BAB III. A. Implementasi Teoritis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. A. Implementasi Teoritis"

Transkripsi

1 BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui proses konseptualisasi dan visualisasi dalam karya. Dalam proses penciptaan karya seni, gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seseorang pencipta karya seni. Subjektifitas dari seorang pencipta karya seni menggambarkan latar belakang yang kompleks. Seperti pengalaman hidup, mimpi-mimpi dalam imajinasi dan pengamatan terhadap suatu objek atau bentuk-bentuk yang dikenalnya. Setiap mahkluk hidup mempunyai keunikan dan keindahan tersendiri, salah satunya kuda yang mempunyai keindahan dan keunikan sendiri dibandingkan dengan hewan lainnya. Hal ini membuat penulis ingin mengangkat keindahan yang terdapat pada kuda. Keindahan kuda dapat dilihat dari bentuk struktur tubuh atau visualisasinya, yang terlihat elegan, tangguh, dan gagah perkasa. Atas dasar kekaguman terhadap keindahan tubuh kuda inilah, penulis tertarik dan menjadikannya sebagai sumber ide dalam karya seni grafis. Kuda merupakan hewan mamalia, kuda merupakan salah satu hewan peliharaan yang penting bagi manusia dari sejak dulu. Peran terpenting yaitu sebagai sarana transportasi, sarana olahraga (balap kuda), pengangkutan orang maupun barang dari duhulu pada jaman kerajaan sampai sekarang. Kuda merupakan hewan herbivora (hewan pemakan tumbuhan, tidak memakan daging). 33

2 34 Penulis tertarik pada visualisasi kuda dalam karya yang akan penulis ciptakan pada karya Tugas Akhir dalam bentuk karya seni grafis. B. Implementasi Visual Pengerjaan tugas akhir ini, penulis menggunakan konsep bentuk, medium dan teknik, proses pembuatan serta penyajian dengan rumusan sebagai berikut: 1. Konsep Bentuk Konsep bentuk yang dimaksudkan dalam karya seni yang penulis ciptakan adalah hasil dari keseluruhan karya yang nampak secara visual seperti garis, bidang, warna dan tekstur. a. Garis Demi mewujudkan karya seni grafis cukil kayu, penulis menggunakan tiga garis untuk menciptakan bentuk dan karakter sesuai visualisasi yang penulis inginkan. Dalam hal ini penulis menggunakan garis semu, garis nyata dan garis ekspresif. Garis semu yang muncul karena adanya suatu batas bentuk dan warna, garis nyata yang digunakan untuk membentuk objek-objek visual langsung di bidang blok cetak, garis ekspresif yang berupa garis yang diciptakan secara spontan, garis lengkung, garis majemuk atau berombak, serta garis gabungan. b. Bidang Jenis bidang yang digunakan penulis dalam karyanya adalah bidang biomorphic. Bidang biomorphic penulis gunakan dalam membentuk objek-objek bidang yang bebas, tidak beraturan, dan bentuk yang organik. c. Warna Warna yang penulis gunakan adalah warna yang terkesan sejuk, tenang, dan damai, seperti warna abu-abu, biru, ungu, dan coklat. Penulis juga

