BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. data yang telah peneliti dapatkan dari penyebaran kuesioner kepada responden. Hasil

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung.

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PADA SALON GAUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

LAMPIRAN 1 KUESIONER AWAL (UJI COBA)

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah...

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi furniture. Perusahaan ini

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dengan berdasar pada konsep marketing mix, atribut kuesioner

Grace Elizabeth

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertanyaan pertanyaan pada kuesioner tersebut. Uji tersebut dilakukan pada

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

SKRIPSI PERANCANGAN MODEL MATEMATIS QFD-KANO DALAM MENENTUKAN TARGET KARAKTERISTIK TEKNIS RAK SEPATU

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di

Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 4.16 Sikap jujur terhadap konsumen PT. Cahaya Medika Healthcare Bandung Tabel 4.17 Keamanan dari jasa yang diberikan PT.

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I Pendahuluan. repository.unisba.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan kepuasan yang diberikan perusahan. Sedangkan metode penelitian

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3. Metode Penelitian. Didalam sebuah penelitian, diperlukan adanya pendekatan, metode atau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Analisis hasil penelitian bertujuan untuk menginterpretasikan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dari hasil penelitian terhadap pemilihan bahan dalam pembuatan sepatu kulit untuk guru dan pegawai kantor. Penjabaran analisis lebih lengkap akan dipaparkan pada sub bab berikut ini. 5.1 ANALISIS DATA RESPONDEN Analisis data responden bertujuan untuk menginterpretasikan sifat resonden terhadap pengembangan produk sepatu kulit. Data responden diperoleh dari keusioner I yang disebarkan kepada guru dan pegawai kantor di wilayah Kabupaten Magetan. Adapun data responden yang diperoleh meliputi usia, jenis kelamin dan penghasilan, yang akan diuraikan lebih lanjut berikut ini. 5.1.1 Analisis Usia Data usia pada penelitian ini digunakan untuk mencari target pasar penjualan sepatu kulit. Berdasarkan data usia guru dan pegawai kantor yang diperoleh adalah usia antara 16-25 tahun sebanyak 6%, usia antara 26-35 tahun sebanyak 38 %, usia antara 36-50 tahun sebanyak 42 % dan usia 50 tahun keatas sebanyak 14 %. Hal ini dapat memberikan informasi bahwa responden terbanyak dari guru dan pegawai kantor adalah usia antara 36-50 tahun. Responden yang terbanyak ini nantinya menjadi acuan pada pemilihan bahan dalam pembuatan sepatu kulit. Sehingga sepatu kulit yang digunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan guru dan pegawai kantor yang berusia antara 36-50 tahun. Pada pemilihan bahan ini, jenis sol yang digunakan adalah PVC, jenis pelapis yang kuat seperti mersi dan texon. Benang yang digunakan adalah nilon 30, lem latek, bentuk hak rata dan tinggi hak antara 2-3 cm. Bahan bahan tersebut sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan guru dan pegawai kantor yang berusia antara V-1

