Judul : Pengaruh Locus of Control dan Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana pada Kinerja Badan Pengawas Lembaga Perkreditan Desa sebagai Auditor Internal di Kabupaten Karangasem. Nama : Ni Luh Yuli Sudiartini NIM : 1306305052 ABSTRAK Kinerja Badan Pengawas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) menjadi penting karena bertugas melakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya praktik-praktik yang dapat merugikan LPD, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhinya perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh locus of control dan budaya organisasi berbasis tri hita karana pada kinerja badan pengawas LPD sebagai auditor internal di Kabupaten Karangasem. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan teknik non probability sampling yang meliputi purposive sampling dan memperoleh 40 sampel dengan 80 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control internal dan budaya organisasi berbasis tri hita karana berpengaruh positif pada kinerja badan pengawas LPD, sedangkan locus of control eksternal berpengaruh negatif pada kinerja badan pengawas LPD. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi locus of control internal dan semakin baik budaya organisasi berbasis tri hita karana diterapkan oleh badan pengawas LPD, maka kinerjanya akan semakin baik. Kata kunci: Locus of control, Budaya Organisasi, Tri Hita Karana, Kinerja. i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vii viii xi xii xiii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penulisan... 9 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 11 2.1.1 Teori Atribusi... 11 2.1.2 Locus of Control... 12 2.1.3 Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana... 15 2.1.4 Badan Pengawas LPD / Auditor Internal... 18 2.1.5 Kinerja Auditor Internal... 18 2.2 Hipotesis Penelitian... 19 2.2.1 Pengaruh Locus of Control Internal pada Kinerja Badan Pengawas LPD... 19 2.2.2 Pengaruh Locus of Control Eksternal pada Kinerja Badan Pengawas LPD... 20 2.2.3 Pengaruh Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana pada Kinerja Badan Pengawas LPD... 21 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 23 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 23 3.3 Objek Penelitian... 24 3.4 Identifikasi Variabel... 24 3.5 Definisi Operasional Variabel... 25 3.6 Jenis dan Sumber Data... 27 ii
3.6.1 Jenis Data... 27 3.6.2 Sumber Data... 28 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 28 3.7.1 Populasi... 28 3.7.2 Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 29 3.8 Metode Pengumpulan Data... 30 3.9 Transformasi Data... 30 3.10 Pengujian Instrumen... 31 3.10.1 Uji Validitas... 31 3.10.2 Uji Reliabilitas... 32 3.11 Uji Asumsi Klasik... 32 3.11.1 Uji Normalitas Data... 32 3.11.2 Uji Multikolinearitas... 33 3.11.3 Uji Heteroskedastisitas... 33 3.12 Teknik Analisis Data... 33 3.12.1 Statistik Deskriptif... 33 3.12.2 Analisis Regresi Linier Berganda... 34 3.12.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 35 3.12.4 Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 35 3.12.5 Uji Hipotesis (Uji t)... 35 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum LPD... 37 4.1.1 Sejarah Singkat Perkembangan LPD... 37 4.1.2 Struktur Organisasi LPD... 38 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian... 40 4.2.1 Deskripsi Responden... 40 4.2.2 Karakteristik Responden... 41 4.3 Statistik Deskriptif... 43 4.4 Hasil Pengujian Instrumen... 44 4.4.1 Uji Validitas... 44 4.4.2 Uji Reliabilitas... 46 4.5 Uji Asumsi Klasik... 46 4.5.1 Uji Normalitas Data... 47 4.5.2 Uji Multikolinearitas... 47 4.5.3 Uji Heteroskedastisitas... 48 4.6 Uji Regresi Linear Berganda... 49 4.6.1 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 51 4.6.2 Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 51 4.6.3 Uji Hipotesis (Uji t)... 52 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 53 4.7.1 Pengaruh Locus of Control Internal pada Kinerja Badan Pengawas LPD... 53 iii
4.7.2 Pengaruh Locus of Control Eksternal pada Kinerja Badan Pengawas LPD... 54 4.7.3 Pengaruh Budaya Organsisasi berbasis Tri Hita Karana pada Kinerja Badan Pengawas LPD... 55 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 57 5.2 Saran... 58 DAFTAR RUJUKAN... 59 LAMPIRAN... 65 iv