3 35 menggunakan dimensi value dengan susunan warna dari warna terang ke warna gelap. Melalui kesan gelap terangnya warna tersebut menciptakan kesan ruang dan menghasilkan dimensi pada karya. Arti makna warna abu-abu dengan berbagai tingkatan melambangkan ketenangan, sopan, dan sederhana. Karena itu, warna abu-abu sering melambangkan orang yang telah berumur dengan kepasifannya, sabar, dan rendah hati (Sulasmi, 2002: 48). Arti warna ungu karakter warna ini adalah sejuk, negatif, mundur, hampir sama dengan warna biru tetapi lebih tenggelam dan khidmat, mempunyai karakter murung dan menyerah. Arti warna biru mempunyai karakteristik sejuk, pasif, tenang, dan damai. Biru merupakan warna perspektif, menarik kita kepada kesendirian, dingin, membuat jarak, dan terpisah. Biru melambangkan kesucian harapan dan kedamaian (Sulasmi, 2002: 46). d. Tekstur Tekstur yang penulis gunakan adalah tekstur nyata. Teksur nyata pada karya penulis apabila dilihat terasa sedikit kasar seperti tekstur kulit jeruk akibat dari penumpukan cat yang bertumpuk-tumpuk. 2. Medium dan teknik Berdasarkan hasil pengamatan, analisis dan gagasan penciptaan, maka dalam menciptakan karya tugas akhir ini visualisasi kuda dalam karya seni grafis. Menggunakan medium cukil kayu hardboard yang tebal 4mm. Penulis memilih hardboard dengan alasan karena memiliki permukaan yang rata dan tanpa serat seperti block kayu atau triplek. Penulis memilih menggunakan teknik cetak tinggi dalam karyanya karena yang dihasilkan dari teknik cetak tinggi lebih unik bahkan

4 36 dapat menciptakan efek visual yang tidak terduga contohnya seperti efek tekstur dari penekanan papan plat, dan efeck cukilan yang menghasilkan karakter tersendiri. Penulis menciptakan karya cetak cukil kayu hardboard ini dengan menggunakan cetak reduksi, penulis mencetak bergantian beberapa warna hanya dengan menggunakan satu hardboard. Proses pencetakan warnanya dimulai dari warna muda atau warna terang terlebih dahulu hingga ke warna gelap. Pembuatan karya dengan menggunakan teknik cetak tinggi. Penggunaan teknik tersebut dengan alasan agar dapat mencapai bentuk sesuai keinginan penulis pada semua objek dalam karya terutama efek cukilan yang mempunyai karakter tersendiri dan juga dapat memainkan maupun mengeksplorasinya. Proses pembuatan karya ini medium yang digunakan adalah hardboard. Penulis juga menggunakan tinta cetak, alat cukil, brayer roll, amplas, cutter, Kertas bc 280gr, bensin, palet cat (keramik lantai), penjepit jemuran, kain bekas, sendok makan, dan scrap. 3. Proses Pembuatan Karya Adapun proses pencetakannya sebagai berikut a. Proses pengerjaannya penulis terlebih dahulu membuat sketsa/desain sebagai acuan, setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing, hasil sketsa dipindahkan ke atas permukaan plat hardboard dengan cara menyalin gambar. b. Setelah gambar tersebut selesai digambar diatas plat hardboard maka langkah selanjutnya adalah membuat cukilan mengikuti garis dan bentuk menggunakan berbagai jenis tipe alat cukil. Penulis mencukil goresan

5 37 gambar dengan mendahulukan warna dalam sketsa yang dirasa paling terang dan berlanjut ke gelap karena dalam pembuatan karya multi warna. Penulis beranggapan jika warna gelap didahulukan maka warna yang lebih terang akan terasa lebih redup dan terkesan gelap. c. Proses selanjutnya adalah mencampur ataupun mengerol tinta cetak (Peony dan Cemani Toka), brayer roll, sendok makan, scrap yang diratakan di atas permukaan kaca atau keramik lantai. Cat yang telah dicampur diratakan di atas permukaan kaca kemudian barulah menggunakan rol untuk meratakan dan mendapatkan ketebalan cat yang diinginkan untuk segera dirol keatas permukaan hardboard, pengecatan menggunakan rol yang rata akan menghasilkan pengecatan yang baik, dan pengerolan pada permukaan hardboard haruslah merata. d. Tahap berikutnya adalah mencetak gambar yang berada diatas permukaan plat hardboard, proses pencetakan kali ini penulis sebelumnya telah membuat sebuah mal untuk patokan dalam pencetakan agar dalam pencetakan berikutnya tidak bergeser. Setelah plat hardboard direkatkan diatas kertas barulah menggosok kertas yang berada diatas hardboard menggunakan sendok makan agar cat tersebut menempel dikertas. Hasil cetak dari hardboard yang telah dicukil tadi akan menghasilkan cetakan warna muda dari cetakan pertama yang tidak terkena tinta akan berupa warna putih dari warna kertas. e. Selanjutnya melepaskan kertas yang lengket dengan hardboard yang telah digosok sampai merata dengan cara salah satu sisi kertas dikelupas mundur ke belakang sampai lepas dan jangan sampai ada yang tertekuk.

