4 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya : 1. Wawancara dengan pemilik Kopi cap Pohon dan karyawan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan Bpk. Sumarto yang merupakan sang pemilik usaha dan karyawan PD Sumber Bahagia sehingga mendapatkan data yang akurat dari data yang diperlukan. 2. Survey lapangan. Survey dilakukan pada 2 tempat, seperti : 1. Survey mengunjungi pabrik pengolahan Kopi cap Pohon dan mewawancarai buruh pabrik kopi. 2. Survey ke masyarakat untuk mewawancarai masyarakat dengan pertanyaan seputar kopi. 3. Literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan pencarian bahan melalui artikel dan literatur dari media elektronik seperti internet untuk mencari data tambahan yang tidak di dapat dalam proses wawancara.
5 2.2 Data Produk ko.pi 1. Pohon yang banyak ditanam di Asia, Amerika Latin, dan Afrika, buahnya digoreng dan ditumbuk halus untuk dijadikan bahan pencampuran minuman (Coffea). 2. Buah (biji) kopi. 3. Serbuk kopi. 4. Minuman yang bahannya serbuk kopi. 2.2.1 Pengertian Kopi Kopi merupakan sejenis minuman yang biasanya dihidangkan panas, dan berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia mejadi kata kopi yang dikenal saat ini. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh bangsa Etiophia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling popular di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.
6 Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi yaitu yaitu Arabica (kualitas terbaik) dan Robusta. Jenis kopi Arabica merupakan jenis kopi yang paling banyak diproduksi, yaitu sekitar 60 persen di dunia. Kopi Arabica tumbuh pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dan Kopi Robusta dapat tumbuh dibawah 1000 meter di bawah permuakaan laut, hasil panennya pun lebih banyak di bandingkan kopi Arabica. Namun dari segi rasa, kopi Robusta tidak dapat mengalahkan kopi Arabica. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Di Indonesia, hasil kopi menempati peringkat ke-4 terbesar di dunia karena kopi dapat tumbuh subur di Indonesia yang memiliki iklim tropis karena letak geografisnya yang dapat mendukung pertumbuhan dan produksi kopi dan juga kopi memiliki sejarah panjang terhadap perekonomian di Indonesia. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan resiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler) dan kopi merupakan sumber utama kafein. 2.2.2 Sejarah Kopi di Indonesia Penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa oleh seorang berkebangsaan belanda pada abad-17 sekitar tahun 1646. Beliau mendapatkan biji Arabica yang berasal dari Arabia ke Jakarta. Kopi
7 Arabica pertama di tanam dan dikembangkan di timur Jatinegara, yang menggunakan partikelir Kesawung yang sekarang lebih dikenal dengan Pondok Kopi yang kemudian menyebar ke daerah-daerah di Jawa Barat seperti Bogor, Sukabumi, Banten, dan Priangan melalui system tanam paksa. Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830-1870) masa penjajahan Belanda di Indonesia, pemerintah Belanda membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebahagian di Indonesia Timur. Kopi juga ditanam di pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Timor dan Flores. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia mulai terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Akhirnya pemerintah penjajahan Belanda sempat memutuskan untuk mencoba menggantinya dengan jenis Kopi yang lebih kuat terhadap serangan penyakit yaitu kopi Liberika dan Ekselsa. Namun di daerah Timor dan Flores yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis tidak terserang hama meskipun jenis kopi yang dibudidayakan disana juga kopi Arabica. Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama.
