa memberikan tanda ceklis pada kolom untuk jawaban Ya atau Tidak. Lembar angket sebagai berikut:

37 KUESIONER/ ANGKET PENELITIAN TERHADAP PEMBELAJARAN MIND MAPPING Implementasi Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Teknologi Transportasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa SDN Gedeg Nama : NIS : Tabel 3.2 Kuesioner/ Angket Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan yang kamu rasakan! No Pertanyaan Alternatif Jawaban Ya Tidak 1. Apakah perasaanmu menyenangkan dengan adanya penggunaan model pembelajaran mind mapping dalam proses belajar mengajar IPS materi teknologi transportasi? 2. Apakah dengan penggunaan model pembelajaran mind mapping pelajaran IPS materi teknologi transportasi menjadi lebih mudah? 3. Apakah cara berfikirmu menjadi kreatif dalam menerima materi teknologi transportasi setelah menggunakan model pembelajaran mind mapping? 4. Apakah kamu menjadi lebih aktif dalam menerima materi teknologi transportasi dengan adanya penggunaan model pembelajaran mind mapping? 5. Apakah kamu merasa termotivasi untuk memperhatikan pembelajaran IPS pada materi teknologi transportasi dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping?

38 D. Analisis Data Pada analisis pengumpulan data, peneliti menganalisis data-data yang sudah terkumpul untuk kemudian dijadikan sebagai hasil dari penelitian. Adapun data yang dianalisis adalah data hasil tes belajar siswa tentang kemampuan berfikir kreatif siswa pada pokok bahasan teknologi transportasi dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping serta data hasil observasi siswa selama pembelajaran di kelas. 1. Lembar Observasi a. Untuk menghitung lembar observasi aktivitas siswa, digunakan rumus sebagai berikut: % Presentase = Σ Ya Σ Indikator x Σ Kelompok x 100% Keterangan: % = Persentase pengamatan Σ Ya = Jumlah pengamatan jawaban Ya Σ Indikator = Jumlah indikator untuk langkah penyelesaian masalah dengan model pembelajaran mind mapping Σ Kelompok = Jumlah kelompok diskusi Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi menjadi kriteria sebagai berikut (Rasyid, Harun, dan Mansur. 2009: 21):

39 80% 100% : Baik Sekali 45% 59% : Kurang 70% 79% : Baik 44% : Sangat Kurang 60% 69% : Cukup 2. Tes Pada analisis hasil tes, peneliti akan menganalisis keberhasilan siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir kreatif lewat jawabanjawaban dari soal-soal mengenai konsep teknologi transportasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. nilai yang benar dan sempurna diberi nilai 35 (tiga puluh lima) dan dianggap mampu serta memahami konsep tersebut. Jawaban yang benar namun kurang sempurna diberi nilai 15 (lima belas), sedang jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol) dan dianggap belum mampu menguasai konsep tersebut b. menentukan nilai rata-rata kelas berdasarkan nilai hasil evaluasi seluruh siswa. Adapun nilai akhir dari data tes hasil belajar adalah : Nilai Akhir = Jumlah skor yang diperoleh siswa X 10 Skor Maksimal x 100 Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh SDN Gedeg untuk mata pelajaran IPS kelas IV adalah 55. Apabila perolehan ratarata yang diperoleh siswa jumlahnya sama atau lebih besar dari nilai KKM, maka siswa dapat dikatakan tuntas belajar, sedangkan bila pemerolehan nilai rata-ratanya lebih kecil, maka siswa dinyatakan belum tuntas belajar. Analisis

40 ini dimulai dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus ketiga akan disimpulkan hasil dari penelitian secara keseluruhan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi menjadi kriteria sebagai berikut (Rasyid, Harun., dan Mansur. 2009: 21): 80 100 : Baik Sekali 45 59 : Kurang 70 79 : Baik 44 : Sangat Kurang 60 69 : Cukup 3. Kuesioner (Angket) Data yang dikumpulkan dari kuesioner kemudian dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah (Ruswandi, Herman., et all. 2007) sebagai berikut: a. Setelah pelaksanaan latihan soal III, siswa langsung diberikan seperangkat kuesioner/angket. Siswa yang mengisi ada 24 orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 7 perempuan b. Setiap butir kuesioner yang terkumpul kemudian dihitung c. Data hasil kuesioner ini dibuat bentuk persentase untuk mengetahui frekuensi masing-masing jawaban yang diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai berikut: Nilai akhir = Jumla h Siswa Yang YA Banyak Siswa x 100% Nilai akhir = Jumla h Siswa Yang TIDAK Banyak Siswa x 100%

41 Untuk kriteria hasil presentase yang diperoleh sebagai berikut (Rasyid, Harun dan Mansur. 2009 : 21): 80% 100% : Baik Sekali 45% 59% : Kurang 70% 79% : Baik 44% : Sangat Kurang 60% 69% : Cukup