BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peter dan Olson (2000:181), iklan (advertising) adalah penyajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap niat pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). a. Mohammad Reza Jalilvand, Neda Samiei, Seyed Hessamaldin Mahdavinia

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

ANALISIS BRAND AWARENESS PADA HARIAN SURAT KABAR RADAR TEGAL (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KOTA TEGAL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan

MENGUKUR BRAND AWARNESS LAPTOP MEREK ZYREX BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA LAPTOP DI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis semakin gigih untuk berlomba dalam memenangkan market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis fashion adalah salah satu segmen bisnis yang perkembangannya pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian brand equity pada pasta

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Merek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

NIM: ABSTRAK

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut para ahli, defenisi merek (brand) adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran memiliki berbagai jenis merek beserta dengan keunggulan dan

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Menurut Durianto, dkk (2001:1) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Maka dari itu, merek yang sudah mengantongi hak paten dapat bermanfaat sebagai salah satu pelindung diri dari pemalsuan dan pembajakan yang seringkali terjadi dalam dunia bisnis. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:357) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dn membedakannya dari produk pesaing. Pengertian serupa dikemukakan oleh American Marketing Association (dalam Rangkuti, 2002:1) yang mendefinisikan bahwa merek adalah nama, istilah, logo atau lambang, dan kombinasinya dari dua atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk 13

mengidentifikasi barang-barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual untuk membedakannya dari pesaing. Menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:36) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa yang dihasilkan oleh kompetitor. Menurut Rangkuti (2002:2) merek dibagi ke dalam pengertian lainnya seperti: a. Brand name (nama merek) merupakan bagian yang dapat diucapkan misalkan pepsodent, ciptadent, dan sebagainya. b. Brand Mark (tanda merek) merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang desain, atau warna khusus. c. Trade Mark (tanda merek dagang) merupakan merek atau sebagian merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. d. Copyright (hak cipta) merupakan hak istimewa yang dilindungi olrh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama atau simbol untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh seorang maupun perusahaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi produk dan jasa yang dihasilkan pesaing. 14

2. Peranan Merek Merek memegang peranan penting dalam dunia bisnis, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama (Durianto dkk, 2001:1). Menurut Durianto, dkk (2001:2) merek menjadi sangat penting karena beberapa faktor: a. Emosi konsumen terkadang naik turun. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil. b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak asosiasi merek yang terbentuk dari merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek). 15

d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang dibeli dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. Uraian diatas dapat menggambarkan bahwa merek memiliki peranan penting dan merupakan aset prestisius bagi perusahaan. Merek merupakan kunci kesuksesan dalam menghadapi kondisi pasar yang kompetitif, preferensi, dan loyalitas pelanggan. 3. Strategi Merek Menurut Kotler dan Amstrong (2001:364) perusahaan dapat menggunakan strategi merek dalam membangun perusahaannya dengan empat cara yaitu: a. Perluasan Lini (lini extentions) yaitu menggunakan merek sukses untuk memperkenalkan tambahan jenis barang dalam kategori produk tertentu dengan menggunakan nama merek yang sama. 16

b. Perluasan Merek (brand extentions) yaitu menggunakan nama merek sukses untuk meluncurkan produk baru atau modifikasi dalam kategori baru. c. Multimerk (multi brands) yaitu mengunakan merek baru atau tambahan dalam kategori yang sama. d. Merek Baru (new brand) yaitu menggunakan nama baru dalam kategori produk baru. 4. Brand Equity Menurut Durianto, dkk (2001:4) ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Menurut Aaker (dalam Durianto dkk, 2001:4) brand equity dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori yaitu: a. Brand Awareness (kesadaran merek) Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produkl tersebut. b. Brand Association (asosiasi merek) Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, 17

manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. c. Perceived Quality (persepsi kualitas) Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. d. Brand Loyalty (loyalitas merek) Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk. e. Other Proprietary Brand Assets (aset-aset merek lainnya) Ekuitas merek memberikan nilai lebih dalam benak konsumen. Konsumen dapat menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut. Di samping memberi nilai lebih bagi konsumen, brand equity juga memberikan nilai bagi perusahaan (Durianto dkk, 2001:6) yaitu: a. Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. b. Empat dimensi brand equity: brand awareness, perceived quality, asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan pembelian konsumen. 18

c. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespon inovasi yang dilakukan para pesaing. d. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi perluasan produk. e. Salah satu cara untuk memperkuat brand equity adalah dengan melakukan promosi besar-besaran yang membutuhkan biaya yang besar. f. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equity tersebut. g. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. h. Aset-aset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing. Brand equity menempati posisi yang demikian penting bagi tercapainya tujuan perusahaan. Dengan demkian, perusahaan yang ingin tetap bertahan dan melangkah lebih maju untuk memenangkan persaingan, sangat perlu mengetahui brand equity produknya melalui riset terhadap elemen-elemen brand equity. 19

5. Brand Awareness (kesadaran merek) a. Pengertian Brand Awareness Menurut Durianto, dkk (2001:54) brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Berry (dalam Tjiptono, 2007:111) brand awareness adalah kemampuan pelanggan untuk mengenali dan mengingat merek sewaktu diberikan petunjuk atau isyarat tertentu. Sedangkan pengertian lain brand awareness menurut Ambadar, dkk (2007:67) kesadaran merek merupakan ukuran kekuatan eksistensi suatu merek di benak pelanggan. Brand awareness ini mencakup: brand recognition (merek yang pernah diketahui pelanggan), brand recall (merek apa saja yang pernah diingat oleh pelanggan untuk kategori tertentu), top of mind (merek pertama apa yang disebut pelanggan untuk satu produk tertentu) dan dominant brand (satu-satunya merek yang diingat pelanggan). b. Peranan Brand Awareness Brand awareness membutuhkan continum ranging (jangkauan kontinum) dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya, sehingga konsumen 20

yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya merek dalam suatu kelompok produk. Kontinum ini dapat terwakili dalam tingkatan brand awareness yang berbeda yang dapat digambarkan dalam suatu piramida berikut ini (Durianto dkk, 2001:55): Top of Mind Brand Recall Brand Recognition Brand Unaware Sumber: Durianto dkk 2001 Gambar II.1 Piramida Brand Awareness Peran brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan pencapaian kesadaran merek di benak konsumen. Tingkatan brand awareness yang paling rendah adalah brand recognition (pengenalan merek) atau disebut juga sebagai tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan (aided 21

recall). Tingakatan berikutnya adalah tingkatan brand recall (pengingatan kembali merek) atau tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall) karena konsumen tidak perlu dibantu untuk mengingat merek. Pengukuran pengenalan merek tanpa bantuan lebih sulit dibandingkan pengenalan merek dengan bantuan. Tingakatan berikutnya adalah merek yang disebut pertama kali pada saat pengenalan merek tanpa bantuan yaitu top of mind (kesadaran puncak pikiran). Top of Mind adalah brand awareness tertinggi yang merupakan pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran konsumen. Peran brand awareness dalam membantu merek dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Menurut Durianto, dkk (2001:56), penciptaan nilai dapat dilakukan paling sedikit empat cara yaitu: 1) Anchor to which other association can be attached Suatu merek dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai menggambarkan asosiasi dari merek tersebut. 2) Familiarity-Liking Dengan mengenal merek akan mencerminkan rasa terbiasa terutama untuk produk produk yang bersifat low involvement (keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tisue, dan lain-lain. 22

Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan. 3) Substance/Commitment Kesadaran merek akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan nilai ynga sangat penting bagi perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri, dan lain-lain. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen. 4) Brand to Consider Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak dapat tersimpan dalam ingatan, maka merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak konsumen. Biasanya merekmerek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau merek yang dibenci. 23

c. Mencapai Kesadaran Merek Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkan ke kategori produk. Menurut Durianto dkk (2001:57) brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dengan beberapa cara berikut: 1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnyua serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya. 2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek. 3) Jika produk memilik simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya (KFC dengan Kolonel Sander). 4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan. 5) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya (misal: nama Martina Hingis, Andre Aggasi dapat menjadi isyarat untuk raket tenis) 6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan. 24

