PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

dokumen-dokumen yang mirip
REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

SMAN 1 MATAULI PANDAN

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

KESETIMBANGAN. titik setimbang

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN III KESETIMBANGAN REAKSI DAN ASAS LE CHATELIER

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

No Indikator Soal Valid

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Oleh. Dewi Candrawati

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Sulistyani, M.Si.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA

UN SMA 2015 PRE Kimia

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa yang efektif

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kecuali . kecuali . kecuali

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

KESETIMBANGAN KIMIA. Bahan Ajar Mata Pelajaran Kimia Kelas XI Semester I. SK+KD+Indikator Materi Evaluasi Referensi

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

3 Metodologi Penelitian

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia. Reaksi Kimia. Ciri-ciri terdiri dari. Penggantian

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

Transkripsi:

144 LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL KELAS/KELOMPOK : KETUA KELOMPOK : ANGGOTA : UPI #PENDIDIKAN KIMIA AULIA WAHYUNINGTYAS #0706475

TUJUAN PERCOBAAN 1. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan prinsip Le Chatelier 2. Menganalisis pengaruh perubahan konsentrasi dan suhu pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan DASAR TEORI Dalam suatu reaksi kimia, akan tercapai suatu keadaaan dengan kecepatan reaktan membentuk hasil reaksi sama dengan kecepatan hasil reaksi membentuk reaktan yang terjadi secara berkelanjutan tanpa perubahan konsentrasi. Pada keadaaan tersebut reaksi mencapai kesetimbangan dinamik. Apabila terjadi gangguan atau aksi pada keadaan kesetimbangan dinamik tersebut, maka sistem akan memberikan reaksi berupa perubahan untuk mengatasi aksi tersebut sehingga terjadi pergeseran kesetimbangan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru. Henri Louis Le Chatelier adalah ilmuwan pertama yang mengungkapkan pengaruh gangguan atau aksi terhadap pergeseran kesetimbangan sehingga dikenal dengan Prinsip Le Chatelier. Prinsip Le Chatelier menetapkan bahwa apabila pada suatu sistem yang berada dalam keadaan kesetimbangan dinamik mendapatkan gangguan atau aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa untuk memperkecil gangguan, sehingga sistem mencapai keadaan kesetimbangan baru. Faktor-faktor gangguan yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut: 1. Perubahan konsentrasi Bila pada suatu sistem yang berada dalam kondisi kesetimbangan, diberikan suatu gangguan berupa perubahan konsentrasi, maka sistem tersebut akan memberikan reaksi sebagai berikut: a. Apabila gangguan atau aksi tersebut berupa peningkatan konsentrasi salah satu zat, maka kesetimbangan akan memberikan reaksi untuk mengurangi perubahan konsentrasi tersebut dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah berlawanan dari zat yang konsentrasinya meningkat tersebut. b. Apabila gangguan atau aksi tersebut berupa penurunan konsentrasi salah satu zat, maka kesetimbangan akan memberikan reaksi untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah zat yang konsentrasinya menurun tersebut. c. Apabila gangguan atau aksi tersebut berupa pengenceran atau penambahan volume sistem sehingga konsentrasi seluruh zat dalam kesetimbangan tersebut menurun, maka

