PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 9 SIJUNJUNG ABSTRACT

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 9 SIJUNJUNG Indri Yani¹, Siska Nerita², Rizki². ¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat iy332012@gmail.com ABSTRACT This research was motivated by some students is difficult to understand the concept of biology, especially in the matter of ecosystems, causing low result of student biology learning, this condition is caused by the lesson that have not activated the student and the low motivation of the student in learning, even though they have used the discussion and question and answer method, this can be seen in the average daily test biology class X SMAN 9 Sijunjung which remain below minimum completeness criteria established schools. This study aims to determine the application using learning model Problem Based Learning (PBL) with media images of the students biology class X SMA Negeri 1 Six Lingkung. This type of research is experimental study with a Population of class X SMA Negeri 9 Six Sijunjung registered in the year 2016/2017. The Experimental class X.4 and control class X.3 taken using of purposive sampling technique. The study design was Randomized Control Posted Only Design. Based on the research results obtained on average achievement test the experimental class of 82,61 (B), while the average grade achievement test on the control of 75,62 (B) after testing by t-test and obtained price 2,17 t-hitung t-tabel 1,67 means thitung> t-tabel, so, the hypothesis in this study with a level of 0.05% is accepted. To value the attitude of students in the experimental class of 84,61 (B) and the control class 81,00 (B). Student skills shown in the experimental class with an average grade 72,11 (B) and control class 64,0 (C). From the result of research can be concluded that using Problem Based Learning model can improve learning outcomes biology class student X SMAN 9 Sijunjung. Keywords: Problem Based Learning, Media images. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, dimana mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu 1

2 menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan hasil observasi penulis selama praktik lapangan dan wawancara dengan 2 orang guru yang mengajar biologi di SMA N 9 Sijunjung didapatkan informasi bahwa sebagian siswa kurang mampu memahami pembelajaran sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa yang masih rendah. Kondisi ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan belum mengaktifkan siswa dan rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran, meskipun sudah menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Pada saat melaksanakan proses diskusi, masih banyak siswa yang tidak peduli terhadap anggota kelompoknya, serta lebih membebankan tugas kepada anggota kelompok yang aktif dan berprestasi saja. Masih banyak siswa yang tidak mengeluarkan pendapatnya, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Selain itu kemampuan siswa untuk menganalisis suatu materi masih kurang. Siswa cenderung menstransfer semua isi buku tanpa paham apa isi dari materi tersebut. Media yang digunakan juga sangat terbatas, guru hanya memanfaatkan buku paket yang dimiliki oleh beberapa siswa saja. Hal ini dapat dilihat rendahnya hasil ulangan harian siswa pada materi ekosistem kelas X semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 SMA N 9 Sijunjung dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 yang memiliki rata-rata yaitu : X.1 62,60, X.2 65,04, X.3 61,14, X4 52,96, X.5 62,50. Rendahnya hasil belajar siswa terdapat pada materi ekosistem karena pada materi ini siswa sulit dalam membedakan masing-masing komponen ekosistem, menjelaskan interaksi antar komponen ekosistem, pemahaman untuk menjelaskan berbagai aliran energi seperti membedakan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan, dan mendeskripsikan siklus daur biogeokimia dalam ekosistem. Mengatasi semua permasalahan itu dibutuhkan strategi dan model pembelajaran yang bisa menunjang terciptanya pembelajaran aktif dan menyenangkan. Salah satu 2

3 model pembelajaran itu adalah model Learning. Menurut Rusman (2012:241) model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Selain menggunakan model pembelajaran, maka penulis menggunakan media gambar untuk mempermudah siswa dalam belajar. Media gambar merupakan media visual yang dapat membantu siswa memahami dan mendeskripsikan komponen ekosistem, aliran energi, daur biogeokimia, dan interaksi dalam ekosistem. Media gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit realistik. Gambar ini dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu (Asnawir, 2002 : 47) Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul penerapan model Learning(PBL) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang dikemukaan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah hasil belajar biologi dengan penerapan model Learning disertai media gambar pada materi ekosistem pada ranah kognitif kelas X SMAN 9 Sijunjung, bagaimanakah hasil belajar biologi dengan penerapan model Learning disertai media gambar pada materi ekosistem pada ranah afektif (kerja sama, disiplin, berkomunikasi) kelas X SMAN 9 Sijunjung, dan bagaimanakah hasil belajar biologi 3