36-50 tahun menginngat antara usia 36-50 tahun termasuk manusia yang mempunyai aktivitas kerja yang tinggi. 5.1.2 Analisis Jenis Kelamin Data jenis kelamin pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui jenis-jenis keluhan guru dan pegawai kantor sepatu kulit baik pria maupun wanita. Hal ini menyangkut bahwa sepatu kulit yang dihasilkan adalah sepatu kulit pria dan wanita. Sehingga sepatu kulit yang dihasilkan mengacu pada jenis-jenis keluhan guru dan pegawai kantor baik pria maupun wanita. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada guru dan pegawai kantor diperoleh 25 responden pria dan 25 responden wanita dari 50 responden. Kesamaan jumlah responden pria dan wanita dalam penyebaran kuesioner ini karena mengacu pada aturan Roscoe seperti yang dijelaskan pada bab 3 yaitu sampel dipecah ke dalam subsampel pria dan wanita. Hasil yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, responden pria dan wanita mayoritas lebih mementingkan sepatu kulit yang nyaman dan kuat yang dibuktikan pada tingkat kepentingan. Sehingga sepatu yang dihasilkan dengan bentuk hak rata dan tinggi hak antara 2-3 cm, benang yang digunakan adalah nilon 30, lem latek. 5.1.3 Analisis Penghasilan Data penghasilan pada penelitian ini digunakan untuk mencari kisaran harga dalam penjualan sepatu kulit. Berdasarkan data penghasilan dalam jangka waktu sebulan yang diperoleh adalah penghasilan guru dan pegawai kantor yang kurang dari Rp 1.000.000 sebanyak 8 %, penghasilan antara Rp 1.100.000- Rp 2.500.000 sebanyak 38 %, penghasilan antara Rp 2.600.000- Rp 5.000.000 sebanyak 12 %, penghasilan guru dan pegawai kantor yang lebih dari Rp 5.000.000 sebanyak 6 %. Hal ini memberikan informasi bahwa responden terbanyak adalah 38 % dengan penghasilan antara Rp 1.100.000- Rp 2.500.000 yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam merancang sepatu kulit. Penghasilan pada penelitian ini dibagi menjadi 3 golongan yaitu penghasilan kurang dari R p 1.100.000 adalah rendah, penghasilan antara R p 1.100.000- R p 2.500.000 sedang dan penghasilan antara R p 1.100.000- R p V-2

2.500.000 adalah tinggi. Berdasarkan kuesioner yang tersebar pada guru dan pegawai kantor, responden mayoritas berpenghasilan antara R p 1.100.000- R p 2.500.000 Sehingga pada penelitian ini, harga sepatu kulit yang ditawarkan antara R p 100.000- R p 150.000. Diharapkan harga sepatu kulit dapat terjangkau oleh guru dan pegawai kantor yang penghasilan antara R p 1.100.000- R p 2.500.000. 5.2 ANALISIS PENGEMBANGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Analisis pengembangan QFD bertujuan untuk menginterpretasikan kerangka penelitian atau road map penelitian produk dan proses yang sudah dilakukan sesuai dengan gambar 3.4. Adapun langkah-langkah akan diuraikan lebih lanjut berikut ini. 5.2.1 Analisis Kebutuhan Guru dan Pegawai Kantor Berdasarkan penyebaran kuesioner I diperoleh 73 data keluhan guru dan pegawai kantor. Data keluhan tersebut tidak semua menjadi kebutuhan guru dan pegawai kantor karena diantara 73 keluhan ada yang sama seperti jahitan cepat rusak dan jahitan kurang kuat. Keluhan tersebut kemudian dirumuskan menjadi 16 jenis kebutuhan guru dan pegawai kantor yang mengacu pada metode Kotler (1997). Adapun jenis-jenis kebutuhan guru dan pegawai kantor tersebut adalah harga terjangkau, jenis bahan tidak kaku dan mudah dibersihkan, variasi model, variasi warna, lem/jahitan kuat, kekuatan bahan, nyaman saat dipakai, tersedianya ukuran sepatu yang bervariasi, jahitan/lem rapi, ada rongga udara/sirkulasi udara, dapat dibayar dengan kredit, pemesanan cepat, ada layanan pengiriman barang, setiap kemasan sepatu diberi spesifikasi ukuran, model, warna, ada diskon pembelian. Berdasarkan data kebutuhan guru dan pegawai kantor yang berhasil direduksi dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas adalah 9 kebutuhan dari 16 kebutuhan yaitu harga terjangkau, jenis bahan tidak kaku dan mudah dibersihkan, variasi model, variasi warna, lem/jahitan kuat, kekuatan bahan, tersedianya ukuran sepatu yang bervariasi, jahitan/lem rapi, ada rongga udara/sirkulasi udara. Namun, kemasan setiap jenis sepatu kulit diberikan label spesifikasi ukuran, model dan warna, dan ada discount pembelian digunakan karena kedua data tersebut masih dirasakan penting mengingat adanya kemasan setiap jenis sepatu kulit diberi V-3

