BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

dokumen-dokumen yang mirip
4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

DESAIN. Interaksi Manusia & Komputer

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Sabtu, 1 Desember 2012

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds.

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah


BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

FAKTOR MANUSIA (2) (LANJUTAN) DOSEN. UTAMI DEWI WIDIANTI

BAB IV ANALISIS KARYA

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN. CARTA atau BUKU SKRAP

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

BAB II LANDASAN TEORI

Komposisi dalam Fotografi

Elemen Elemen Desain Grafis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang).

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

DISKRIPSI LUKISAN DUA PENARI

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Kucing CHINCHILLA LONGHAIR (Chinchilla Persian, Janjira)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN III W A R N A

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB III TINJAUANPUSTAKA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

Body Copy Ilustrasi/ Gambar. Gambar III.1 Anatomi papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang ( Namun menurut Suyatno, desain grafis

BAB III. A. Implementasi Teoritis

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

Modul MK Gambar Bentuk


RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

Pertemuan 02. Faktor Manusia. Sistem Komputer. Hardware

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya.

III. METODE PENCIPTAAN

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

Training guide for the identification of yellowfin and bigeye tunas to assist Indonesian port sampling and observer programs

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV ANALISIS KARYA

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Produksi Media PR Audio-Visual

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

Transkripsi:

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti, 2006) kejeniusan timbul dari perasaan kurang/ rendah diri (inferiority feeling), khususnya kekurangan yang sifatnya fisik. Mereka yang memiliki cacat secara fisik cenderung untuk menampilkan atau menonjolkan kelebihannya dibandingkan dengan kekurangannya. Adapun kekurangannya tersebut tetap ditampilkan, namun tetap menjaga dirinya agar tetap pada posisi aman dan tidak merugikan dirinya. Hal ini terbukti pada karya-karya subyek yang diteliti. Karyakaryanya terfokus pada karya ilustrasi hitam dan putih. Karya ilustrasi tersebut lebih sering dan banyak ditampilkan di depan publik dibandingkan dengan karya ilustrasinya yang berwarna. Karya ilustrasi hitam putih lebih terlihat istimewa dibandingkan dengan karya ilustrasi berwarna, dibuktikan dengan banyaknya karya ilustrasi hitam putih yang ditampilkan dikamarnya dan karya-karya ilustrasi hitam putihnya yang sudah beberapa kali diikutkan ke dalam beberapa macam pameran. Sedangkan karya-karya ilustrasinya yang bewarna dikumpulkan dalam plastik dan tersimpan pada laci meja. Dalam wawancara pun subyek mengatakan, daripada menghabiskan waktu menutupi kekurangan lebih baik menghabiskan waktu untuk mengasah kelebihan, perbagus apa yang saya bisa, sehingga kelemahan saya tertutup dan orang tidak akan peduli lagi dengan kekurangan saya. Dari hasil observasi dan wawancara terbukti bahwa subyek ingin lebih memperkenalkan karya hitam putihnya kepada publik dibandingkan karya berwarnanya. Karya-karyanya tersebut menjadi style tersendiri yang sekiranya dapat diterima oleh orang lain. Namun tidak berarti ilustrasi berwarnanya lepas dari konsep secara keseluruhan. Pasti ada konsep yang tervisualkan secara pra sadar dalam ilustrasi berwarnanya. Seperti yang telah ditentukan di pembatasan masalah, kualitas dalam karya visual yang akan diteliti adalah berdasarkan kesatuan, keselarasan, keseimbangan dan 60

perlawanan. Kajian karya yang dilakukan adalah dengan menggunakan model Feldman, berupa deskripsi, analisis formal, interpretasi dan penilaian/evaluasi. Berikut ini adalah pembahasan mengenai kualitas karya yang terdapat pada sampel karya ilustrasi penyandang buta warna total : IV.1 Ilustrasi Manual Berwarna 1 Gambar IV.1 Ilustrasi Untitled-1 Sumber : Dokumentasi Rukmunal Hakim Deskripsi Judul : Untitled-1 Ukuran : 12,5cm x 13,5cm Media : Cat air di atas kertas canson Tahun : 2013 61

