HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA SISWA BOARDING SCHOOL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

DEWI KUSUMA WARDHANI F

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Di mulai dengan perumusan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

3. METODE PENELITIAN

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat). ini adalah perilaku kerja kontraproduktif.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY DENGAN COMPUTER STRESS Oleh: Muhammad Rumi Adiyan 97 320 016 4

5 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005

6 HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY DENGAN COMPUTER STRESS Muhammad Rumi Adian INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara computer self-efficacy dengan computer stress. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara computer self-efficacy dengan computer stress. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala computer self-efficacy yang mengacu pada skala computer self-efficacy scale yang disusun oleh Murphy (1989) yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh peneliti. Skala computer hassles disusun oleh Hudiburg (1989) dan telah dimodifikasi oleh peneliti pada penelitian ini. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 11.5 for Windows, untuk melihat apakah hubungan antara computer self-efficacy dan computer stress digunakan uji korelasi product moment dari Pearson. Dari hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (r xy ) = - 0,522 dan p = 0,000, karena po<o0,05 maka dapat diartikan bahwa ada hubungan antara computer self-efficacy dengan computer stress. Dengan demikian berarti hipotesis pada penelitian ini diterima. Kata Kunci: computer self-efficacy, computer stress, computer hassles

7 Pengantar Saat ini teknologi komputer telah berkembang dengan pesatnya, sehingga pemakaiannya telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kegiatan manusia, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai proyek proyek besar yang lebih kompleks. Pekerjaan yang dulu dilakukan manusia secara manual telah diganti dengan teknologi komputer yang lebih efisien. Bahkan pada saat ini satu komputer dengan komputer lainnya sudah dapat dihubungkan melalui jaringan Lan dan Wan. Sehingga komunikasi antar ruangan, antar kantor maupun antar negara menjadi lebih cepat dan efisien berkat adanya e-mail dan program messenger yang dapat diakses melalui jaringan internet. Komputer dapat dengan cepat menciptakan, mengirim dan memperoleh informasi terbaru dari seluruh belahan dunia. Dalam dunia pendidikan pemanfaatan teknologi informasi digunakan untuk memberi kemudahan bagi institusi pendidikan untuk mendapatkan berbagai macam informasi. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswi atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Di samping lingkungan pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat memanfaatkan internet guna mencari bahan atau pun data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan. Situs tersebut contohnya seperti google.com, searchindonesia.com atau sumpahpalapa.net.

8 Pada umumnya komputer diciptakan dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan serta memberikan kenyamanan dalam bekerja. Permasalahannya adalah, di samping segala kemudahan yang telah dihasilkan dari penggunaan komputer, ternyata masih banyak masalah yang timbul yang berkaitan dengan hubungan interaksi antara manusia dengan komputer, yakni stress yang diakibatkan oleh masalah yang muncul pada sistem komputer. Munculnya personal computer (PC) telah banyak menguntungkan bagi pihak peneliti ilmiah, namun perbaikan design suatu program belum sebaik peningkatan teknologi perangkat keras yang mengakibatkan sulitnya penggunaan program komputer tersebut. Umumnya, para insinyur mengembangkan teknologi komputer untuk meningkatkan efisiensi dalam bekerja. Namun hubungan interaksi antara manusia dengan komputer (human-computer interface) masih banyak yang menghasilkan ketegangan pikiran dan tubuh. misalnya pengguna komputer harus selalu mempelajari program perangkat lunak yang terus diperbaharui, sebagaimana dikatakan oleh seorang senior staff pada sebuah perusahaan multinasional di Jakarta (2003). Secara teoritis Brod (dalam Hudiburg, 1996) mengemukakan bahwa technostress adalah suatu penyakit modern, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi dalam mengusai suatu teknologi komputer yang baru dengan cara yang sehat. Studi telah menunjukkan bahwa karakteristik dari teknologi komputer dapat menambah masalah yang dapat menimbulkan stress. Tingginya frekuensi problem pada komputer akan meningkatkan rasa jemu, ketidakpuasan, tekanan atau

