Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

PENGUKURAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NILAI EFEKTIVITAS MESIN CARDING (Studi kasus: PT. XYZ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DALAM MEMINIMALISI SIX BIG LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL FILTERS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

BAB IV METODE PENELITIAN

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB 3 LANDASAN TEORI

Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Efektivitas Mesin Produksi Menggunakan Pendekatan Failure and Mode Effect Analysis dan Logic Tree Analysis

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS MESIN RENG

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

D E P A RT E M E N T E K NI K I ND US T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

STRATEGI PERAWATAN PADA MESIN AMUT 1 DENGAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

PENENTUAN STRATEGI PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

DI PT. DIRGANTARA INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB II LADASAN TEORI 2.1 Defenisi Perawatan Mesin ( Maintenance 2.2 Manajemen Perawatan

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Pengukuran Efektivitas Mesin Menggunakan Overall Equipment Effectiveness Untuk Dasar Usulan Perbaikan

BAB III LANDASAN TEORI

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KERUSAKAN PADA MESIN LARGE PRES 500 TON MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT PAMINDO TIGA T

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

BAB II KAJIAN LITERATUR...

PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Spektrum Industri, 2012, Vol. 10, No ISSN : UPAYA PENINGKATAN PERFORMANSI MESIN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN BLOWING BERDASARKAN EVALUASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK

Perbandingan Efektivitas Mesin Gilingan Susunan 3 Rol dan 4 Rol dengan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Analisis Efektivitas Mesin Produksi Pada Divisi Foming PT. Sango Ceramics Indonesia. Skripsi

Seminar Nasional IENACO ISSN:

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA MESIN WELDING DENGAN PENERAPAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (Studi kasus: PT Arthawenasakti Gemilang, Malang)

PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OVERALL THROUGHPUT EFFECTIVENESS GUNA MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI DI PT XYZ

Universitas Bakrie BAB I

USULAN PENINGKATANOVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESINTAPPING MANUAL DENGAN MEMINIMUMKAN SIX BIG LOSSES *

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C236-241). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Rakhmat Himawan (1), Mochamad Choiri (2), Baramuli Saputra (3) Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia himawan@ub.ac.id (1), moch.choiri76@ub.ac.id (2), baramulisaputra@gmail.com (3) ABSTRAK PT. XYZ memproduksi tablet kemasan strip dimana dalam proses produksinya sering mengalami kerusakan mesin dengan downtime 48655 menit pada mesin STRIP02. Dalam mengurangi downtime, digunakan Overall Equipment Effectiveness untuk mengukur efektivitas mesin STRIP02 dan FMEA untuk mengetahui prioritas kegagalan yang berpengaruh pada efektivitas mesin. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat efektiviitas mesin STRIP02 sebesar 44,35%. yang memberikan pengaruh signifikan antara lain reduced speed losses, setup and adjustment losses, idling and minor stoppage losses, breakdown losses, defect in process losses, dan reduced yield losses. Berdasarkan analisis FMEA, rekomendasi perbaikannya adalah pemberian termometer infrared dan adjustment suhu pada kegagalan sealing roll overheat, mengubah stasiun kerja operator sortir menjadi seri pada kegagalan stopper macet,briefing dan peringatan pada kegagalan sealing roll tidak rapat, mengurangi waktu setup dengan SMED serta penerapan 5S untuk waktu setup lama. Kata kunci Cause and Effect Diagram, Failure Mode and Effect Analysis, Overall Equipment Effectiveness, Six Big, 5S I. PENDAHULUAN Di dalam dunia industri saat ini, dengan kondisi meningkatnya kebutuhan akan suatu barang, tentunya akan menciptakan persaingan perusahaan yang bergerak di industri manufaktur untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Mesin merupakan faktor produksi yang sangat berpengaruh dalam proses produksi. Seiring dengan penggunaannya, kinerja mesin akan mengalami depresiasi dan dapat mempengaruhi tingkat efektivitas dari mesin. Sering ditemukan bahwa tindakan perbaikan mesin yang mengalami depresiasi kinerja tidak memberikan hasil yang optimal, sehingga mesin yang telah diperbaiki dapat rusak kembali. Hal tersebut dapat mengganggu produktivitas perusahaan dan dapat menyebabkan pemborosan yang berdampak pada kerugian yang diterima perusahaan. PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri farmasi. Produk utamanya adalah tablet dengan kemasan strip. Proses produksi tablet kemasan strip seringkali menimbulkan suatu masalah pada mesin produksinya, terutama pada mesin STRIP02 pada proses stripping yang ditandai adanya downtime losses sebesar 15,55%, speed losses sebesar 15,38%, dan quality losses sebesar 5,06%. Tindakan perbaikan saat ini yang telah dilakukan PT. XYZ untuk mengurangi downtime adalah dengan melakukan preventive maintenance setiap 2 bulan dan melakukan corrective maintenance pada saat mesin mengalami breakdown yang cukup lama waktunya. Namun, tindakan perbaikan mesin tersebut belum optimal dan belum dapat mengurangi downtime mesin STRIP02. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu tindakan perbaikan mesin yang tepat agar dapat mengurangi kerusakan mesin, dan meningkatkan keefektivitasan mesin STRIP02. C-236