6 38 Jemur dan angin-anginkan kertas yang telah dicetak dengan cara menggantungkan dengan penjepit jemuran dan bersihkan bekas tinta di hardboard menggunakan Bensin. Pembersihan plat dari bekas tinta dilakukan setiap kali selesai mencetak. Hal tersebut diatas diulang terus menerus sampai beberapa cetakan yang diinginkan. f. Tahap pencetakan multi warna tahap berikutnya adalah mencukil bagian warna kedua yang diinginkan, setelah bagian garis atau warna yang diinginkan sudah tercukil barulah mencetak seperti hal diatas tersebut dan sampai warna yang terakhir tercetak. Dengan teknik cukil ini pewarnaan yang ada saling menumpuk, maka akan menimbulkan efek tekstur nyata bila diraba oleh tangan. 4. Penyajian Penyajian karya seni grafis penulis menggunakan pigura berwarna hitam dan bahan yang digunakan pada pigura adalah fiber. Kaca yang digunakan adalah kaca dop. Lebar fiber dalam pigura 3cm. Warna kayu pada pigura tersebut diharapkan mampu mempertegas warna karya yang ada di dalam bingkai, selain hal tersebut juga bertujuan untuk menonjolkan karya agar menjadi lebih semarak warnanya dan memberi kesan rapi, indah dan terhindar dari kotoran. Penyajian akhir, pada masing-masing karya akan dipigura dengan kaca yang berada menonjol keluar berukuran 60 cm x 80 cm dengan pigura model minimalis.

7 Gambar 21. Contoh Pigura (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 39

8 40 5. Deskripsi Karya Gambar 22. Karya Kuda #1 Judul : KUDA #1 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 4/5 Tahun : 2015 Karya pertama menggambarkan seekor kuda yang berjalan dari atas menuju ke bawah. Penulis ingin menggambarkna bentuk kuda seperti wujud aslinya, dengan cukilan repetisi garis lurus membentuk bulu-bulu kuda. Warna yang digunakan penulis pada karya Kuda #1 yaitu warna coklat pada seekor kuda, dan warna biru muda. Warna coklat pada karya ini menggambarkan warna sesungguhnya dari hewan kuda yang di mainkan dengan warna terang ke gelap atau disebut juga gradasi warna. Warna biru muda

9 41 menghiasi suatu objek atau disebut dengan background. Warna biru muda mempunyai karakteristik sejuk, pasif, tenang, dan damai. Kesan background cenderung harmonis karena repetisi garis atau pengulangan garis-garis pada background. Keseimbangan yang dipakai adalah keseimbangan asimetris, karena penulis ingin menggambarkan karya tampak dari kanan. Penulis ingin menggambarkan karya dengan posisi tegak, dimana posisi tegak diambil dari posisi kuda yang sesungguhnya. Gambar 23. Karya Kuda #2 Judul : KUDA #2 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015

10 42 Karya kedua yang berdujul Kuda #2 menggambarkan seekor kuda yang sedang melompat. Karya ini dibuat untuk menggambarkan tubuh kuda yang sangat gagah perkasa bila sedang melompat, dan lincah dalam bergerak. Pada karya ini penulis menggunakan background warna cerah yaitu warna biru muda, warna biru melambangkan kesejuk, tenang, dan damai. Background menggunakan repetisi garis yang mengelilingi objek, seakan seperti padi bertaburan yang menggambarkan aura kejantanan dari objek tersebut. Warna objek pada karya Kuda #2 menggunakan warna abu-abu muda bergradasi ke abu-abu tua, warna yang melambangkan ketenangan, sopan, dan sederhana. Penulis menggunakan warna abu-abu, penulis ingin menampilkan sosok kuda sebenarnya kedalam karyanya, dan bentuk tubuh maupun warna.