spesifikasi ukuran, model dan warna sebagai identitas kemasan dan adanya diskon konsumen keringanan dari suatu harga. Sehingga kuesioner II terdiri dari 11 kebutuhan. Berdasarkan nilai tingkat kepentingan guru dan pegawai kantor pada lampiran 4 menunjukkan bahwa nyaman saat dipakai dengan nilai 215. Namun nilai ini belum tentu valid dan reliabel, sehingga diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Hal ini disebabkan oleh r tabel > r hitung padahal suatu butir kuesioner dikatakan valid apabila r hitung >r tabel dan r hitung bernilai positif. Sehingga hasil yang diperoleh dari adalah 11 kebutuhan guru dan pegawai kantor yaitu Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas karena suatu data dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach s alpha > r tabel product moment. Sehingga dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Berdasarkan 11 kebutuhan yang lolos dalam uji validitas dan reliabilitas kemudian direspon oleh pihak produsen guna untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan guru dan pegawai kantor. Sehingga dari penelitian ini lebih fokus pada jenis kulit, sol, accessories, lem, benang, warna kulit, variasi hak dan proses pengerjaan. 5.2.2 Analisis Penentuan Respon Teknis Analisis pada peenelitian ini digunakan untuk menentukan prioritas respon teknis. Respon teknis adalah suatu cara yang digunakan oleh produsen untuk menangani dan mengendalikan kebutuhan guru dan pegawai kantor. Jenis-jenis respon teknis adalah kulit dan sol, bahan accessories, bahan pelapis, kekuatan jahitan dan lem, jahitan dan lem sesuai dengan alur, perakitan, jenis ukuran dimensi sepatu, jenis warna kulit, kemasan, variasi hak dan pengadaan diskon. Pada penentuan respon teknis diperoleh bobot respon teknis yang berperan sebagai petunjuk untuk menentukan prioritas mana yang perlu didahulukan dari respon teknis. Adapun bobot respon teknis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: V-4

Grafik respon teknis 300 250 200 Bobot 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Respon teknis Gambar 5.1 Bobot Respon Teknis Sumber: Data diolah, 2008 Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa prioritas pertama pada respon teknis adalah kulit dan sol dengan bobot 283.32, prioritas kedua adalah pemakaian accesories dengan bobot 168.52, prioritas ketiga adalah variasi hak dengan bobot 166.67, sampai prioritas keduabelas adalah bahan acceesories dengan bobot 1.85. Masing-masing nilai bobot diperoleh dari perhitungan antara bobot kebutuhan pengguna x nilai korelasi kebutuhan guru dan pegawai kantor dengan respon teknis. Bobot kebutuhan pengguna menggunakan metode pairwise comparasions karena pairwise comparasions adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk penetapan prioritas terhadap kebutuhan guru dan pegawai kantor. Nilai korelasi diperoleh dari hubungan antara kebutuhan guru dan pegawai kantor dengan respon teknis. Adapun nilai korelasinya dapat dilihat pada tabel 3.3. Harga terjangkau mempunyai hubungan yang kuat dengan bahan kulit dan sol, bahan pelapis karena jenis kulit dan sol, bahan pelapis adalah yang mendominasi pada produk sepatu kulit, sehingga nilai korelasi yang diperoleh adalah 9. Harga terjangkau mempunyai hubungan lemah dengan bahan accessories, pemakaian accessories karena bahan dan pemakaian accessories tidak mendominasi pada penelitian sepatu kulit, sehingga nilai yang diperoleh adalah 1. Upaya untuk menanggapi kebutuhan guru dan pegawai kantor, sepatu kulit dihasilkan dengan bahan kulit yang digunakan kulit yang berserat padat. Bahan pelapis sol menggunakan texon, spon, mersi untuk pria dan texon, spon, mersi.untuk wanita. Jenis bahan sol PVC, jenis lem yang digunakan lem latek dan lem primer V-5

