PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 35 PADANG ARTIKEL ILMIAH IRMA DARMA YENI NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017

2 PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 35 PADANG Irma Darma Yeni, Gustina Indriati, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Irmadarmayeni@yahoo.co.id ABSTRACT Result of studying biology class VII SMPN 35 Padang is low and has not reached the minimum completeness criteria (KKM). One of the causes of learning outcomes are low and have not yet reached the KKMis due to students are not active and teacher has not yet applied the learning strategy. The purpose of this research is to know the applying of strategy Active Learning Tipe Giving Question And Getting Answer with picture can increase students learning outcomes of class VII SMPN 35 Padang. The type of this research is an experimental research with amount of population is entire students of class VII SMPN 35 enrolled in the academic year 2016/2017. The sampling methode used in this research is purposive sampling technique. The experimental class is class VII 3 and the control class is VII 5. The instrument used is a written test. The form of written test is objective questions. Analysis of the data used is the -t test. Based on the results of Biology test scores of students, average value obtained in experimental class is 70,36 and the average value of the control class is 56,34.The results of t-test analysis, obtained t hitung (7,28) > t tabel (1,70) which means that H 1 is accepted. From this study it can be concluded that strategy Active Learning Type Giving Question And Getting Answer with picture can increase learning outcome of students class VII SMPN 35 Padang Keyword : learning outcomes, picture media, strategy of active learning. Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan sesama peserta didik serta antara peserta didik dengan lingkungannya. Menurut Sagala (2010:61) bahwa pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu peserta didik mengembangkan kreativitas berfikirnya, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai sebagian upaya untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dengan guru biologi SMP N 35 Padang didapatkan fakta bahwa cenderung mendengarkan saja apa yang dijelaskan oleh guru tanpa ada yang ingin bertanya ataupun menjawab pertanyaan. siswa hanya mencatat selain itu guru belum pernah menerapkan strategi pembelajaran, guru hanya cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal tersebut membuat siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak terhadap hasil belajar. Berdasarkan penjelasan tersebut, guru diharapkan menggunakan strategi yang dapat meningkatkan siswa dalam belajar biologi dan strategi yang dapat menumbuhkan motivasi siswa agar lebih baik dalam belajar. Salah satu strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar adalah strategi active learning tipe giving question and getting answer. Menurut suprijono (2009: ) strategi active learning tipe giving question and getting answer merupakan strategi untuk melatih siswa memiliki keterampilan dan kemampuan bertanya maupun menjawab pertanyaan. Dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dahlia (2009) bahwa penerapan strategi active

3 learning tipe giving question and getting answer dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, agar informasi dapat disampaikan dengan baik maka pemberian media gambar dapat membantu siswa agar lebih mudah mempelajari dan memahami materi. Sesuai pendapat (2005:22) bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul untuk Penerapan Strategi Active Learning Tipe Giving Question And Getting Answer Disertai Media Gambar Terhadap Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP N 35 Padang. Metode Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 di SMP N 35 Padang. Jenis penelitian ini yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Dengandesain penelitian menggunakan rancangan randomized control group posttest only design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data padaa penilaian kognitif yaitu tes berupa soal objektif dalam bentuk pilihan ganda. Instrumen penilaian pada penilaian afektif berupa lembaran observasi. Sedangkan pada penilaian psikomotor dilakukan berdasarkan pada hasil laporan/ringkasan yang dikerjakan oleh siswa. Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik maka soal divalidasi oleh validator kemudian dilakukan uji coba soal. Setelah diuji coba, dihitung validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metoda statistika untuk melihat keberhasilan siswa dalam belajar, penentuan analisis datanya dilakukan dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil dan Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua sampel, maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari tes akhir yang telah dilakukan pada siswa kelas VII.3 dan VII.5 SMP N 35 Padang. Pada tes akhir digunakan 38 soal objektif yang diambil dari 75 butir soal yang telah diuji cobakan pada siswa kelas VIII.3 SMP N 35 Padang. Berdasarkan hasilanalisis, diketahui bahwa nilai kognitif pada kelas eksperimen yaitu 73,06 dan kelas kontrol 56,34. Pada kelas eksperimen terdapat 4 orang siswa yang nilainya di atas KKM dengan persentase ketuntasan 11,7%. Sedangkan yang nilainya di bawah KKM sebanyak 30 orang dengan persentasee 88,2%. Padakelas kontrol tidak ada siswa yang nilainya di atas KKM. Berdasarkan nilaii hasil belajar yang diperoleh pada penelitian, maka didapatkan penilaian kompetensi afektif (sikap) pada kelas eksperimen 3,4 dengan predikat (B) dan kelas kontrol 3,4 dengan predikat (B). Sedangkan pada kompetensi psikomotor (keterampilan) siswa pada kelas eksperimen 3,6 dengan huruf (A-) dan pada kelas kontrol 3,6 dengan huruf (A) 1.Penilaian Kognitif Hasil pengukuran tes hasil belajar kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. N i l a i ,06 56,34 VII.3 VII.5 kelas sampel Kontrol Eksperimen

