BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

BAB III ANALISIS SISTEM. Sistem absensi berbasis webcam adalah sistem yang melakukan absensi anggota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. keberadaan wajah secara langsung dari sebuah kamera. Dengan demikian

PENGENALAN WAJAH PELANGGAN TOKO

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

RANCANGAN AWAL SISTEM PRESENSI KARYAWAN STMIK BANJARBARU DENGAN PENDEKATAN EIGENFACE ALGORITHM

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

PENERAPAN ALGORITMA PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN FITUR RGB UNTUK PELACAKAN JENIS DAN WARNA BUAH

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

BAB 3. ANALISIS dan RANCANGAN. eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

Calculati Alfi Jannati Mujiono Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, SSi., MSc

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

Principal Component Analysis

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

Pengenalan wajah dengan algorithma Eigen Face Oleh: Hanif Al Fatta

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang... 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Implementasi Principal Component Analysis (PCA) Untuk Pengenalan Wajah Manusia

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengenalan Image Wajah Dengan Menggunakan Metode Template Matching. Abstraksi

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

KLASIFIKASI BUNGA EUPHORBIA BERDASARKAN KELOPAK DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat dibedakan dengan individu yang lain.

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Face Identification For Presence Applications Using Violajones and Eigenface Algorithm

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

PROTOTIPE SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN METODE CBIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 2 DENGAN MENGGUNAKAN INTERPOLASI INTERPOLASI SPLINE LINIER DAN INTERPOLASI SPLINE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya

IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Bab III Perangkat Pengujian

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui komponen-komponen atau program yang digunakan dalam sistem ini apakah berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Terdapat beberapa pengujian sistem yang dilakukan, antara lain : 4.1 Pengujian Deteksi Wajah Menggunakan Metode Eigenface Pengujian deteksi wajah berikut adalah software melakukan proses algoritma Princpal Component Analysis (PCA) yaitu mepresentasikan citra dalam sebuah gabungan vector yang dijadikan satu matriks tunggal sehingga akan membedakan antara citra wajah satu dengan yang lainnya. 4.1.1 Prosedur Pengujian Prosedur pengujian perangkat : a. Sambungkan webcam dengan laptop atau PC (Dalam hal uji coba webcam yang digunakan adalah webcam dari laptop), dan sambungkan usb dari loker dengan laptop. 36

37 Gambar 4.1 Perangkat Saling Terhubung b. Prosedur pengujian untuk menguji tingkat keakuratan metode Haar Cascade akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Uji Sudut Pada pengujian ini uji sudut dilakukan untuk deteksi wajah 2. Uji Jarak Pada pengujian ini akan diuji dengan sejauh manakah sistem dapat mendeteksi wajah. 3. Uji Penambahan Asesoris Pada pengujian ini akan diuji apakah sistem masih dapat mendeteksi walaupun memakai aksesoris tambahan pada wajah peminjam

38 4.1.2 Hasil Pengujian 1. Uji Sudut Tabel 4.1 Uji sudut deteksi objek wajah menghadap kanan UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KANAN SUDUT DETEKSI WAJAH SUDUT DETEKSI WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o GAGAL 90 o GAGAL Dari hasil pengujian tabel 4.1 dijelaskan bahwa sudut 0 o, 15 o, dan 30 o berhasil terdeteksi karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan pada sudut 60 o dan 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah, kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah.

39 Tabel 4.2 Uji sudut deteksi objek wajah menghadap kiri UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KIRI SUDUT DETEKSI WAJAH SUDUT DETEKSI WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o GAGAL 90 o GAGAL Dari hasil pengujian tabel 4.2 dijelaskan bahwa sudut 0 o, 15 o, dan 30 o berhasil terdeteksi karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan pada sudut 60 o dan 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah, kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah.

40 Tabel 4.3 Uji sudut deteksi objek wajah menghadap kebawah UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KEBAWAH SUDUT DETEKSI WAJAH SUDUT DETEKSI WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o 90 o GAGAL Dari hasil pengujian tabel 4.3 dijelaskan bahwa sudut 0 o, 15 o, 30 o dan 60 o berhasil terdeteksi karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan pada sudut 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah, kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah.