d. Mengukur Brand Awareness Pengukuran brand awareness didasarkan pada pengertian-pengertian dari brand awareness yang mencakup tingkatan brand awareness. Menurut Aaker (dalam Durianto dkk, 2001:57-60) yaitu Top of Mind (Puncak Pikiran), Brand Recall (Pengingatan kembali merek), Brand Recognition (Pengenalan Merek). Informasi dapat diperoleh menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang berisi pertanyaan tunggal atau pertanyaan jamak. 1) Top of Mind Top of Mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat responden atau pertama kali disebut ketika yang responden ditanya tentan suatu kategori produk. Top of Mind adalah single respons quetion, artinya satu responden hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini. Misalkan kategori produk madu, dapat dilontarkan permintaan berikut: Merek madu apa yang pertama kali muncul dibenak Anda? 2) Brand Recall Brand recall atau pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Brand recall merupakan multi respons question yang 25

menghasilkan jawaban tanpa bantuan (unaided question) Masih dalam konteks yang sama, dapat ditanyakan: Sebutkan merek madu lain selain yang Anda sebutkan di atas? 3) Brand Recognition Brand recognition atau pengenalan brand awareness meruapakan pengukuran brand awareness responden di mana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan ciriciri dari produk merek tersebut (aided question). Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden yang perlu dingatkan akan keberadaan merek tersebut. Untuk mengukur pengenalan brand awareness selain mengajukan pertanyaan dapat dilakukan dengan menunjukkan photo yang menggambarkan ciri-ciri merek tersebut (cara ini lebih efektif dilakukan). a) Mengajukan pertanyaan Apakah anda mengenal madu dengan merek Madurasa? (merek yang sudah diteliti disebutkan, misal merek Madurasa) 26

Alternatif jawaban terbaik adalah: (1) YA, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam pertanyaan sebelumnya (2) YA, saya mengenal setelah mengisi pertanyaan ini (3) Tidak mengenal sama sekali Yang termasuk kelompok brand recogniton adalah yang menjawab alternatif jawaban no. (2), karena jawaban no. (1) sudah termasuk dalam kelompok brand recall dan top of mind. Biasanya pertanyaan di atas dilanjutkan dengan pertanyaan untuk mengetahui bagaimana cara responden mengenal merek tersebut sebagai informasi pendukung dengan pertanyaan: Darimana anda mengenal merek Madurasa? b) Menunjukkan foto yang menggambarkan atribut atau ciri produk merek Madurasa tanpa menunjukkan mereknya. Terhadap responden dapat ditanyakan: Apakah anda mengetahui merek produk ini? 4) Brand Unaware Untuk pengukuran brand unware dilakukan observasi terhadap pertanyaan pengenalan brand awareness sebelumnya dengan melihat reponden yang menjawab alternatif No. a).(3).- jawaban tidak mengenal sama sekali 27

atau yang menjawab tidak tahu ketika menunjukkan photo produknya. B. ALUR PEMIKIRAN Top of Mind Brand Recall Brand Recognition Brand Awareness Brand Unaware Sumber: Durianto dkk 2001 Gambar II.2 Kerangka Pemikiran Dari kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskna bahwa brand awareness dapat diukur melalui empat tingkatan yaitu Top of Mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat responden atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk, brand recall (pengingatan kembali) mencerminkan merek-merek apa saja yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut, brand recognition (pengenalan 28

kesadaran merek) merupakan pengukuran kesadarn merek responden dimana kesadaran merek diukur dengan memberikan bantuana, brand unaware (tidak menyadari merek) merupakan pengukuran kesadaran merek responden dimana responden sama sekali tidak mengenal dan menjawab tidak tahu ketika ditunjukkan photo produk Madurasa. Brand Awareness akan memberikan informasi mengenai tingkat kemampuan responden dalam mengenal dan mengingat nama merek. Penelitian ini akan mengukur kesadaran merek (brand awareness) pada produk Madurasa yang didasarkan pada tingkatan brand awareness di Solo. 29