11 43 Gambar 24. Karya Kuda #3 Judul : KUDA #3 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #3 menggambarkan seekor kuda yang ditali, dan penuh kelelahan. Penulis ingin memunculkan bagian tubuh kuda yaitu bagian kepala. Karya ini menceritakan keadaan yang dialami kuda dari jaman dahulu sampai sekarang, penuh kerja keras, penuh kekuatan, dan penuh semangat untuk pengabdian atau berjasa kepada manusia. Salah satu pengabdian yang selalu diberikan yaitu dalam hal pengangkutan barang atau orang. Pada karya ini penulis mengunggakan warna asli kuda dibagian objek, yaitu warna putih, abu-abu bergradasi (gelap terang). Sehingga menimbulkan kesan seperti adanya ruang. Efek cukilan pada objek menggunakan garis lengkung dan garis lurus yang di ulang-ulang atau repetisi, sehingga menggambarkan

12 44 seperti bulu pada aslinya. Penulis memberi warna background yang gelap dengan warna objek yaitu warna biru keungu-ungan, sehingga objek terlihat muncul didepan. Cukilan pada background menunggunakan garis repetisi yang mengelilingi objek, sehingga tampak seperti aura kejantanan dari objek. Keseimbangan pada karya ini menggunakan keseimbangan asimetris. Gambar 25. Karya Kuda #4 Judul : KUDA #4 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015

13 45 Karya yang berjudul Kuda #4 menggambarkan kepala seekor kuda. Penulis ingin memunculkan keindahan bagian tubuh kuda yaitu bagian kepala dengan rambut poni. Bentuk kuda terlihat indah penulis menggunakan warna putih, abu-abu dengan gradasi value (gelap terang) pada objek, dan berkontras dengan background supaya objek kuda terlihat muncul, dan jelas. Warna abu-abu melambangkan kesopanan, dan damai. Warna biru melambangkan kesejukan, ketenangan Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulang-ulang. Pemilihan background dengan cukilan garis-garis bagian latar belakang, selain untuk menonjolkan objek karakter kuda sebagai fokus utama karya, juga untuk memunculkan kontras antara objek dengan background. Penulis mengulang garis spontan, garis majemuk, dan garis lengkung pada objek supaya membentuk suatu ruang dan membentuk bulu atau rambut. Keseimbangan pada karya ini menggunakan keseimbangan asimetris. Garis nyata dan garis semu juga terdapat pada karya ini.

14 46 Gambar 26. Karya Kuda #5 Judul : KUDA #5 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #5 menggambarkan kepala seekor kuda yang menghadap ke kiri. Kuda yang digambarkan penulis adalah kuda balap. Visualisasi yang tampak adalah kepala yang ditali, dengan tubuh yang tegak. Warna yang digunakan penulis adalah warna gradasi dari warna putih ke warna abu-abu pada objek, dimana warna tersebut mengidentitaskan warna hewan

15 47 kuda sesungguhnya. Warna background yang digunakan warna gelap supaya kontras dengan objek yaitu warna biru tua dan warna ungu dibagian garis putusputus yang menghiasi pada karya tersebut. Garis yang digunakan penulis adalah garis lengkung, dan garis spontan. Garis lengkung yang ada pada karya dibagian tali, rambut, dan hidung kuda. Sedangkan garis spontan muncul pada background yang menghiasi suatu objek, dan juga dibagian tubuh kuda dimana garis tersebut di ulang-ulang sehingga menggambarkan seperti bulu. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulang-ulang. Keseimbangan menggunakan keseimbangan asimetris.

