PENGARUH STATUS DAN LUAS LAHAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI (Kasus: Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat) OLEH: RIYAN HASKAR RAYKA APRIYANTO A 14102565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
Dia-lah yang menjadikan beberapa bidang kebun. Ada yang berjunjungan dan ada pula yang tidak. Dan (dia menumbuhkan) pohon kurma dan (beberapa jenis) tanaman pohon zaitun dan delima dan yang tidak, berbeda-beda rasa, warna, dan baunya. Makanlah buahnya bila telah berbuah dan tunaikanlah zakatnya dihari memetik hasilnya. Dan janganlah kamu berlebih-lebihan (waktu memakannya) karena Tuhan tidak menyenangi orang yang keterlaluan (Q.S. Al-An aam, 6:141) Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan para cendikiawan diantaramu beberapa derajat (Q.S. Al- Mujadilah, 58:11) Karya ini kupersembahkan untuk Ayahanda, Ibunda dan Adik-adikku yang tercinta
RINGKASAN RIYAN HASKAR RAYKA APRIYANTO. Pengaruh Status dan Luas Lahan Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) Terhadap Produksi dan Pendapatan Petani (Kasus: Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat). (dibawah bimbingan SRI HARTOYO). Mayoritas petani Indonesia merupakan petani gurem dengan kepemilikan lahan garapan kurang dari 0,5 hektar. Jumlah rumah tangga petani gurem ratarata selama sepuluh tahun terakhir meningkat 2,39 persen per tahun (BPS, 2003). Lahan di lokasi penelitian mengalami perubahan penguasaan dari milik menjadi sewa ataupun gadai. Perubahan penguasaan tanah menyebabkan lahan terpecah ke dalam persil yang lebih kecil, oleh karena itu perlu adanya suatu penelitian tentang pengaruh status dan luas lahan terhadap produksi dan pendapatan petani kentang di lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh status kepemilikan dan luas lahan garapan terhadap produksi serta menganalisis pendapatan petani menurut status dan luas lahan garapan di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat. Lokasi Penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Waktu pengambilan data ditentukan pada pertengahan bulan Maret sampai pertengahan bulan April 2005. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara responden. Data sekunder diperoleh instansi pemerintah, Internet dan literatur lain yang relevan. Populasi berjumlah 72 orang dan contoh berjumlah 30 orang diambil dari populasi secara acak bertingkat (stratified random sampling). Contoh tambahan diambil sebesar 12 orang, maka jumlah contoh keseluruhan adalah sebanyak 42 orang. 5 orang merupakan pencilan. Produksi kentang diduga dengan fungsi produksi Cobb- Douglas. Analisis pendapatan yang digunakan adalah analisis pendapatan atas biaya tunai dan atas biaya total, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C ratio). Petani kentang di lokasi penelitian menguasai lahan dengan cara memiliki sendiri, menyewa ataupun menggadai. Lahan sewa diperoleh dengan memberikan uang untuk periode waktu tertentu kepada pemilik lahan, biasanya satu musim tanam. Sistem gadai dilakukan dengan cara memberikan pinjaman uang kepada
pemilik lahan dengan lahan garapan sebagai jaminan. Lahan garapan dimanfaatkan oleh pemberi pinjaman untuk beberapa periode tertentu (di lokasi penelitian biasanya maksimal tiga tahun). Lahan garapan dikembalikan kembali setelah petani pemilik melunasi pinjaman. Rata-rata produksi per hektar (yield) kentang granola sebesar 9,3 ton berada dibawah standar produksi kentang granola yaitu sebesar 20 ton (Rukmana, 1997). Bibit kentang diperoleh dengan menangkarkan bibit dari hasil panen sebelumnya. Jumlah bibit kentang yang digunakan rata-rata sebesar 791,94 kilogram per hektar, jumlah tersebut lebih kecil dari jumlah bibit standar yaitu 1200 kilogram per hektar (Rukmana, 1996). Bibit kentang umumnya berukuran kecil (Ares) dan jarak tanam di lokasi penelitian sebesar 75 sentimeter x 35 sentimeter. Lahan gadai menggunakan bibit dalam jumlah yang paling besar, sehingga menghasilkan produksi per hektar yang paling besar, hal ini menunjukan bibit berhubungan linier dengan produksi. Pupuk kandang diberikan rata-rata sebesar 14.580,64 kilogram per hektar. Pemberian pupuk kandang kurang dari dosis yang ditetapkan yaitu sebesar 20.000 kilogram per hektar (Rukmana, 1996). Kebutuhan unsur nitrogen, fosfor dan kalium dalam usahatani kentang, sudah terpenuhi jika diberikan pupuk NPK Phonska dan ZA. Petani memberikan pupuk tambahan seperti Urea, sehingga melebihi kebutuhan unsur hara tanaman. Penggunaan rata-rata pupuk NPK Phonska (269,03 kilogram per hektar) kurang dari dosis yang ditetapkan yaitu sebesar 1000-1200 kilogram per hektar. Pemberian pupuk NPK Phonska yang lebih kecil dari standar disebabkan harga pupuk ini lebih mahal dibandingkan jenis pupuk yang lain. Untuk mengatasi kekurangan dosis unsur hara maka petani biasanya menambahkan jenis pupuk tunggal seperti Urea. Hal inilah yang menyebabkan dosis pupuk berlebih, seperti rata-rata penggunaan pupuk ZA (361,53 kilogram per hektar) yang melebihi dosis yang ditetapkan yaitu sebesar 200 kilogram per hektar. Pestisida yang umum digunakan adalah Daconil dan Dithane. Daconil digunakan rata-rata petani sebesar 9,3 kilogram per hektar melebihi aturan pemakaiannya yaitu sebesar 1 sampai 1,6 kilogram per hektar. Dosis yang ditetapkan perusahaan obat untuk Dithane sebesar 1,2 sampai 2,4 kilogram per
