HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia

PENGARUH BEBAN KERJA FISIK TERHADAP KELELAHAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON PT. WIJAYA KARYA Tbk. BETON BOYOLALI

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA KARYAWAN TERPAPAR IKLIM KERJA MELEBIHI NAB ( STOCK YARD

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

Skiripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ARIF BUDI UTOMO J

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

DINASTI TUNGGAL DEWI J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

Kata kunci : Kelelahan kerja, umur, beban kerja

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MANUAL HANDLING DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA PEMBUATAN BATU BATA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

Kata Kunci : Tingkat kelelahan kerja, umur, pendidikan, masakerja, status gizi

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KELELAHAN KERJA PADA PENGUMPUL TOL DI PERUSAHAAN PENGEMBANG JALAN TOL SURABAYA

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN PENURUNAN DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PPB MAJALENGKA

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

HUBUNGAN TINGKAT PERSENTASE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA KULI ANGKUT BUAH DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 2015

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM

KARYA TULIS ILMIAH. Yunita Dwiningtyas R

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BEBAN KERJA, STATUS GIZI DAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI KERAJINAN GERABAH

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN CO-ASSISTANT DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROF. SOEDOMO FKG UGM YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : RIA NUR ELLYANA J

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. PPB MAJALENGKA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Mayarakat Disusun Oleh : ANNIES BANITA NUGRAHENI J410110037 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

1

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. PPB MAJALENGKA Oleh Annies Banita Nugraheni* dr. Hardjanto**Sri Darnoto*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. FIK UMS,**Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS *Email: anniesbanban@yahoo.com ABSTRAK Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tenaga kerja mengalami kelelahan kerja. Tenaga kerja yang memiliki pekerjaan yang terlalu berat dan berlebih akan mempercepat kontraksi otot tubuh yang akan mempercepat terjadinya kelelahan kerja. Beban kerja fisik di bagian produksi tulangan beton yang memiliki pembebanan kerja signifikan daripada tempat produksi lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian produksi tulangan beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka. Metode penelitian menggunakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel penelitian berjumlah 30 tenaga kerja. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi Spearman-Rho dengan tingkat signifikan (α=0,05). Hasil pengujian statistik menggunakan Spearman-Rho didapatkan adanya hubungan signifikan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja (p=0,000) (r=0,714) dengan tingkat keeratan hubungan kuat dan menunjukkan arah korelasi positif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan. Kata kunci : Beban Kerja Fisik, Kelelahan 2

ABSTRACT The workload is one of the factors that may affect workers experiencing job burnout. Workers who have jobs that are too heavy and excessive muscle contraction will accelerate the body which will accelerate the occurrence of fatigue. Physical workload is excessive and uncontrolled can increase work exhaustion, as well as the level of fatigue on the production of concrete reinforcement that has a significant workload than any other production site. The purpose of this study was to determine the relationship of physical workload with fatigue on the part of workers in the production of concrete reinforcingbpt Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka. The research method used observational analytic research with cross sectional approach. The sampling technique using purposive sampling, the sample was 30 workers. Analysis of data used statistical test of Spearman-Rho correlation with a significant level (α = 0.05). Statistical tests using the Spearman-Rho found any significant relationship between physical workload with fatigue (p = 0.000) (r = 0.714) with the level of the relationship strong and indicate the direction of positive correlation. From the results study concluded there is the correlation between work load and fatigue. Keywords: Physical Workload, Fatigue PENDAHULUAN Pekerjaan manusia memerlukan pekerjaan yang dituntut untuk mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia lain, mesin, dan lingkungan. Ketidakseimbangan dapat menimbulkan berbagai keluhan pada masyarakat saat bekerja di suatu tempat kerja, salah satunya keluhan rasa lelah saat bekerja maupun sesudah bekerja. Suma mur (2009) menyatakan kelelahan sama dengan lapar dan haus salah satu dari pilar-pilar penting mekanisme penyangga untuk melindungi berlangsungnya kehidupan. Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang tidak berjalan dengan baik dalam mengatur jalannya pekerjaan akan mengakibatkan timbulnya kelelahan kerja. Berdasarkan data ILO (International Labour Organization) (2003) dalam Tarwaka (2008), Negara Indonesia mencapai tingkatan penerapan kinerja K3 di perusahaan yang telah dicapai masih sangat rendah hanya sekitar 2% perusahaan yang telah menerapkan K3. Sedangkan 3