41 Tabel 4.4 Uji sudut deteksi objek wajah menghadap keatas UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KEATAS SUDUT DETEKSI WAJAH SUDUT DETEKSI WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o 90 o GAGAL Dari hasil pengujian tabel 4.4 dijelaskan bahwa sudut 0 o, 15 o, 30 o dan 60 o berhasil terdeteksi karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan pada sudut 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah, kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah.

42 2. Uji Jarak Pada uji jarak ada berberapa tingkat ukuran yang diuji antara lain 10cm, 50cm, 100cm, 150cm, 200cm, dan 223 cm dimana jarak 223cm adalah jarak maksimal sistem dapat mendeteksi objek wajah, berikut adalah hasil uji coba jarak : 1. Jarak 10 cm Gambar 4.2 Hasil dari uji deteksi wajah jarak 10cm Pada gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa sistem tidak berhasil melakukan pendeteksian wajah karena tidak terdapat kotak merah pada object wajah, dimana kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah. 2. Jarak 50cm Gambar 4.3 Hasil dari uji deteksi wajah jarak 50cm

43 Pada gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pendeteksian wajah karena terdapat kotak merah pada object wajah, dimana kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah 3. Jarak 100cm Gambar 4.4 Hasil dari uji deteksi wajah jarak 100cm Pada gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pendeteksian wajah karena terdapat kotak merah pada object wajah, dimana kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah. 4. Jarak 150cm Gambar 4.5 Hasil dari uji deteksi wajah jarak 150cm

44 Pada gambar 4.5 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pendeteksian wajah karena terdapat kotak merah pada object wajah, dimana kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah. 5. Jarak 200cm Gambar 4.6 Hasil dari uji deteksi wajah jarak 200cm Pada gambar 4.6 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pendeteksian wajah karena terdapat kotak merah pada object wajah, dimana kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah. 6. Jarak 223cm Gambar 4.7 Hasil dari uji deteksi wajah jarak 223cm

45 Pada gambar 4.7 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pendeteksian wajah karena terdapat kotak merah pada object wajah, dimana kotak merah tersebut adalah algoritma yang mempresentasikan image berupa wajah. 3. Uji Penambahan Aksesoris Dari uji coba penambahan aksesoris pada wajah pengguna yaitu bagian yang masih bisa terdekteksi walaupun pengguna menggunakan aksesoris dan terdeteksi dalam uji coba ini aksesoris yang digunakan adalah kaca mata bening, berikut adalah hasilnya : Gambar 4.8 Hasil uji coba menggunakan kaca mata bening Pada perngujian gambar 4.8 ini menunjukkan bahwa objek wajah dideteksi dan dikenali secara tepat dikarenakan walaupun pengguna menggunakan aksesoris tambahan berupa kaca mata bening, namun dalam beberapa percobaan ada yang tidak dikenali dikarena intensitas cahaya yang kurang, dan wajah dapat dikenali walaupun memakai aksesoris tambahan dikarenakan pada training wajah sebelumnya aplikasi sudang menghitung nilai eigen dari training wajah peminjam

46 loker pada database training wajah sehingga apabila nilai eigen berbeda tipis terhadap threshold maka objek wajah dianggap mirip sebagai objek dalam database training wajah, sehingga objek wajah di kenali. 4.2 Sistem Mengenali Wajah Menggunakan Metode Template Matching Pengujian metode template matching adalah teknik dalam pengolahan citra digital untuk menemukan bagian bagian kecil dari suatu gambar yang cocok atau mempunyai korelasi (hubungan antara 2 variable) yang kuat dengan melakukan perbandingan nilai intensitas dalam template dengan nilai nilai intensitas yang sesuai pada citra imputan. Berikut adalah proses dari template matching : 1. Sistem akan mengambil foto dari pengguna. 2. Apabila dalam proses pengambilan foto wajah pengguna sama dengan wajah peminjam dan pada proses pengambilan foto terdapat ID pengguna pada tampilan sistem maka proses template matching akan cocok / berhasil. Berikut adalah contoh tampilan sistem : Gambar 4.9 Proses Template Matching berhasil

