38 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penulis terlibat dalam pengambilan data yang dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2008. Adapun dasar pengambilan Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Dramaga adalah Kecamatan Ciomas lebih dekat ke kota Bogor, terdapat banyak jumlah penduduk pendatang dan dipilih sebagai perwakilan kecamatan dengan status sosial ekonomi lebih tinggi, sedangkan Kecamatan Dramaga lokasinya lebih jauh dari pusat kota Bogor, memiliki lebih banyak penduduk asli dibandingkan penduduk pendatang serta pertimbangan status sosial ekonomi disini lebih rendah. Rancangan Percobaan Penelitian ini mengacu pada penelitian payung Khomsan et al. (2007-2008) bekerjasama dengan Nestle Foundation (NF) dengan judul Studi Peningkatan Penetahuan Gizi Ibu dan Kader Posyandu serta Perbaikan Gizi Balita dimana penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dimana penelitian utama ini menggunakan rancangan penelitian. Yang menjadi unit eksperimental pada penelitian ini adalah posyandu. 1. Variabel-variabel respon Eksperimen dibuat untuk menentukan efek program home gardening dan penyuluhan gizi pada variabel-variabel respon yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku gizi ibu, perilaku hidup sehat dan bersih balita, pemanfaatan pekarangan dan konsumsi pangan balita. Diduga setelah eksperimen dilaksanakan maka pengetahuan ibu-ibu akan gizi dan kesehatan akan meningkat, perilaku hidup sehat dan bersih balita meningkat, pemanfaatan pekarangan juga meningkat sehingga konsumsi pangan balita juga akan baik. 2. Faktor dan perlakuan Beberapa ibu balita diberikan perlakuan berupa penyuluhan gizi dan paket tanaman pekarangan. Ibu yang mendapat perlakuan menghadiri
39 penyuluhan 2 kali sebulan selama 5 bulan serta mendapatkan paket tanaman pekarangan berupa tomat, cabe, kacang panjang, bayam dan kangkung. Paket tanaman pekarangan berisi tanaman sayuran dan buah sumber vitamin dan mineral. Semua peserta (120 ibu balita) akan menerima paket tanaman pekarangan. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dilibatkan dalam membimbing ibu-ibu menanam pekarangan mereka. Penyuluhan gizi dilakukan di masing-masing posyandu selama 5 bulan dengan frekuensi 2 kali sebulan. Masing-masing pertemuan sekitar 90-120 menit. Setiap kali pertemuan dilakukan penyuluhan 1 topik pangan dan gizi sehingga selama 5 bulan terdapat 10 topik penyuluhan. Topik-topik penyuluhan gizi antara lain : 1. Gizi ibu dan anak i. Pedoman dan asupan gizi ii. Masalah gizi iii. Pemantauan pertumbuhan anak dan berat badan iv. Gizi ibu hamil dan menyusui v. Makanan Pendamping ASI 2. Pangan dan pemanfaatan pekarangan i. Komposisi makanan ii. Pengolahan makanan iii. Penyiapan makanan iv. Keamanan pangan v. Pemanfaatan pekarangan Untuk mendukung intervensi penyuluhan gizi, beberapa sarana promosi gizi digunakan seperti leaflet, brosur dan poster. Materi ini dibagikan kepada peserta (ibu-ibu dan kader) dan posyandu. Paket tanaman pekarangan berupa kegiatan penanaman pekarangan dengan sayuran sumber vitamin dan mineral. Kepada ibu-ibu dibagikan bibit sayuran seperti bayam, kangkung, kacang panjang, tomat, cabe serta singkong (stek). Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dilibatkan dalam membimbing ibu-ibu menanam pekarangan mereka. Sebelum