9 kecemasan, amarah, dan kelelahan (Carayon-Sainfort, 1992). Studi yang dilakukan oleh Eden (1990) menunjukkan bahwa komputer yang secara tiba-tiba tidak berfungsi berakibat meningkatnya kecemasan, depresi, psychosomatic complaints, tekanan darah meningkat, detak jantung meningkat. Penelitian yang dilakukan Hudiburg (1996) menunjukkan bahwa orang yang mengalami computer stress tingggi menunjukkan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan komputer yang lebih rendah, harga diri, self-efficacy yang rendah, serta lebih merasakan kecemasan, dan gejala somatisasi. Berkaitan dengan adaptasi terhadap komputer dan penggunaannya yang penuh dengan tekanan karena adanya resiko kegagalan yang dapat menyebabkan stress, diperlukan suatu keyakinan, terhadap kemampuannya dalam menguasai komputer yang disebut dengan computer self-efficacy. Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai penilaian individu terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan. Penekanannya bukanlah terkait pada ketrampilan yang dimiliki oleh individu namun adalah sebuah penilaian akan apa yang dapat dilakukan oleh individu dengan menggunakan ketrampilan apapun yang dikuasainya. Keyakinan ini akan membantu individu menentukan apa yang akan dilakukannya dengan pengetahuan dan keterampilannya dalam menguasai komputer. Berdasarkan uraian diatas menarik untuk diteliti lebih lanjut tentang keterkaitan antara computer self-efficacy dengan computer stress. Bagaimanapun

10 komputer bertujuan untuk mempermudah pekerjaan seseorang, tidak untuk mempersulit, apalagi menimbulkan stress. Metode Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Computer stress 2. Variabel bebas : Computer self-efficacy Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia Fakultas Psikologi. Subjek dalam penelitian ini diambil secara insidental dan kolektif. Insidental yang dimaksud adalah subjek yang peneliti jumpai secara personal baik itu dikampus ataupun di kediaman subjek. Pengambilan data secara insidentil dilakukan dengan memberi arahan tentang tata cara pengisian skala. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode skala Likert, di mana ada empat pilihan jawaban yang disediakan. Data computer stress dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala computerstress yang disusun oleh Hudiburg (2003) dan telah dimodifikasi oleh penulis. Skala computerstress yang asli terdiri dari 71 aitem. Setelah dimodifikasi oleh peneliti menjadi 50 aitem. Hal ini karena ada beberapa aitem yang tidak relevan untuk diungkap pada kalangan pendidikan. seperti misalnya illegal input error, dan poor user/computer interface. Bentuk skala tersebut berupa pernyataan yang disertai

11 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak menjengkelkan (STM), tidak menjengkelkan (TM), menjengkelkan (M), dan sangat menjengkelkan (SM). Jawaban akan diskor dengan nilai 1 pada pilihan jawaban sangat tidak menjengkelkan (STM), dan 4 pada pilihan jawaban sangat menjengkelkan (SM). Data computer self-efficacy dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala computer self-efficacy yang disusun oleh Murphy (1989) yang telah dimodifikasi oleh penulis. Skala computer self-efficacy ini terdiri dari 37 aitem. Bentuk skala tersebut berupa pernyataan yang disertai empat pilihan jawaban, yaitu: sangat tidak yakin (STY), tidak yakin (TY), yakin (Y), dan sangat yakin (SY). Jawaban akan diskor dengan nilai 1 pada pilihan jawaban sangat tidak yakin (STY), dan 4 pada pilihan jawaban sangat yakin (SY). E. Metode Analisis Data Analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa statistik dapat meningkatkatkan kecermatan peneliti dalam menguji hipotesis dan mewujudkan kesimpulan penelitian. Teknis analisis statistik yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Pearson.Teknik ini digunakan karena untuk menguji hipotesis hubungan antara computer stress dengan computer selfefficacy. Hasil Penelitian Uji normalitas dilakukan pada tiap variabel untuk mengetahui apakah data statistik parametrik yang diperoleh dapat memenuhi distribusi kurva normal atau

12 tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov. Untuk mengetahui uji normalitas dapat diketahui dengan melihat nilai p-nya. Apabila nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada skala computer stress diperoleh hasil F sebesar 1.208 dan p = 0,108 dengan demikian data yang diperoleh dari skala computer stress terdistribusi normal (sesuai dengan kurva normal) karena p > 0,05. Pada skala computer self-efficacy hasil uji normalitasnya diperoleh F sebesar 0,464 dan p = 0,982. Karena p > 0,05 maka data skala computer self-efficacy terdistribusi normal (sesuai dengan kurva normal). Uji Hipotesis Setelah memenuhi syarat-syarat fungsi statistik dasar dengan melakukan uji normalitas maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data sesuai dengan hipotesis dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui adanya hubungan computer selfefficacy dengan computer hassles. Dari hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi (r xy ) = - 0,522 dan p_=_0,000, karena p_<_0,05 maka dapat diartikan bahwa ada hubungan yang negatif yang signifikan antara computer stress dengan computer self-efficacy. Dengan demikian hipotesa yang diajukan diterima. D. Pembahasan Setelah dilakukan analisis data, maka diperoleh hasil bahwa ada hubungan negatif antara computer stress dengan computer self-efficacy. Hal ini menunjukkan bahwa computer self-efficacy dapat digunakan untuk memprediksi computer stress. Dengan kata lain, korelasi negatif antara computer stress dengan computer self-

