PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DISERTAI MEDIA GAMBAR TEHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 4 SIJUNJUNG SUMATERA BARAT TAHUN AJARAN 6/7 Resti Suryati, Nurhadi dan Ria Kasmeri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat E-Mail: resty.suryati@yahoo.com ABSTRACT This research is motivated by the lack of teaching materials in teaching Biology in SMA N 4 Sijunjung, the learning process centered on the teacher, students pay less attention when the teacher explains the learning materials, and the lack of student activity which resulted in many students are passive during the learning process that leads to lower average value average Biology students on fungal material. The low yield of student learning requires teachers to choose methods, models, and the right strategy. One attempt to do is to apply the learning model of Group Investigation accompanied by media images. This study aims to determine the effect of applying the learning model of Group Investigation accompanied by media images on biology learning outcomes in the cognitive, affective, and psychomotor class X SMA N 4 Sijunjung West Sumatra Academic Year 6/7. This type of research is experimental research, the study design Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population in this study were all students of class X SMA N 4 Sijunjung 6/7 academic year consisting of four classes. The sampling technique is done by using Purposive sampling, in order to obtain a sample class is a class as an experimental class and class as the control class. The instrument used was the ultimate test of learning outcomes in the form of objective test as many as 6 items. Data analysis was performed using t-test. Based on the results, the average yield of the final test the experimental class and control class 4. 67.6. Hypothesis test obtained t.74 and.68 ttable where thitung> ttable, which means that the hypothesis is accepted. Values for the attitude of students in the experimental class and control class,8.7. Skills of students in the experimental class with an average value of.75 and the achievement of optimum control class.8. So it can be concluded that the application of the learning model of Group Investigation accompanied by media images influence the learning outcomes biology class X SMA N 4 Sijunjung West Sumatra Academic Year 6/7 on the cognitive and affective. Keyword: Learning Outcomes, Group Investigation, Media Image. PENDAHULUAN Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Belajar sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, dimana komponen proses belajar memegang peranan yang sangat penting. Hasil belajar yang diperoleh siswa, menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Menurut Rusman (5:) belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 7-8 Maret 6 di SMA N 4 Sijunjung, didapatkan hasil bahwa hasil belajar biologi siswa pada materi jamur masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran, siswa kurang memperhatikan guru ketika menjelaskan materi pembelajaran. Selain itu, dalam proses pembelajaran sehari-hari terlihat interaksi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran belum begitu maksimal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan salah satu guru biologi di SMA N 4 Sijunjung
diperoleh informasi bahwa kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengakibatkan banyak siswa yang pasif selama proses pembelajaran. Mereka pada umumnya hanya menerima materi dari guru. Bila ditinjau dari segi persiapkan mengajar, guru telah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun, dalam proses pembelajaran guru belum menerapkan strategi, model, serta metode yang bervariasi. Guru biologi di sekolah ini masih menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Rendahnya hasil belajar biologi siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian biologi pada materi jamur tahun ajaran 5/6 di kelas (9,7), (5,), (4,7). KKM materi jamur yang diterapkan di sekolah ini yaitu 75. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi jamur tersebut, karena materinya tergolong sulit bagi siswa dibandingkan dengan materi lainnya. Pada materi ini siswa dituntut untuk memahami ciri-ciri jamur yang dilihat dari (morfologi, cara memperoleh nutrisi, dan reproduksi jamur), klasifikasi jamur, serta peran jamur dalam kehidupan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu melakukan pembaharuan dalam proses pembelajaran biologi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Model pembelajaran Group Investigation dilakukan dengan membagi siswa berkelompok yang anggotanya berjumlah 4-5 orang secara heterogen. Model Group Investigation akan menciptakan kebersamaan, suasana yang menyenangkan, munculnya rasa solidaritas dan tumbuhnya kreativitas dalam mempelajari suatu materi. Menurut Shoimin (4:8) diantara model-model pembelajaran yang tercipta. Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat demokratif karena siswa menjadi aktif belajar dan melatih kemandirian belajar. Menurut Sari dan Novy Eurika dalam Primarinda (:56) model pembelajaran Group Investigation adalah model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan. Siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Group Investigation dapat dikombinasikan dengan berbagai media pembelajaran, salah satunya yaitu media gambar. Media gambar yang diperlukan dalam proses pembelajaran Group Investigation yaitu pada kegiatan investigasi, pada materi jamur ini juga membutuhkan media gambar untuk menjelaskan ciri-ciri morfologi jamur dan reproduksi jamur. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation disertai Media Gambar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 4 Sijunjung Sumatera Barat Tahun Ajaran 6/7. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 6 di SMA N 4 Sijunjung Sumatera Barat Tahun Ajaran 6/7. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 4 Sijunjung. Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik Purposive sampling sehingga diperoleh kelas sampel yaitu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk penilaian pengetahuan adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif, untuk penilaian afektif adalah penilaian sikap atau prilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan penilaian keterampilan adalah hasil laporan. Analisis data hasil tes menggunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN telah dilakukan di SMA N 4 Sijunjung, diperoleh data tentang hasil belajar siswa untuk ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.. Ranah Kognitif Penilaian pada ranah kognitif diperoleh dari tes akhir pada materi jamur. Data hasil penilaian pada ranah kognitif dapat dilihat pada gambar.