101. Gasper besi, tinggi hak 2cm sampai 3cm, warna hitam/ gelap. Kemasan yang digunakan adalah kemasan yang diberi spesifikasi gambar, model, ukuran dan warna, bahan kemasan yang digunakan karton double wall. 5.2.3 Analisis Penentuan Fungsi Produk Berdasarkan prioritas kebutuhan guru dan pegawai kantor yang diperoleh, kemudian dilakukan penentuan fungsi produk dengan tujuan untuk mengetahui fungsi masing-masing kebutuhan guru dan pegawai kantor. Adapun jenis-jenis fungsi dapat dilihat pada tabel 4.13 dan bobot fungsi yang diperoleh dapat digambarkan sebagai berikut: Grafik fungsi 300 250 200 Bobot 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Fungsi Gambar 5.2 Bobot Fungsi Produk Sumber: Data diolah, 2008 Berdasarkan gambar 5.2 diatas dapat dilihat bahwa bobot tertinggi adalah estetika sebesar 250, kemudian bobot kuat sebesar 183.37, bobot lentur sebesar 150, bobot tahan air sebesar 116.67, bobot pilihan ukuran sebesar 100, bobot sirkulasi udara sebesar 33.33, dan bobot identitas sebesar 16.67. Masing-masing nilai bobot ini diperoleh dari perhitungan antara bobot kebutuhan pengguna x nilai korelasi kebutuhan guru dan pegawai kantor dengan fungsi produk produk. Seperti yang dijelaskan pada penentuan respon teknis, bobot kebutuhan guru dan pegawai kantor ini menggunakan metode pairwise comparation dan nilai korelasinya diperoleh dari hubungan kebutuhan guru dan pegawai kantor dengan fungsi produk. Fungsi produk dari lem/jahitan kuat adalah kuat, hal ini V-6

menyebabkan hubungan antara kebutuhan guru dan pegawai kantor dengan fungsi sangat kuat sehingga nilai yang diperoleh adalah 9. Pada penelitian ini, bahan kulit yang digunakan kulit yang berserat padat, lapisan yang digunakan adalah texon dan mersi, Jenis bahan sol PVC, jenis lem yang digunakan lem latek, tinggi hak 2 cm sampai 3 cm. Hal ini agar sepatu kulit yang dihasilkan lebih kuat dan nyaman. 5.2.4 Analisis Pemilihan Konsep Rancangan Produk Analisis penentuan konsep bertujuan untuk memilih konsep rancangan yang akan dikembangkan. Sebelum melakukan pemilihan konsep dilakukan pengembangan konsep. 1. Analisis Pengembangan Konsep Upaya untuk mencapai respon teknis sepatu kulit terdiri dari perbaikan proses teknis dan pengembangan fisik. Perbaikan proses teknis berkaitan dengan operasi pembuatan sepatu kulit. Pengembangan fisik berkaitan dengan perbaikan komponen material atau part. Pada pengembangan konsep pada penelitian ini yang dilakukan hanya pada pengembangan fisik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan tampilan sepatu kulit. Diharapkan sepatu kulit yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan guru dan pegawai kantor, sehingga dapat mencapai kepuasan guru dan pegawai kantor. Komponen yang dikembangkan dalam pengembangan konsep berdasarkan apa yang dibutuhkan guru dan pegawai kantor diantaranya adalah kulit, sol, bahan accesories, bahan pelapis, kemasan, ukuran, warna, dan hak dengan alasan karena komponen-komponen tersebut digunakan untuk menjawab semua kebutuhan guru dan pegawai kantor. Misalnya untuk mencapai kebutuhan guru dan pegawai kantor kekuatan bahan, maka yang harus dilakukan oleh pihak produsen adalah fokus pada kulit dan sol karena kulit dan sol merupakan kompoen dari kekuatan bahan. Masing-masing komponen mempunyai tujuan dan pengembangan seperti pada tabel 4.16. Adapun alternatif-alternatif dari komponen tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17. Seperti yang dijelaskan pada tabel 4.17 pengembangan komponen V-7