sisanya, sekitar 98% belum menerapkan K3 dengan baik. Intenational Labour Organization (ILO) tahun 2010 menyimpulkan hampir setiap tahun terdapat 2 (dua) juta tenaga kerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Hasil survei di negara maju sekitar 10-50% masyarakat mengalami kelelahan (Baiduri, 2008). Kelelahan yang dialami tenaga kerja saat bekerja dapat dipengaruhi oleh beban kerja yang dialami saat bekerja. Beban kerja dari setiap tenaga kerja berbeda-beda, sesuai dengan jenis pekerjaannya. Beban kerja dapat berupa beban mental, fisik dan sosial. Beban kerja yang dialami tenaga kerja saat tenaga kerja akan menyelesaikan pekerjaannya, seperti mengangkat, berlari dan lain-lain. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya (Kemenkes RI, 2003). Kelelahan yang terus menerus untuk jangka waktu panjang akan menjadi kelelahan kronis dirasakan sebelum, saat, dan setelah bekerja yang menyebabkan meningkatnya angka sakit pada tenaga kerja individual dan kelompok (Suma mur, 2009). Kelelahan yang dialami tenaga kerja akan berdampak pada hilangnya kemauan bekerja yang menyebabkan tenaga kerja berhenti bekerja. Tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja bila tetap bekerja akan meningkatkan angka kecelakaan kerja akibat kelelahan kerja. PT Wijaya Karya Beton Tbk.PPB Majalengka merupakan perusahaan yang bergerak di bidang beton pracetak yang beralamat di Jalan Raya Brujul Kulon RT 07/RW 14, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka. Total jumlah tenaga kerja bagian produksi sebanyak 179 tenaga kerja dibagi untuk tiga jalur produksi (Jalur 1, Jalur 2, dan Jalur 3). Jumlah keseluruhan tenaga kerja di bagian produksi tulangan beton tipe sentrifugal dan non sentrifugal adalah 35 tenaga kerja. Dalam proses produksi menggunakan bantuan alat dan manual. Hasil survei awal pada bulan Desember 2014 dilakukan di bagian produksi tulangan sentrifugal dan non sentrifugal PT Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Majalengka. Survei awal dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan pengukuran denyut jantung tenaga kerja di tempat kerja. Survei awal ini dilakukan pada 5 responden tenaga kerja. Pengukuran denyut jantung dilakukan saat bekerja. Pengukuran denyut jantung bagian produksi didapatkan rata-rata 4

denyut jantung sebesar 118,6 denyut/menit dengan kategori beban kerja sedang. Hasil pengukuran beban kerja yang dilakukan pengukuran denyut jantung 5 responden tenaga kerja bagian produksi bahwa 20 % beban kerja ringan, 40 % beban kerja sedang, dan 40 % beban kerja berat. Sedangkan hasil kelelahan dilakukan dengan observasi dan wawancara didapatkan hasil sebanyak 10 % tenaga kerja mengalami kelelahan ringan, 60 % kelelahan sedang, 20 % kelelahan berat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian produksi tulangan beton di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka. TINJAUAN PUSTAKA Kelelahan Kerja Kelelahan adalah kondisi berbeda-beda yang dirasakan setiap individu, walaupun berbeda-beda tetapi tetap semuanya berpusat pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan terjadi karena diatur oleh otak secara sentral. Terletak pada susunan syaraf terdapat sistem aktivasi yang bersifat simpatis dan inhibasi yang bersifat parasimpatis (Tarwaka, dkk. 2004). Jenis Kelelahan Kerja Grandjean dalam Tarwaka, dkk (2004) menyatakan kelelahan diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu : 1. Kelelahan otot Kelelahan otot merupakan tremor pada otot/ perasaan nyeri pada otot. 2. Kelelahan umum Kelelahan umum terjadi dengan ditandai berkurangnya kemauan untuk bekerja disebabkan oleh pekerjaan monotomi, intensitas, dan lamanya kerja 5

fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja 1. Umur Umur merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena usia berpengaruh terhadap kekuatan fisik dan mental seseorang serta pada usia tertentu seorang pekerja akan mengalami perubahan prestasi kerja. Grandjean (1995) dalam Setyawati (2011) menyatakan bahwa kekuatan maksimal otot dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain salah satunya adalah faktor umur. Puncak kekuatan otot pada laki-laki dan wanita sekitar usia 25-35 tahun. Pada umur sekitar 50-60 tahun kekuatan otot menurun sekitar 15-25 persen. 2. Jenis Kelamin Laki-laki dan perempuan memiliki kekuatan fisik yang berbeda dan kapasitas yang berbeda pula. Perempuan lebih rentan mengalami banyak masalah kesehatan. Rasa lelah akan sering dialami perempuan daripada lakilaki. Perempuan mengalami masa haid dimana lelah akan cepat dirasakan saat bekerja (Suma mur, 2009). 3. Indeks Massa Tubuh Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat kaitannya dengan keadaan gizi. Menurut Supariasa,dkk (2001), Indeks Massa Tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Kementrian Kesehatan (1994) dalam Supariasa (2001) menetapkan kategori untuk IMT Indonesia. 6

Tabel 1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori IMT Kurus Normal Gemuk Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 18,5 >18,5 25,0 Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 Sumber : Kemenkes RI, 1994 4. Masa Kerja Masa kerja merupakan lama waktu tenaga kerja bekerja di perusahaan tertentu. Masa kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kelelahan kerja, yang berarti bahwa masa kerja bertambah maka akan meningkatkan kelelahan kerja. Tekanan konstan terjadi dengan bertambahnya masa kerja seiring dengan proses adaptasi. Proses adaptasi memberikan efek positif yaitu dapat menurunkan ketegangan dan peningkatan aktivitas atau kinerja, sedangkan efek negatifnya adalah batas ketahanan tubuh yang berlebihan pada proses kerja. Kelelahan kerja mengurangi fungsi psikologi dan fisiologi yang dapat dihilangkan dengan upaya pemulihan. Semakin lama masa kerja berpengaruh pada tingkat kelelahan kerja diakibatkan tingkat monoton kerja yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun (Gempur, 2004). 5. Beban Kerja Pekerjaan yang terlalu berat dan berlebih akan mempercepat kontraksi otot tubuh, sehingga akan mempercepat terjadinya kelelahan (Suma mur, 2009). Konz (1996) dalam Tarwaka (2014) menyatakan denyut jantung merupakan suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan vasodilatasi. Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991) dalam Tarwaka (2014). 7

Tabel 2. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh, dan Denyut Jantung Kategori Beban Kerja Konsumsi Oksigen (l/min) Ventilasi Paru (l/min) Suhu Rektal Ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100 Denyut Jantung (denyut/menit) Sedang >1,0-1,5 >20-31 >37,5-38,0 >100-125 Berat >1,5-2,0 >31-43 >38,0- >125-150 38,5 Sangat >2,0-2,5 >43-56 >38,5- >150-175 Berat 39,0 Sngat Berat Sekali >2,5 >56 >39,0 >175 Sumber : Christensen.Encylopedia of Occupotional Health and Safety.ILO.Geneva dalam Tarwaka, 2014. Cara Mengurangi Kelelahan Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yaitu (Suma mur, 2009) : 1. Pengaturan jam kerja, 2. Pemberian kesempatan istirahat yang tepat, 3. Pengetrapan ergonomi sangat membantu, 4. Monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta dekorasi pada lingkungan kerja, 5. Organisasi proses produksi yang tepat, 6. Kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik. 8