47 3. Apabila dalam proses pengambilan foto wajah pengguna tidak sama / raut wajah tidak normal (tidak lurus menghadap kamera) dengan wajah peminjam dan pada proses pengambilan foto tidak terdapat ID pengguna pada tampilan sistem maka proses template matching akan tidak cocok / tidak berhasil. Berikut adalah contoh tampilan sistem : Gambar 4.10 Proses Template Matching Tidak Berhasil 4.2.1 Prosedur Pengujian Prosedur pengujian perangkat : 1. Sambungkan webcam dengan lapotop atau PC (Dalam hal uji coba webcam yang digunakan adalah webcam dari laptop), dan sambungkan usb dari loker dengan laptop seperti gambar 4.1. 2. Prosedur pengujian untuk menguji tingkat keakuratan metode Haar Cascade akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Uji Sudut Pada pengujian ini uji sudut yaitu uji sudut pengenalan wajah. 2. Uji Jarak Pada pengujian ini akan diuji dengan sejauh manakan sistem dapat mengenali wajah. 3. Uji Penambahan Asesoris

48 Pada pengujian ini akan diuji apakah sistem masih dapat mengenali wajah peminjam walaupun memakai aksesoris tambahan pada wajah peminjam. 4.2.2 Hasil Pengujian 1. Uji Sudut Tabel 4.5 Uji sudut pengenalan objek wajah menghadap kanan UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KANAN SUDUT PENGENALAN WAJAH SUDUT PENGENALAN WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o GAGAL GAGAL 90 o GAGAL

49 Diketahui dari hasil pengujian tabel 4.5 dijelaskan bahwa sudut 0 o dan 15 o berhasil dikenali karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan nomor ID berupa warna hijau pada samping kanan atas kotak merah. Dan pada sudut 30 o, 60 o dan 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah / berwarna merah saja dan tidak terdapat nomor ID pada samping kanan atas kotak merah Tabel 4.6 Uji sudut pengenalan objek wajah menghadap kiri UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KIRI SUDUT PENGENALAN WAJAH SUDUT PENGENALAN WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o GAGAL GAGAL

50 90 o GAGAL Diketahui dari hasil pengujian tabel 4.6 dijelaskan bahwa sudut 0 o dan 15 o berhasil dikenali karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan nomor ID berupa warna hijau pada samping kanan atas kotak merah. Dan pada sudut 30 o, 60 o dan 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah / berwarna merah saja dan tidak terdapat nomor ID pada samping kanan atas kotak merah Tabel 4.7 Uji sudut pengenalan objek wajah menghadap keatas UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KEATAS SUDUT PENGENALAN WAJAH SUDUT PENGENALAN WAJAH 0 o 15 o

51 30 o 60 o 90 o GAGAL Diketahui dari hasil pengujian tabel 4.7 dijelaskan bahwa sudut 0 o, 15 o, 30 o dan 60 o dan berhasil dikenali karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan nomor ID berupa warna hijau pada samping kanan atas kotak merah. Dan pada sudut 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah / berwarna merah saja dan tidak terdapat nomor ID pada samping kanan atas kotak merah

52 Tabel 4.8 Uji sudut pengenalan objek wajah menghadap kebawah UJI SUDUT OBJEK WAJAH MENGHADAP KEBAWAH SUDUT PENGENALAN WAJAH SUDUT PENGENALAN WAJAH 0 o 15 o 30 o 60 o GAGAL 90 o GAGAL Diketahui dari hasil pengujian tabel 4.8 dijelaskan bahwa sudut 0 o, 15 o dan 30 o berhasil dikenali karena terdapat kotak warna merah pada wajah dan nomor ID berupa warna hijau pada samping kanan atas kotak merah. Dan pada sudut 60 o dan 90 o gagal karena tidak terdapat kotak warna merah pada wajah / berwarna merah saja dan tidak terdapat nomor ID pada samping kanan atas kotak merah

53 2. Uji Jarak Pada uji jarak ada berberapa tingkat ukuran yang diuji antara lain 10cm, 50cm, 100cm, 150cm, 200cm, dan 223 cm dimana jarak 223cm adalah jarak maksimal sistem dapat mengenali objek wajah, berikut adalah hasil uji coba jarak : 1. Jarak 10 cm Gambar 4.11 hasil dari uji pengenalan wajah jarak 10cm Pada gambar 4.11 dapat dijelaskan bahwa sistem tidak berhasil melakukan pendeteksian wajah karena tidak terdapat kotak merah dan ID peminjam pada object wajah.