kulit yang digunakan ada 2 macam yaitu kulit sapi yang berserat padat dan kulit sapi yang tidak berserat padat karena struktur kulit sapi terdiri dari 2 golongan yanitu berserat padat dan tidak berserat padat. Hasil pengembangan komponen tersebut selanjutnya saling dikombinasi hingga membentuk kesatuan sepatu yang utuh. Kombinasi komponen-komponen sepatu tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan peta morfologi (morfological chart). Peta morfologi berfungsi untuk membantu merumuskan kombinasi yang memungkinkan munculnya alternatif-alternatif pengembangan sepatu kulit yang lengkap. Analisis morfologi menghasilkan beberapa alternatif sepatu kulit yang akan dikembangkan, namun yang dipilih hanya 3 alternatif baik pria maupun wanita. Hal ini disebabkan karena mengingat banyaknya kombinasi dari sepatu kulit. Ketiga alternatif yang dihasilkan dapat dilihat pada peta morfologi dari pengembangan sepatu kulit pada lampiran 8. Adapun perhitungannya menggunakan weighted objective method karena metode ini mendasarkan pemberian poin sesuai dengan kemampuan komponen untuk kebutuhan yang telah dirumuskan. Berdasarkan perhitungan weighted objective method pada tabel 4.18, jumlah nilai aternatif 1 sebesar 10990.54, alternatif 2 sebesar 1044.80 dan alternatif 3 dengan jumlah nilai 9994.92. Ketiga alternatif tersebut yang terpilih sebagai solusi pengembangan sepatu kulit pada pemilihan konsep nantinya adalah alternatif 1 dengan nilai 10990.54 dimana sepatu pria menggunakan kulit sapi yang berserat padat, jenis bahan sol PVC, jenis bahan accesories terbuat dari besi, pelapis kulit menggunakan busa, mersi, karton, kerasan. Bahan pelapis sol menggunakan texon, spon, mersi. Benang menggunakan nilon 30, lem menggunakan lem latex dan lem primer 101. Tinggi hak menggunakan 3 cm, bentuk hak rata, warna hitam, ukuran 41, kemasan yang digunakan adalah kemasan yang ada gambar, model, ukuran dan warna. Bahan kemasan yang digunakan adalah double wall. Sepatu wanita menggunakan kulit sapi yang berserat padat, jenis bahan sol PVC, jenis bahan accesories terbuat dari besi, pelapis kulit menggunakan combro, poring, kerasan. Bahan pelapis sol menggunakan texon, spon, mersi. Benang menggunakan nilon 30, lem menggunakan lem latex dan lem primer 101. Tinggi hak menggunakan 2 cm, V-8

bentuk hak rata, warna hitam, ukuran 39, kemasan yang digunakan adalah kemasan yang ada gambar, model, ukuran dan warna. Bahan kemasan yang digunakan adalah double wall. Kulit yang digunakan pada alternatif 1 adalah kulit sapi yang berserat padat dengan skor 5 karena dengan menggunakan struktur padat, sepatu yang dihasilkan lebih kuat dibanding dengan menggunakan struktur kulit yang tidak padat. Nilai atau skor yang digunakan menggunakan lima skala penilaian. Masing-masing nilai telah dijelaskan pada evaluasi alternatif di bab 4. 2. Analisis Pemilihan Konsep Rancangan Pemilihan konsep pada penelitian ini digunakan untuk menentukan konsep yang akan dikembangkan. Pemilihan ini dilakukan setelah pemilihan alternatif karena spesifikasi yang ada digunakan untuk memberi nilai ketiga konsep dan konsep ini diperoleh dari pemilihan alternatif. Hasil perhitungan ketiga konsep tersebut dapat dilihat pada gambar 4.7 dan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 5.3 Bobot Alternatif Sumber: Data diolah, 2008 Berdasarkan gambar 5.3 diatas dapat dilihat bahwa bobot tertinggi adalah alternatif 1 dimana nilai total (+) sebesar 15016.77, nilai total (-) sebesar 300 dan total (S) sebesar 0. Alernatif 2 nilai total (+) sebesar 1800, nilai total (-) sebesar 1435.2 dan total (S) sebesar 699.99. Alternative 3 nilai total (+) sebesar 3616.47, nilai total (-) sebesar 683.34 dan total (S) sebesar 1700.07. Perhitungan ini diperoleh dari bobot nilai respon teknis pada penentuan respon teknis x nilai korelasi antara fungsi produk, respon teknis dengan alternatif. Adapun nilai korelasi telah dijelaskan pada tabel 3.5 bab 3. Fungsi produk kuat mempunyai nilai (+) pada alternatif 1, karena V-9