13 efficacy menunjukkan bahwa nilai rendah computer stress akan berjalan seiring dengan semakin tingginya computer self-efficacy. Semakin tinggi tingkat computer stress secara proposional akan diikuti oleh penurunan tingkat computer self-efficacy. Hal ini diperkuat oleh Bandura (1994) bahwa banyaknya stress yang muncul yang dirasa oleh individu ketika mengerjakan tugas memiliki hubungan yang negatif dengan self-efficacy. Hasil yang telah diperoleh dapat membuktikan pernyataan Hudiburg (1996) bahwa orang yang mengalami computer stress tingggi menunjukkan bahwa mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan komputer yang lebih rendah, harga diri, selfefficacy yang rendah, serta lebih merasakan kecemasan, dan gejala somatisasi. Myers (dalam Triandary, 2004) mengungkapkan bahwa tingginya tingkat self-efficacy menunjukkan bahwa mahasiswa dalam menghadapi situasi-situasi yang tidak jelas, tidak dapat diramalkan dan bahkan menimbulkan tekanan harus dihadapi dengan kepercayaan diri yang tinggi agar dapat mengorganisasi tingkah laku. Artinya mahasiswa perlu memiliki perasaan bahwa dirinya adalah individu yang cakap dan mampu melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam menghadapi situasi apapun. Dalam proses perkembangannya, self-efficacy berkembang melalui pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh individu terhadap tindakannya pada situasi tertentu. Keyakinan akan self-efficacy akan diperoleh melalui pengalamannya tersebut sehingga akan berpengaruh besar terhadap tindakan yang akan diambil. Individu yang memiliki self-efficacy tinggi jika mengalami kegagalan justru akan berusaha lebih giat lagi untuk dapat mencapainya. Hal ini disebabkan karena

14 individu merasa yakin dan mampu mencapai tujuan tersebut, sebaliknya pada individu yang memiliki self-efficacy yang rendah bila mengalami kegagalan akan cenderung menurunkan usahanya. A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara computer stress dan computer self-efficacy pada mahasiswa UII Fakultas Psikologi. Hipotesis diterima. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa saran yang dapat peneliti ajukan. Pertama, kepada subjek penelitian. Agar terus meningkatkan pengalamannya dalam menggunakan komputer, dan terus berlatih sehingga di masa depan bagi subjek yang akan bekerja pada suatu perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi akan dengan mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang banyak menggunakan komputer. Hal ini terutama ditujukan kepada subjek yang memiliki computer self-efficacy yang rendah. Kedua, kepada peneliti selanjutnya, berkaitan tentang subjek penelitian. Subjek penelitian hendaknya bukan hanya pada mahasiswa, tapi juga pada masyarakat selain mahasiswa. Pada penelitian selanjutnya hendaknya terdiri dari subjek yang bekerja pada suatu perusahaan dan yang bekerja dalam bidang pendidikan untuk kemudian dijadikan perbandingan.

15 Agar memperhatikan variabel lain, seperti sikap terhadap komputer, usia subjek, yang nantinya akan menghubungkan dengan tingkat computer stress. Subjek berdasarkan gender lebih menitikberatkan bahasannya pada perbedaan sikap terhadap komputer yang mempengaruhi computer self-efficacy. Penyempurnaan terhadap alat ukur perlu terus dilakukan sebagai suatu usaha untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

16 Daftar Pustaka Bandura, A. 1997. Self-efficacy: The exercise of control. New York: W.H. Freeman Carayon-Sainfort, P. 1992 The Use of Computers in Offices: Impact on Task Characteristics and Worker Stress. International Journal of Human-Computer Interaction. Vol. 4, No. 3, 258-262. www.questia.com Eden, D. 1990. "Acute and chronic job stress, strain, and vacation relief". Organizational Behavior and Human Decision Processes, 45, 175-193. www.questia.com Hudiburg, R. A. 1996. Assessing and Managing Technostress. http://www2.una.edu/psychology/hudiburg.htm Hudiburg, R. A. 2003. Relationship of Computer Hassles and Somatic Complaints. Luce Faculty Seminar. http://www2.una.edu/psychology/hudiburg.htm Triandary, V. A. 2004. Hubungan Antara Efikasi Diri Pada Tugas Akademik Dengan Kecemasan Berkomunikasi Interpersonal. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

17 Identitas Penulis Nama : Muhammad Rumi Adiyan Alamat Rumah : Kadipaten Wetan Kp 1 No 123, Yogyakarta No. Hp : 081802653153