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.1 Daftar Sampel Penelitian... 29 4.1 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuisioner... 41 4.2 Karakteristik Responden... 41 4.3 Statistik Deskriptif... 43 4.4 Hasil Uji Validitas... 45 4.5 Hasil Uji Reliabilitas... 46 4.6 Hasil Uji Normalitas... 47 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas... 48 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 48 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 49 v
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 23 4.1 Struktur Organisasi LPD... 39 vi
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian... 65 2 Tabulasi Data... 71 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 76 4 Hasil Uji Validitas... 77 5 Hasil Uji Reliabilitas... 83 6 Hasil Uji Normalitas... 84 7 Hasil Uji Multikolinearitas... 85 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 86 9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 87 10 Deskripsi Data Penelitian... 88 11 Frekuensi Jawaban Responden... 90 12 Data Interval... 97 13 Daftar Populasi Penelitian... 102 vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) jika mengacu pada Undang Undang No.1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro di definisikan sebagai lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan. LKM juga melaksanakan kegiatan simpan pinjam, yang aktivitasnya disamping memberikan pinjaman namun juga dituntut untuk memberikan kesadaran menabung kepada masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (Baskara,2013). Salah satu jenis LKM yang berkembang dengan pesat adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdapat di Provinsi Bali dan pertama kali didirikan pada tahun 1985 sebagai badan usaha milik desa. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali No.972 Tahun 1984 yang diubah menjadi Peraturan daerah (Perda) Provinsi Bali No. 4 Tahun 2012 mengenai LPD menyatakan bahwa LPD adalah lembaga keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa. Karangasem merupakan salah satu kabupaten di Bali yang peranan LPDnya sangat dirasakan oleh masyarakat desa. Jumlah LPD di Kabupaten 8
Karangasem sebanyak 190 unit dari 190 Desa Pakraman yang ada dan tersebar di delapan (8) kecamatan dan berstatus aktif serta tidak mengalami permasalahan hukum sebanyak 165 unit. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Karangasem, sampai dengan Juni 2016 aset LPD di Kabupaten Karangasem berjumlah lebih dari Rp 936,1 M dengan penyerapan tenaga kerja 817 orang. Besarnya jumlah aset yang dimiliki, menuntut LPD yang berada Kabupaten Karangasem untuk lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi kredit dan mengatur penyebaran risiko agar kredit tidak hanya terpusat pada salah satu kelompok debitur tertentu, sehingga sangat diperlukan adanya pengawasan. Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan yang terkoordinasi yang dilakukan secara objektif dan berkesinambungan yang akan mempengaruhi kelancaran operasional serta dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam suatu organisasi. Pengawasan ini dapat dilakukan dengan suatu pendekatan yang disebut internal audit dan dilakukan oleh individu dalam organisasi itu sendiri yang disebut dengan auditor internal. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali No 11 Tahun 2013 Bab III Pasal 40, yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan intern LPD adalah badan pengawas LPD yang mana diketuai oleh bendesa adat desa setempat. Peran badan pengawas sebagai pengawas internal secara aktif mengawasi kebijakan, operasional, praktik akuntansi, pelaporan keuangan dan menjadi penghubung antara pengelola dengan auditor eksternal bila diperlukan (Suartana, 2009:19). Badan pengawas memiliki peran yang sangat strategis, selain menjadi 9