Pada ilustrasi Untitled-1 terlihat garis-garis tipis berwarna merah, biru, kuning, hijau dan ungu yang berbentuk melengkung, bengkok, setengah lingkaran, lurus, juga ada yang terlihat tidak rata. Garis-garis tersebut membentuk bidang yang memiliki pola seperti hewan, yaitu bebek yang terlihat dari arah samping kanan dengan wajah melihat ke arah depan. Terlihat bidang yang membentuk paruh pada hewan tersebut dan berwarna kuning juga mata yang berwarna merah. Di bawah bidang yang berbentuk hewan tersebut terdapat bidang melengkung tebal dengan warna biru dan warna hitam pudar, serta terlihat garis putus-putus berwarna hitam tipis membentuk lengkungan di dalam bidang tersebut. Di sekeliling bidangbidang tersebut terdapat bidang berwarna putih. Analisis Formal Kesatuan Pada Ilustrasi ini di dominasi oleh sapuan garis-garis yang berwarna merah, biru dan kuning maupun campurannya berbentuk garis bengkok dan tipis, melengkung dan tipis, setengah lingkaran dan tipis, tipis dan lurus serta sapuan garis yang tidak rata. Dibawah bidang yang berwarna-warni tersebut terdapat sapuan tebal berwarna biru yang melengkung dan tidak beraturan, ditambah dengan teknik glazing atau sapuan warna yang tipis dan transparan di atas permukaan yang telah mengering. 62

Bidang tersebut kemudian dipertegas dengan menggunakan garis putus-putus yang melengkung dan tipis dengan warna hitam yang lebih gelap. Keselarasan Dengan memperhatikan warna-warna yang dominan pada karya ilustrasi ini, yaitu merah, kuning biru, hitam dan putih yang termasuk ke dalam warna hangat dan sejuk, serta garisgaris yang dominan seperti garis tipis dan melengkung pada bidang yang berwarna tersebut serta berdasarkan komposisi dari susunan warna dan garis yang berulang-ulang namun teratur atau dengan jarak yang relatif sama, maka karya ini dapat menghadirkan harmonisasi dalam karya. Keseimbangan Keseimbangan yang dibentuk dari karya ini termasuk ke dalam keseimbangan informal, dikarenakan wujudnya yang tidak seimbang antara area kanan dan kiri. Lebih diberatkan pada area kanan, karena posisi bidang yang menyerupai binatang bebek tersebut menghadap ke arah samping kanan. Keseimbangan memusat pada area kanan atas, yaitu bagian kepala bidang yang menyerupai bentuk bebek. Dikarenakan pada bagian tersebut, terutama bentuk paruh dan mata memiliki nilai warna yang cerah sehingga proporsi bidangnya terlihat lebih luas dibandingkan dengan penggunaan garis-garis tipis yang membentuk bagian tubuh lainnya. Serta outline yang membentuk mata dan paruh semakin memusatkan perhatian. 63

Kontras Interpretasi Latar belakang warna putih yang berada di sekitar bidang yang berwarna tersebut sangat berlawanan dengan warna yang ada pada karya, yaitu warna merah, kuning, hijau, ungu dan biru yang termasuk ke dalam komposisi warna selaras kontras dengan skema warna triad. Susunan warna pada karya ini dapat menciptakan kesederhanaan karya yang murni dengan penggunaan warna-warna primer. Dari karya tersebut, dapat dilihat beberapa beberapa hal yang di interpretasikan, yaitu : Garis-garis yang berwarna-warni dan membentuk bidang menyerupai hewan bebek sama dengan bentuk bidang pada hewan bebek yang asli. Terdapat kesamaan bentuk pada paruh yang berwarna kuning, leher yang pendek dan kecil, dada yang membusung ke depan serta ekor yang menghadap ke atas. Bentuk garis pada bidang hewan tersebut dapat memberi kesan penyederhanaan bentuk. Warna hitam di atas sapuan warna biru terlihat layaknya bayangan yang terpantul dari hewan bebek tersebut. Riak air yang melingkar di sekitar hewan tersebut memperlihatkan keadaan bebek yang tetap atau statis di atas air. 64