hektar, tetapi petani memberikan Dithane melebihi dosis yang telah ditetapkan (rata-rata penggunaan Dithane sebesar 11,2 kilogram per hektar). Standar kebutuhan tenaga kerja untuk usahatani kentang menurut Rukmana (1996) sebesar 300 HKP per hektar, sedangkan rata-rata pemakaian tenaga kerja aktual di lokasi penelitian sebesar 345,9 HKP per hektar. Usahatani kentang di lokasi penelitian berada pada kondisi Constant Return to Scale. Bibit kentang mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,4, artinya setiap satu persen perubahan dalam bibit kentang akan menyebabkan perubahan dengan arah yang sama terhadap hasil sebesar 0,4 persen dan berpengaruh nyata pada a = 10%. Faktor produksi lain seperti pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida dan tenaga kerja tidak menunjukan pengaruh yang nyata pada a = 5% maupun a = 10%, hal ini sesuai dengan hasil analisis input produksi bahwa penggunaan faktor-faktor produksi tersebut tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Nilai koefisien peubah boneka satu (D 1 ) yaitu 0,2833 lebih besar dari koefisien peubah boneka dua (D 2 ), yaitu sebesar -0,1294, hal ini menunjukan penguasaan lahan sewa mempunyai intercept yang lebih besar milik, artinya produksi kentang yang diperoleh dari lahan sewa lebih besar dari lahan milik. Hasil uji-t untuk peubah boneka kategori status lahan menunjukan bahwa antara ketiga jenis status lahan tidak menunjukan perbedaan yang nyata pada a = 5%. Hasil uji-t peubah boneka luas lahan (D) menunjukan bahwa luas lahan tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap produksi per hektar pada a = 5%. Lahan sewa mempunyai nilai pendapatan atas biaya total maupun pendapatan atas biaya tunai yang positif, hal ini disebabkan komponen biaya total maupun biaya tunainya lebih kecil dari penerimaannya. Komponen biaya status sewa merupakan yang paling kecil diantara penguasaan lahan-lahan lainnya. Nilai R/C ratio lahan sewa bernilai positif yaitu sebesar 1,07 dan 1,30, artinya setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk penggunaan faktor produksi mendapat penerimaan sebesar 1,07 rupiah atas biaya total dan 1,3 rupiah atas biaya tunai. R/C ratio penguasaan lahan lain bernilai negatif kecuali R/C ratio atas biaya tunai lahan kurang dari satu hektar, keadaan ini menunjukan bahwa sebagian besar petani menderita kerugian.
PENGARUH STATUS DAN LUAS LAHAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI (Kasus: Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat) OLEH: RIYAN HASKAR RAYKA APRIYANTO A 14102565 SKRIPSI Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama : Riyan Haskar Rayka Apriyanto NRP : A 14102565 Program Studi : Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Judul : Pengaruh Status dan Luas Lahan Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) Terhadap Produksi dan Pendapatan Petani (Kasus: Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat) Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS NIP : 131 124 021 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Supiadi Sabiham, M. Agr NIP : 131 422 698 Tanggal Kelulusan: 17 Oktober 2005
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL PENGARUH STATUS DAN LUAS LAHAN USAHATANI KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI (Kasus: Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat) BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Oktober 2005 Riyan Haskar Rayka Apriyanto A 14102565
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Majalengka pada tanggal 8 April 1982. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Yanto Suranto SR dan Sri Komalawaty S. Pada tahun 1993 penulis lulus dari SDN Pakutandang II, lalu melanjutkan ke SLTPN I Ciparay dan lulus pada tahun 1996. Setelah lulus dari SMUN I Baleendah pada tahun 1999, penulis melanjutkan pendidikan ke Program Diploma III Agribisnis Peternakan Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Pertanian dan akhirnya memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada bulan Oktober 2005.
KATA PENGANTAR Seluruh Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, tiada Tuhan Selain Allah. Atas Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis berusaha menyusun skripsi dengan judul Pengaruh Status dan Luas Lahan Usahatani Kentang (Solanum tuberosum L.) Terhadap Produksi dan Pendapatan Petani (Kasus: Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Propinsi Jawa Barat). Skripsi ini merupakan sumbangsih penulis sebagai anak daerah Kabupaten Majalengka selama mengenyam pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi yang disusun ini mempunyai banyak kekurangan dari berbagai sudut pemikiran. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi penelitian selanjutnya. Bogor, November 2005 Riyan Haskar Rayka Apriyanto