16 48 Gambar 27. Karya Kuda #6 Judul : KUDA #6 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya yang bejudul Kuda #6 menggambarkan kepala seekor kuda yang menghadap ke kiri. Visualisasi yang tampak pada karya ini adalah kepala, dengan tubuh yang tegak yang menghadap ke kiri. Pada karya ini penulis menggunakan warna kontras seperti abu-abu pada objek, dan warna biru keunguan pada latar belakang atau background. Garis yang

17 49 digunakan adalah garis lengkung pada rambut, garis spontan pada bulu kuda, latar belakang atau background. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulang-ulang. Pemilihan background dengan cukilan garis-garis yang mengelilingi objek, selain untuk menonjolkan objek karakter kuda sebagai fokus utama karya, juga untuk memunculkan kontras antara objek dengan background. Penempatan objek kuda pada karya ini di kiri dengan menggunakan keseimbangan asimetris. Garis nyata terdapat pada garis outline kuda.

18 50 Gambar 28. Karya Kuda #7 Judul : KUDA #7 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #7 menggambarkan kepala seekor kuda. Visualsasi yang ditampilkan adalah bagian kepala kuda yang menghadap kekanan. Warna yang digunakan adalah warna kontras objek dengan latar belakang, sehingga karakter kuda lebih menonjol. Warna pada objek adalah warna abu-abu, dan warna biru keunguan pada background. Warna yang ditimbulkan menggunakan gradasi warna, sehingga membentuk suatu ruang. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, garis lengkung dan garis nyata. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Garis nyata terdapat pada garis outline kuda. Keseimbangan pada karya ini menggunakan

19 51 keseimbangan asimetris. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulang-ulang. Gambar 29. Kuda #8 Judul : KUDA #8 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015

20 52 Karya yang berjudul Kuda #8 ini menggambarkan seekor kuda yang sedang berdiri tegak, dan tampak dari depan. Visualisasi yang muncul adalah kuda dari depan kelihatan gagah, tidak jauh beda dengan sifat kuda yang cepat, lincah, dan tak punya rasa lelah. Metode pembuatan karya ini menggunakan gradasi warna dari cetakan termuda ke warna tua. Warna yang digunakan adalah warna abu-abu muda ke warna abu-abu tua pada objek, dan pada background penulis membuat warna kontras dengan objek, sehingga objek kelihatan tampak dengan jelas. Penulis menggunakan keseimbangan simetris atau symmetrical balance yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri memiliki kedudukan yang sama. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, garis lengkung dan garis nyata. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Garis nyata terdapat pada garis outline kuda. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulang-ulang.

21 53 Gambar 30. Karya Kuda #9 Judul : KUDA #9 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #9 menggambarkan kepala seekor kuda dengan rambut yang melambai kebelakang. Visualisasi yang muncul pada karya ini adalah kepala seekor kuda yang menghadap kekanan. Warna yang dipakai warna gradasi dari warna putih ke warna abu-abu, sehingga menimbulkan kesan adanya ruang. Warna abu-abu melambangkan ketenangan dan sopan. Warna background kontras dengan warna objek, sehingga objek kelihatan dengan jelas. Warna yang digunakan di background adalah warna gradasi antara ungu muda ke ungu tua, warna ungu melambangkan kesejukan. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, garis lengkung dan garis

22 54 nyata. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Garis nyata terdapat pada garis outline kuda. Keseimbangan yang muncul pada karya ini adalah keseimbangan asimetris. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulangulang.

