!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes maupun pengukuran masih belum berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Deskripsi data awal dari kedua kelas sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini : Tabel 6 Deskripsi Nilai Pretest N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen 34 40.00 85.00 57.9118 13.21011 Kontrol 33 40.00 80.00 59.6061 10.93429 Valid N (listwise) 33 Hasil analisis data pada Tabel 6 terlihat bahwa jumlah subjek (N) kelas eksperimen adalah 34 siswa, nilai minimum 40, nilai maksimum 85, rata- rata 57.91 dan standar deviasi (!) 13.21, sedangkan pada kelas kontrol jumlah subjek (N) adalah 33 siswa, nilai minimum 40, nilai maksimum 80, rata- rata 59.61 dan standar deviasi (!)10.93. Hasil belajar matematika dikategorikan dalam tiga kategori yaitu : Tinggi, Sedang, dan Rendah. Penentuan lebar interval kelas kategori hasil belajar menggunakan rumus sebagai berikut (Suwiyadi, 2006) :!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'( Berdasarkan kategori hasil belajar tersebut, pengukuran hasil belajar matematika dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini : 39

No Interval Kategori Tabel 7 Deskripsi Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 70 <! 85 Tinggi 8 5 2 55! 70 Sedang 11 20 3 40! < 55 Rendah 15 8 Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa pada kelas eksperimen, siswa yang mendapat nilai kategori tinggi berjumlah 8 siswa (23,53%). Siswa yang mendapat nilai kategori sedang berjumlah 11 siswa (32,35%), dan siswa yang mendapat nilai kategori rendah berjumlah 15 siswa (44,17%). Pada kelas kontrol, siswa yang mendapat nilai pada kategori tinggi berjumlah 5 siswa (15,15%), siswa yang mendapat nilai kategori sedang berjumlah 20 siswa (60,61%), dan siswa yang mendapat nilai pada kategori rendah berjumlah 8 siswa (24,24%). B. Beda Rerata Data Awal 1. Uji Prasyarat Uji beda rerata dengan menggunakan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, oleh sebab itu, sebelum pengujian dilakukan harus dilakukan pengujian normalitas data (Sugiyono, 2009). a. Uji Normalitas Analisis untuk mengetahui normalitas data digunakan uji normalitas Saphiro- Wilk dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Jika! > 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan bila! < 0.05 maka sebaran data tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows diperoleh data seperti pada Tabel 8 di bawah ini :

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Kolmogorov- Smirnov a Shapiro- Wilk Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig. Nilai Kontrol.108 33.200 *.961 33.274 Eksperimen.109 34.200 *.939 34.058 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Hasil pengujiam Normalitas diperoleh nilai signifikan untuk kelas eksperimen 0.274 > 0.05 dan kelas kontrol 0.058 > 0.05, yang berarti kedua data berdistribusi normal, sehingga dapat dilakukan uji beda rata- rata dengan menggunakan independent t- test antara kedua kelas. Diagram kenormalan data dapat dilihat pada grafik 1 untuk kelas eksperimen dan grafik 2 untuk kelas kontrol. Grafik 1 Grafik Kenormalan Pretest Kelas Eksperimen

Grafik 2 Grafik Kenormalan Pretest Kelas Kontrol 2. Uji Beda Rerata kedua kelompok Uji beda rata- rata dilakukan dengan menggunakan independent t- test. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini Tabel 9 Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances Hasil Uji Beda Nilai Pretest F Sig. t df Sig. (2- tailed) t- test for Equality of Means Mean Differenc e Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2.755.102.571 65.570 1.69430 2.96737-4.23195 7.62054.573 63.435.569 1.69430 2.95898-4.21796 7.60655 Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa analisis data dilakukan dalam dua tahapan. Analisis yang pertama adalah pengujian kesamaan varians, apabila signifikansi! > 0,05 maka kedua varians dinyatakan sama dan untuk membandingkan rata- rata digunakan dasar Equal variances assumed, sebaliknya

