NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 16 APRIL PENENTUAN KADAR SENYAWA KOMPLEKS NIKEL DMG (NiDMG) 2

dokumen-dokumen yang mirip
Pembuatan Nikel DMG. dalam range konsentrasi yang lebar.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

PENENTUAN KADAR KLORIDA. Abstak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI Selasa, 01 April 2014

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

ANALISIS KUANTITATIF NIKEL SECARA GRAVIMETRI MODUL KIMIAANALITIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

3 Metodologi Penelitian

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Analisis Kation Golongan III

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

3. Metodologi Penelitian

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

snl %ts Gara uii kadar abu, silika dan silikat dalam kayu dan PulP kayu snl Standar Nasional Indonesia rcs

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PEMBUATAN ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDARURA Kamis, 04 April 2014

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Transkripsi:

PEETUA KADAR SEYAWA KMPLEKS IKEL DMG (idmg) 2 urul Mu nisah Awaliyah, Amelia Rachmawati, Ummu Kalsum Andi Lajeng, Widya Kusuma ningrum, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia UI Syarif Hidayatullah Jakarta nurulmunisahawaliyah@gmail.com ABSTRAK ikel merupakan bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena pada masa sekarang dan masa yang akan datang kebutuhan nikel semakin meningkat disamping dari kebutuhan lainnya yang persediaannya semakin terbatas. Kegunaannya sebagai campuran alloy, pemurnian minyak, pelapisan logamlain, dan bahan industry peralatan rumah tangga. ikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras dan anti karat. Logam ini membantu dalam proses pengubahan beberapa logam olahan dalam bentuk larutan yang menghasilkan energi panas. Analisis kimia selalu melibatkan pelarutan sampel padatan, penyaringan, pra pemisahan, dan pemekatan kadar. Tujuan percobaan ini untuk menentukan kadar i(dmg) 2. Kadar i(dmg) 2 yang didapatkan adalah. PEDAHULUA ikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras dan anti karat. Logam ini membantu dalam proses pengubahan beberapa logam olahan dalam bentuk larutan yang menghasilkan energi panas. Selain itu i juga berperan penting dalam beberapa proses pengendapan logam keras dalam bentuk paduan logam (alloy) seperti Stainlestel yang mengandung 18% i dan 8% r dan ikhrome yang mengandung 80% i dan 20% r disarankan oleh Roberts (Rusmini dalam Ambarsari 20103). ikel terbentuk dari batuan yang berkomposisi kimia basa atau dikenal juga sebagai batuan peridotit. Berdasarkan teori tektonik lempeng, daerah yang banyak batuan periodit terutama di zona tumbukan lempeng benua dan samudera. Melalui proses pelapukan, batuan ultrabasa mengurai dalam bentuk mineral yang terlarut (koloid) seperti (magnesium, besi, nikel, kobalt, silikatdan magnesium oksida) dan tidak terlarut (residu) seperti (besi,

aluminium, mangan, sebagian nikel, sebagian kobalt, berbagai oksida dan senyawa nikelkobalt) (Sudrajat dalam Ambarsari, 2013). ikel merupakan salah satu logam yang banyak digunakan untuk industri electroplating (Riska, 2013). i(hdmg) 2 larut dalam suasana asam, juga larut dalam alkohol > 50%. Garam kompleks ini sukar larut dalam amonia encer atau larutan garam ammonia tapi H4H yang sangat berlebih memperlambat pengendapan. It is an important complex compound of i(+2). In this complex dmg- ion acts as a bidentate ligand (Madan, 2011). ikel (200-400 g ) membentuk kompleks dimetilglioksim merah dalam suasana yang sedikit basa; ia hanya sedikit dapat-larut dalam kloroform (35-50 g i 3 cm ). Daerah ph optimum untuk ekstrasi kompleks nikel itu adalah 7-12 dengan adanya sitrat. Kompleks nikel ini mengabsorpsi pada 366 nm dan juga pada 465-470 nm (G. Svehla, 1994). Reagensia dimetilglioksim ( 4 H 8 2 2 ) : endapan merah nikel dimetilglioksima dari larutan yang tepat basa dengan ammonia, atau larutan asam yang dibufferkan dengan natrium asetat: H ALAT, BAHA DA LAGKAH KER H 3 H + 2H + i H 3 (G. Svehla, 1985) H Penentuan presentase zat yang terbentuk dapat dicari dengan menggunakan persamaan S= berat sampel (gram): W= berat residu, P= presentase zat yang yang terbentuk (S.M Khopkar, 1990: 26).