8 Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya. 2.3 Data Perusahaan 2.3.1 Sejarah PD Sumber Bahagia Kopi cap Pohon diproduksi oleh PD Sumber Bahagia yang berlokasi di Jalan Halim no.1394 RT 15/RW 03, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Sukarame Palembang, Sumatera Selatan. PD Sumber Bahagia pertama kali dirintis dan dibagun oleh Kwa Lai Lien pada tahun 1950 yang merupakan usaha keluarga turun temurun dengan produk andalan mereka yaitu Kopi cap Pohon. Pada saat ini, usaha kopi ini diwariskan oleh putra sulung Kwa Lai Lien yaitu Sumarto. Pada saat perusahaan ini dikelola oleh Sumarto, PD Sumber Bahagia pernah mengalami gulung tikar sebanyak 2 kali pada tahun 1965 dan 1978 yang dikarenakan pada saat itu biaya produksi yang digunakan cukup besar dan juga barang produksi tersebut kurang laku.
9 Namun dengan kegigihan untuk bangkit mengingat perusahaan tersebut adalah usaha turun temurun, maka PD Sumber Bahagia perlahan bangkit dan berusaha mengikuti pasar produksi. 2.3.2 Visi dan Misi Visi: Menjaga kualitas rasa dan aroma kopi yang terjaga sejak dahulu Misi: Menjaga dan meningkatkan kualitas produk demi meningkatkan kepuasan konsumen dan memperkenalkan kopi semendo ke seluruh masyarakat indonesia. 2.3.3 Pemasaran dan Jam Operasional Tempat penjualan produk Kopi cap Pohon ini berada di jalan Kebumen Darat no. 758E, Palembang, Sumatera Selatan dan beroperasional setiap hari senin hingga sabtu dimulai dari pk. 08.00 pk. 16.00 WIB.
10 2.4. Produk 2.4.1 Logo Gambar 2.4.1 Kopi cap Pohon Produk Kopi cap Pohon PD Sumber Bahagia menggunakan Pohon sebagai logo demikian juga sebagai merek dagang usahanya. Menurut bapak Sumarto selaku pemilik perusahaan, logo pada produk tersebut yang memiliki sebuah filosofi agar usaha kopi tersebut dapat tumbuh tinggi setinggi langit, dan juga mengartikan agar usaha tersebut dimulai dari kecil hingga besar, yang terbukti dari eksistensinya sejak tahun 1950 hingga sekarang dan kopi asli Palembang tersebut telah dikenal di pulau Sumatera terutama di kota Palembang dan di sekitar daerah Tangerang.
11 2.4.2 Karakteristik Produk Gambar 2.4.2 Kemasan 38gr, 75gr, dan 190gr Kopi cap Pohon memiliki 3 varian ukuran yaitu 38 gram, 75 gram, dan 190 gram. Kopi ini telah dipasarkan di seluruh pasar bagian pulau Sumatera. Kopi yang di produksi oleh PD Sumber Bahagia ini menggunakan biji kopi yang berasal dari daerah Sumatera Selatan yang lebih sering dikenal dengan kopi biji semendo. Semendo merupakan sejenis biji kopi robusta yang hanya terdapat di Sumatera Selatan. Biji kopi semendo memiliki cita rasa yang khas baik dari segi aroma dan rasa. Diolah menggunakan kayu bakar, sehingga memberikan aroma kopi yang sedap dan rasa kopi yang nikmat dengan kualitas yang tinggi kepada konsumen. 2.4.3 Proses Produksi Proses produksi kopi oleh PD Sumber Bahagia menggunakan bahan dasar biji kopi semendo pilihan yang sebelumnya dijemur lalu diendapkan selama 2-3 tahun untuk menurunkan kadar keasaman diolah dengan disangrai di dalam kuali besar yang diputar dengan tenaga manusia dan
12 menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar, setelah itu biji kopi yang sudah disangrai kemudian diolah dengan mesin penggiling atau mesin penghalus hingga menjadi serbuk halus dan kemudian dikemas tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga kopi dapat bertahan paling lama 6 bulan. 2.5 Target Audience Geografi - Wilayah : Pulau Sumatera terutama Palembang dan Diluar pulau Sumatera. - Kepadatan : Perkotaan. - Iklim : Tropis. Demografi - Usia : Remaja Dewasa (20-60 tahun.). - Jenis kelamin : Pria (Primer), Wanita (Sekunder). - Jenis pekerjaan : Pelajar remaja, Karyawan, Wiraswasta, Ibu rumah tangga. - Kewarganegaraan : WNI Psikografi - Status Ekonomi Sosial : Kalangan menegah menengah atas (B - B+). - Gaya hidup : Suka mengkonsumsi / pecinta kopi, Sibuk dengan pekerjaan, Aktif, Suka berkumpul.