4 dengan penerapan model Learning disertai media gambar pada materi ekosistem pada ranah psikomotor (kelengkapan laporan, kebersihan dan kerapian) kelas X SMAN 9 Sijunjung? Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar biologi dengan penerapan model Learning disertai media gambar pada materi ekosistem pada ranah kognitif kelas X SMAN 9 Sijunjung, untuk mengetahui hasil belajar biologi dengan penerapan model Learning disertai media gambar pada materi ekosistem pada ranah afektif (kerja sama, disiplin, berkomunikasi) kelas X SMAN 9 Sijunjung, dan untuk mengetahui hasil belajar biologi dengan penerapan model Learning disertai media gambar pada materi ekosistem pada ranah psikomotor (kelengkapan laporan, kebersihan dan kerapian) kelas X SMAN 9 Sijunjung. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan Rancangan penelitian Randomized Control Posted Only Design. dengan populasi siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung yang terdaftar pada tahun 2016/2017. Kelas eksperimen X.4 dan kelas kontrol X.3 yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan pada kompetensi sikap adalah berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap siswa selama proses pembelajaran. Kompetensi keterampilan dapat dilihat dari laporan diskusi yang dibuat siswa. Analisis data dilakukan dengan uji-t, dengan kriteria t hitung >t tabel. Teknik analisi data untuk penilaian pengetahuan dengan rumus uji T, kompetensi sikap dengan nilai ratarata, dan kompetensi keterampilan dengan nilai rata-rata. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 9 Sijunjung diperoleh data hasil belajar biologi pada kompetensi 4

5 Rata-Rata Nilai Sikap Rata-Rata Nilai Pengetahuan pengetahuan siswa pada kedua kelas sampel bahwa t hitung > t tabel dimana t t = 1,67 T h = 2,17 maka Hipotesis diterima. Dari data yang diperoleh maka pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung. Berdasarkan hasil analisis dari masing-masing kompetensi, pada kompetensi sikap dapat dilihat pada gambar 1, kompetensi pengetahuan gambar 2, dan kompetensi keterampilan gambar A B C Indikator Gambar1. Rata-Rata Nilai Sikap Siswa Kedua Kelas Sampel 73 Keterangan: Eksperimen Kontrol Keterangan: A = Kerja Sama B = Disiplin C = Berkomunikasi Berdasarkan Gambar 1 nilai rata-rata pada indikator kerja sama untuk kelas eksperimen adalah 82,69 dan kelas kontrol 81,0, sedangkan nilai rata-rata pada indikator disiplin untuk kelas eksperimen adalah 88,46 dan kelas kontrol 88,0 sedangkan nilai rata-rata pada indikator berkomunikasi pada kelas ekspermen 76,92 dan kelas kontrol 73,0. Berdasarkan nilai rata-rata pada Gambar 1 didapat bahwa penilaian sikap kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol X X3 Eksperimen Kontrol Gambar 2. Rata-Rata Nilai Pengetahuan Siswa Kelas Sampel 5

6 Rata-Rata Nilai Keterampilan Berdasarkan Gambar 2 nilai rata-rata penilaian pengetahuan kelas eksperimen adalah 82,61 dan kelas kontrol 75,62. Hasil uji hipotesis kedua kelas sampel bahwa t hitung > t tabel dimana t t = 1,67 T h = 2,17 maka hipotesis diterima. Berdasarkan nilai rata-rata pada gambar 2 didapat bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. kelas kontrol 65,00 sedangkan nilai rata-rata pada indikator kebersihan dan kerapian laporan untuk kelas eksperimen adalah 71,15 dan kelas kontrol 57,00. Berdasarkan nilai ratarata persentase pada Gambar 3 didapat bahwa penilaian keterampilan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. 1. Penilaian Sikap Penilaian pada kompetensi A Indikator Gambar 3. Rata-Rata Nilai Keterampilan Siswa Kedua Kelas Sampel Keterangan: Eksperimen Kontrol A= Kelengkapan Laporan B= Kebersihan dan Kerapian Laporan Berdasarkan Gambar 3 nilai ratarata penilaian keterampilan pada indikator kelengkapan laporan untuk kelas eksperimen adalah 71,15 dan B 57 sikap berupa lembaran observasi yang telah dilakukan satu orang observer. Penilaian yang dilakukan pada kelas sampel adalah kerja sama, disiplin, dan berkomunikasi. Penilaian sikap pada kelas eksperimen 84,61 (B) dan pada kelas kontrol 81,00 (B). Pada penilaian indikator kerja sama rata-rata kelas eksperimen 82,69 (B) sedangkan kelas kontrol 81,0 (B). Penilaian indikator kerja sama kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang hampir sama. Hal tersebut disebabkan karena pengelompokan siswa untuk menyelesaikan tugas dapat menimbulkan daya tarik bagi 6