40 pelaksanaan intervensi, lahan pekarangan peserta sudah terlebih dahulu disiapkan dengan bantuan petugas PPL. 3. Unit Percobaan Yang menjadi unit percobaan pada penelitian ini adalah Posyandu. Masing-masing unit ini terdiri atas 15 ibu balita yang akan mendapatkan penyuluhan gizi dan paket tanaman pekarangan. Jumlah ini dipertimbangkan akan efektif dan diharapakan berhasil karena transfer pengetahuan dan interaksi antara peserta akan berjalan lancar. Tahap Pemilihan Unit Eksperimental Adapun tahap awal penelitian ini yaitu pengambilan contoh yaitu pemilihan desa, posyandu, rumah tangga dan anak-anak, ibu-ibu balita. Adapun tahapan pemilihan desa, posyandu dan rumah tangga yang menjadi sampel penelitian ini adalah: 1. Memilih 4 desa di Kecamatan Dramaga dan 4 desa di Kecamatan Ciomas. Pemilihan desa dilakukan berdasarkan persentase jumlah penduduk miskin serta memungkinkan dilakukan program penanaman pekarangan. Luas lahan minimal yang harus dimiliki responden adalah 10 m 2. 2. Memilih posyandu dari tiap-tiap desa yang terpilih Pemilihan posyandu berdasarkan jumlah peserta posyandu yang paling banyak. 3. Memilih ibu balita Dari setiap desa, didaftarkan ibu-ibu dengan status gizi anaknya antara -2 < Z-skor < 1, memiliki pendidikan formal minimal SD dan memiliki pekarangan yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pekarangan. Kemudian dari daftar tersebut dipilih 15 ibu. Sehingga didapatkan untuk satu rumah tangga adalah 1 ibu dan 1 balita. Dengan menentukan jenis galat adalah α dan power test pada 1-β, standar deviasi pengetahuan gizi ibu-ibu adalah τ dan perbedaan rata-rata pengetahuan gizi
41 adalah sebesar, maka formula replikasi dapat ditentukan sebagai berikut (Wapole 1982) : 2 ( Z ) 2 α + Z 2δ n = β 2 δ Keterangan : Z α : a nilai dimana P(Z > Z α ) = 1-α, Z adalah standar normal variabel random Z β : a nilai dimana P(Z > Z α ) = 1- β, Z adalah standar normal variabel random Berdasarkan penelitian oleh Sukandar (2006), penyuluhan gizi yang diberikan pada ibu-ibu dengan tingkat pendidikan rendah akan meningkatkan rata-rata pengetahuan gizi mereka sebanyak 3 poin pada skala 0-10, dengan standar deviasi 1,2. dengan menentukan galat jenis pertama α = 0,05, power test 1-β = 0,09 dan = 3. Pada penelitian ini dari setiap desa/posyandu masing-masing dipilih secara acak masing-masing 15 keluarga yang memiliki anak balita (6-60 bulan). Adapun total sampel penulis adalah 120 keluarga yang mendapat program home gardening dan penyuluhan gizi. Berdasarkan hal diatas maka didapatlah lokasi penelitian sebagai berikut: Tabel 2. Lokasi penelitian No Kecamatan Desa Posyandu 1. Kecamatan Ciomas 1. Parakan 2. Mekar Jaya 3. Sukaharja 4. Sukamakmur Kasih Ibu Melati I Bougenvil I Kemuning VI 2. Kecamatan Dramaga 1. Dramaga 2. Sukawening 3. Petir 4. Neglasari Jenis dan Cara Pengumpulan Data Sedap Malam Seledri Tunas Mekar X Papaya Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dengan cara survei. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu balita menggunakan instrumen kuisioner. Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan dan kecamatan. Data primer yang dikumpulkan
42 meliputi sosio demografi rumah tangga, ekonomi keluarga, sosio demografi anak, kondisi tempat tinggal, status kesehatan balita, intik harian balita, perilaku hidup sehat balita dan pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu serta pemanfaatan pekarangan. Secara lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu dikembangkan kuesioner. Kuesioner ini diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan pada penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan di luar lokasi penelitian. Tabel 3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data No Aspek Variabel Cara Pengumpulan 1. Sosio demografi Nama ayah dan ibu, umur ayah dan ibu, Wawancara langsung rumah tangga pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, besar keluarga menggunakan kuesioner. 2. Ekonomi keluarga Pendapatan keluarga, pengeluaran Wawancara langsung pangan dan non pangan, kepemilikan menggunakan kuesioner. asset. 