KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Zulni Yelfita Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research was unpreparedness of counselor in implementing service of guidance and counseling based on petition curriculum 2013 not yet same toward condition actually. The aim of this research was to find out obstacle counselor in implementing of curriculum 2013. It showed from design, implementation and program evaluation. Kinds of this reasearch is a qualitative descriptive. The informant of this research were third counselor, representative of curricullum and headmaster. In this research, the researcher used interview and documentation. The data of this research tested with used trianggulasi, membercheck, and technique from reduction the data, presenting the data and conclusion. The results of this research showed that counselor obstacle to made guidance and counseling program The counselor was not being trained and lack of implementing in program counselor. Because limited of counselor,lack of time toward classical guidance,counseling service, program evaluation counselor still restricted in making insrument and counselor have difficult to evaluate the students in long time. Keywords: Counselor, implementation, curriculum 2013 PENDAHULUAN Pada era globalisasi akan terjadi perubahan yang sangat cepat. Kompetensi masa depan yang diperlukan untuk menghadapi arus globalisasi antara lain berkaitan dengan kemampuan komunikasi, berfikir jernih dan kritis, mempertimbangkan moral, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, mencoba mengerti, toleran terhadap pandangan yang berbeda dan kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Di samping itu generasi Indonesia juga harus memiliki minat luas dalam kehidupan, kesiapan untuk bekerja, kecerdasan berdasarkan bakat dan minatnya, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Dalam rangka mencapai hal tersebut pemerintah mempunyai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan perbaikan pendidikan pada semua jenjang dan jalur, dengan perbaikan komprehensif meliputi perbaikan perencanaan, proses pembelajaran, serta perbaikan manajemen. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah melakukan perubahan kurikulum pada tahun 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013. Semua komponen yang berkaitan dengan penggunaan kurikulum 2013 ini diharapkan dapat siap untuk menerapkan atau menggunakan kurikulum ini. Sebagaimana tercantum dalam buku kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud, 2013:249): Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Sehubungan dengan hal tersebut dijelaskan dalam buku Kemendikbud (2013:4) kurikulum 2013 lebih sensitif dan respek terhadap perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, untuk SMA/MA dan SMK memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran, dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,
minat dan karakteristik kepribadian. Kurikulum 2013 menekankan pembinaan generasi muda dan seluruh warga negara untuk menjadi manusia yang cerdas dan berkarakter, cinta tanah air dan bangsa yang ber-pancasila dan ber-bhineka Tunggal Ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Undang-undang Dasar 1945. Implementasi kurikulum 2013 yang mengamanatkan adanya peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran maka perlu adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling (BK) atau konselor. Sehubungan dengan hal ini Walgito (2010:41) menjelaskan guru BK yaitu orang yang berprofesi sebagai guru sekaligus sebagai pembimbing. Guru BK merupakan suatu profesi dalam artian suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan sembarangan orang yang di luar pendidikan bimbingan dan konseling. Lebih lanjut dijelaskan Kemendikbud (2013:270-273) Guru BK di SMK melalui pelayanan BK membantu peserta didik dalam memilih dan menentukan arah peminatan kelompok mata pelajaran berdasarkan kekuatan dan kemungkinan keberhasilan studinya. Oleh karena itu guru BK di SMK bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas mengidentifikasi kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta dukungan dari orang tua sehingga bisa menjalani kehidupan dalam belajar yang sesuai dengan kekuatan dirinya, efektif, bermakna, kreatif, menyenangkan, dan dinamis serta kemungkinan keberhasilan tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru BK serta wakil kurikulum ketika melakukan praktek lapangan di SMK Negeri 4 Padang pada tanggal 7-12 Oktober 2013 terlihat bahwa pelaksanaan pelayanan konseling berdasarkan kurikulum 2013 masih ditemukan hambatan yang menunjukkan ketidaksiapan guru BK melakukan pelayanan konseling berdasarkan kurikulum 2013 yang tidak menyentuh pada pelaksanaan yang sebenarnya. Adapun bentuk hambatan tersebut yaitu tidak adanya jam pelayanan BK, guru BK melaksanakan layanan klasikal hanya memanfaatkan ketika jam pelajaran kosong sehingga pelayanan konseling tidak tercapai sesuai dengan tujuan program yang telah ditetapkan berdasarkan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, masih terbatas fasilitas dan sarana prasarana penunjang terselenggaranya pelayanan konseling seperti ruang BK, keterbatasan tenaga guru BK, guru BK menganggap kurikulum 2013 belum menyentuh pada pengembangan diri Guru BK, hal ini dikarenakan yang mendapat pelatihan pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kurikulum 2013 hanya kepala sekolah dan beberapa orang guru perwakilan dari tiap provinsi. Sementara guru BK yang lainnya hanya mendapatkan informasi tentang pelayanan bimbingan dan konseling berdasarkan kurikulum 2013 hanya dari loka karya yang diadakan di sekolah. Serta faktor dari dalam diri guru BK seperti kurangnya inisiatif, motivasi, dan keterampilan guru BK dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling sehingga pelayanan bimbingan dan konseling tidak terselenggara dengan optimal. Sejalan dengan hal tersebut dampak yang akan terjadi jika implementasi kurikulum 2013 tidak terlaksana dengan baik yaitu tidak tercapainya tujuan kurikulum 2013 yang menekankan pada peminatan peserta didik seutuhnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Adanya guru BK belum memahami tentang kurikulum 2013. 2. Sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kurikulum 2013 masih terbatas. 3. Jam pelayanan BK belum sesuai berdasarkan program yang telah ditetapkan. 4. Jam pelayanan klasikal BK belum memadai untuk pelaksanaan pelayanan konseling. 5. Evaluasi pelayanan BK yang dilaksanakan belum optimal. 6. Sosialisasi kurikulum 2013 yang dilakukan pemerintah daerah masih belum maksimal. 7. Keterampilan guru BK dalam pelaksanaan kurikulum 2013 belum memadai. 8. Masih terbatasnya tenaga/guru BK dalam implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
maka fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu: 1. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 dilihat dari perencanaan 2. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 dilihat dari pelaksanaan 3. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 dilihat dari evaluasi Berdasarkan identifikasi dan fokus penelitian maka dirumuskan masalah penelitian ini adalah Apa saja kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 di sekolah?. Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 dilihat dari perencanaan 2. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 dilihat dari pelaksanaan 3. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 dilihat dari evaluasi Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Guru BK, sebagai masukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam tuntutan kurikulum 2013 dan sebagai bahan bagi guru BK untuk mengatasi hambatan yang dialami. 2. Koordinator BK, sebagai bahan masukan untuk mengetahui kendala guru BK dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 3. Kepala sekolah sebagai bahan masukan untuk mengetahui kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013. 4. Pengelola program studi BK sebagai bekal menyiapkan para calon guru BK yang mempunyai pengetahuan tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah. 5. Peneliti sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di program studi BK Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Serta sebagai bekal pengetahuan untuk dapat mengetahui kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013. 6. Peneliti selanjutnya sebagai bahan dan referensi untuk penelitian berikutnya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Moleong (2010:6): Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 4 Padang terhadap guru BK yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013. Menurut Bungin (2011:76) informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci (key informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini ada tiga orang guru BK yang terlibat dalam implementasi kurikulum 2013. Informan tambahan ditetapkan melalui teknik purposive random sampling yaitu penentuan sampel yang dilandasi tujuan dan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu. Penentuan informan tambahan diperoleh dari saran informan kunci. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah: kepala sekolah dan wakil kurikulum Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa wawancara, dan studi dokumentasi. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:302-311), yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), dapat dipercaya (depenability). Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011:277-283) menjelaskan dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data ( display data), penarikan kesimpulan (verifikasi).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kendala Guru BK dalam Berdasarkan Perencanaan Program Hasil temuan peneliti melalui wawancara dilapangan dapat diketahui bahwa dalam perencanan program dikurikulum 2013 guru BK masih memakai panduan KTSP dalam membuat program BK mulai dari program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan serta program harian karena petunjuk/teknis pelaksanaan masih terbatas.. Menurut Kemendikbud (2013:38-45) implementasi kurikulum 2013 meliputi perencanaan program adalah sebagai berikut: segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, dalam kurikulum 2013 ada lima jenis program yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan BK yaitu sebagai berikut: program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan serta program harian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan program dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Negeri 4 padang memakai panduan dari kurikulum KTSP, karena panduan yang dipakai oleh guru BK masih sangat terbatas. 