auditor internal juga menjadi partner yang bersinergi dalam memajukan LPD, Apabila badan pengawas LPD memiliki kinerja yang baik dalam memenuhi tanggungjawabnya, maka akan mampu memberikan hasil kerja yang optimal dan akan menciptakan mekanisme pengawasan yang dapat memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya yang ada dalam LPD telah digunakan secara efektif dan efisien. Kinerja badan pengawas adalah hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya dan dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan apakah pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja yang baik sangat dibutuhkan oleh profesi ini karena profesi badan badan pengawas sebagai auditor internal mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pengurus, kreditur, debitur, karyawan serta masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan (Bunga, 2012). Selain itu, badan pengawas LPD harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi tujuan organisasi telah terlaksana. Kinerja yang baik dari seorang badan pengawas LPD akan membuat kinerja dari LPD semakin meningkat. Melalui hasil pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pengawasan yang telah dilakukan badan pengawas LPD di Kabupaten Karangasem sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari pemisahan tugas yang jelas, dimana fungsi dari badan pengawas LPD terpisah dan mandiri dari kegiatan yang diperiksanya. Namun, di Kabupaten Karangasem masih ada LPD yang mengalami permasalahan. Berdasarkan berita yang dilansir dari 10
BaliPost.com dan NusaBali.com di kabupaten Karangasem terjadi kasus penggelapan dana nasabah yang melibatkan pengurus LPD Desa Bungaya pada tahun 2013 yang menyebabkan kerugian LPD hingga Rp 800 juta lebih dan Desa Temega pada tahun 2015 yang menyebabkan kerugian LPD hingga Rp 840 juta. Salah satu faktor penyebab terjadinya kasus ini dapat dikatakan karena kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh badan pengawas dari LPD tersebut, sehingga para pelaku tindak kejahatan memiliki celah untuk melakukan penyimpangan. Oleh karena itu tanggung jawab dari badan pengawas LPD ini sangat tinggi karena akan berpengaruh pada kinerjanya. Kinerja yang baik tentunya tidak terbentuk begitu saja, namun ditentukan oleh banyak faktor. Falikhatun dalam Ayudiati (2010) menyatakan bahwa peningkatan kinerja individu pada dasarnya akan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu yang disebut dengan faktor individual dan kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor situasional. Faktor individual mencakup jenis kelamin, kesehatan, pengalaman, dan karakteristik psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, dan locus of control. Sedangkan faktor situasional mencakup kepemimpinan, prestasi kerja, hubungan sosial dan budaya organisasi. Salah satu faktor penting penentu kinerja individu yang berasal dari dalam diri seseorang adalah locus of control (Rotter, 1966). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Bima (2010) dan Putri (2015), menemukan bahwa locus of control berpengaruh pada kinerja individual. Locus of control menurut Rotter (1966) adalah generalized belief that a person can or cannot control his 11
own destiny atau cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak mengendalikan perilaku yang terjadi padanya. Locus of control digolongkan menjadi dua yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Jika auditor cenderung memiliki locus of control internal yang dipercaya dapat memecahkan masalah yang terjadi dan menciptakan kepuasan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Namun, jika auditor memiliki kecenderungan untuk lebih percaya faktor luar sebagai penentu kesuksesan, ia memiliki locus of control eksternal (Nasrullah dan Arifuddin, 2014). Penelitian Alvaro (2008) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kinerja auditor dengan locus of control internal. Individu yang memiliki locus of control internal cenderung berusaha lebih keras ketika ia meyakini bahwa usahanya tersebut memberikan hasil. Hasil penelitian oleh Putri (2015) juga menemukan bahwa auditor yang memiliki locus of control internal mempunyai kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang memiliki locus of control eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Ceacilia et al. (2015), menyebutkan bahwa locus of control eksternal berpengaruh positif pada penerimaan perilaku disfungsional audit, jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki kecenderungan locus of control eksternal akan lebih memberikan toleransi disfungsional audit, sehingga akan menurunkan kinerjanya. Salah satu faktor situasional yang memiliki pengaruh penting pada kinerja individual adalah budaya organisasi. Budaya organisasi adalah asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan, perilaku dan sikap bersama yang dianut organisasi yang 12