Meningkatkan Efektivitas Mesin STRIP02 Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggambarkan serta menjabarkan kejadian yang terjadi selama penelitian terjadi (Suryabrata, 2014). Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang berada di Malang. Bulan Loading Setup Tabel 1 Data Kondisi Kerja Mesin STRIP02 Downtime Non Total Breakdown Productive Downtime time time Processed Amount (strip) Defect Amount (strip) Cacat Setting (strip) Januari 24000 2295 605 1341 2900 446419 2364 23445 Februari 28800 3215 1765 921 4980 583200 2331 24983 Maret 26880 2965 1230 1327 4195 658990 2184 34873 April 25920 3120 740 1062 3860 565409 2127 27558 Mei 28800 3095 855 1461 3950 710114 2447 32800 Juni 31200 3620 1005 1129 4625 711961 2011 32379 Juli 15360 1670 745 1391 2415 670628 2403 37520 Agustus 27840 3270 735 1093 4005 649580 2122 27820 September 21600 2720 410 850 3130 793276 2124 37523 Oktober 29760 5170 2205 630 7375 359676 2373 16055 November 29280 3220 1105 869 4325 672228 2069 28273 Desember 23520 2540 355 1349 2895 450057 2362 17685 Total 24000 34605 11755 13423 48655 446419 2364 23445 A. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data, data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu: 1) Data Primer Data primer didapatkan dengan pengamatan langsung pada permasalahan yang ada dan diskusi atau wawancara. Diskusi dilakukan dengan bagian produksi dan bagian teknik untuk mengidentifikasi kegagalan dan penentuan ranking FMEA. 2) Data Sekunder Data sekunder merupakan data kondisi kerja mesin STRIP02 selama tahun 2016 yang ditunjukkan pada Tabel 1. B. Tahap Pengolahan Data Pada tahap pengolahan data, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Melakukan perhitungan overall equipment effectiveness (OEE) mesin STRIP02 diawali dengan menghitung availability, performance, dan quality. 2) Melakukan perhitungan enam losses utama yang mempengaruhi efektivitas mesin dengan six big losses. 3) Melakukan identifikasi kegagalan, mode kegagalan, dan efek dari kegagalan dari losses dengan menggunakan Cause and Effect Diagram. 4) Melakukan analisis FMEA berdasarkan kegagalan, mode kegagalan, dan efek dari kegagalan untuk mengetahui prioritas kegagalan yang akan diperbaiki berdasarkan nilai RPN tertinggi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan hasil dan pembahasan pada penelitian ini sebagai berikut: A. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness Besarnya nilai efektivitas mesin STRIP02 secara keseluruhan, dapat dihitung apabila nilai availability rate, performance rate, dan rate of quality sudah didapatkan (Kostas, 1981). Perhitungan nilai availability rate, performance rate, rate of quality,dan OEE bulan Januari dapat dihitung dengan Rumus (1), Rumus (2), Rumus (3), dan Rumus (4) (Stephens, 2004). Hasil perhitungan OEE ditunjukkan pada Tabel 2. C-237