kesetimbangan akan memberikan reaksi untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah sisi reaksi yang mempunyai jumlah molekul atau jumlah koefisien reaksi lebih banyak. Contohnya pada sistem kesetimbangan berikut: Fe 3+ (aq) + SCN - (aq) [FeSCN] 2+ (aq) Jika ke dalam sistem kesetimbangan ditambahkan ion Fe 3+, maka konsentrasi Fe 3+ meningkat. Hal tersebut merupakan gangguan terhadap sistem kesetimbangan. Dengan menggunakan prinsip Le Chatelier dapat diperkirakan perubahan yang terjadi dalam sistem tersebut. Untuk mengatasi gangguan atau aksi berupa peningkatan jumlah Fe 3+ dalam sistem, maka sistem akan mengurangi gangguan tersebut dengan cara mengurangi kelebihan Fe 3+ tersebut. Sebagian Fe 3+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan sebagian SCN - membentuk [FeSCN] 2+, sehingga posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan [FeSCN] 2+. 2. Perubahan suhu Pada umumnya, kenaikan atau penurunan suhu pada suatu reaksi kesetimbangan akan memberikan pengaruh sebagai berikut: a. Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). b. Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Contoh: Pada reaksi kesetimbangan : 2NO 2 (g) N 2 O 4 (g) ΔH = -58,8 kj Apabila pada sistem kesetimbangan tersebut diganggu dengan menurunkan suhu sistem, maka kalor sistem akan berkurang. Untuk mengatasi kekurangan kalor tersebut maka sistem akan melakukan reaksi dengan cara menggeser kesetimbangan kea rah reaksi yang membebaskan kalor (reaksi eksoterm), yaitu ke arah pembentukan gas N 2 O 4. Hal sesuai dengan prinsip Le Chatelier 3. Perubahan tekanan dan volume Pada suhu konstan, perubahan volume pada suatu sistem gas menyebabkan perubahan tekanannya, demikian juga sebaliknya perubahan tekanan akan menyebabkan perubahan volume. Volume sistem berbanding terbalik dengan tekanan sistem. Hal tersebut tidak terjadi pada sistem kesetimbangan cair atau padat.

Berkurangnya volume sistem kesetimbangan gas yang berada dalam keadaan setimbang akan menyebabkan kesetimbangan mengalami pergeseran ke arah sisi reaksi yang memiliki jumlah molekul gas yang lebih sedikit. Sedangkan bertambahnya volume sistem kesetimbangan gas dalam keadaan setimbang akan menyebabkan kesetimbangan mengalami pergeseran ke arah sisi reaksi yang memiliki jumlah molekul gas yang lebih banyak. Contohnya pada sistem kesetimbangan reaksi: N 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g) Apabila ke dalam sistem kesetimbangan tersebut ditambahkan sejumlah zat sehingga volume sistem menjadi bertambah, maka tekanan dalam sistem akan berkurang. Untuk menghilangkan gangguan tersebut, sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan gas N 2 dan H 2 yang memiliki koefisien lebih besar. Sedangkan bila volume sistem dikurangi, yang akan menyebabkan tekanan sistem bertambah, sistem akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan NH 3 karena jumlah koefisien NH 3 lebih kecil daripada jumlah koefisien reaksi N 2 dan H 2. Pada sistem kesetimbangan yang memiliki jumlah koefisien sama pada kedua sisi reaksi, gangguan perubahan tekanan atau volume tidak akan mempengaruhi perubahan jumlah zat. Seperti reaksi berikut: H 2 (g) + I 2 (g) 2HI (g) Reaksi kesetimbangan banyak yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun biasanya kesetimbangan tersebut sulit untuk diamati karena sebagian besar perubahannya hanya terjadi pada level mikroskopik. Namun, ada reaksi kesetimbangan yang dapat diamati pergeseran kesetimbangannya dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu reaksi kesetimbangan tersebut adalah reaksi kesetimbangan indikator asam-basa HIn (aq) H + (aq) + In - (aq) Pada indikator asam basa, biasanya warna HIn tidak sama dengan warna In -. Dengan demikian, terjadinya pergeseran kesetimbangan dapat diamati dari perubahan warna yang terjadi. Indikator asam-basa dapat diperoleh dari bahan alam seperti bunga tapak dara atau bunga berwarna lainnya. Tapak dara (Catharanthus roseus) adalah tanaman perdu kecil tahunan, berasal dari Amerika Tengah. Tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Bunga dan daunnya berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia dan penyakit Hodgkin.