ALAT, BAHA DA LAGKAH KERJA Gelas kimia, corong, gelas ukur, pipet tetes, cawan krus, tang krus, oven,erlenmeyer, termometer, water bath, neraca analitik, desikator,stopwatch, larutan nikel, DMG (dimetilglioksim), H 4 H (ammonium hidroksida) dan kertas saring. Langkah kerja 1) Masukkan larutan nikel 3 ml ke dalam gelas beaker 2) Tambahkan 2 ml larutan dimetil glioksim (DMG) 3) Tambahkan larutan H 4 H 2 tetes 4) Panaskan larutan tersebut pada penangas selama 30 menit 5) Kemudian saring (sebelumnya timbang terlebih dahulu berat kertas saring) 6) Pada cawan porselen, oven cawan porselen selama 30 menit dengan temperature 102 7) Dinginkan cawan porselen tersebut di dalam desikator selama 15 menit dan timbang berat cawan porselen 8) ven cawan porselen berisi sampel, dan kertas saring selama 30 menit 9) Dinginkan di dalam desikator selama 15 menit 10) Timbang beratnya dan catat 11) Lakukan langkah 8-10 hingga berat konstan (di oven selama 15 menit, dan di dinginkan di desikator selama 10 menit) HASIL DA PEMBAHASA ikel terbentuk dari batuan yang berkomposisi kimia basa atau dikenal juga sebagai batuan peridotit. Berdasarkan teori tektonik lempeng, daerah yang banyak batuan periodit terutama di zona tumbukan lempeng benua dan samudera. Melalui proses pelapukan, batuan ultrabasa mengurai dalam bentuk mineral yang terlarut (koloid) seperti (magnesium, besi, nikel, kobalt, silikatdan magnesium oksida) dan tidak terlarut (residu) seperti (besi, aluminium, mangan, sebagian nikel, sebagian kobalt, berbagai oksida dan senyawa nikelkobalt) (Sudrajat dalam Ambarsari, 2013). Ion nikel 15 ml dipanaskan pada suhu 70 0 menghasilkan warna biru, kemudian dengan penambahan 10 ml larutan DMG (dimetilglioksim) 1% larutan berubah menjadi warna kuning, kemudian ditambahkan 3 tetes larutan H 4 H 2M (ammonium hidroksida)

dan dipanaskan selama 30 menit larutan berubah menjadi warna merah..h 4 H berfungsi untuk menetralkan dan membasakan larutan karena i(hdmg) 2 mengendap sempurna dalam suasana basa. Penambahan H 4 H harus tetes demi tetes sambil diaduk dan langsung dari ujung pipet ke dalam larutan, tidak melalui dinding gelas kimia untuk menghindari naiknya endapan i(dmg) 2 melalui dinding gelas kimia. Selain itu juga agar ph larutan berubah secara perlahan sehingga pembentukan endapan berlangsung secara perlahan pula dan dihasilkan endapan yang besar-besar. Jika pengendapan langsung dalam suasana basa dan dalam keadaan dingin, maka akan diperoleh endapan yang kecil ukuran partikelnya. leh karena itu pengendapan harus dilakukan dalam keadaan panas dan asam, lalu ditambah basa sedikit demi sedikit sambil diaduk untuk memperoleh endapan yang berukuran besar, sehingga mudah disaring dan dicuci. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : i 2+ (aq) + 2 H 2 DMG (aq) + 2 H- i(dmg) 2 (s) + 2 H 2 (l) Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring dengan tujuan agar tidak ada pengotor atau endapan yang dapat mengganggu pada saat proses pengeringan. Proses penyaringan ini tidak akan mengurangi konsentrasi i 2+ dalam larutan tersebut, karena i 2+ telah berikatan dengan DMG (dimetilglioksim). Setelah semua bereaksi, maka terbentuklah senyawa kompleks i(dmg) 2. Ion logam dalam senyawa kompleks disebut ion pusat yaitu i, sedangkan ion atau molekul netral yang mempunyai pasangan elektron bebas disebut ligan dalam hal ini adalah DMG (dimetilglioksim). Setelah endapan i(dmg) 2 di dapatkan maka dilakukan percobaan untuk menentukan massa ikel yang terkandung di dalam i(dmg) 2. Endapan yang disapatkan di panaskan ke dalam oven selama 10 menit setelah itu di desikator selama 5 menit, kemudian di timbang massa endapan tersebut. Berikut adalah perhitungan untuk mencari kadar nikel. Berat kertas saring= 0,6436 gr Berat cawan porselen: 58,3440 gr Berat pemanasan pertama : 58,9972 gr Berat pemanasan kedua : 58,8913 gr Berat sampel pemanasan 1 = 58,9972 g - 58,3440 g = 0,6532 g

Berat sampel pemanasan 2 = 58,8913 g - 58,3440 g = 0.5473 g Berat sampel pemanasan rata-rata Kadar ikel dimetilglioksim [ ( ) ] [ ( ) ] LUTI Berdasarkan percobaan dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. ikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras dan anti karat. Logam ini membantu dalam proses pengubahan beberapa logam olahan dalam bentuk larutan yang menghasilkan energi panas. 2. Kadar ikel dimetilglioksim (i(dmg) 2 ) 61 % REFEREE Khopkar, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universita Indonesia Press R.D.Madan & Satya Prakash. 2011. Modern Inorganic hemistry. ew Delhi : S.hand ompany

Svehla, G.1985.BUKU TEKS AALISIS ARGAIK KUALITATIF MAKR DA SEMIMIKR EDISI KE LIMA.Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka. Ambarsari, Yulinda. 2013. PEETUA KADAR IKEL DALAM MIERAL LATERIT MELALUI PEMEKATA DEGA METDE KPRESIPITASI MEGGUAKA u- PIRLIDI DITHIKARBAMAT. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8& ved=0d4qfja&url=http%3a%2f%2flib.unnes.ac.id%2f18259%2f1%2f4350408047.p df&ei=vkppu5qmgyrrqerr4og&usg=afqjeemf_ecubeyvbcfxf3pjojjzgxl w&sig2=axt1jqlx2vmhe9j7w82z3g&bvm=bv.64764171,d.bmk diakses pada 19 April 2014