fungsi kuat ini dimiliki oleh kulit, sol, bahan accessories, bahan pelapis dan benang/lem. Nilai (+) diperoleh dari skor pada pemilihan alternatif tabel 4.18. 5.2.5 Analisis Penentuan Komponen Produk Penentuan komponen ini digunakan untuk menentukan prioritas komponen produk dalam pemilihan bahan dalam pembuatan sepatu kulit untuk guru dan pegawai kantor. Seperti yang dijelaskan di bab 3 bahwa prioritas komponen produk diperoleh dari hasil perhitungan korelasi matrik fungsi produk, respon teknis dengan matrik komponen produk. Hasil perhitungan bobot korelasi ketiga matrik dapat dilihat pada gambar 4.8 dan dapat digambarkan sebagai berikut: Grafik komponen Produk 6000.00 5000.00 4000.00 Bobot 3000.00 2000.00 1000.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Komponen Gambar 5.4 Bobot Komponen Produk Sumber: Data diolah, 2009 Berdasarkan gambar 5.4 diatas dapat dilihat bahwa prioritas pertama adalah kulit yang kuat sebesar 5049.90, prioritas kedua adalah sol yang kuat sebesar 3599.91, prioritas ketiga adalah jenis benang/ lem sebesar 3366.99, prioritas keempat adalah warna sebesar 2999.97, prioritas kelima adalah tinggi hak sebesar 2250.08, sampai prioritas kesebelas adalah besi/kulit dengan bobot 16.65. Perhitungan ini diperoleh dari bobot nilai respon teknis pada penentuan respon teknis x nilai korelasi antara fungsi produk, respon teknis dengan alternatif. Misalnya fungsi produk kuat dengan komponen produk kulit yang kuat, pelapis yang kuat, sol yang kuat, jenis benang/lem, hubungannya kuat dan nilainya sebesar V-10

9 karena komponen yang bersifat kuat adalah kulit, pelapis, sol, benang/lem. Adapun nilai korelasi telah dijelaskan pada tabel 3.5 bab 3. Pada penelitian ini, menggunakan kulit yang kuat, sol yang kuat, pelapis yang kuat, jenis lem yang digunakan lem latek, tinggi hak 2cm sampai 3cm. Hal ini agar sepatu kulit yang dihasilkan kuat lebih kuat dan nyaman seperti yang dipentingkan oleh guru dan pegawai kantor. 5.2.6 Analisis Penentuan Proses Pemilihan Komponen Produk Penentuan proses pemilihan komponen produk dilakukan setelah tahap penentuan komponen produk. Seperti yang dijelaskan pada bab 3, dari penentuan proses ini diperoleh bobot dari hubungan antara komponen dengan proses. Bobot ini digunakan untuk menentukan prioritas mana yang perlu didahulukan dalam proses pemilihan komponen produk. Adapun perhitungan bobot nilai tersebut dapat dilihat pada gambar 4.9 dan dapat digambarkan sebagai berikut: Grafik Proses Bobot 50000.00 45000.00 40000.00 35000.00 30000.00 25000.00 20000.00 15000.00 10000.00 5000.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Proses Gambar 5.5 Bobot Proses Pemilihan Komponen Produk Sumber: Data diolah, 2009 Berdasarkan gambar 5.5 diatas dapat dilihat bahwa prioritas pertama adalah pemilihan kulit yang berserat padat sebesar 45449.10, prioritas kedua adalah pemilihan sol yang kuat sebesar 34649.22, prioritas ketiga adalah pemilihan benang, lem sebesar 29852.55, prioritas keempat adalah pemilihan warna cat dan tinner sebesar 26999.73, prioritas kelima adalah penentuan beberapa ukuran sebesar 16200, V-11