Seperti reaksi kesetimbangan lain, adanya gangguan berupa perubahan konsentrasi salah satu zat akan menyebabkan terjadinya pergeseran kesetimbangan. Misalnya penambahan konsentrasi H + akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan HIn, sedangkan pengurangan konsentrasi H +, sebagai akibat penambahan konsentrasi OH -, akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan H + dan In -. Karena HIn dan In - mempunyai warna yang berbeda, maka pergeseran kesetimbangannya dapat diamati dari perubahan warnanya. Pengaruh perubahan suhu pada sistem kesetimbangan yang dapat diamati adalah reaksi kesetimbangan asam karbonat (H 2 CO 3 ), karbon dioksida (CO 2 ) dan air (H 2 O). H 2 CO 3 dapat terbentuk dari reaksi antara asam asetat (CH 3 COOH) dari cuka makan dan natrium bikarbonat (NaHCO 3 ) dari soda kue, sehingga persamaan reaksinya menjadi sebagai berikut: CH 3 COOH (aq) + NaHCO 3 (s) CH 3 COONa (aq) + H 2 CO 3 (aq) H 2 CO 3 (aq) CO 2 (g) + H 2 O (l) H= +20,31 kj/mol Pada kesetimbangan tersebut, penurunan suhu akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan H 2 CO 3, sedangkan peningkatan suhu akan menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan gas CO 2. Indikator terjadinya pergeseran kesetimbangan dilihat dari perubahan ukuran balon yang menunjukan perubahan jumlah CO 2 yang dihasilkan.

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP KESETIMBANGAN ALAT DAN BAHAN Alat: Gelas plastik 100 ml Botol kecil bekas obat Pisau/cutter Pipet tetes Label Kain perca putih 3 buah 2 buah 1 buah 3 buah secukupnya 1 helai Bahan: Cuka makan (CH 3 COOH) Soda Api (NaOH) Bunga tapak dara Air keran Air panas ±3 ml 2 gram sepuluh tangkai 100 ml 20 ml CARA KERJA Cara pembuatan indikator alami dari bunga tapak dara 1. Pilihlah 10 tangkai bunga tapak dara. Pisahkan mahkota bunga dari tangkainya. 2. Iris tipis mahkota bunga tapak dara tersebut menggunakan pisau/cutter hingga halus, masukan ke dalam gelas plastik. 3. Tambahkan ±20 ml (1/8 gelas) air panas. Diamkan selama 5 menit. 4. Saring ekstrak mahkota bunga tapak dara tersebut menggunakan kain perca putih. 5. Beri label Larutan Indikator pada gelas. 6. Indikator alami bunga tapak dara siap digunakan.

Pembuatan larutan basa (soda api) 1. Siapkan ±100 ml (setengah gelas) air dalam gelas plastik. 2. Masukan ± ½ sendok teh soda api ke dalam air. 3. Aduk hingga semua soda api melarut. 4. Beri label Larutan Basa pada gelas. 5. Larutan basa dari soda api siap dipakai. Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan asam-indikator (HIn) 1. Siapkan 2 botol kecil. Beri label pada kedua botol dengan huruf A dan B. 2. Masukan larutan indikator ke dalam 2 botol kecil sama banyaknya, ±2 ml. Larutan A digunakan sebagai pembanding untuk larutan B 3. Tambahkan ±5 tetes larutan asam (cuka makan) ke dalam larutan B. Catat perubahan yang terjadi, bandingkan dengan larutan A. Ingat! Pastikan pipet yang dipakai dalam keadaan bersih dan tidak digunakan untuk beberapa senyawa secara bersamaan

4. Tambahkan ± 1 ml larutan basa soda api ke dalam larutan B. Hingga terjadi perubahan warna. Catat perubahan yang terjadi, bandingkan dengan larutan A. 5. Lalu tambahkan lagi ±2 ml larutan cuka makan ke dalam larutan B. Hingga terjadi perubahan warna. Catat perubahan yang terjadi, bandingkan dengan larutan A. DATA PENGAMATAN Bunga tapak dara : Larutan Bunga Tapak Dara : Larutan Soda api : Larutan Asam cuka makan : Botol Perlakuan Warna larutan A Tanpa perlakuan Ditambah cuka makan B Ditambah larutan basa Ditambah cuka makan