54 2. Jarak 50cm Gambar 4.12 Hasil dari uji pengenalan wajah jarak 50cm Pada gambar 4.12 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pengenalan wajah karena terdapat kotak merah dan ID peminjam pada object wajah. 3. Jarak 100cm Gambar 4.13 Hasil dari uji pengenalan wajah jarak 100cm Pada gambar 4.13 dapat dijelaskan bahwa sistem hanya berhasil melakukan pendeteksian wajah saja tetapi tidak mengenali ID dari peminjam, hal tersebut dikatakan tidak berhasil melakukan pengenalan wajah.

55 4. Jarak 150cm Gambar 4.14 Hasil dari uji pengenalan wajah jarak 150cm Pada gambar 4.14 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pengenalan wajah karena terdapat kotak merah dan ID peminjam pada object wajah. 5. Jarak 200cm Gambar 4.15 Hasil dari uji pengenalan wajah jarak 200cm Pada gambar 4.15 dapat dijelaskan bahwa sistem berhasil melakukan pengenalan wajah karena terdapat kotak merah dan ID peminjam pada object wajah.

56 6. Jarak 223cm Gambar 4.16 Hasil dari uji pengenalan wajah jarak 223cm Pada gambar 4.16 dapat dijelaskan bahwa sistem tidak dapat melakukan pendeteksian dan pengenalan wajah, hal ini bisa disebabkan karena jarak yang terlalu jauh sehingga sistem didapat mengenali object, 3. Uji Penambahan Aksesoris Dari uji coba pengenalan wajah melalaui penambahan aksesoris bagi menjadi 2 yaitu : 1. Pengguna awal melakukan peminjaman tetapi tidak aksesoris tambahan dan melakukan pengembalian dengan menggunakan aksesoris tambahan. 2. Pengguna awal melakukan peminjaman dan pengembalian dengan menggunakan aksesoris tambahan. Berikut adalah hasil dari pengujian penambahan aksesoris :

57 1. Gambar 4.17 Melakukan peminjaman tanpa menggunakan aksesoris tambahan Gambar 4.18 Melakukan pengembalian dengan menggunakan aksesoris tambahan Sesuai dengan uji coba pada no 1 bahwa melakukan meminjam loker dengan tahap peminjam tidak menggunakan aksesoris tambahan dan melakukan pengembalian dengan menggunakan aksesoris berupa kaca mata bening sistem masih dapat mengenali wajah peminjam. namun dalam beberapa percobaan ada yang tidak dikenali dikarena intensitas cahaya yang kurang, dan wajah dapat dikenali walaupun memakai aksesoris tambahan dikarenakan pada training wajah

58 sebelumnya aplikasi sudang menghitung nilai eigen dari training wajah peminjam loker pada database training wajah sehingga apabila nilai eigen berbeda tipis terhadap threshold maka objek wajah dianggap mirip sebagai objek dalam database training wajah, sehingga objek wajah di kenali. Gambar 4.19 Hasil uji coba melakukan peminjaman dan pengembalian loker menggunakan aksesoris tambahan. Pada hasil gambar 4.19 objek wajah tidak di kenali dikarenakan memiliki perbedaan nilai eigen yang jauh terhadap nilai threshold di karenakan objek wajah tidak ada pada training wajah, maka objek wajah dianggap tidak di kenali / tidak cocok. Gambar 4.20 Notifikasi apabila wajah tidak dikenali / tidak cocok

59 Pada hasil gambar 4.20 adalah hasil dari uji coba apabila pada peminjaman awal dan pengembalian pengguna menggunakan aksesoris tambahan berupa kaca mata hitam dimana kaca mata hitam itu sendiri menghalangi sistem untuk mengenali apakah objek tersebut adalah wajah. Dari proses diatas juga suatu objek wajah dapat dikenali melalui sebuah nilai dimana nilai tersebut akan dibandingkan terhadap nilai dari image training wajah dan nilai dari inputan pengenalan wajah. Secara matematis proses pengenalan objek wajah dapat di representasikan sebagai berikut : 4.2.3 Input Image Dari proses awal memasukkan input citra kemudian mengubah citra RGB menjadi citra Grayscale dengan format.bmp. 4.2.4 Pre - Processing Menggunakan library haarcascade Classifier frontalface menghasilkan pendeteksian wajah dan nilai eigen dari setiap data set training wajah. 4.2.5 Menyusun Flatvector Tahap ini adalah menyusun semua training image menjadi satu matriks tunggal. Misalnya image yang tersiman pada database berukuran X x Y piksel dan jumlah N image, maka dari penyusunan matriks tersebut memiliki vektor ciri dengen dimensi N x (X x Y). Misalnya dengan training image terdapat 3 image yang memiliki ujuran 3 x 3 piksel maka akan mempuyai eigenvector ukuran 3 x 9. Seperti ilustrasi pada gambar berikut :