2. Kendala Guru BK dalam Berdasarkan Pelaksanaan Program Hasil temuan peneliti dilapangan melaluai wawancara dengan guru BK di SMK Negeri 4 Padang yaitu dalam pelaksanaan program, guru BK sulit dalam melaksanakan layanan dan kegiatan pendukung BK karena tidak tersedianya jam pelayanan BK, serta susahnya mengatur waktu dan menetapkan waktu pelaksanaan khususnya layanan klasikal BK karena di SMK Negeri 4 Padang jam pelayanan klasikal BK tidak disediakan. Hal lain yang menjadi kendala yaitu jumlah peserta didik yang sangat banyak tidak seimbang dengan jumlah guru BK yang ada. Sehubungan dengan Implementasi kurikulum 2013 Kemendikbud (2013:38-40) menjelaskan pelaksanaan kegiatan BK berdasarkan kurikulum 2013 sebagai berikut: Enam bidang bimbingan, sembilan jenis, enam kegiatan pendukung BK, waktu pelaksanaan layanan klasikal dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu 2 jam perminggu serta jumlah peserta didik asuh guru BK yaitu 1:150. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan BK di SMK Negeri 4 Padang belum sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 karena jam pelayanan klasikal dan guru BK masih terbatas. 3. Kendala Guru BK dalam Berdasarkan Evaluasi Program Hasil temuan peneliti melalui hasil wawancara kepada guru BK yaitu dalam evaluasi program guru BK masih kesulitan dalam memantau perkembangan peserta didik dalam waktu lama, selain hal tersebut guru BK juga mempunyai kesulitan dalam membuat dan menentukan instrumen evaluasi karena petunjuk/teknis pelaksanaan masih belum ada yang baku, maka di sini guru BK hanya memakai format penilaian yang lama yang ada di kurikulum KTSP. Prayitno (Amirah Diniarty, 2012:71) menegaskan bahwa evaluasi dalam bimbingan dan konseling lebih bersifat penilaian dalam proses yaitu mengamati kondisi klien ketika kegiatan layanan sedang berlangsung dan penilaian hasil yaitu mengamati kondisi klien setelah kegiatan layanan diberikan yaitu beberapa hari setelah layanan diberikan. Tahap evaluasi pelayanan peminatan peserta didik mencakup kegiatan: penyiapan bahan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, mengolah dan menganalisis hasil evaluasi Dari pendapat diatas dapat disimpulkan guru BK mengevaluasi program BK masih mempunyai kendala dalam pembuatan instrumen BK serta dalam melaksanakan evaluasi hasil karena kegiatan tugas guru BK sangat banyak.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK Negeri 4 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 berdasarkan perencanaan program yaitu guru BK sulit dalam membuat program berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 karena kurangnya teknis dalam pelaksanaan belum optimal. b. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 berdasarkan pelaksanaan program yaitu guru BK sulit dalam melaksanakan layanan dan kegiatan pendukung BK karena tidak tersedianya jam pelayanan BK, kurangnya tenaga/guru BK dan beratnya beban guru BK dalam melaksanakan tugas di SMK Negeri 4 Padang sehingga pelayanan BK tidak terlaksana sesuai dengan program yang telah dibuat. Sehingga peminatan peserta didik tidak terlaksana dengan semestinya. c. Kendala guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 berdasarkan evaluasi program yaitu guru BK masih kesulitan dalam memantau perkembangan peserta didik karena kegiatan guru BK yang sangat banyak, guru BK juga mempunyai kesulitan dalam membuat dan menentukan instrumen evaluasi karena petunjuk/teknis pelaksanaan masih belum ada yang baku, maka di sini guru BK hanya memakai panduan yang lama. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan guru BK lebih bisa memahami tentang implementasi kurikulum 2013, serta bisa mengatasi kendala-kendala yang ada supaya layanan bimbingan dan konseling bisa berjalan dengan optimal. 2. Koordinator BK, diharapkan bisa lebih memahami tentang implementasi kurikulum 2013 serta bisa mencari jalan keluar untuk mengatasi kendala yang dialami guru BK dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 agar layanan BK bisa berjalan dengan optimal. 3. Kepala sekolah, diharapkan bisa lebih memahami tentang implementasi kurikulum 2013 serta bisa mencari jalan keluar untuk mengatasi kendala guru BK dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 seperti bisa menambah guru BK agar seimbang dengan jumlah peserta didik, menyediakan jam BK sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, serta melengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan bimbingan dan konseling. 4. Pengelola program studi BK, agar bisa menyiapkan para calon guru BK yang mempunyai pengetahuan tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah sehingga bisa membantu mengatasi hambatan yang dialami oleh guru BK di sekolah. 5. MGBK, sebagai bahan masukan dan bisa mengetahui tentang kendala yang dialami guru BK serta bisa mencari jalan keluar dari kendala yang ada tersebut, agar layanan BK bisa berjalan dengan optimal. 6. Peneliti selanjutnya, bisa melakukan penelitian lanjutan bagaimana efektifitas layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK berdasarkan tuntutan kurikulum 2013. KEPUSTAKAAN Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Diniaty, Amirah. 2012. Evaluasi Bimbingan Konseling. Pekanbaru: Zanafa Publishing. Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Badan PSDMPK dan PMP. Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan untuk Guru BK/Konselor Kurikulum 2013 dan Profesionalisai Bombingan dan Konseling. Jakarta: Badan PSDMPK dan PMP. Moleong, J Lexi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Roskakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.