Saputra, Himawan, dan Choiri (1) (2) (3) (4) Tabel 2 Nilai OEE Mesin STRIP02 Bulan AR PR RQ OEE Januari 87,92% 40,69% 94,75% 33,89% Februari 82,71% 47,08% 95,72% 37,27% Maret 84,39% 55,86% 94,71% 44,65% April 85,11% 49,29% 95,13% 39,90% Mei 86,28% 54,95% 95,38% 45,23% Juni 85,18% 51,52% 95,45% 41,89% Juli 84,28% 99,63% 94,41% 79,27% Agustus 85,61% 52,41% 95,72% 42,95% September 85,51% 82,60% 95,27% 67,29% Oktober 75,22% 30,90% 95,54% 22,20% November 85,23% 51,80% 95,79% 42,29% Desember 87,69% 41,96% 96,07% 35,35% Rata-rata 84,59% 54,89% 95,33% 44,35% B. Perhitungan Six Big Perhitungan six big losses bertujuan untuk mengetahui losses manakah yang berpengaruh terhadap rendahnya efektivitas mesin STRIP02 yang masih dibawah standar Japan Institute Plant Maintenance yaitu 85% untuk nilai OEE (Nakajima, 1988). Six big losses terdiri dari breakdown losses, setup and adjustment losses, idling and minor stoppages losses, reduced speed losses, defect in process losses, dan reduced yield losses (Nakajima, 1988). Perhitungan six big losses menggunakan Rumus (5) sampai Rumus (11) dan presentase kumulatif six big losses ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kumulatif Six Big Six Big Kumulatif Reduced Speed 124465,05 64,11% 96,09% Setup and Adjustment 36900 19,01% 25,07% Idling and Minor Stoppages 13423 6,91% 31,98% (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) C-238

Meningkatkan Efektivitas Mesin STRIP02 Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Six Big Kumulatif Breakdown 11755 6,06% 6,06% Defect in Process 6556,12 3,64% 99,74% Reduced Yield 517,64 0,27% 100% Total 194134,69 100% Machine Thermocontrol pembacaan suhu aktual error Posisi thermocouple dan heater kurang tepat Suhu sealing roll tidak stabil Sealing roll over heat Sortir tablet kurang baik Stopper macet Tablet patah tersangkut di stopper Setting stopper error Kecepatan cutter horizontal berkurang Cutter horizontal macet Kurang oli Komponen penggerak kotor Motor kipas tersumbat Cutter vertikal tumpul Cutter aus dan melebihi masa pakai Kipas tidak bergerak Pemasangan tidak pas Kipas lepas Ring kendur Sealing roll macet Salah setting stopper Bearing rusak Masa pakai bearing habis Sensor cutter horizontal error Cutter vertikal miring Posisi bergeser Masa pakai sensor habis Reduced Speed Tablet patah Sealing roll tidak rapat Setting sealing roll error Hasil strip bocor Stamp coding aus Sortir tablet kurang baik Hasil coding tidak jelas Melebihi masa pakai Material Gambar 1 Cause and effect diagram untuk reduced speed losses C. Identifikasi Kegagalan Berdasarkan perhitungan six big losses, selanjutnya melakukan identifikasi kegagalan (failure), penyebab kegagalan (failure mode), dan efek dari kegagalan (failure effect) dari masingmasing losses menggunakan cause and effect diagram. Cause and effect diagram digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk dicari beberapa kemungkinan penyebabnya (Ariani, 2004). Gambar 1 menunjukkan cause and effect diagram untuk reduced speed losses. D. Analisis FMEA Analisis failure mode and effect analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode) (Cayman Business Systems, 2002). FMEA terdiri dari severity, occurance, dan detection yang selanjutnya dilakukan perhitungan risk priority number (RPN) dengan Rumus (12) (Borror, 2008) : (12) Berdasarkan penilaian tabel FMEA, didapatkan prioritas kegagalan dengan nilai RPN tertinggi dari hasil diskusi pada bagian teknik, bagian produksi, dan logbook operator. Tabel 4 C-239

