PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMALARIA DAN INSEKTISIDA FRAKSI ETIL ASETAT DAN SENYAWA 5,7,2',5",7",4"-HEKSAHIDROKSIFLAVANON-[3,8"]- FLAVON DARI BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan bakar dan bahan baku kertas. Senyawa organik bahan alam

AKTIVITAS DAN POTENSI ANTIMALARIA SENYAWA SANTON TEROKSIGENASI DAN TERPRENILASI

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari -Juni 2011 di Laboratorium Kimia

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

UJI AKTIFITAS ANTIMALARIA EKSTRAK AIR DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) PADA KULTUR PLASMODIUM FALCIPARUM IN VITRO

digunakan adalah bagian daun segar dan simplisia lempuyang wangi dan lempuyang pahit yang digunakan adalah bagian rimpang.

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Antiplasmodium In Vitro dari Hasil Pemisahan KCV Fraksi etil asetat Umbi Angiopteris evecta Kalimantan Tengah

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

SKRIPSI. Oleh : RIZA RIDHO DWI SULISTYO K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2007

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Mn(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT

MEKANISME AKSI α-mangostin DARI GARCINIA TETRANDA PIERRE TERHADAP P.FALCIPARUM SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

Uji potensi antiplasmodium ekstrak buah pare... (Susilawati dan Hermansyah)

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

KATA PENGANTAR. Penulis

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L)

PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT ANTIMALARIA DARI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU MIMBA (Azadirachta Indica JUSS)

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Pertanian, Universitas Lampung, dan Laboratorium Biokimia Puspitek Serpong.

II. METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

3. Pada konsentrasi 6 ppm. 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. in vitro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test kelompok

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Oleh: Niluh Putu Febrina Astarini. Prof. Dr. Perry Burhan, M.Sc Dra. Yulfi Zetra, MS Jurusan Kimia-ITS 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Teknik Identifikasi Bakteri

Sifat-sifat Fisis Larutan

Transkripsi:

PAkTI ITS PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIMALARIA DAN INSEKTISIDA FRAKSI ETIL ASETAT DAN SENYAWA 5,7,2',5",7",4"-HEKSAHIDROKSIFLAVANON-[3,8"]- FLAVON DARI BATANG Garcinia celebica Linn Disusun oleh : Mirna Saga Febryna Sara (1407100050) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Taslim Ersam Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS Surabaya 2011

Latar Belakang Kumarin Flavonoid Santon Biflavonoid Perangkat Biokimia Farmakologi Fisiologi Garcinia

Latar Belakang Aktivitas Antimalaria Kina : Pemanfaatan Tumbuhan memiliki efek samping terhadap Berkhasiat kesehatan manusia, seperti sakit kepala dan gangguan Lebih Baik Pencegahan fungsi mata Alternatif Obat Antimalaria Daripada Pengobatan Obat Sintetik (Kloroquin) : Aman mengalami kendala setelah Efektif ditemukan beberapa kasus resistensi terhadap P. Garcinia falciparum Alternatif Insektisida Alami 5,7,2',5",7",4"-heksahidroksiflavanon-[3,8"]-flavon (1) dan fraksi etil asetat

Permasalahan HO HO O OH OH O (1) HO O?? OH O FRAKSI ETIL ASETAT Apakah aktif sebagai Antimalaria dan Insektisida

Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian Mengetahui potensi senyawa biflavon (1) dan fraksi etil asetat sebagai antimalaria dan insektisida Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai manfaat pada senyawa hasil isolasi, memperoleh bahan antimalaria baru yang efektif dan aman. Serta dapat memberi informasi insektisida baru yang diharapkan nantinya dapat menghambat penyebaran penyakit malaria

Malaria dan Mekanisme Kerja Obat Antimalaria Sitoplasma parasit Sitoplasma eritrosit Heme Sistein protease globin Hemozooin peptida Vakuola makanan Sistein protease Asam amino N N Fe heme O O O O N N Proses metabolisme hemoglobin di dalam vakuola makanan parasit Heme bebas (Fe 3+ ) bersifat sangat beracun karena dapat menyebabkan spesi oksigen yang sangat reaktif sehingga dapat merangsang atau memicu reaksi oksidatif sehingga parasit menjadi mati. hemozoin

Material dan Metode ALAT tabung eppendolf, laminer air flow, lemari pendingin, candle jar, sentrifuge, tabung sentrifuge, botol scot, labu erlenmeyer steril, kertas saring berukuran pori 0,22 μm, kaca preparat, inkubator CO 2, pipet pasteur, mikropipet, pipet volume, cawan petri, termometer, plat well 24, mikroskop dan tabung reaksi. BAHAN senyawa 5,7,2',5",7",4"-heksahidroksiflavanon-[3,8"]-flavon (1) dan fraksi etil asetat dari batang Garcinia celebica Linn (Discostigma Fabriel Miq). P. falciparum (Strain 3D7), HEPES, RPMI 1640 (Rosewell Parla Memorial Institute), Natrium bikarbonat (NaHCO 3 ), hiposantin, gentamisin, aquademineralisasi (aqua DM), serum darah manusia (PMI, Surabaya), natrium klorida (NaCl), dimetilsulfoksida (DMSO), minyak immerse, dan pewarna Giemsa 20%, larva nyamuk Aedes aegypty instar III.