7 6 5 4 67.6 4. Eksperimen Kontrol Gambar.Nilai Rata-rata Ranah Kognitif pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar lebih tinggi dengan predikat (B - ), dari pada kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab dengan predikat (C - ). Pada ranah kognitif hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 67,6 dan pada kelas kontrol yaitu 4,. Pada kelas eksperimen menerapkan pembelajaran dengan kegiatan investigasi kelompok, dan pada kelas kontrol dengan menerapkan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation siswa melakukan kegiatan investigasi bersama kelompok yang telah ditentukan melalui beberapa sumber belajar yang berbeda disertai media gambar. Siswa pada kelas kontrol juga telah diberikan kesempatan untuk membangun konsepnya sendiri melalui kegiatan pengumpulan data dari sumber belajar yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Pada kelas eksperimen jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 9 orang siswa (4,86%), dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak orang siswa (57,4%). Sementara pada kelas kontrol siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak orang siswa (9,5%), dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 8 orang siswa (85,7%). Berdasarkan persentase ketuntasan, kelas eksperimen berada pada tingkatan kurang dalam proses pembelajaran. Menurut Djamarah dan Aswan Zain (:7) keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, tingkat keberhasilan atau taraf dikatakan baik apabila bahan pembelajaran yang diajarkan 6%-75% dikuasai oleh siswa. Banyaknya hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM karena kurangnya motivasi dan minat siswa dalam belajar, dan kurangnya penguasaan terhadap bahan ajar yang telah dibagikan. Tingginya nilai rata-rata pada kelas eksperimen karena didukung oleh anggota kelompok yang bekerjasama dan bertanggung jawab dalam melaksanakan instruksi yang diberikan. Pembagian anggota kelompok secara heterogen membantu siswa dalam pemahaman materi pelajaran yang disampaikan. Siswa berkemampuan tinggi dapat saling membantu dengan siswa berkemampuan sedang dan rendah dalam bekerja sama untuk memahami sub topik materi yang menjadi tanggung jawab kelompok. Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung. Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapat satu asisten untuk setiap kelompok (Lie, : 4). Sementara pada kelas kontrol pembagian kelompok dilakukan secara homogen, sehingga tidak dapat dipastikan bahwa dalam semua kelompok memiliki siswa yang dapat membantu kesulitan siswa lain pada pemahaman konsep pembelajaran. Dalam model pembelajaran Group Investigation ini, penggunaan media gambar sangat membantu dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada materi jamur ini, media gambar tersebut diberi suatu gambar yang menarik, berwarna, dan jelas. Sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi, dan membuat siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Sadiman dkk, (99:) media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja sehingga dapat
mencegah atau membetulkan kesalahfahaman.. Ranah Afektif Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif siswa dapat dilihat pada gambar. 4.7 Bekerja Sama.7.8.8 Eksperimen Disiplin Kontrol Gambar.Nilai Rata-rata Ranah Afektif pada Kelas Eksperiemen dan Kelas Kontrol. Dari gambar di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata pada ranah afektif di kelas eksperimen lebih tinggi dengan predikat (A - ) dibandingkan dengan kelas kontrol dengan predikat (C). Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada ranah afektif, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata ranah afektif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dilihat dari aspek bekerja sama, pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari kerja sama antar siswa dalam mengerjakan tugas di dalam kelompoknya. Tingginya nilai aspek kerja sama dapat terlihat dari sikap siswa yang serius dalam melakukan investigasi di dalam kelompoknya, dan mereka juga saling bertukar pendapat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Menurut Lie (:4) keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan dan untuk mengutarakan pendapat mereka. Pada kelas kontrol terlihat bahwa kurangnya minat dan kerja sama dalam diskusi kelompok. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan temannya yang pintar dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mengobrol dan mengganggu temannya di dalam mengerjakan tugas yang diberikan sehingga proses pembelajaran tidak terlaksana dengan baik. Menurut Lie (: ) keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Ditinjau dari aspek disiplin, pada kelas eksperimen pada umumnya siswa telah mengikuti setiap langkah kegiatan pembelajaran, dan siswa secara berkelompok memecahkan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat terlihat bahwa adanya tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok yang diberikan. Menurut Rohani (:95) keberhasilan peserta didik tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya tetapi juga ditentukan oleh minat, perhatian, dan motivasi belajar. Berbeda dengan kelas kontrol pada umumnya siswa juga mengikuti setiap langkah pembelajaran, tetapi dalam mengerjakan tugas masih ada diantara siswa yang masih mengganggu temannya sehingga konsentrasi belajar terganggu, dan masih ada siswa yang tidak ikut serta dalam kegiatan berdiskusi sehingga proses pembelajaran tidak terlaksana dengan baik. Menurut Rohani (:47) tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyelidikan kondisi optimum agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.. Ranah Psikomotor Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan setelah proses pembelajaran,. Data hasil penilaian psikomotor dapat dilihat pada gambar..8.8 4.5.55.56.4 Kerapian Kebersihan Kelengkapan Tulisan Hasil Isi Laporan Laporan Eksperimen Kontrol Gambar.Nilai Rata-rata Ranah Psikomotor pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata pada ranah psikomotor 4
di kelas eksperimen lebih rendah dengan predikat (A - ), dibandingkan dengan kelas kontrol (A - ). Penilaian pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan aspek kerapian dan kebersihan laporan yang dihasilkan dari setiap kelompok, pada kelas eksperimen terlihat bahwa hasil laporannya kurang rapi, dan memiliki banyak coretan. Siswa pada umumnya membuat laporan hanya sebagai pelengkap tugas saja, dan siswa membuat laporan secara bergantian dengan tulisan yang berbeda-beda dan tidak beraturan. Sementara pada kelas kontrol tingginya kerapian dan kebersihan laporan karena siswa memiliki banyak waktu untuk membuat laporan yang ditugaskan. Siswa lebih banyak membaca sebelum membuat laporan sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih baik. Menurut Dalman (5:6) semakin banyak seorang membaca maka semakin baik pula pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Dilihat dari aspek kelengkapan isi laporan, hasil laporan kelas eksperimen dan kelas kontrol pada umumnya lengkap dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Samanya nilai kelengkapan laporan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan adanya tingkat ketelitian saat penulisan laporan sesuai sub topik kelompoknya. Selain itu, siswa sudah terbiasa membuat hasil diskusi kelompok dalam bentuk laporan yang lengkap dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditunjang dengan adanya banyak sumber yang disediakan oleh guru. Menurut Lufri (7:4) metode diskusi dapat melibatkan anak didik secara langsung dalam pembelajaran, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, kritis, dan berfikir tingkat tinggi anak didik. diperoleh, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasi belajar biologi siswa, yaitu: ()Penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ()Peneliti selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran Group Investigation pada materi lain. DAFTAR KEPUSTAKAAN Dalman. 5. Penulisan Populer. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Djamarah dan Aswan Zain.. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Lie, Anita.. Cooperative Learning. Grasindo: Jakarta. Lufri. 7. Strategi Pembelajaran Biologi. UNP Press: Padang. Rohani, Ahmad.. Pengelolaan Pengajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Rusman. 5. Pembelajaran Tematik Terpadu, Teori, Praktik, dan Penilaian. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sadiman, SA, R. Raharjo, A. Haryono dan Rahardjito. 99. Media Pendidikan. Rajawali: Jakarta. Sari, Nadlifa Meiliya dan Novi Eurika.. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Shoimin, Aris. 4. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta. SIMPULAN DAN SARAN telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA N 4 Sijunjung Sumatera Barat Tahun Ajaran 6/7 pada ranah kognitif, dan ranah afektif. 5