Saputra, Himawan, dan Choiri menunjukkan prioritas kegagalan dengan nilai RPN tertinggi yang akan diberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan efektivitas Mesin STRIP02. Tabel 4 Prioritas Kegagalan pada Mesin STRIP02 Failure Failure Mode Failure Effect Cara Terdeteksi RPN Sealing Roll Posisi thermocouple dan Foyl strip Melihat foyl strip Overheat heater kurang tepat mengkerut yang mengkerut 180 Stopper Macet Tersangkut tablet patah Tablet tidak Deteksi tablet tidak turun turun 125 Sealing Roll Deteksi hasil strip Setting sealing roll error Strip bocor Tidak Rapat bocor 96 Waktu Setting Produksi Deteksi dari lamanya Menunggu foyl Foyl Lama menunggu waktu setting 90 Waktu Setting Produksi Deteksi dari lamanya Stamp coding berantakan Coding Lama menunggu waktu setting 81 Waktu Setting Produksi Deteksi dari lamanya Waktu mencari tools lama Awal Lama menunggu waktu setting 80 Tabel 5 Konversi Internal Setup Menjadi Eksternal Setup Aktivitas Waktu Menyiapkan baut feeder 00:00:34 Menyiapkan stamp coding 00:10:24 Membuka plastik pembungkus roll foyl 00:00:34 Total Waktu Aktivitas 00:11:32 Berdasarkan prioritas kegagalan pada Tabel 4, rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan untuk masing-masing kegagalan antara lain: 1) Sealing Roll Overheat Menambahkan termometer infrared yang terpasang pada mesin STRIP02, agar operator dapat mengetahui suhu aktual sealing roll sebelum terjadinya overheat yaitu lebih dari 130º C (± 5º C). Rekomendasi lainnya yaitu melakukan training dan briefing tentang adjustment suhu kepada setiap operator yang akan bekerja di mesin STRIP02. Training adjustment suhu berupa pelatihan setting suhu pada thermocontrol mesin STRIP02 yang berbeda dengan mesin stripping lainnya yaitu dengan melakukan penyesuaian suhu 10º C - 20º C pada suhu yang tertera di thermocontrol. Briefing adjustment suhu dilakukan setiap sebelum operator memulai pekerjaan di mesin STRIP02. 2) Stopper Macet Mengubah stasiun kerja operator menjadi seri. Operator 1 bertugas menyortir tablet berdasarkan batch, kemudian tablet hasil sortir operator 1 disortir kembali oleh operator 2. Hal ini akan meminimalisir tablet patah yang lolos ke proses stripping karena hasil sortir tablet operator 1 akan disortir kembali oleh operator 2, sehingga proses sortir tablet lebih ketat dari sebelumnya. 3) Sealing Roll Tidak Rapat Memberikan alat ukur digital yang terpasang pada mesin STRIP02 untuk mengetahui jarak antara dua sealing roll. Serta melakukan briefing secara rutin setiap shift mengenai setting sealing roll yang harus rapat serta memberikan penjelasan dampaknya pada produksi. Selain itu juga seharusnya pihak perusahaan memberikan peringatan yang berisi tentang pemasangan sealing roll dengan benar, jarak harus dibawah batas maksimal jarak kedua sealing roll yaitu 0,7 mm. Peringatan tersebut dapat diletakkan berdekatan dengan mesin STRIP02. 4) Waktu Setup Lama Waktu setting foyl, waktu setting coding, dan waktu setting awal termasuk dalam waktu setup. Rekomendasi perbaikan untuk mengurangi waktu setup adalah mengkonversikan internal setup menjadi eksternal setup dengan metode SMED. SMED adalah metode yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup pergantian dari memproduksi satu jenis produk ke model produk lainnya (Monden, 2000). Hasil C-240