sampai prioritas kesepuluh adalah pemilihan jenis gasper yang kuat dengan bobot 150.03. Perhitungan ini diperoleh dari bobot komponen x nilai komponen produk, dimana bobot dan nilai tersebut diperoleh dari tahap penentuan komponen produk. Misalnya hubungan antara komponen produk kulit yang kuat dengan pemilihan kulit yang berserat padat adalah kuat dengan nilai 9 karena kulit yang kuat adalah kulit yang berserat padat. Adapun nilai korelasi telah dijelaskan pada tabel 3.5 bab 3. Proses yang dilakukan untuk menghasilkan sepatu kulit yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan guru dan pegawai kantor adalah pemilihan kulit yang berserat padat, pemilihan sol yang kuat PVC, pemilihan benang nilon 30, lem latex, tinggi hak 2cm sampai 3cm. 5.2.7 Analisis Perencanaan Produksi Setelah menganalisis prioritas-prioritas proses pemilihan komponen produk selanjutnya akan dilanjutkan dengan analisis penentuan perencanaan produksi. Perencanaan produksi ini berhubungan dengan operasional seperti perencanaan kapasitas, jadwal produksi, mesin dan lain-lain. Analisis ini tidak dilakukan oleh peneliti karena akan ditangani langsung oleh perusahaan. 5.2 INTERPRETASI HASIL Jenis-jenis kebutuhan guru dan pegawai kantor yang dipreoleh dari penelitian ini adalah harga terjangkau, jenis bahan tidak kaku dan mudah dibersihkan, variasi model, variasi warna, lem/jahitan kuat, kekuatan bahan, tersedianya ukuran sepatu yang bervariasi, jahitan/lem rapi, ada rongga udara/sirkulasi udara, setiap kemasan diberi spesifikasi model, warna dan ukuran, dan ada diskon pembelian. Kebutuhan tersebut kemudian menjadi acuan dalam pembuatan sepatu kulit untuk guru dan pegawai kantor. Misalnya, untuk manangani jenis kebutuhan lem/jahitan kuat langkah yang dilakukan oleh produsen adalah memperhatikan jenis benang/lem dengan memilih benang/lem yang kuat yaitu benang nilon 30 dan lem latek. Sehingga diperoleh interpretasi hasil dari pemilihan komponen produk (bahan) dalam pembuatan sepatu kulit untuk guru dan pegawai kantor bahan kulit V-12

yang digunakan kulit yang berserat padat. Bahan pelapis sol menggunakan texon, spon, mersi untuk pria dan texon, spon, mersi untuk wanita. Jenis bahan sol PVC, benang nilon 30, jenis lem yang digunakan lem latek dan lem primer 101. Gasper besi, tinggi hak 2cm sampai 3cm, warna hitam/ gelap. Kemasan yang digunakan adalah kemasan yang diberi spesifikasi gambar, model, ukuran dan warna, bahan kemasan yang digunakan karton double wall. Hal ini guna untuk mengakomodasikan tingkat kekuatan dan kenyamanan yang dibutuhkan oleh guru dan pegawai kantor mengingat aktivitas mereka yang padat. Jadi hasil akhir dari penelitian ini adalah identifikasi kebutuhan guru dan pegawai kantor sampai tahap penentuan proses pemilihan bahan sepatu kulit. Hasil dari penelitian produk, merupakan usulan perbaikan sepatu kulit dan proses pemilihan yang harus dijalankan yang sudah memperhatikan kebutuhan dan keinginan guru dan pegawai kantor, sehingga rancangan produk dapat sesuai dengan kebutuhan, keinginan guru dan pegawai kantor dan memiliki daya saing tinggi. V-13