60 Gambar 4.21 Penyusunan Flatvector 4.2.6 Perhitungan Rataan Flatvector Dari vektor ciri yang telah didapatkan, sehingga seluruh barisnya didapatkan matriks berukuran 1 x (X x Y). Setelah itu dilakukan pembagian terhadap matriks tersebut dengan jumlah image N untuk menghasilkan nilai rata rata vector ciri. Seperti ilustrasi berikut : Gambar 4.22 Nilai Rata rata Flatvector 4.2.7 Proyeksi Image Menjadi Facespace Sebuah image diproeksikan menjadi facespace dengan melakukan operasi perkalian pada basis eigenface. Proyeksi vektor wajah akan dilakukan perbandingan dengan vektor yang sesuai. Dengan menggunakan nilai rata rata pada vector ciri, akan dihitung eigenface untuk matriks vektor ciri yang telah disusun. Caranya dengan mengurangkan baris baris pada matriks vektor ciri

61 dengan nilai rata rata vektor ciri. Jika didapatkan nilai dibawah nol maka nilai tersebut diganti nilainya dengan nol. Seperti ilustrasi pada gambar berikut : Gambar 4.23 Perhitungan Eigenface 4.2.8 Ekstraksi PCA Image Test Hasil proyeksi tersebut akan dieksekusi dengan perhitunagan PCA untuk mendapatkan feature ciri dari image. Feature merupakan sebuah komponen penting dari sebuah image training yang didapatkan dari proses training. Pada tahap ini feature akan digunakan untuk mengidentifikasi image yang akan dikenali. Klasifikasi nilai eigenface untuk sebuah matriks testface, seperti ilustrasi pada gambar berikut : Gambar 4.24 Perhitungan Eigenface untuk Image Test 4.2.9 Euclidean Distance Mencari sebuah distance minimum antara image test dengan image hasil training. Dengan cara membandingkan dengan perhitungan Euclidean Distance minimum dari image yang telah dideteksi dengan image yang telah di- capture dalam database training image. Setelah nilai eigenface untuk image test diperoleh maka bisa dilakukan identifikasi terhadap jarak (distance) terpendek dengan

62 eigenface dengan eigenvector training image. Caranya dengan menentukan nilai absolute dari pengurangan baris i pada matriks eigenface training image dengan eigenface dari testface, kemudian dilakukan operasi penjumlahan dari setiap elemen elemen penyusun vektor yang diperoleh dari pengukuran dan ditemukan jarak (distance) dari image testface dengan image training. Selanjutnya melakukan semua baris untuk mencari jarak minimum seperti ilustrasi berikut : Gambar 4.25 Proses Identifikasi dengan Input Image Test Dari peroses identifikasi tersebut di dapatkan nilai sebuah jarak antara image test dengan input image. Karena jarak eigenface image ke 3 dengan image test memiliki selisih yang paling kecil, maka hasil identifikasi menyimpulkan bahwa image test lebih mirip pada image ke 3 daripada image ke 1 dan 2. 4.3 Perancangan Sistem Keamanan Loker Menggunakan RFID dan Face Detector Untuk melakukan percobaan sistem keamanan ini diperlukan beberapa alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan diantaranya sebagai berikut :

63 a. Webcam b. Laptop atau PC c. Arduino Uno d. RFID Reader e. Microcontroller ATmega 32 f. Loker g. Mahasiswa (yang akan melakukan peminjaman loker) h. Software Microsoft Visual Studio i. Lampu (untuk pencahayaan) 4.3.1 Prosedur Pengujian Prosedur pengujian perangkat : c. Sambungkan webcam dengan lapotop atau PC (Dalam hal uji coba webcam yang digunakan adalah webcam dari laptop), dan sambungkan usb dari loker dengan laptop. d. Prosedur pengujian untuk menguji tingkat keakuratan metode Haar Cascade akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Uji Sudut Pada pengujian ini uji sudut akan dibedakan menjadi 2 kategori yaitu uji sudut deteksi wajah dan uji sudut pengenalan wajah seperti gambar 4.1. 2. Uji Jarak Pada pengujian ini akan diuji dengan sejauh manakan sistem dapat mendeteksi wajah. 3. Uji Penambahan Asesoris