apabila signifikansi! < 0,05 maka kedua varians dinyatakan tidak sama dan untuk membandingkan rata- rata digunakan Equal variances not assumed. Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil!!!"#$% levene test sebesar 2.755 dengan probabilitas 0.102 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians yang sama. Berdasarkan hasil pengujian kesamaan varians maka untuk perbandingan rata- rata yang digunakan adalah Equal variances assumed. Nilai!!!"#$% pada Equal variances assumed adalah 0.571 dan probabilitas signifikansi! > 0.05 (0.570 > 0.05) yang berarti tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa karakteristik hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan adalah sama atau dapat dikatakan seimbang. Hal ini terlihat dari rata- rata kelas eksperimen sebesar 57,91 dan rata- rata kelas kontrol sebesar 59,60. C. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini. Tabel 10 Analisis Deskriptif Nilai Posttest N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen 34 22.50 96.25 55.0735 20.31229 Kontrol 33 25.00 72.50 45.9470 13.93354 Valid N (listwise) 33 Hasil analisis SPSS for Windows Version 16.0 pada Tabel 10 terlihat bahwa jumlah subjek (N) kelas eksperimen adalah 34 siswa, nilai minimum 22.50, nilai maksimum 96.25, rata- rata 55.07 dan standar deviasi (!) 20.31. Kelas kontrol dengan jumlah subjek (N) 33 siswa, nilai minimum 25, nilai maksimum 72.50, rata- rata 45.94 dan standar deviasi (!) 13.93. Pengukuran hasil belajar matematika dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11 Deskripsi Nilai Hasil Belajar Kelas No Interval Kategori Eksperimen Kelas Kontrol 1 71,66 <! 96,25 Tinggi 8 1 2 47,08! 71,66 Sedang 14 15 3 22,50! < 47,08 Rendah 12 17 Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa pada kelas eksperimen, siswa yang mendapat nilai kategori tinggi berjumlah 8 siswa (23,53%). Siswa yang mendapat nilai kategori sedang berjumlah 14 siswa (41,18%), dan siswa yang mendapat nilai kategori rendah berjumlah 12 siswa (35,29%). Pada kelas kontrol, terdapat seorang siswa (3,03%) yang mendapat nilai kategori tinggi. Siswa yang mendapat nilai kategori sedang berjumlah 15 siswa (45,45%), dan siswa yang mendapat nilai pada kategori rendah berjumlah 17 siswa (51,52%). D. Uji Beda Rerata Hasil Penelitian 1. Uji Prasyarat Uji beda rerata dengan menggunakan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, oleh sebab itu, sebelum pengujian dilakukan harus dilakukan pengujian normalitas data (Sugiyono, 2009). a. Uji Normalitas Analisis untuk mengetahui normalitas data digunakan uji normalitas Shapiro- Wilk dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Jika! > 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan bila! < 0.05 maka sebaran data tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows diperoleh data seperti pada Tabel 12 di bawah ini:

Kelas Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Kolmogorov- Smirnov a Shapiro- Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Nilai Eksperimen.142 34.079.945 34.086 Kontrol.104 33.200 *.951 33.143 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Hasil pengujian Normalitas diperoleh nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0.086 > 0.05 dan kelompok kontrol 0.143 > 0.05, yang menunjukkan kedua data berdistribusi normal, sehingga dapat dilakukan uji beda rata- rata dengan menggunakan independent t- test antara kedua kelas. Diagram kenormalan data dapat dilihat pada grafik 3 untuk kelas eksperimen dan grafik 4 untuk kelas kontrol. Grafik 3 Grafik Kenormalan Hasil Penelitian Kelas Eksperimen

Grafik 4 Grafik Kenormalan Hasil Penelitian Kelas Kontrol Nilai 2. Uji Beda Rata- rata Uji beda rata- rata dilakukan dengan menggunakan independent t- test. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini. Tabel 11 Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances Uji Beda Rerata Nilai Posttest F Sig. t df t- test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differen ce Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 7.183.009 2.138 65.036 9.12656 4.26800.60278 17.65034 2.150 58.560.036 9.12656 4.24477.63145 17.62167