Mata yang melengkung memberi kesan kecemasan pada binatang tersebut. Dilihat berdasarkan bentuk matanya yang melengkung nampak seperti alis pada wajah wanita di samping yang mengekspresikan kecemasan akan suatu hal. Warnanya yang merah memberi kesan yang agresif dan membahayakan. Sehingga efek psikologis yang timbul pada karya ilustrasi ini dapat dikatakan bahwa dalam kelemahan terdapat kekuatan. Penilaian Warna yang digunakan dalam ilustrasi Untitled-1 tersebut terdiri dari warna-warna primer, yaitu merah, biru dan kuning dengan intensitas warna yang tinggi, yang menurut subjek merupakan warna yang jelas berbeda. Warna hijau dan ungu yang terdapat pada karya tersebut dihasilkan dari teknik yang dilakukan saat melakukan proses pewarnaan. Teknik tersebut menjadikan karya lebih nyaman untuk dipandang dikarenakan harmonisasi warna yang diciptakan. Bentuk yang benar menyerupai binatang bebek pun akan menjadi mudah diterima oleh orang lain, meskipun hanya dalam kesatuan garis-garis lengkung yang berirama. Dalam karya ini, subyek yaitu penyandang buta warna, nampak ingin memberikan kekuatan pada karya ilustrasinya. Terlihat pada kesan kekuatan dalam kelemahan yang diberikan pada bentuk matanya. Unsur garis dan warna sangat mendominasi karya ilustrasi ini, dengan dominasinya berbentuk garis lengkung dan skema warna triad, sehingga karya ilustrasi ini berkesan lembut namun tegas. 65

IV.2 Ilustrasi Manual Berwarna 2 Gambar IV.2 Ilustrasi Untitled Woman 01 Sumber : Dokumentasi Rukmunal Hakim Deskripsi Judul : Untitled Woman 01 Ukuran : 17cm x 20cm Media : Cat air dan tinta di atas kertas canson Tahun : 2012 66

Pada ilustrasi Untitled Woman 01 terlihat sapuan warna merah, kuning, biru, dan ungu yang besar dan tidak merata pada sekitar sosok wanita. Namun dominan warna yang terlihat adalah warna merah cerah. Terlihat bidang yang terbentuk menyerupai pola daun, dan terdapat gambar sesosok wanita berwarna monokrom di dalamnya. Wanita tersebut digambarkan berambut hitam panjang dan bergelombang. Wajahnya menengadah ke atas dengan mata besarnya yang terpejam, alis matanya yang hitam lebat dan tipis, hidungnya yang kurus, bibirnya yang besar dan sensual, serta bentuk wajahnya yang bulat. Pada lehernya terdapat gambar bunga dan terdapat garis-garis lurus dan pendek di sekitar bunga tersebut. Juga terdapat gambar yang menyerupai bentuk belati yang pendek, dengan pinggiran bilah belati yang agak melengkung ke dalam, gagang yang melengkung bertekstur seperti keong, dan pelindung yang melengkung juga diantaranya. Pada bagian bawah terdapat garis tipis dan putus-putus yang melingkar, dari diameter yang terbesar sampai ke diameter yang terkecil. di atas ilustrasi yang menyerupai belati tersebut terdapat 4 huruf yang membentuk kata LOVE dengan bidang yang menyerupai bentuk kertas yang pinggirnya tidak rata menjadi landasannya. Analisis Formal Kesatuan Pada karya ilustrasi ini terdapat dominasi sapuan warna-warna yang besar dan tidak rata. Warna-warna yang terdapat pada karya ilustrasi ini, yaitu warna merah kuning, biru dan ungu, dengan dominasi warna yang dihasilkan yaitu merah pada background dan hitam putih yang seimbang pada foreground. 67

Garis-garis yang mendominasi ilustrasi ini adalah garis yang berbentuk lengkung, bengkok dan setengah lingkaran. Garis garis tersebut banyak dibentuk pada garis-garis rambut, bidang yang berbentuk menyerupai belati, bidang yang menyerupai kertas tempat dituliskan kata LOVE, kelopak bunga, dagu, bibir, dan kelopak mata. Keselarasan Warna yang terdapat pada karya ilustrasi ini merujuk kepada jenis keselarasan yang dihasilkan dari skema warna-warna analogus atau monokromatik, yaitu percampuran antara hue yang sama namun dengan value dan chroma yang berbeda. Keseimbangan Apabila dikaji berdasarkan bentuk atau volume bidang yang dihasilkan, dan warna yang terdapat pada ilustrasi ini, maka ilustrasi ini termasuk ke dalam keseimbangan informal. Dikatakan keseimbangan informal, karena bidang yang menyerupai bentuk sesosok wanita pada sisi kiri lebih besar volumenya dibandingkan volume bidang pada sisi kanan. Apabila dilihat berdasarkan warna yang disapukan di atas 68