3. Kondisi tempat Ukuran rumah, tipe rumah, kepemilikan Wawancara langsung tinggal rumah, pencahayaan, penerangan, menggunakan kuesioner sumber air, septic tank, ventilasi, dan observasi. pembuangan sampah. 4. Sosio demografi Nama, umur, jenis kelamin, Wawancara langsung balita keikutsertaan dalam play group menggunakan kuesioner. 5. Konsumsi pangan a. Jenis makanan yang dimakan diperoleh dengan cara balita b. Jumlah Recall 2 x 24 dan Food c. Frekuensi Frecuency Questionaire (FFQ) 6. Pengetahuan, Pengetahuan dan sikap gizi ibu serta diperoleh melalui sikap dan praktek praktek makan kuisioner. gizi ibu 7 Perilaku hidup Kebiasaan hidup sehat balita diperoleh melalui sehat dan bersih balita kuisioner. 8. Pemanfaatan pekarangan a. Luas lahan b. Jenis tanaman c. Produksi d. Produktivitas Pengolahan dan Analisis Data diperoleh melalui kuisioner dan Food Frecuency Questionaire (FFQ) untuk sayur. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara bertahap, mulai data yang terkumpul di lapangan hingga siap untuk dianalisis. Terhadap data hasil pengumpulan di lapangan
43 dilakukan pengeditan (editing), pengkodean (coding), dan pemasukan data ke dalam komputer (entry data). Program computer yang digunakan untuk membuat database dan penyimpanan adalah Microsoft Office Excel 2007. Data karakteristik keluarga seperti tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu dilihat dari jumlah tahun mengikuti pendidikan formal, kemudian dikategorikan menurut jenjang pendidikan SD, SLTP, SLTA dan PT. Data pendapatan keluarga merupakan penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau sumber lainnya selama satu bulan dinyatakan dalam rupiah perkapita perbulan. Besar keluarga dikategorikan kecil apabila jumlah anggota keluarga 4 orang, keluarga sedang apabila jumlah anggota keluarga 5 sampai 6 orang dan keluarga besar apabila 7 orang. Tingkat pengetahuan dan sikap gizi ibu dinyatakan dalam skor dari masingmasing komponen materi dalam kuisioner. Dalam penentuan tingkat pengetahuan gizi ibu dilihat dari jumlah skor atas 20 pertanyaan yang diberikan, masing-masing pertanyaan terdapat 3 pilihan, diberi kode 1 jika jawabannya benar dan kode 0 jika jawaban salah. Skor minimal pengetahuan gizi ibu adalah 0 dan skor maksimal adalah 20. Menurut Khomsan (2000) skor ini dikategorikan sebagai berikut: Tabel 4. Skor Tingkat Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu Kategori Skor Baik >80% jawaban benar Sedang 60 % - 80 % jawaban benar Buruk < 60 % jawaban benar Dalam penentuan sikap gizi ibu dilihat dari jumlah skor atas 10 pertanyaan yang diberikan, masing-masing pertanyaan terdapat 3 pilihan, diberi kode 1 jika jawabannya tidak setuju, kode 2 jika jawabnnya ragu-ragu dan kode 3 jika jawabannya setuju. Dikatakan tinggi bila ibu dapat menjawab > 80%, sedang bila mampu 60 80%, dan rendah bila hanya mampu menjawab dengan benar <60% dari pertanyaan yang diajukan (Khomsan 2000). Data konsumsi pangan balita diperoleh dengan menggunakan metode recall 2x24 jam. Pada recall ini ditanyakan jenis pangan yang dikonsumsi dan banyaknya
44 pangan tersebut dikonsumsi kemudian dikonversi beratnya dalam gram, kemudian dihitung kandungan zat gizi yaitu energi (kkal), protein (g), vitamin A (µgre), vitamin C (mg), vitamin B 1 (mg), kalsium (mg), fosfor (mg), zat besi (mg) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) tahun 2004. Apabila makanan yang diberikan kepada anak balita berupa makanan instan, maka kandungan gizinya dihitung berdasarkan komposisi zat gizi yang ada pada kemasan makanan tersebut. Data konsumsi pangan dikonversikan kedalam energi dan zat gizi (protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan vitamin C) berdasarkan kemudian konversi tersebut dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994): Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan : Kgij = kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj = berat makanan j yang dikonsumsi (gram) Gij = kandungan zat gizi i dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = bagian bahan makanan j yang dapat dimakanan. Selanjutnya, dihitung angka kecukupan energi dan protein yang dikoreksi dengan berat badan aktual (nyata) dengan rumus sebagai berikut: AKGi = (Ba/Bs) x AKG Keterangan: AKGi = Angka kecukupan energi atau protein individu Ba = Berat badan aktual nyata (kg) Bs = Berat badan standar menurut WNPG 2004 AKG = Angka kecukupan energi atau protein menurut WNPG 2004 Untuk mengetahui tingkat konsumsi zat gizi, konsumsi zat gizi aktual dibandingkan dengan kecukupan gizi yang dinyatakan dalam persen sesuai dengan rumus:
45 TKGi = (Ki/AKG) x 100% Keterangan: TKGi = Tingkat konsumsi zat gizi individu Ki = Konsumsi zat gizi individu AKG = Angka Kecukupan Gizi Tingkat konsumsi energi dan protein selanjutnya dikategorikan menjadi empat kategori, yaitu defisit tingkat berat jika tingkat konsumsi <70%, defisit tingkat ringan jika tingkat konsumsi 70-80%, cukup jika tingkat konsumsi 80-90%, dan normal jika tingkat konsumsi >90% (Depkes 1990). Sedangkan konsumsi pangan yang diperoleh dari kontribusi pekarangan yaitu frekuensi konsumsi bahan pangan yang diperoleh melalui food frequency questionnaire (FFQ) ditabulasi secara deskriptif. Untuk status kesehatan meliputi ada tidaknya penyakit diare dan ISPA, diberi skor 1 jika sakit dan 0 jika tidak sakit. Analisis Data Pada tahap analisis untuk menganalisis hubungan dan pengaruh dari tiap variabel menggunakan program SPSS for windows versi 13. Analisis data yang digunakan untuk tujuan khusus pertama, ketiga dan keempat adalah analisis statistik dasar (elemtary statistic analysis), meliputi deskripsi dan proporsi (persen). Untuk melihat hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan pemanfaatan pekarangan dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Sedangkan untuk tujuan kedua dan kelima menggunakan uji regresi linear berganda. Untuk tujuan kedua yaitu menganalisis pengaruh sosial ekonomi terhadap pemanfaatan pekarangan dimana peubah variabel tidak bebas adalah pemanfaatan pekarangan sedangkan peubah bebas adalah sosial ekonomi dengan model sebagai berikut: Y = β o + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + ε Keterangan: 1. Peubah tak bebas: Pemanfaatan pekarangan Y 1 = Luas pekarangan yang dimanfaatkan (m 2 ) 2. Peubah bebas: Sosial ekonomi
46 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 5 β o = Pendidikan ibu (tahun) = Pendidikan ayah (tahun) = pendapatan (Rp/kap/bulan) = Jumlah anggota keluarga (orang) = pekerjaan ibu (pedagang, jasa, ibu rumah tangga) = pekerjaan ayah (petani, pedagang, PNS/ABRI/POLRI, jasa dan lainnya. = parameter intercept β1, β 2... β 7 = parameter koefisien regresi ε = Galat (error) Untuk tujuan kelima yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan balita juga menggunakan uji regresi linier berganda dengan model sebagai berikut: Y = β + β o X o + β 1 X 1 + β 2 X 2 + + ε Keterangan: 1. Peubah tak bebas: Y 1 = Tingkat kecukupan energi dan protein balita (%) 2. Peubah bebas: X 1 X 2 X 3 X 4 = Pendidikan ibu (tahun) = Pendidikan ayah (tahun) = Pendapatan (Rp/kap/bulan) = Jumlah anggota keluarga (orang) X 5 = Sikap gizi (skor 0-100) X 6 = Pengetahuan gizi (skor 0-100) X 7 β o = Status kesehatan (ada tidaknya penyakit infeksi) = parameter intercept β1, β 2... β 7 = parameter koefisien regresi ε = Galat (error).