7 siswa sebab siswa diberikan kesempatan untuk bertukar pendapat dengan teman-temanya, siswa mampu bekerja sama dengan teman lain, berbagi ilmu dengan teman lain, serta berperan aktif dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru dan teman yang lain dalam diskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa merasa senang untuk mengikuti pembelajaran, memudahkan siswa memahami pelajaran yang dipelajari, serta meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar melalui kerjasama dalam belajar kelompok. Sehingga dengan demikian mampu membuat siswa lebih termotivasi bekerjasama dalam belajar. Menurut Lufri (2007:35) dengan diskusi dapat menemukan jawaban dari pertayaan-pertayaan tersebut. Pada penilaian indikator disiplin rata-rata kelas eksperimen 88,46 (A) sedangkan kelas kontrol 88,0 (A). Aspek yang dinilai yaitu ketepatan siswa masuk dalam kelas, ketertiban siswa dalam proses pembelajaran dan ketepatan siswa menyelesaikan laporan hasil diskusi. Siswa tidak banyak yang terlambat masuk kelas hanya beberapa orang saja, tidak membuat gaduh pada pembelajaran berlangsung, serta memakai seragam lengkap sesuai peraturan. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tanggung jawab terhadap tugas, artinya siswa menyelesaikan tugas yang diberikan guru berupa laporan diskusi kelompok lalu siswa dapat mengumpulkan tugas yang telah diberikan guru dengan tepat waktu. Rata-rata penilaian pada indikator disiplin yang ditunjukkan oleh siswa pada kedua kelas sampel berada pada nilai rata-rata yang hampir sama. Jadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol siswanya sangat disiplin. Menurut Djamarah (2013:41) dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. 7

8 Pada penilaian indikator berkomunikasi rata-rata kelas eksperimen 76,92 (B) sedangkan kelas kontrol 73,0 (B). Rata-rata kelas eksperimen lebih bagus dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen lebih aktif pada saat proses diskusi dalam menemukan serta memecahkan masalah sebab pada kelas eksperimen pada proses Learning (PBL) siswa dilatih untuk merencanakan dan menyiapkan karya yang relevan kemudian siswa mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan masalah yang mereka temukan dalam bentuk laporan serta memahami kekuatan dan kelemahan laporan mereka. Sedangkan pada kelas kontrol pada saat PBM siswa kurang berkomunikasi dengan baik, ini dapat dilihat pada saat proses diskusi masih banyak siswa yang membicarakan hal yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran serta pada saat mempresentasikan hasil diskusi masih banyak siswa yang pasif dan takut dalam mengemukakan pendapatnya, karena pada pembelajaran kelas kontrol banyak siswa yang kurang memahami materi pelajaran. Menurut Anurrahman (2010:7) dalam proses pembelajaran, pengembangan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan guru dan sesama siswa yang dilandasi sikap saling menghargai harus perlu secara terus menerus dikembangkan di dalaam setiap event pembelajaran. 2. Penilaian Pengetahuan Penilaian pada kompetensi pengetahuan diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 54 soal dalam bentuk pilihan ganda. Rata-rata hasil penilaian ranah kognitif pada kelas eksperimen berada pada 82,61(B) sedangkan pada kelas kontrol 75,62 (B). Pada kelas eksperimen siswa yang berada di atas KKM sebanyak 20 orang siswa dengan presentase 77 % sedangkan yang berada di bawah KKM sebanyak 6 orang dengan presentase 23 %. Siswa telah berhasil menguasai materi yang dipelajari sesuai dengan pendapat Djamarah (2010:107) apabila bahan pelajaran 8