PERTANYAAN 1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi dari percobaan yang telah dilakukan! (beserta perubahan warna yang terjadi)! 2. Jelaskan apa yang terjadi setelah larutan indikator pada botol B ditambahkan larutan cuka asam! Ke arah manakah pergeseran kesetimbangan terjadi? 3. Setelah penambahan cuka asam, larutan pada botol B ditambahkan larutan soda api, apa yang terjadi? Bandingkan dengan larutan pada botol A. Ke arah manakah pergeseran kesetimbangan terjadi? 4. Lalu larutan pada botol B ditambahkan lagi cuka asam, jelaskan perubahan yang terjadi! Ke arah manakah pergeseran kesetimbangan terjadi? 5. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan apa yang dapat disimpulkan tentang pengaruh penambahan dan pengurangan konsentrasi pereaksi terhadap pergeseran kesetimbangan?............

PENGARUH SUHU TERHADAP KESETIMBANGAN ALAT DAN BAHAN Alat: Botol plastik 600 ml 2 buah Label secukupnya Penangas air 1 buah Penggaris 1 buah Corong Plastik 1 buah Stopwatch 1 buah Bahan: Es batu secukupnya Air panas secukupnya Balon 2 buah Cuka makan (CH 3 COOH) 30 ml Soda kue (NaHCO 3 ) 4 gram CARA KERJA 1. Siapkan 2 botol plastik yang sudah dicuci bersih. Beri label pada kedua botol tersebut dengan A dan B.

2. Masukan 15 ml (1/4 bungkus) cuka makan ke dalam masing-masing botol. 3. Siapkan 2 buah balon karet. Masukan ± 2 gram (1/2 sendok teh) soda kue ke dalamnya menggunakan corong yang telah dibersihkan dan dikeringkan. Pastikan balon tidak bocor! Bagaimana caranya? 4. Pasangkan balon ke mulut botol plastik berisi cuka makan, isi balon jangan sampai tumpah. Pastikan tidak ada celah terbuka dan balon tidak sobek! 5. Tumpahkan soda kue yang berada di dalam balon ke dalam botol plastik berisi cuka makan. Diamkan selama 1 menit, amati perubahannya. 6. Ukur diameter dan tinggi balon menggunakan penggaris. Catat pada tabel pengamatan.

7. Simpan botol A ke dalam air panas. Diamkan selama 3 menit. Amati perubahan yang terjadi pada balon. 8. Ukur diameter dan tinggi balon menggunakan penggaris. Catat pada tabel pengamatan. 9. Lalu simpan botol A pada wadah berisi air es. Diamkan selama 15 menit. Amati perubahan yang terjadi pada balon. 10. Ukur diameter dan tinggi balon menggunakan penggaris. Catat pada tabel pengamatan. DATA PENGAMATAN Soda Kue : Larutan Asam Cuka Makan : Ukuran maksimum tiap balon berbeda-beda. HATI-HATI! Pada percobaan ini yang dibandingkan hanya perubahannya, bukan ukurannya. Botol A Perlakuan Diameter x Tinggi Selisih Suhu Kamar Dalam air panas Dalam air dingin Botol B Perlakuan Suhu Kamar Diameter x Tinggi

PERTANYAAN 1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi dari percobaan yang telah dilakukan! 2. Mengapa balon bisa mengembang setelah soda kue dimasukan ke dalam botol berisi cuka? 3. Jelaskan apa yang terjadi setelah botol A dimasukan ke air panas! Ke arah manakah pergeseran kesetimbangan terjadi? 4. Setelah dari air panas, botol A dimasukan ke dalam es, jelaskan apa yang terjadi! Ke arah manakah pergeseran kesetimbangan terjadi? 5. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan apa yang dapat disimpulkan tentang pengaruh peningkatan dan penurunan suhu sistem terhadap pergeseran kesetimbangan?