4 Gambar 1. Rata-rata Nilai Kognitif Kedua Kelas Sampel Dari Gambar 1 terlihat bahwa hasil belajar biologi pada penilaian kognitif kelas eksperimen dengan penerapan strategi pembelajaran active learning tipe giving question andgetting answer disertai media gambar lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini tergambar dari nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 73,06 dan kelas kontrol adalah 56, Penilaian Afektif Penilaian afektiff dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2. Rata-rata Nilai Modus 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3,7 3,4 3,6 3,4 3,3 3,3 A Gambar. 2 Penilaian Afektif Siswa B Indikator hh A : Tanggung Jawab B : Menghargai pendapat teman C : Berkomunikasi Deskripsi data penilaian ini ditunjukan dengan nilai modus dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mempermudah kriteria siswa untuk setiap indikator yang dinilai. Indikator yang dinilai yaitu tanggung jawab, menghargai pendapatteman dan berkomunikasi. Pada kedua kelas sampel mendapatkan nilai modus keseluruhan yaitu kelas eksperimen (3,4) dan kelas kontrol adalah (3,3). C Eksperimen kontrol 3. Penilaian Psikomotor Penilaian psikomotor dilakukan pada kelas sampel yaitu kelas eksperimen dinilai dari hasil laporan pertanyaan dan jawaban siswa yang ada pada kartu indeks siswa, sedangkan pada kelas kontrol dinilai dari ringkasan siswa yang dikerjakan dirumah. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 3. Rata-rata Nilai Capaian Optimum 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Gambar 3. Penilaian Psikomotor Dari Gambar dapat dilihat bahwa penilaian psikomotor ini diperoleh selama proses pembelajaran pada kedua kelas sampel. Indikator yang dinilai adalah kelengkapan laporan/ringkasan, isi laporan/ringkasan dan penulisan laporan/ringkasan. Nilaii rata-rata capaian optimum kelas eksperimen secara keseluruhan adalah 3,64 dan kelas kontrol adalah 3,63. Pembahasan A a. Penilaian Kognitif 3,7 3,4 3,3 3,2 2,8 2,9 Indikator B A : Kelengkapan B : Isi C : Penulisann Berdasarkan hasil analisis tes akhir belajar siswa pada kelas eksperimen, didapatkan nilai rata-rataa siswa yaitu 73,06 dengan jumlah siswa yang tuntas atau berada diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 4 siswa, dimana KKM materi tersebut adalah 78. Hal ini telah dikatakan berpengaruh terhadap hasil belajarsiswa, namun nilai rata-rata yang diperoleh siswa belum mencapai nilaii KKM. Menurut C Eksperimen kontrol