dijadikan acuan dalam memahami lingkungan internal dan eksternal demi tercapainya tujuan organisasi (Bharadwaj dan Schein dalam Winata dkk. (2015). Budaya organisasi juga dianggap memiliki pengaruh pada kinerja auditor, karena budaya organisasi mengarahkan individu dalam hubungan kerja sehari-hari dan menuntun individu tentang bagaimana berperilaku dan berkomunikasi serta memandang masa depan (Ebru, 2014). Hal ini senada dengan hasil penelitian Nenni (2014), yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Khusus di daerah Bali berkembang budaya organisasi yang mengadopsi sistem kepercayaan tri hita karana sebagai pedoman dalam menjalankan suatu organisasi, seperti subak, desa adat, hotel, instansi pemerintahan dan LPD. Tri hita karana merupakan filosofi yang sekaligus menjadi konsep kehidupan dan sistem kepercayaan masyarakat Bali yang mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, keselarasan, dan keseimbangan antara tujuan ekonomi, pelestarian lingkungan dan budaya, estetika dan spiritual (Adiputra et al. 2014). Konsep tri hita karana merupakan konsep harmonisasi hubungan yang selalu dijaga masyarakat Hindu Bali meliputi : parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan), pawongan (hubungan antar-manusia), dan palemahan (hubungan manusia dengan lingkungan) yang bersumber dari kitab suci agama Hindu Baghawad Gita (Riana, 2010). Badan pengawas LPD sebagai auditor internal diharapkan dapat menerapkan ajaran tri hita karana sebagai modal utama dalam prinsip hidupnya. Ketika melakukan proses pengawasan, budaya organisasi berbasis tri hita karana 13
ini diharapkan dapat memberikan arah atau pedoman berperilaku bagi pengawas dalam organisasi, dimana pengawas tersebut tidak dapat berperilaku sekehendak hatinya melainkan harus menyesuaikan diri dengan siapa dan dimana mereka berada. Pratiwi, dkk. (2016) menyatakan bahwa, semakin baik budaya organisasi yang diterapkan oleh auditor maka kinerja auditor akan semakin baik. Budaya organisasi yang kuat akan memicu auditor untuk berpikir, berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai organisasi yang meliputi profesionalisme, percaya pada rekan, keteraturan dan integrasi, sehingga kesesuaian ini dapat mendorong auditor untuk meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik, dalam mewujudkan kualitas, kuantitas, ketepatan, dan kemandirian kinerjanya. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh locus of control internal pada kinerja badan pengawas LPD? 2) Bagaimana pengaruh locus of control eksternal pada kinerja badan pengawas LPD? 3) Bagaimana pengaruh budaya organisasi berbasis tri hita karana pada kinerja badan pengawas LPD? 14
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh locus of control internal pada kinerja badan pengawas LPD. 2) Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh locus of control eksternal pada kinerja badan pengawas LPD. 3) Untuk mengetahui dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh budaya organisasi berbasis tri hita karana pada kinerja badan pengawas LPD. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai teori atribusi yang digunakan mampu menjelaskan bahwa locus of control dan budaya organisasi berbasis tri hita karana mempengaruhi kinerja dari badan pengawas LPD. Selain itu hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan informasi serta mendukung teori yang digunakan dengan kenyataan dilapangan. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis bagi badan pengawas LPD sebagai auditor internal terutama dalam mengetahui faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kinerjanya. 15
1.5 Sistematis Penelitian Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana semua bab memiliki hubungan yang saling berkaitan antar bab satu dengan bab yang lainnya. Bab I. Pendahuluan Pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu Teori Atribusi, Locus of Control, Budaya Organisasi berbasis Tri Hita Karana, Badan Pengawas LPD / Auditor Internal, dan Kinerja Auditor Internal. Bab III. Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi variabel penelitian, pengolahan data, dan terakhir pembahasan hasil penelitian. 16
Bab V. Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan dan saran yaitu berupa simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan atas simpulan tersebut. 17