kertas pada bidang sisi kiri dengan sisi kanan, maka sisi kiri akan terlihat lebih berat dibandingkan sisi kanan dikarenakan warna yang dominan pada sisi kiri adalah warna-warna dengan nilai warna gelap. Kontras Interpretasi Karya ilustrasi ini memiliki kontras antara foreground dan background yang sangat menonjol. Latar depan dengan kombinasi nilai warna dari putih hingga warna hitam dan latar belakang yang penuh dengan sapuan warna-warna yang tidak merata. Dari karya ilustrasi ini ada beberapa hal yang dapat di interpretasikan, yaitu : Wajah dan gesture seorang wanita yang digunakan dalam ilustrasi ini adalah wajah dan gesture yang sensual, dengan ciriciri mata yang terpejam, wajah yang menegadah ke atas, serta bibir yang merekah. Bidang ini dapat dikatakan daun, karena memiliki lebar yang sempit pada bagian ujung atasnya, dan ukurannya membesar 69

pada bidang bawahnya, sisi-sisinya yang membentuk garis lengkung, serta terdapat bagian batang yang digambarkan terletak di bawah daun. Bunga yang digambarkan adalah bunga mawar, terlihat dari lekungan-lekungan setengah lingkaran yang terdapat pada bidang yang membentuk kelopak-kelopak bunga tersebut dengan bagian tengah kelopak yang agak lancip. Disekitar bunga mawar tersebut terdapat garis-garis lurus, yang dapat di interpretasikan sebagai sinar yang dihasilkan dari bunga mawar. Garis-garis yang memberi kesan dekoratif ditambah dengan penggunaan blocking warna gelap dan terang dalam menjadikan karya ilustrasi ini dikategorikan ke dalam teknik art nouveau. Bidang yang berbentuk belati tersebut diinterpretasikan oleh subyek sebagai pisau. Namun pada kenyataannya pisau hanya memiliki satu sisi yang tajam, sedangkan pada ilustrasi yang ada bidang tersebut memiliki dua sisi yang tajam. Di bawah ini adalah gambar dari pisau : 70

Berdasarkan ciri-ciri ilustrasi yang dibuatnya, gambar yang diinterpretasikan oleh subyek tersebut lebih tepatnya merujuk kepada bentuk belati, karena memiliki bilah yang pendek dengan pinggiran yang membentuk garis lengkung seperti gambar belati di bawah ini. Bila melihat gagangnya, maka bentuk dari gagang tersebut menyerupai belati milik Indonesia, yaitu keris yang bernama sabet sudhuk. Terdapat kesamaan bentuk pada ilustrasi gagang yang dibuat dengan gagang keris tersebut, yaitu berbentuk lekungan : Pelindung pada belati yang diilustrasikan pada karya tersebut tidak seperti bentuk pelindung pada umumnya. Oleh karena itu bentuk yang melengkung pada pelindung dapat dikatakan terpengaruh oleh teknik art nouveau yang mengandalkan garis dan bersifat dekoratif. Bidang yang menyerupai kertas tersebut merupakan gambaran dari kertas papyrus, yaitu kertas yang tua yang menggulung pada kedua sisi lebarnya. 71

Kata LOVE yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yang berarti cinta, dapat dihubungkan dengan ilustrasi lainnya dalam karya ini. Mawar sering dianggap sebagai simbol dari cinta yang indah namun dapat melukai karena duri-duri tajam yang ada pada tangkainya. Duri-duri yang tajam tersebut digambarkan dengan belati. Sinar yang terpancar dari bunga mawar tersebut seakan memperlihatkan kecantikan yang terpancar. Apabila dihubungkan dengan wanita maka keindahan akan terpancar dari ilustrasi sosok wanita yang sensual tersebut, namun dapat saja menyakiti hati orang lain. Semua itu digambarkan sebagai misteri dengan penggunaan warna hitam putih. Kesan yang dibangun dari warna merah adalah nafsu dan agresif. Sedangkan warna-warna lainnya, seperti kuning, biru dan ungu memberikan kesan misteri. Sapuan warna-warna yang besar dan tidak rata tersebut dapat menimbulkan kesan yang tegas. Sehingga secara keseluruhan warna-warna tersebut memberikan kesan tegas, nafsu dan misteri. Penilaian Dalam karya ini terlihat bahwa subjek dengan berani menggunakan warna dengan sapuan yang besar. Dominasi warna yang digunakan nyaris sama dengan karya ilustrasi sebelumnya, yaitu dengan menggunakan warna merah, kuning dan biru, namun pencampuran warna yang ada menjadikan ilustrasi Untitled Woman 01 tergolong ke dalam skema warna analog. Warna merah yang mendominasi sangat membantu dalam memberikan kesan sensual pada karya ilustrasi tersebut. Warna hitam dan putih yakni sesosok wanita yang menjadi fokus dalam karya ilustrasi tersebut memiliki misteri. Seperti yang pernah dikatakan oleh subyek sebelumnya mengenai 72