5 pendapat Zain (2010:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilannya tergolong kurang. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan penelitian terlihat bahwa hasil belajar biologi siswa yang pembelajarannya menerapkan strategi active learning tipe giving question and getting answer disertai media gambar dikatakan lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung ataupun metode ceramah. Hal ini terbukti hasil rata-rata kognitif siswa yang diperoleh lebih tinggi dari pada hasil rata-rata kognitif siswa tahun sebelumnya, walaupun belum mencapai nilai KKM materi saat ini yaitu 78. Hal ini disebabkan oleh siswa yang baru mengenal dan mencoba strategi yang diterapkan dan belum terbiasa menerapakannya dalam proses pembelajaran. Siswa masih terlihat bingung dalam proses pembelajaran, dan masih ada beberapa siswa yang kurang paham dengan strategi yang diterapkan saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, penulis juga terkendala oleh waktu dalam proses pembelajaran, dimana tidak setiap pertemuan dalam proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Penulis juga kesulitan dalam mengelola kelas dalam proses pembelajaran berlangsung, dikarenakan beberapa siswa yang kurang memperhatikan instruksi guru, ribut di dalam kelas, bahkan berjalan-jalan saat proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan kuis pada setiap pertemuan yang masing-masingnya terdiri dari 5 soal. Berdasarkan nilai rata-rata kuis yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kuis yang diperoleh siswa pada kelas kontrol. pada kelas eksperimen nilai rata-rata kuis siswa pada pertemuan I telah mencapai KKM yaitu 79,69. Sedangkan pada kelas kontrol pertemuan I. belum mencapai KKM yaitu 72,20. Menurut pengamatan penulis, hal ini terjadi karena materi pada pertemuan I tergolong mudah dan tidak begitu sulit dipahami oleh siswa dan cakupan materi nya tidak banyak. Pada pertemuan II nilai ratarata kuisyang diperoleholeh kelas eksperimen belum mencapai KKM yaitu 77,03. Pada kelas control nilai rata-rata yang diperoleh pada pertemuan IIbelum mencapai KKM yaitu 68,93. Menurut pengamatan penulis, hal ini terjadi karena pada pertemuan II cakupan materi sudah mulai sulit bagi siswa dan beberapa siswa yang mungkin kurang memahami materi yang sedang dipelajaridan kurang fokus dalam mengerjakan soal kuis yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan III nilai rata-rata kuis yang diperoleh belum mencapai KKM yaitu 66,32. Pada kelas kontrol pertemuan III nilai rata-rata kuis yang diperoleh belum mencapai KKM yaitu 64,41. Menurut pengamatan penulis, hal ini terjadi karena cakupan materi pada pertemuan III sudah mulai banyak dan sulit dipahami oleh siswa yang khususnya kurang serius dalam Menurut Uno (2011:10) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan sumber belajarnya. Dalam suasana pembelajaran aktif tersebut, siswa tidak terbebani secara perseorangan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar mereka sama sekali tidak terjadi. Meningkatnya hasil belajar dapat dilihat selama proses pembelajaran, masingmasing siswa disuruh untuk bertanya dengan menggunakan kartu bertanya (kartu 1) yang telah disediakan, dan kartu menjawab (kartu II) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap siswa berlomba-lomba untuk menghabiskan kartu-kartunya, siswa yang bersemangat dalam mengikuti pelajaran karena siswa mendapat kesempatan yang sama baik bertanya maupun menjawab pertanyaan yang mengakibatkan suasana kelas menjadi aktif dan mendorong anak untuk bisa mengajukan pendapatnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian setiap siswa termotivasi untuk menyimak, mendengar semua pertanyaan yang muncul baik dari guru maupun dari siswa yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi hidup karena semua siswa terlibat langsung secara mental maupun fisik dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mampu menumbuhkan pengetahuan

6 baru pada diri siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Silberman (2006:10) bahwa untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik siswa perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan dan membahasnya, mengajukan contoh, mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang harus mereka dapatkan. Jadi proses pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning tipe giving question and getting answer ini menjadikan suasana kelas jadi hidup dan siswa termotivasi untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang mucul terhadap materi yangdisampaikan.silberman (2006:27) menyatakan bahwa ketika belajar bersifat aktif siswa akan mengupayakan sesuatu, dia menginginkan jawaban dari sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara mengerjakannya. Pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, memiliki nilai rata-rata di bawah kelas eksperimen yaitu 56,34. Hal ini kemungkinan disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode ini menyebabkan sebagian siswa sudah mulai bosan dan kurang menarik, akibatnya proses pembelajaran pada kelas kontrol siswa kurang bersemangat dalam belajar dan cenderung menerima informasi dari guru saja (satu arah), sehingga interaksi antara guru dan siswa kurang. Menurut Lufri (2007:32) kekurangan metode ceramah yaitu menyebabkan anak didik pasif dan membuat anak didik tergantung kepada gurunya saja. Tetapi metode ceramah ini tidak bisa dihilangkan dalam proses pembelajaran, karena masih tetap diperlukan atau metode ini masih ada keunggulan dalam kondisi tertentu. Pada metode ceramah guru menerangkan pelajaran kepada siswa dan setelah itu guru meminta siswa meringkas materi dan yang telah dijelaskan oleh guru dan guru memberikan latihan kepada siswa. Namun, dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol ini tidak semua siswa yang mendengarkan dan memperhatikan materi yang diterangkan oleh guru di depan kelas. Banyak juga siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri dan ribut saat proses pembelajaran berlangsung. Disamping itu, saat guru mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang mengerti sehingga mereka bisa menjawab pertanyaan dari guru dan ada juga yang tidak. Pada saat guru melakukan tanya jawab dengan siswa, hanya beberapa siswa yang ikut berpatisipasi dan umumnya siswa yang itu-itu saja. Menurut Suprijino (2009:1) dalam proses pembelajaran guru hendaknya menumbuhkan suasana belajar yang menarik sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, dan mengemukakan pendapat. Menurut Lufri (2007:1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu adanya interaksi edukatif, artinya interaksi ini antara guru dengan anak didik dan antara anak didik sesamanya serta antara anak didik dengan lingkungannya. Menurut Lufri, dkk (2007:20) bahwa dalam proses pembelajaran keterampilan bertanya sangat penting, tanpa menggunakan keterampilan dalam pembelajaran dapat menyebabkan kelas akan menjadi pasif. Selanjutnya Silberman (2006:27) mengatakan ketika kegiatan belajar bersifat pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya. b. Penilaian Afektif Penilaian ranah afektif pada kelas sampel diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Latisma (2011:192) hasil afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti prosese pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran. Penilaian pada ranah afektif (sikap) indikator yang dinilai adalah rasa tanggung jawab, menghargai pendapat teman, dan berkomunikasi. Dilihat dari indikator tanggung jawab, berdasarkan hasil analisis pada indikator tanggung jawab nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 3,4 (SB). Menurut pengamatan penulis, rasa tanggung jawab yang dimiliki siswa sudah baik dan terlihat masing-masing siswa di dalam kelompoknya mengerjakan tugas sesuai