23 55 Judul : KUDA #9 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015 Gambar 31. Karya Kuda #10 Judul : KUDA #10 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 5/5 Tahun : 2015 Karya berjudul kuda #10 menggambarkan kepala seekor kuda. Visualisasi yang muncul pada karya ini adalah bagian kepala kuda yang menghadap kekanan. Warna yang digunakan penulis adalah warna gradasi dari warna putih ke abu-abu pada objek, dimana warna tersebut adalah warna

24 56 sebenarnya dari kuda. Abu-abu melambangkan ketenangan dan sopan. Warna background menggunakan warna biru keunguan melambangkan kesejukan. Penulis memilih warna tersebut kontras dengan warna objek, supaya objek terlihat jelas. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulang-ulang. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, dan garis lengkung. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Keseimbangan yang muncul pada karya ini adalah keseimbangan asimetris.

25 57 Gambar 32. Kuda Kuda #11 Judul : KUDA #11 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 4/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul kuda #12 menggambarkan kuda yang sedang manghadap kesamping. Visualisasi yang digambarkan adalah setengah badan seekor kuda yang menghadap kesamping.

26 58 Warna yang digunakan penulis adalah warna gradasi dari warna putih ke warna abu-abu pada objek dan warna biru keunguan pada background. Warna abu-abu melambangkan kesejukan dan sopan, sedangkan warna biru keunguan melambangkan kesejukan. Penulis memilih warna kontras pada karya ini, supaya karakter kuda kelihatan muncul, dan jelas. Tekstur nyata juga di munculkan penulis pada karya ini, yang dihasilkan dari penumpukan cat secara berulangulang. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, dan garis lengkung. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Keseimbangan yang muncul pada karya ini adalah keseimbangan asimetris.

27 59 Gambar 33. Karya Kuda #12 Judul : KUDA #12 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #12 menggambarkan kepala seekor kuda. Visualisasi yang muncul pada karya ini adalah kepala seekor kuda menghadap kekanan. Penulis ingin memunculkan keindahan bagian tubuh kuda yaitu pada bagian kepala.

28 60 Warna yang digunakan pada karya ini menggunakan gradasi warna abuabu pada objek. Warna background menggunakan warna biru, dimana warna biru menyimbolkan warna air dan langit yang melambangkan kesejukan. Tekstur yang digunakan adalah tekstur nyata, tekstur tersebut timbul pada penumpukan cat yang bertumpuk-tumbuk, sehingga menimbulkan sedikit kasar seperti tekstur kulit jeruk. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, dan garis lengkung. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Keseimbangan yang muncul pada karya ini adalah keseimbangan asimetris.

29 61 Gambar 34. Karya. Kuda #13 Judul : KUDA #13 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 1/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #13 menggambarkan seekor kuda yang sedang berposisi tertunduk. Visualisasi yang dimunculkan setengah badan seekor kuda yang sedang terduntuk atau posisi tidur. Warna yang digunakan dalam karya ini menggunakan gradasi warna abuabu pada objek, warna abu-abu melambangkan warna yang tenang, dan sopan. Warna background menggunakan warna biru muda, dimana warna biru menyimbolkan warna air dan langit yang melambangkan kesejukan. Tekstur yang digunakan adalah tekstur nyata, tekstur tersebut timbul pada penumpukan cat yang bertumpuk-tumbuk, sehingga menimbulkan sedikit kasar seperti tekstur kulit

30 62 jeruk. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, dan garis lengkung. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Keseimbangan yang muncul pada karya ini adalah keseimbangan asimetris.

31 63 Gambar 35. Karya Kuda #14 Judul : KUDA #14 Media : Hardboard Cut di atas kertas Ukuran : 40x60cm Edisi : 3/5 Tahun : 2015 Karya yang berjudul Kuda #14 menggambarkan seekor kuda yang menunduk kebawah. Visualisasi yang muncul pada karya ini adalah kepala seekor kuda yang sedang menunduk kebawah.