Material dan Metode 1. UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA Persiapan Medium Prosedur Kultur Biakan Pemanenan dan Penghitungan Analisa Data Aktivitas Antimalaria 2. UJI INSEKTISIDA Persiapan Larutan Uji Pengujian Insektisida Dengan Larva Nyamuk Aedes Aegypti Analisa Data

Persiapan Medium 1. UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA natrium bikarbonat hipoxantin Air steril HEPES gentamysin Pembuatan Medium Tak Lengkap Pembuatan Medium Lengkap RPMI1640 Inkubator Larutan filtrat *diinkubasi pada suhu 37 C Medium Serum lengkap Medium tak lengkap

Prosedur Kultur Biakan NaCl 3,5% Medium tidak lengkap Medium lengkap Eritrosit 50% Parasit Beku disentrifuge Supernatan Diulangi Disentrifuge tiga diambil kali Endapan Inkubasi parasit okontrol negatif : o Senyawa 1 dengan konsentrasi 0,001;0,01;0,1;1dan 10 g/ml o Fraksi etil asetat dengan konsentrasi 0,01;0,1;1;10 dan 100 g/ml odiinkubasi pada suhu 37 C selama 48 jam

Prosedur Pemanenan Parasit Dibuat hapusan tipis di atas kaca preparat Difiksasi dengan metanol Diwarnai dengan Gimsea 20% Minyak immersi

Analisa Data Aktivitas Antimalaria Persentase parasetemia % Parasitemia = eritrosit yang terinfeksi 1000 eritrosit X 100% Persentase penghambatan % Penghambatan= 100% -Xp/Xk X 100% Dimana : Xp = parasitemia uji Xk = parasitemia control negatif Analisa data hasil uji antimalaria seluruhnya dari tiap-tiap perlakuan diolah menggunakan analisa probit program SPSS seri 16,0 untuk menentukan IC 50

Persiapan Larutan Uji 2. UJI INSEKTISIDA Senyawa Uji Dilarutkan dengan DMSO 0,5 % Diencerkan Dengan Aquades Untuk fraksi : 1000, 500, 250, 125, 62,5, 31,25 μg/ml Untuk kontrol negatif: DMSO 0,5 % +aquades Untuk senyawa murni: 400, 40, 4, 0,4 μg/ml

Uji Insektisida Ditambahkan 10 ekor larva nyamuk Aedes Aegypti instar III Dihitung % kematiannya

Analisa Data Aktivitas Insektisida Setelah pemaparan selama 24 jam, maka dapat dianalisa: Rata-Rata Hidup dan Mati Mati dan Hidup Akumulasi % Mortalitas Grafik antara log konsentrasi dengan % mortalitas Suatu zat dikatakan aktif atau toksik bila nilai LC 50 < 500 μg/ml untuk ektrak dan < 50 μg/ml untuk suatu senyawa (Meyer dkk, 1982)

Uji Aktivitas Malaria Dosis Uji (μg/ml) R % Parasitemia % Pertumbuhan % Hambatan % Hambatan 0 jam 48 jam rata-rata Kontrol (-) 1 1,37 4,32 2,95 - - 2 1,37 4,34 2,97-10 1 1,37 2,13 0,76 74,24 72,64 2 1,37 2,23 0,86 71,04 1 1 1,37 2,85 1,48 49,83 51,18 2 1,37 2,78 1,41 52,52 0,1 1 1,37 3,23 1,86 36,95 36,15 2 1,37 3,29 1,92 35,35 0,01 1 1,37 3,44 2,07 29,83 29,39 2 1,37 3,48 2,11 28,96 0,001 1 1,37 3,85 2,48 15,93 16,72 2 1,37 3,82 2,45 17,51 penghambatan pertumbuhan parasit 50%