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yag digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah tenaga kerja di bagian produksi tulangan beton PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka yang berjumlah 35 tenaga kerja dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 30 tenaga kerja dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data bivariat menggunakan uji Spearman-Rho. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Kelompok Umur Umur (tahun) Frekuensi Presentase Mean Standar Deviasi 25-29 15 50 30 34 5 16,7 35 39 7 23,3 40 44 2 6,7 45-50 1 3,3 31,30 6,160 Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa rata-rata umur responden berada pada umur produktif dengan umur antara 31 tahun. Umur tenaga kerja di bagian produksi tulangan beton paling muda adalah 25 tahun dan umur yang paling tua 48 tahun dengan distribusi umur antara 25 29 tahun sebanyak 15 tenaga kerja (50%), umur 30 34 tahun sebanyak 5 tenaga kerja (16,7%), umur 35 39 tahun sebanyak 7 tenaga kerja (23,3%), umur 40 44 tahun sebanyak 2 tenaga kerja (6,7%), dan umur 45 50 tahun sebanyak 1 tenaga kerja (3,3%). 9

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Produksi Tulangan Beton Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%) Laki-Laki 30 100 Perempuan - - Total 30 100 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa hasil distribusi frekuensi jenis kelamin responden bagian produksi tulangan beton semua tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 tenaga kerja (100%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh (IMT) Responden Indeks Massa Tubuh (IMT) Produksi Tulangan Beton Frekuensi Kurus 7 Normal 20 Gemuk 3 Total 30 Presentase (%) 23,3 66,7 10 100 Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa tenaga kerja dengan status gizi normal sebanyak 20 tenaga kerja (66,7). Sedangkan untuk status gizi kurus sebanyak 7 tenaga kerja (23,3%) dan status gizi yang paling sedikit yaitu status gizi gemuk sebanyak 3 tenaga kerja (10%). 10

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Massa Kerja Responden Massa Kerja (tahun) Produksi Tulangan Beton Frekuensi Presentase (%) Mean Standar Deviasi 1-10 26 86,7 11-20 2 6,7 21-30 2 6,7 7,43 6,135 Total 30 100 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa antara 1-10 tahun ada 26 tenaga kerja dengan presentase 86,7 %, masa kerja antara 11-20 tahun ada 2 tenaga kerja dengan presentase 6,7 %, dan masa kerja 21-30 tahun ada 2 tenaga kerja dengan presentase 6,7%. Rata rata masa kerja tenga kerja 7,43 tahun ± 6,135. B. Analisis Univariat 1. Beban Kerja Fisik Tabel 7. Distribusi Frekuensi Beban Kerja Di Produksi Tulangan Beton Kategori Beban Kerja Frekuensi Presentase (%) Beban kerja ringan 4 13,3 Beban kerja sedang 24 80 beban kerja berat 2 6,7 Total 30 100 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari nilai pengukuran beban kerja fisik menggunakan denyut nadi, sebagian besar tenaga kerja berada dalam beban kerja sedang yaitu ada 24 tenaga kerja (80%), sedangkan pada beban kerja ringan sebanyak 4 tenaga kerja (13,3%), dan sebagian kecil pada beban kerja berat yaitu 2 tenaga kerja (6,7%). 11

2. Kelelahan Kerja Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja Kategori kelelahan kerja Frekuensi Presentase (%) Kelelahan rendah 6 20 Kelelahan sedang 24 80 Total 30 100 Berdasarkan tabel 8 distribusi frekuensi responden berdasarkan kelelahan kerja diketahui bahwa, dari nilai pengukuran kelelahan kerja menggunakan kuesioner kelelahan subjektif, sebagian besar tenaga kerja mengalami kelelahan sedang yaitu ada 24 tenaga kerja (80%), dan sebagian kecil pada kelelahan ringan sebanyak 6 tenaga kerja (20%). C. Uji Hubungan Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Tabel 9. Hasil Uji Spearman Rho Hubungan Beban Kerja Fisik Dengan Variabel Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Tulangan Beton Di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka n Beban Kerja 30 Kelelahan Kerja 30 P value Koefisien Corelation (r) Ket 0,000 0,714 H 0 Ditolak Dari hasil penelitian antara hubungan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja dapat diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 yang menunjukkan H 0 ditolak artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,714 dengan tingkat keeratan hubungan yang kuat dimana nilai (r) berada dalam range 0,60 0,799 (kuat). Berdasarkan pada tabel 16 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dimana semakin berat beban kerja maka akan semakin tinggi terjadi kelelahan kerja dan hubungan tersebut dalam tingkat kuat. 12