32 64 Warna yang digunakan adalah warna abu-abu, dimana warna abu-abu menggambarkan warna sebenarnya dari kuda, dan menyimbolkan warna tenang. Sedangkan warna background yang digunakan penulis adalah warna biru muda, dan warna ungu pada bagian garis-garis yang mengelilingi kuda. Warna biru muda disini menggambarkan air, yang melambangkan kesejukan. Garis yang digunakan adalah garis spontan, garis semu, dan garis lengkung. Garis spontan muncul dibagian bulu, dan latar belakang, garis lengkung muncul pada bagian rambut, garis semu terdapat pada pertemuan antara dua warna. Keseimbangan yang muncul pada karya ini adalah keseimbangan asimetris. Tekstur yang digunakan adalah tekstur nyata, tekstur tersebut timbul pada penumpukan cat yang bertumpuk-tumbuk, sehingga menimbulkan sedikit kasar seperti tekstur kulit jeruk.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Kisah dongeng tentang Raja Arthur memiliki sesuatu yang membuat penulis memiliki sebuah pandangan tertentu yang membawa penulis untuk melakukan

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis

BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya ini karena ketertarikan penulis terhadap kebiasaankebiasaan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penumuan ide berkarya ini diawali karena domisili penulis yang berasal dari Sumedang, kemudian mendorong penulis untuk menciptakan karya seni yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan 48 BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN A. Kerangka Kerja Penciptaan Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan untuk mewujudkan kreativitas, tahapan-tahapan proses penulis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING A. Implementasi Teoritis Setiap mahluk hidup salah satunya manusia memiliki keindahan atau

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam IV. ANALISIS KARYA KARYA 1 Judul : Gajah Sirkus Media : Acrylic pada kanvas ukuran : 60x 130cm Tahun : 2016 Karya pertama yang berjudul Gajah Sirkus dengan menunjukkan suasana pertunjukan sirkus. Gajah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Penciptaan ide pada karya seni diperoleh dari hasil pengalaman dan pengamatan disekitar. Melalui proses perenungan ditemukan

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xi BAB I LATAR BELAKANG...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xi BAB I LATAR BELAKANG... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi BAB I LATAR BELAKANG... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 1. Alasan Pemilihan Seniman dan Seni grafis...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Limbah spanduk MMT (Metromedia Technologi\ Riset kebutuhan dan peluang pemanfaatan limbah spanduk MMT Gagasan pemanfaatan limbah spanduk MMT untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 145 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan (Patung Tokoh Seniman Popo Iskandar, Barli Sasmitawinata, Ibing Kusmayatna, Darso, dan Asep Sunandar Sunarya) adalah judul yang penulis buat dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 26 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Proses berkesenian atau dalam hal ini adalah berkarya seni grafis tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan alam, karya grafis merupakan manifestasi

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya. 50 A. Bagan Proses Penciptaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Internal -Pengalaman -Praktek -Kajian teoritik IDE Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Eksternal Eksplorasi

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS. A. Riset Ide

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS. A. Riset Ide BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS A. Riset Ide Gayatri merupakan sosok historis dari masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan focusing dari eksplanasi historis di atas. Penulis mengangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoririk 1. Tematik Suatu ide penciptaan karya seni dapat ditemukan dimana dan kapan saja, itu semua tergantung pada seniman itu sendiri. Salah satu penemuan itu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 39 A. Skema proses Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN PRA - IDE EKSTERNAL MELIHAT, MENGAMATI IDE (GAGASAN) INTERNAL : MEMORI KENANGAN PENGALAMAN STUDI PUSTAKA: BUKU, KORAN, INTERNET KONTEMPLASI (PERENUNGAN)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Kegemaran penulis pada desain khususnya ilustrasi secara digital, menjadikan semangat untuk terus berkarya. Proses pengolahan gambar pada media komputer dan

Lebih terperinci

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN digilib.uns.ac.id BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN A. Implementasi Teoritis Bardasarkan uraian dari bab 2, terdapat pokok-pokok temuan mengenai bunga teratai, mengenai bentuk bunga, pola hidup, serta

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman teknik dalam pembuatan karya seni patung sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dalam perkembangan seni patung

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan.

Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan. Pujiyanto, UM ? Apa Poster PKM Poster PKM berbeda dengan poster produk, jasa, dan layanan masyarakat. Bukan berupa pesan himbauan, anjuran, dan larangan. Poster PKM merupakan poster ilmiah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan, BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan pada hewan kupu-kupu sejumlah

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 208 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Merujuk uraian pada bab-bab yang terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perwujudan ragam hias kumudawati pada langit-langit pendhapa

Lebih terperinci

Sabtu, 1 Desember 2012

Sabtu, 1 Desember 2012 BlanKonf #4 Desain Grafis Sabtu, 1 Desember 2012 princeofgiri@di.blankon.in @princeofgiri Komponen Desain Grafis Garis Bentuk (Shape) Warna Ilustrasi / Gambar Huruf (Teks) / Tipografi Ruang (Space) Garis

Lebih terperinci

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. kepada sang karakter utama, Nova, seorang gadis kecil yang menuntuk

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. kepada sang karakter utama, Nova, seorang gadis kecil yang menuntuk BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Desain Title Judul yang dipilih adalah The Little Bullet of Justice. Judul ini mengacu kepada sang karakter utama, Nova, seorang gadis kecil yang menuntuk balas(keadilan).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang (http://niappa.wordpress.com). Namun menurut Suyatno, desain grafis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang (http://niappa.wordpress.com). Namun menurut Suyatno, desain grafis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Desain Grafis Pengertian desain adalah sebuah hasil akhir dari rangkaian proses kreatif seseorang (http://niappa.wordpress.com). Namun menurut Suyatno, desain grafis didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Ide atau gagasan Wajah merupakan bagian vital dalam anggota tubuh manusia yang tidak dapat disamakan fungsinya dengan anggota tubuh yang lain. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis

BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis BAB III Elemen-Elemen Desain Grafis A. Garis / Line Garis atau line adalah suatu goresan, batas limit dari suatu benda, massa, ruang, warna, dan sebagainya. Dari pengertian diatas, garis dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi rasa, karsa, dan cipta. Potensi ini terus dikembangkannya, sejalan dengan pertambahan pengalaman atau usia dan proses

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

VISUALISASI KUDA DALAM KARYA SENI GRAFIS

VISUALISASI KUDA DALAM KARYA SENI GRAFIS VISUALISASI KUDA DALAM KARYA SENI GRAFIS KONSEP PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Gelar Sarjana Seni Program Studi Seni Rupa Murni Oleh: WIDI NUGROHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(http://wikipedia.com/senirupa).

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(http://wikipedia.com/senirupa). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam BAB V IMPLEMENTASI KARYA Karya yang dibuat dalam proses Kerja praktek ini adalah perancangan Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam implementasi ini ada prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 23 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Superman adalah tokoh fiksi karakter superhero yang paling terkenal dan sangat berpengaruh di dunia dari salah satu penerbit komik asal Amerika Serikat yakni

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: KOMSEP KARYA SENI Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan Saat ini kita dapat melihat

Lebih terperinci

TREND MODE REMAJA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

TREND MODE REMAJA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori 40 TREND MODE REMAJA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Karya seni yang penulis ciptakan berdasarkan dari pengalaman mengikuti sebuah trend mode terutama dalam

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Kerja Praktek

BAB IV. Hasil Kerja Praktek BAB IV Hasil Kerja Praktek A. Peranan Praktikan Pada kerja praktik ini praktikan memulai dengan memahami latar belakang perusahaan. Setelah itu penulis mulai memahami dan menyesuaikan diri dengan system

Lebih terperinci

Modul MK Gambar Bentuk

Modul MK Gambar Bentuk Modul MK Gambar Bentuk Oleh Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom Menggambar Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN ELEMEN 1. Ikon Logo Ikon logo Candra Buana dibuat menggunakan gaya lettering yang meliuk-liuk agar mendapat kesan luwes dan tidak kaku, ketebalan pada hurufnya dibuat

Lebih terperinci