47 Definisi Operasional Balita adalah anak laki-laki dan perempuan yang berumur 6-60 bulan dari ibu responden. Karakteristik demografi adalah komposisi keluarga ditinjau dari umur, jumlah anggota keluarga dan jumlah balita. Besar keluarga adalah keseluruhan anggota keluarga, yang tinggal bersama dan konsumsi pangan berasal dari pendapatan keluarga, dinyatakan dalam jumlah orang per keluarga. Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti ibu setara dengan jumlah tahun sekolah tidak termasuk tinggal kelas diukur dengan lamanya tahun sekolah yaitu tidak sekolah, sekolah dasar (SD), SLTP, SMU dan Akademi / Perguruan Tinggi. Pendapatan keluarga adalah total penghasilan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang diukur dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau lainnya (pemberian, hadiah) selama satu bulan, dinyatakan dalam rupiah/kapita/bulan. Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia. Dalam penelitian ini yang diamati adalah sanitasi lingkungan pemukiman/perumahan, fasilitas jamban, pengelolaan /pembuangan sampah dan ketersediaan air bersih. Status kesehatan adalah keadaan anak balita yang dinilai berdasarkan kejadian penyakit diare dan ISPA dalam dua minggu terakhir. Penyakit ISPA ditemukan berdasarkan gejala batuk, pilek dan panas. Diare ditentukan berdasarkan gejala buang air besar lebih dari 3 kali sehari. Penyakit infeksi adalah Penyakit yang diukur dalam penelitian ini adalah diare dan ISPA. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek seperti cair dan frekuensinya antara 3 kali atau lebih selama 24 jam. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah
48 penyakit yang ditandai adanya batuk, pilek, dengan atau tanpa panas atau sesak napas (WHO). Pengetahuan ibu adalah tingkat pemahaman ibu terhadap gizi didapatkan dari penilaian pada jawaban ibu atas daftar pertanyaan (kuesioner) yang diajukan dan dinyatakan dengan nilai persen terhadap skor total yang dicapai oleh seorang ibu balita. Dikatakan tinggi bila ibu dapat menjawab > 80%, sedang bila mampu 60 80%, dan rendah bila hanya mampu menjawab dengan benar <60% dari pertanyaan yang diajukan (Khomsan 2000) Sikap ibu adalah kecenderungan ibu untuk merespon secara positif atau negatif terhadap objek, situasi, konsep atau orang lain. Penentuan sikap berdasarkan jawaban ibu atas pertanyaan (kuesioner) meliputi: setuju, ragu-ragu dan tidak setuju untuk selanjutnya diberi skor dan dinyatakan dengan nilai persen terhadap skor total yang dicapai oleh seorang ibu balita. Dikatakan tinggi bila ibu dapat menjawab > 80%, sedang bila mampu 60 80%, dan rendah bila hanya mampu menjawab dengan benar <60% dari pertanyaan yang diajukan. Praktek ibu adalah aksi (sesuatu yang dikerjakan) ibu yang terjadi karena adanya rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Dikatakan tinggi bila ibu dapat menjawab > 80%, sedang bila mampu 60 80%, dan rendah bila hanya mampu menjawab dengan benar <60% dari pertanyaan yang diajukan. Perilaku hidup sehat balita adalah cara dan kebiasaan orang tua/keluarga dalam memelihara kesehatan dan kebersihan balita agar tumbuh dan berkembang dengan sehat dan normal berdasarkan penilaian pada jawaban ibu balita atas daftar pertanyaan (kuesioner) yang diajukan, kemudian dikategorikan sebagai baik, sedang, kurang. Penyuluhan dan pemanfaatan pekarangan adalah serangkaian kegiatan yang diberikan langsung pada kelompok sasaran yang meliputi penyuluhan gizi berupa pesa pesan gizi dan pemanfaatan pekarangan melalui pemberian paket tanaman pekarangan (kangkung, bayam, kacang panjang, tomat dan cabe).
49 Pekarangan adalah lahan yang terletak di sekitar rumah yang mempunyai batasbatas tertentu yang jelas, dinyatakan / diukur dalam meter persegi (m 2 ) dengan luas minimal 10 m 2. Program home gardening adalah program pendayagunaan pekarangan dengan bertanam sayur-sayuran untuk memenuhi konsumsi sayur keluarga. Pada penelitian ini program meliputi pemberian penyuluhan tentang pemanfaatan pekarangan, pemberian benih dan bibit serta pupuk. Pemanfaatan pekarangan adalah pendayagunaan lahan pekarangan dengan bertanam sayur-sayuran untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumahtangga. Pemanfaatan pekarangan ini meliputi penanaman jenis sayuran seperti bayam, kangkung, daun singkong, kacang panjang dan katuk. Pemanfaatan pekarangan meliputi luas, produksi frekuensi panen sayuran. Konsumsi pangan balita adalah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh balita dengan menggunakan metode recall 2x24 jam kemudian dikonversikan dalam bentuk energi, protein, Fe, vitamin A, vitamin C, kalsium dan phosfor. Penyuluhan gizi adalah materi penyuluhan yang diberikan berupa pesan pesan gizi meliputi topik-topik sebagai berikut : 1. Gizi ibu dan anak a) Pedoman dan asupan gizi b) Masalah gizi dan penyebabnya c) Pemantauan pertumbuhan anak dan berat badan d) Gizi ibu hamil dan menyusui e) Makanan Pendamping ASI 2. Pangan dan pemanfaatan pekarangan a) Komposisi makanan b) Pengolahan makanan c) Penyiapan makanan d) Keamanan pangan e) Pemanfaatan pekarangan