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hariyati (2011) tentang pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja pada pekerja linting manual di PT Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat uji chi square didapatkan nilai X 2 sebesar 23,692 dan uji fisher s exact diperoleh hasil signifikan p-value 0,000 < 0,05, menunjukkan sangat signifikan bahwa beban kerja mempunyai pengaruh pada kelelahan kerja. Penelitian Jannah (2014) bahwa beban kerja mempunyai hubungan dengan kelelahan kerja, dengan menggunakan uji korelasi product moment didapatkan hasil nilai p value sebesar 0,033 < p (0,05) dan nilai r sebesar 0,361 dimana nilai berada antara range 0,20-0,399 yang berarti ada tingkat hubungan yang rendah. Penelitian Septiyaning (2013) bahwa beban kerja mempunyai pengaruh terhadap kelelahan kerja dengan mggunakan uji fisher s exact diperoleh nilai p value 0,007 < 0,05. Beban kerja akan meningkatkan kelelahan kerja sebesar 17,143 nilai Odd Ratio (OR). SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian tentang Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Tulangan Beton yang telah dilakukan di PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian produksi tulangan beton di PT Wijaya KArya Beton Tbk PPB Majalengka dengan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,714 dengan tingkat keeratan hubungan yang kuat. 13

SARAN 1. Bagi Tenaga Kerja Sebaiknya tenaga kerja dapat memanfaatkan waktu istirahat yang diberikan oleh perusahaan untuk meminimalisir terjadinya kelelahan kerja. 2. Bagi perusahaan a. Tenaga kerja yang bekerja dengan posisi berdiri diberikan kesempatan dan disediakan tempat untuk duduk. b. Melakukan pembagian waktu istirahat tenaga kerja dengan pembagian waktu istirahat yaitu tenaga kerja bekerja dari jam 07.00-09.00 diberikan waktu istirahat 15 menit, kemudian tenaga kerja bekerja lagi dari jam 09.15-12.00 diberikan waktu istirahat 30 menit, tenaga kerja akan bekerja lagi dari jam 12.30-14.00 diberikan waktu istirahat 15 menit. Pembagian waktu istirahat ini dilakukan untuk menghindari kelelahan kerja akibat pekerjaan yang monoton. c. Menyediakan minum di bagian produksi tulangan beton untuk tenaga kerja agar setiap waktu bila tenaga kerja haus bisa minum untuk menghindari keluhan kelelahan kerja. 3. Bagi peneliti lain a. Bagi penelitian selanjutnya dapat menambah variabel - variabel lain yang berhubungan dengan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja. 14

DAFTAR PUSTAKA Baiduri. 2008. Kaidah Dasar Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Gempur, S. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan, Dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Hariyati, M. 2011. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja Linting Manual di PT Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS. Jannah, Nur. 2014. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Cutting Pt. Dan Liris Banaran Kabupaten Sukoharjo. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta: Depkes PRESS. Septiyaning, M J. 2013. Pengaruh Beban Kerja Dan Umur Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja Angkat Angkut Di P.B. Cahaya Intan Krujon Toyogo Sragen. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS. Setyawati, KM. L. 2011. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara Books. Suma mur. 2009. Hiegiene Perusahaan dan Keselaamatan Kerja. Jakarta : CV Sagung Seto. Supariasa IDN., Bakri B., Fajar I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Sudiajeng L. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS. Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta: HARAPAN PRESS. Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri Revisi Edisi II. Surakarta: HARAPAN PRESS. 15