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa analisis data dilakukan dalam dua tahapan. Analisis yang pertama adalah pengujian kesamaan varians, apabila signifikansi! > 0,05 maka kedua varians dinyatakan sama dan untuk membandingkan rata- rata digunakan dasar Equal variances assumed, sebaliknya apabila signifikansi! < 0,05 maka kedua varians dinyatakan tidak sama dan untuk membandingkan rata- rata digunakan Equal variances not assumed. Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil!!!"#$% levene test sebesar 7.183 dengan probabilitas 0.009 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki varians yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian kesamaan varians maka untuk perbandingan rata- rata yang digunakan adalah Equal variances not assumed. Nilai!!!"#$% pada Equal variances not assumed adalah 2.150 dan probabilitas signifikansi! < 0.05 (0.036 < 0.05) yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata- rata hasil belajar kelas eksperimen 55,07 lebih besar dari rata- rata kelas kontrol 45,94. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar kelas kontrol. Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan metakognitif mampu memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa. E. Pembahasan Berdasarkan data pada kondisi awal dari data pretest kedua kelompok diperoleh informasi bahwa rata- rata kemampuan awal kelompok eksperimen sebesar 57.91 dengan nilai maksimum 85.00 dan nilai minimum 40.00, sedangkan rata- rata pada kelompok kontrol sebesar 59.60, nilai maksimum 80.00 dan nilai minimum 40.00. Berdasarkan uji t diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.570 (> 0.05) yang berarti tidak terdapat perbedaan nilai hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran pada kelompok eksperimen kemudian dilakukan dengan menggunakan pendekatan metakognitif, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan secara konvensional. Pembelajaran secara konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh bapak guru pada pertemuan- pertemuan sebelumnya, dengan kata lain menggunakan pendekatan mekanistik dalam pelaksanaannya. Analisis deskriptif hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata kelompok eksperimen sebesar 55.07, nilai maksimum 96.25, dan nilai minimum 22.50, sedangkan pada kelompok kontrol, rata- rata sebesar 45.95, nilai maksimum 72.50, dan nilai minimum 25.00.

Berdasarkan analisis hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa rata- rata nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata- rata hasil belajar kelas kontrol. Namun demikian, apabila dilihat dari hasil analisis data awal dan analisis hasil penelitian, dapat diketahui bahwa hasil belajar kedua kelompok cenderung mengalami penurunan meskipun diberi perlakuan yang berbeda. Hal ini terlihat dari nilai maksimum, nilai minimum, dan rata- rata hasil belajar siswa kedua kelompok yang cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum diberi perlakuan. Pada kelompok eksperimen, rata- rata hasil belajar mengalami penurunan dari 57.91 menjadi 55.07, nilai maksimum meningkat dari 85.00 menjadi 96.25, dan nilai minimum mengalami penurunan dari 40.00 menjadi 22.50. Pada kelompok kontrol, meskipun pendekatan yang digunakan sama dengan pendekatan yang digunakan oleh bapak guru pada materi sebelumnya, yaitu konvensional, rata- rata hasil belajar siswa juga mengalami penurunan dari 59.61 menjadi 45.95, nilai maksimum mengalami penurunan dari 80.00 menjadi 72.50, dan nilai minimum mengalami penurunan dari 40.00 menjadi 25.00. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pendekatan pembelajaran saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain, seperti guru sebagai perancang pembelajaran, instrumen pembelajaran yang meliputi materi ajar dan soal, minat siswa, bakat siswa, dan lingkungan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah (2010) yang menyatakan bahwa selain pendekatan pembelajaran, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa, yang meliputi kondisi jasmani siswa, inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi lingkungan sosial (guru, tenaga kependidikan, masyarakat, dan keluarga) dan lingkungan non sosial (gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat- alat belajar, dan waktu belajar yang digunakan siswa). Hasil belajar kedua kelompok tersebut kemudian dianalisis secara inferensial dengan menggunakan uji t. Data pada uji t menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.036 (< 0.05) sehingga!! ditolak, yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata- rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 55.07 sedangkan rata- rata kelompok kontrol sebesar 45.95. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan

pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pabelan. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif membuat siswa menjadi lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pada awalnya sebelum dilakukan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif, proses pembelajaran yang berlangsung terpusat pada guru dan siswa hanya berperan sebagai penerima pembelajaran saja. Siswa cenderung hanya mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sering berbicara sendiri dengan temannya dan terlihat tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran maupun menjawab soal- soal yang diberikan. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif, siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Hal ini terlihat dari adanya pertanyaan siswa sebelum memulai pembelajaran yang bertanya apakah pembelajaran hari ini akan berdiskusi kelompok dan kemudian mengerjakan secara individu lagi atau tidak. Setelah mendapat jawaban bahwa proses pembelajaran akan seperti itu, mereka tampak ceria dan terlihat bersemangat. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, seluruh siswa sudah mulai sadar untuk berkonsentrasi dan mendengarkan apa yang disampaikan guru, siswa sangat aktif dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan, siswa fokus untuk mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi, dan tidak berbicara sendiri dengan temannya. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif membuat siswa mendapat kesempatan lebih banyak dalam mengeksploitasi materi bersama guru dan teman- temannya melalui kegiatan diskusi. Melalui kegiatan diskusi tersebut, siswa mulai bertukar pendapat dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, yang pada akhirnya membuat siswa menjadi lebih kritis. Siswa menjadi lebih berani dalam menyampaikan apa yang ada dipikirannya, baik itu pertanyaan ataupun cara yang digunakannya dalam menyelesaikan persoalan. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif juga mulai berdampak pada langkah- langkah yang digunakan siswa dalam menjawab pertanyaan atau soal yang diberikan. Siswa mulai terbiasa untuk menulis apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui dari soal yang dihadapi. Pada saat akan mengerjakan, siswa melihat kembali beberapa soal yang pernah dikerjakan untuk melihat apakah ada persamaan atau perbedaan antara soal yang lama dengan soal yang baru. Apabila soal yang dihadapi ternyata memiliki persamaan dengan soal sebelumnya, mereka cenderung akan mengerjakan dengan langkah yang sama, namun apabila terdapat perbedaan, mereka akan mencoba mengerjakan dengan cara yang lain. Setelah selesai menjawab soal yang diberikan, siswa

menjadi lebih sadar untuk memeriksa kembali jawaban yang diperolehnya, apakah jawabannya sudah benar ataukah terjadi kesalahan dalam mengerjakannya. Apabila mereka ragu, mereka akan bertanya kepada teman atau guru tentang jawabannya tersebut. Disini mereka sudah dapat menjelaskan cara mereka memperoleh jawaban dari soal yang dihadapi dan menyampaikan hal- hal yang dirasa janggal, misalnya jawaban akhir yang diperoleh dirasa tidak masuk akal. Pada saat proses pembelajaran akan berakhir, siswa yang awalnya cenderung hanya berperan sebagai pendengar dalam penarikan kesimpulan, kini sudah dapat menyimpulkan sendiri inti dari materi atau persoalan yang dipelajari. Pembelajaran dengan pendekatan metakognitif yang telah dilakukan ini melatih siswa dalam menanamkan kesadaran bagaimana merancang, memonitor, serta mengontrol apa yang diketahui, apa yang diperlukan untuk mengerjakan, dan bagaimana melakukannya. Proses pembelajaran dengan pendekatan metakognitif menitikberatkan pada aktivitas belajar siswa dan membantu atau membimbing siswa jika ada kesulitan saat belajar matematika. Siswa dalam proses pembelajaran, tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru, tetapi mereka menemukan sendiri inti dari materi atau persoalan yang diberikan. Siswa diarahkan untuk memahami masalah, merencanakan strategi pemecahan, menggunakan atau menerapkan strategi yang telah direncanakan, dan menilai hasil pekerjaan. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat siswa lebih mudah mengerjakan soal- soal yang diberikan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifah (2010) bahwa pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berpengaruh terhadap hasil belajar. Siswa dalam pembelajaran juga dibagi kedalam beberapa kelompok kecil yang dapat melatih siswa dalam bersosialisasi. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berani dalam bertanya, memberikan pendapat, dan menjawab pertanyaan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa mendapat kesempatan yang lebih banyak dalam mengeksploitasi materi bersama guru maupun teman- temannya, membantu siswa dalam memahami konsep dari materi yang sedang mereka pelajari, dan membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan, yang pada akhirnya membuat siswa lebih bersemangat dan antusias dalam belajar matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Maulana (2008) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan metakognitif dapat membuat siswa lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, memberi lebih banyak kesempatan bagi siswa dalam memahami materi bersama guru maupun teman-

temannya melalui kegiatan diskusi, dan meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran dengan pendekatan metakognitif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fashikun (2008) dan Arifah (2012) yang memperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Kesimpulan yang diperoleh Fashikun (2008) dan Arifah (2012) serta hasil penelitian yang penulis lakukan memperkuat anggapan bahwa pembelajaran dengan pendekatan metakognitif berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.