13 2.6 Kompetitor 2.6.1 Kopi Pikko Gambar 2.6.1 Kopi Pikko. Kopi Pikko diproduksi oleh PT Megah Agungsurya, Palembang adalah salah satu kopi yang juga menggunakan bahan dasar biji kopi semendo robusta. Namun dalam proses produksi, kopi pikko sudah menggunakan mesin untuk produksi massal. Kopi ini diproduksi sejak tahun 1986 dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat Palembang.
14 2.6.2 Saricafe Gambar 2.6.1 Saricafe kemasan lama dan baru. Saricafe diproduksi oleh PD Sari Guna, Palembang yang juga merupakan kompetitor dari Kopi cap Pohon. Namun saricafe tidak menggunakan biji kopi semendo, tetapi menggunakan biji kopi yang berasal dari Lampung. Dari sejak didirikan tahun 1978, Saricafe baru meremajakan penampilan kemasan produk mereka agar dapat bersaing dengan produk-produk kopi pada masa ini.
15 2.6.3 Kopi cap Bola Dunia Lampung Gambar 2.6.3 Kopi cap Bola Dunia Lampung kemasan lama dan baru. Kopi cap Bola Dunia Lampung diproduksi oleh PD Sinar Baru, Lampung merupakan kopi yang menggunakan biji kopi lampung yang juga sudah terkenal dengan daerah penghasil biji kopi yang baik. 2.7 Analisa SWOT Strength Kopi cap Pohon merupakan produk kopi yang sudah lama berdiri sejak 1950, namun tetap dapat mempertahankan eksistensinya hingga sekarang. Pengolahan kopi yang masih sangat tradisional, yaitu masih menggunakan tenaga manusia dan kayu bakar dalam proses produksinya.
16 Menggunakan biji kopi semendo yang merupakan biji kopi yang khas dari wilayah Sumatera Selatan yang terkenal dengan aroma dan rasanya. Tidak menggunakan zat kimia seperti bahan pengawet. Weakness Produk ini belum memiliki tampilan kemasan yang baik karena belum digarap secara maksimal dan belum pernah mengalami perubahan desain kemasan dari sejak awal diproduksi. Kurang adanya media promosi untuk memasarkan produk tersebut sehingga belum banyak orang yang mengetahui produk tersebut. Jumlah produksi terbatas karena masih menggunakan sumber daya manusia dalam proses produksi. Kurangnya variasi rasa, karena konsumen lebih tertarik dengan kopi yang memiliki variasi rasa. Opportunity Kopi cap Pohon merupakan produk kopi yang sudah lama berdiri sejak 1950 dan kredibilitasnya terjamin sehingga perlunya di ketahui masyarakat luas di Indonesia. Minat masyarakat Indonesia yang gemar mengkonsumsi kopi dan menggunakan tanaman herbal untuk menjaga kesehatan tubuh.
17 Proses produksi yang masih tradisional dan menggunakan biji kopi istimewa yang dapat menjadi keunikan untuk promosi Kopi cap Pohon. Threat Banyaknya kedai-kedai kopi yang bermunculan pada saat ini, dan menyajikan kopi yang cepat saji dan kebiasaan masyarakat yang suka praktis. Kompetitor yang memiliki brand yang lebih kuat serta desain kemasan yang lebih baik. Semakin banyaknya produk pesaing yang muncul di pasaran. Masyarakat yang beranggapan jika mengkonsumsi kopi dapat membahayakan kesehatan tubuh.