Meningkatkan Efektivitas Mesin STRIP02 Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis konversi aktivitas internal setup menjadi eksternal setup dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil konversi tersebut didapatkan penurunan waktu setup mencapai 13,70%. Pengarahan dan pelatihan secara berkala kepada operator dalam penerapan konsep 5-S untuk lebih baik lagi. Konsep 5-S sudah diterapkan sebelumnya, namun dalam pelaksanaannya masih kurang baik. Untuk itu pelaksanaan konsep 5-S dilakukan lebih baik lagi. IV. PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah rata-rata tingkat efektivitas mesin STRIP02 pada bulan selama tahun 2016 sebesar 44,35%. Nilai OEE pada mesin STRIP02 tidak memenuhi standar OEE yang ditetapkan JIPM sebesar 85%. Dari hasil perhitungan six big losses, beberapa losses yang mempengaruhi efektivitas mesin STRIP02 yaitu reduced speed losses 64,11%, setup and adjustment losses 19,01%, idling and minor stoppage losses 6,91%, breakdown losses 6,06%, defect in process losses 3,64%, reduced yield losses 0,27%. Berdasarkan FMEA, dari 14 kegagalan, terdapat 6 kegagalan yang melebihi nilai RPN kritis sebesar 64,86 diantaranya sealing roll overheat dengan nilai RPN sebesar 180, stopper macet dengan nilai RPN sebesar 125, sealing roll tidak rapat dengan nilai RPN sebesar 96, waktu setting foyl lama dengan nilai RPN sebesar 90, waktu setting coding lama dengan nilai RPN sebesar 81, dan waktu setting awal lama dengan nilai RPN sebesar 80. Rekomendasi perbaikan yang dapai diberikan untuk meningkatkan efektivitas Mesin STRIP02 antara lain Menambahkan termometer infrared yang terpasang pada mesin STRIP02, melakukan training dan briefing tentang adjustment suhu kepada setiap operator yang akan bekerja di mesin STRIP02, mengubah stasiun kerja operator sortir tablet menjadi seri, memberikan alat ukur untuk mengetahui jarak kedua sealing roll, briefing secara rutin setiap shift mengenai setting sealing roll yang harus rapat serta memberikan peringatan tentang pemasangan sealing roll dengan benar, mengurangi waktu setup dengan mengkonversikan aktivitas internal setup menjadi aktivitas eksternal setup. DAFTAR PUSTAKA Ariani, D.W., 2004, Pengendalian Kualitas Statistik Pendekatan Kuantitatif dan Manajemen Kualitas, Yogyakarta: ANDI. Borror, C.M., 2008, The Certified Quality Engineer Handbook Third Edition, Milwaukee: ASQ Quality Press. Cayman Business Systems, 2002, Failure Mode and Effect Analysis, http://www.fmeainfocentre.com/handbooks/fmea-n.pdf. (diakses pada 7 Februari 2017). Kostas, N.D., 1981, Operational Management, New York: MC Grawhill Book Company. Monden, Y., 2000, Sistem Produksi Toyota, Terjemahan Nugroho, Jakarta: yayasan Toyota & Astra dan PPM. Nakajima, S., 1988, Introduction to Total Productive Maintenance (1st ed), Productivity Inc. Cambridge. Stephens, M.P., 2004, Productivity and Realibility Based Maintenance Management, New Jersey: Pearson Education Inc. Suryabrata, S., 2014, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. C-241