64 Pada pengujian ini akan diuji apakah sistem masih dapat mendeteksi / mengenali wajah peminjam walaupun memakai aksesoris tambahan pada wajah peminjam. 4.3.2 Hasil Pengujian Dari 30 kali proses percobaan dengan melakukan peminjaman dan pengembalian dengan wajah yang berbeda maka di dapat beberapa hasil pada tabel 4.9 : Tabel 4.9 Pengujian Peminjaman & Pengembalian Loker NO ID PENGGUNA UJI COBA PEMINJAMAN PENGEMBALIAN HASIL 1 16 2 17 3 85 4 36 5 91 GAGAL 6 172 7 30 8 119 9 109 GAGAL

65 10 58 11 44 GAGAL 12 197 13 79 14 56 GAGAL 15 68 16 77 GAGAL 17 245 18 95 19 252 20 173 21 241 22 49 23 242 24 71 25 113 26 78 27 246

66 28 16 29 128 30 205 Pada tabel 4.1 dijelaskan bahwa uji coba peminjaman loker sama dengan pengembalian loker untuk pengecekan tingkat keakuratan pengenalan wajah. Keterangan : : Dikenali (tidak terjadi kesalahan) X : Tidak dikenali (terjadi kesalah terhadap proses pengenalan) Pada hasil uji coba pengambilan sample sebanyak 30 kali dihasilkan melakukan peminjaman dan pengembalian sebanyak 25 kali, sehingga didapat prosentase tingkat keakuratan pengenalan wajah sebanyak 83.4% berikut adalah perhitungan prosentasi keberhasilan : (25 30) 100 = 83.4

67 4.4 Implementasi Training Sistem Gambar 4.26 Proses langkah langkah peminjaman dan pengembalian loker Pada gambar 4.26 diatas menunjukkan : 1. Tampilan awal aplikasi. 2. Pengguna melakukan peminjaman loker dan aplikasi akan menampilkan no loker yang kosong / bias digunakan. 3. Muncul notifikasi / pemberitahuan kepada peminjam untuk memfokuskan bagian wajah pada kamera.

68 4. Tampilan aplikasi pada waktu melakukan pengambilan gambar pengguna. peminjam loker. 5. Setelah proses peminjaman selesai maka program akan mengupdate database program bahwa loker no 1 terpinjam. 6. Pengguna melakukan proses pengembalian loker, dan aplikasi menunjukan notifikasi kepada pengguna bahwa loker yang pengguna pinjam adalah loker no 1. 7. Aplikasi memberi notifikasi / pemberitahuan kepada pengguna untuk memfokuskan bagian wajah pada kamera dan melakukan proses pencocokan wajah / template matching. 8. Apabila wajah cocok dengan wajah peminjaman maka akan muncul notifikasi. pemberitahuan bahwa wajah pengguna cocok. 9. Setelah wajah cocok maka aplikasi secara otomatis akan mengupdate data peminjam loker dengan menghapus data pengguna yang telah melakukan peminjaman, dan loker pun bias dibuka.

69 Training wajah dilakukan dengan menatap lurus kedepan terhadap kamera, dengan pencahayaan saat training yang ideal. Setelah training wajah dilakukan maka akan masuk kedalam folder penyimpan data training wajah seperti pada gambar 4.27 berikut. Gambar 4.27 Tampilan folder peminjam loker dan kumpulan gambar wajah peminjam loker Gambar 4.28 Tampilan pada folder loker 4 menampilkan informasi tentang ID dan wajah dari pengguna

70 4 3 1 2 Gambar 4.29 Tampilan hasil dari training semua pengguna Berikut adalah keterangan gambar 4.29 diatas : 1. Data yang berisi waktu peminjaman oleh pengguna, dalam data tersebut menampilkan rincian tanggal, waktu dan ID yang meminjam loker. 2. Data ID peminjam loker 3. Hasil cropping image dan setelah di konversi grayscale dengen format.bmp. 4. Tempat penyimpanan data training wajah.