karya ilustrasi hitam putihnya, bercerita dan konsepnya lebih ada. Terlihat cerita yang simpel di dalamnya namun dengan balutan warna yang mendukung cerita tersebut. Dari point of focus yang terdapat pada ilustrasi ini, yaitu sesosok wanita, maka unsur yang ditonjolkan adalah garis-garis yang membentuk suatu bidang, dengan dominasi garis lengkung yang memberi kesan lembut dan dominasi warna merah dengan sapuan lurus dan besar memberi kesan tegas. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan sebelumnya mengenai ilustrasi berwarna dengan sampel karya yang digunakan, yaitu ilustrasi Untitled-1 dan Untitled Woman 01, maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan segi kualitasnya yang mendominasi pada kedua ilustrasi tersebut. Setelah melalui tahapan-tahapan analisis dengan menggunakan model Feldman, yaitu deskripsi, analisis formal dan interpretasi, kualitas yang ada dalam ilustrasi karya Rukmunal Hakim secara keseluruhan disimpulkan dalam tahapan terakhir, yaitu penilaian atau evaluasi. Penilaian yang dilakukan berdasarkan atas karakteristik karya yang dihubungkan dengan permasalahannya sebagai penyandang buta warna total. Karakteristik karya yang dilihat berupa unsur-unsur yang sering digunakan di setiap komposisi karya ilustrasinya, terutama dalam penggunaan unsur warna seperti skema warna yang digunakan pada setiap karya ilustrasinya yang kemudian dihubungkan dengan keberadaan unsur-unsur lain yang ada. Dari hasil observasi maupun wawancara pemilihan warna yang sering digunakan oleh subyek, yaitu warna merah, kuning dan biru terjadi karena ketiga warna tersebut merupakan warna yang jelas berbeda dalam penglihatannya. Walaupun warna yang digunakan bukan warna pure biru, merah atau kuning, namun subyek akan tetap mempersepsikan warna tersebut sebagai warna biru, merah dan kuning. Hal ini dikarenakan dalam penglihatan warnanya, turunan warna yang ada baik yang berdekatan maupun berjauhan tetap dipersepsikan sebagai satu nama warna. Subyek akan memilih warna yang ada sesuai dengan persepsinya sendiri. Misal diantara kuning dan hijau terdapat warna-warna analog yang menciptakan suatu gradasi yang nampak indah dari kuning kehijau-hijauan hingga hijau kekuning- 73

kuningan, namun tingkatan gradasi yang dilihat olehnya tidak nampak sama dengan apa yang dilihat oleh mata normal pada umumnya. Hal ini membuat subyek harus menentukan warna yang pasti, yaitu antara menentukan warna tersebut adalah warna kuning atau warna tersebut adalah warna hijau. Dalam wawancara subyek menyatakan, kalau mau kasih tahu warna, turunan warna biru, saya hanya melihat satu biru saja. Sehingga dalam menentukan warna yang berdekatan persepsi individu akan sangat menentukan. Label yang ada pada media pewarna akan sangat membantu subyek dalam memilih warna, namun apabila pada media pewarna tidak terdapat label yang menyebutkan nama warna, pemilihan warna kembali pada persepsi individu kembali. Hanya saja label pada media pewarna hanya berguna sebagai tulisan yang dapat membantu mengetahui warna apa yang dipilih, tidak membantu dalam hal prakteknya karena warna yang ada tidak jauh berbeda satu sama lain walaupun dalam kenyataannya media pewarna yang ada berada dalam jumlah warna yang banyak. Oleh karena itu subyek menyatakan, kalau warna saya lebih bebas. 74