Uji Aktivitas Malaria Dosis Uji (μg/ml) R % Parasitemia % Pertumbuhan % 0 jam 48 jam Hambatan % Hambatan rata-rata Kontrol (-) 1 1,37 6,99 5,62 - - 2 1,37 7,68 6,31-100 1 1,37 1,09 0 100 100 2 1,37 1,09 0 100 10 1 1,37 1,84 0,47 91,64 91,305 2 1,37 1,94 0,57 90,97 1 1 1,37 2,28 0,91 83,81 81,76 2 1,37 2,65 1,28 79,71 0,1 1 1,37 3,18 1,81 67,79 66,305 2 1,37 3,59 2,22 64,82 0,01 1 1,37 4,67 3,30 41,28 39,105 2 1,37 5,35 3,98 36,93 penghambatan pertumbuhan parasit 50%

Perhitungan Nilai IC 50 Senyawa (1) HO HO O OH O HO O OH FRAKSI ETIL ASETAT Senyawa 1 OH O Cl N HN CH 3 N CH 3 H 3C Klorokuin AKTIF MODERAT AKTIF

Analisis Senyawa Aktivitas senyawa didukung pula adanya gugus atau substituen yang terikat Hubungan struktur dengan aktivitas suatu senyawa dapat ditinjau melalui pada molekul dengan mengikuti keteraturan dari beberapa penelitian-penelitian tiga sebelumnya. aspek (Menurut Hansch, 1968) diantaranya : LIPOFILISITAS Menurut ELEKTRONIK Grazul dkk (2009), pada senyawa quercetin (10) terjadinya pembentukan kompleks dengan ion logam oleh adanya gugus orto-hidroksi, maupun ortohidroksi LIPOFILISITAS dengan karbonil tersebut lebih efektif Lebih dan bersifat stabil dalam non polar meningkatkan HO aktivitas HO suatu Osenyawa sebagai bahan obat. (tidak berada pada bentuk glikosidanya) UKURAN MOLEKUL OH O HO O OH Gugus OH dan karbonil yang berposisi orto dapat membentuk khelat dengan Fe 3+ yang dapat menghambat pembentukan hemozoin sehingga terbentuk heme bebas (Fe 3+ ) yang menyebabkan OH kematian O parasit Senyawa yang memiliki lipofilisitas tinggi memiliki aktivitas antimalaria yang tinggi (Kohler et al., 2001) Senyawa tersebut mudah melalui (masuk) membran sel vakuola makanan parasit

Uji Aktivitas Insektisida Senyawa (1) Hasil Pengamatan Aktivitas Insektisida Senyawa (1) Setelah Pemaparan Selama 24 jam Konsentrasi Hidup Mati Rata-rata hidup Rata-rata mati 400 0 0 10 10 0 10 40 8 8 2 2 8 2 4 10 10 0 0 10 0 0.4 10 10 0 0 10 0

120 100 %mortalitas 80 60 40 20 2.6 1.6 0.6-0.398 0-1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3-20 Log konsentrasi Grafik hubungan antara log konsentrasi dengan %mortalitas senyawa (1) TIDAK AKTIF

Uji Aktivitas Insektisida Fraksi Etil Asetat Hasil Pengamatan Aktivitas Insektisida Fraksi Setelah Pemaparan Selama 24 jam Konsentrasi Hidup Mati Rata-rata hidup Rata-rata mati 1000 0 2 1 10 8 9 1 9 500 7 7 6 3 3 4 7 3 250 10 10 10 0 0 0 10 0 125 10 10 10 0 0 0 10 0 62.5 10 10 10 0 0 0 10 0 31.25 10 10 10 0 0 0 10 0

100 80 %mortalitas 60 40 20 3 2.699 2.3979 2.0969 1.7959 1.4949 0-20 0 1 2 3 4 Log konsentrasi Grafik hubungan antara log konsentrasi dengan %mortalitas fraksi etil asetat TIDAK AKTIF

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan fraksi etil asetat aktif sebagai antimalaria dengan nilai IC 50 0,027 µg/ml sedangkan senyawa (1) aktif moderat terhadap antimalaria dengan IC 50 0,476 µg/ml apabila dibandingkan dengan kloroquin yang merupakan kontrol negatif. aktivitas insektisida dari senyawa (1) dan fraksi etil asetat dapat dilihat dari nilai LC50. Senyawa (1) memiliki nilai LC 50 125,92 μg/ml sedangkan fraksi etil asetat memiliki nilai LC 50 691,67μg/mL. Keduanya tidak aktif sebagai insektisida. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan struktur dengan aktivitas penghambatan pertumbuhan parasit P.falciparum agar dapat diketahui mekanisme kerja senyawa secara pasti. Selain itu penelitian ini perlu dilanjutkan dengan uji toksisitas terhadap hewan uji sehingga dapat memberikan kontribusi di bidang kesehatan.

TERIMA KASIH