9 minimal 60% dengan 75% dikuasi oleh siswa sudah bisa dikatakan baik. Penilaian ranah pengetahuan pada kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai media gambar. Pada saat proses pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian masing-masing kelompok mengamati gambar yang telah dibagikan kemudian menjawab pertanyaan dari gambar tersebut, selanjutnya beberapa kelompok di minta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas dan semua siswa antusias untuk tampil ke depan. Setelah itu peran guru hanya memberikan penguatan dan menambahkan atas apa yang telah disampaikan siswa. Penerapan model Learning ini menjadikan siswa belajar dengan menyenangkan dan bersemangat sehingga siswa terlibat optimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai yang diungkapkan Lufri (2007:11) bahwa belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu proses atau aktivitas. Belajar tidak hanya proses mengingat, menghafal tapi jauh dari itu yakni proses mengalami sesuatu. Tingginya hasil belajar pada kompetensi pengetahuan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai media gambar disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa dituntut untuk menemukan serta memecahkan masalah yang telah mereka temukan tersebut sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis serta mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan yang baru. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu tentang penerapan pendekatan saintifik menggunakan model Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN Enam lingkung oleh Lasrina Putri pada tahun 2016 dimana didapatkan hasil peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Media pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen berupa media gambar juga salah satu hal yang mempengaruhi tingginya hasil belajar pada kelas eksperimen. 9

10 Adanya media gambar yang digunakan pada kelas eksperimen membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dan mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arsyad (2014:3) media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mangajar. Media yang digunakan adalah media gambar, karena pada materi ekosistem membutuhkan media gambar untuk menjelaskan siklus dan daur yang terjadi dalam ekosistem tersebut serta media gambar dapat membantu siswa dalam menemukan masalah, dan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dengan menggunakan media gambar tersebut. Pembelajaran pada kelas kontrol disini siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab tanpa disertai model pembelajaran. Siswa diminta untuk mengamati guru menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah di depan kelas dan bahan ajar berupa buku-buku yang berhubungan dengan materi tersebut, siswa kurang termotivasi untuk membaca bahan ajar atau buku tersebut sehingga hanya sedikit pertanyaan yang muncul sehingga tujuan pembelajaran kurang tercapai dengan baik. Kemudian mencatat materi yang disampaikan ke dalalam buku catatan jika ada materi yang kurang pada bahan ajar yang diberikan. Namun masih ada beberapa siswa yang malas mencatat dan pembelajaran dirasakan kurang efektif. Nilai kognitif pada kelas kontrol yaitu 75,62 (B), siswa yang berada di atas KKM ada sebanyak 13 orang siswa dengan presentase ketuntasan 52 %, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 12 orang siswa dengan presentase 48 %. Berdasarkan presentase ketuntasan pada kelas kontrol yaitu 52 % berada di atas KKM sedangkan 48 % berada di bawah KKM barada pada tingkatan kurang baik dalam proses pembelajaran. Jika dilihat dari pendapat Djamarah (2010:107) apabila bahan pelajaran minimal 60% dengan 75% dikuasi oleh siswa 10

11 sudah bisa dikatakan baik, maka pembelajaran pada kelas kontrol masih tergolong kurang baik. Kekurangan metode ceramah yaitu kegiatan pengajaran menjadi verbalisme, tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar anak didik, membosankan bagi anak didik bila terlalu lama, sukar mendeteksi sejauh mana pemahaman anak didik, menyebabkan anak didik pasif (Lufri dkk, 2007). 3. Penilaian Keterampilan Data penelitian pada ranah keterampilan pada kelas eksperimen adalah melalui pembuatan laporan tentang materi yang dipelajari dan pada kelas kontrol melalui ringkasan hasil dikusi kelompok. Indikator yang diamati kelengkapan laporan, kebersihan dan kerapian laporan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan kompetensi keterampilan kelas eksperimen berada pada predikat B (72,11). Meningkatnya penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dengan penerapan model Learning (PBL) disertai media gambar sudah menunjukkan sikap bekerja sama yang tinggi sehingga siswa sudah membuat laporan hasil diskusi yang lengkap. Siswa saling bekerja sama dan bertukar pikiran sehingga jawaban yang dibuat pada laporan hasil diskusi lebih bersih dan tulisan pun menjadi lebih rapi. Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas kontrol berada pada predikat C (64,0). Rendahnya penilaian keterampilan pada kelas kontrol disebabkan karena kurangnya kerjasama siswa sehingga jawaban yang dibuat pada laporan hasil diskusi tidak lengkap dan memiliki banyak coretan sehingga laporan hasil diskusi kurang bersih dan tulisan pun menjadi kurang rapi. Menurut Kunandar (2013:251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat 11

12 disimpulkan bahwa penerapan model Learning disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada kelas X SMAN 9 Sijunjung. DAFTAR PUSTAKA Annurahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Asnawir dan Usman Basyruddin Media Pembelajaran. Padang: Universitas Negeri Padang. Djamarah dan Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kunandar Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajagranfindo Persada. Lufri Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP. Rusman Model Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. 12