7 yang diinstruksikan oleh guru. Selanjutnya, dilihat dari indikator menghargai pendapat teman,berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada kelaseksperimen dan kelas kontrol adalah 3,3 (SB). Menurut pengamatan penulis, walaupun nilai rata-rata indikator yang diperoleh sudah baik, namun masih ada sedikit diantara siswa tersebut yang kurang menghargai pendapat teman mereka dengan bersikap acuh dan tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh temannya. Dilihat dari indikator berkomunikasi, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu 3,7 (SB) dan pada kelas kontrol yaitu 3,6 (SB). Pada kelas eksperimen dan kontrol, rata-rata siswa sudah menggunakan bahasa komunikasi yang baik, sopan dan juga jelas. Namun, menurut pengamatan penulis masih ada sedikit mereka yang terkadang berbicara tidak sopan. Hal ini terjadi diantara mereka yang berbicara kurang sopan, berbahasa kurang baik saat proses pembelajaran berlangsung. c. Penilaian Psikomotor Setelah dilakukan penilaian kognitif dan afektif untuk menentukan berhasil atau tidaknya seseorang diperlukan juga penilaian psikomotor siswa. Penilaian pada ranah psikomotor (keterampilan) indikator yang dinilai adalah kelengkapan laporan pertanyaan/jawaban, isi laporan pertanyaan/jawaban, dan penulisan laporan pertanyaan/jawaban. Hal ini sesuai dengan pendapat Wakhinuddin (2010:89) mengatakan bahwa memberi penilaian terhadap hasil belajar siswa merupakan kewajiban seorang guru dan mutlak dilakukan. Dilihat dari indikator kelengkapan, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada kelas eksperimen di dapatkan nilai rata-rata yaitu 3,4 (B) dan pada kelas kontrol di dapatkan nilai rata-rata yaitu 3,3 (B). Nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata yang diperoleh pada kelas kontrol. Menurut pengamatan penulis, hal ini terjadi karena siswa pada kelas kontrol resume/ringkasan yang dikerjalan oleh siswa rata-rata sudah lengkap, jelas dan sistematis dibandingkan kelas eksperimen yang sebagian dari kelengkapan laporan yang mereka kerjakan kurang lengkap. Selanjutnya, kalau dilihat dari indikator isi, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada kelas eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 3,2 (B) dan pada kelas kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 3,7 (A). Dari indikator i si, juga didapatkan rata-rata yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Menurut pengamatan penulis, hal ini terjadi karena pada kelas kontrol isi resume/ringkasan yang dikerjakan oleh siswa rata-rata sudah sesuai denga topik dan tujuan pembelajaran dibandingkan kelas eksperimen yang isi laporan pertanyaan dan jawaban yang mereka tuliskan pada kartu indeks masih ada yang kurang sesuai dengan topik dan tujuan pembelajaran. Dilihat dari indikator penulisan, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pada kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata 2,8 (B) dan pada kelas kontrol didapatkan nilai ratarata 2,9 (B -). Pada indikator penulisan, menurut pengamatan penulis dikatakan masih kurang baik karena pada kelas eksperimen dan kontrol masih banyak diantara mereka yang tulisannya kurang jelas, kurang rapi dan kurang bersih. Simpulan Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi active learning tipe giving question and getting answer disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP N 35 Padang. Daftar Kepustakaan Djamarah, S. Bahri dan Zain Aswan Strategi Belajar Mengajar. Rev. Ed. Jakarta : Rineka Cipta Latisma Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP Press. Lufri Metode Penelitian. Padang: UNP Press Lufri, dkk. (2007). Strategi Pmbelajaran Biologi Teori,Praktek dan penelitian. Padang: UNP Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

8