GANGGUAN PSIKOSOMATIK

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ

DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

Dua komponennya yaitu kesadaran akan sensasi fisiologis dan kesadaran bahwa ia gugup

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara sedang

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selye sebagai General Adaptation Syndrome ( GAS), suatu gambaran

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGATASI STRES AKIBAT KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. melebihi jumlah populasi anak yang merupakan kejadian yang pertama kali dalam

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. Stres karena infertilitas berbeda dari stres yang lain. Pasangan infertil menderita stres

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

PTSD POSTTRAUMATIC STRESS DISORDER

PENGANTAR PSIKOLOGI KESEHATAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina

BAB II TINJAUAN TEORI

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

RESENSI FILM MISS CONGENIALITY

PROSES TERJADINYA MASALAH

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan tuntutan hidup terutama di perkotaan. Pada era

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa sering terabaikan karena dianggap tidak menyebabkan kematian secara langsung. DALY (disability-adjusted adjusted li

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

Gangguan ini dapat ada pada semua usia dan lebih sering pada remaja. 1

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) diproyeksikan naik dari 67,8 tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. bertahun-tahun ini oleh ahli-ahli di bidang psikosomatik menunjukkan bahwa

Pengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah respon individu terhadap ancaman atau stresor yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. berbagai proses Penyakit Tidak menular (PTM) atau penyakit degeneratif. PTM

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

2.1 BEBAN KERJA II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Beban Kerja. Menurut Manuaba (2000), beban kerja adalah kemampuan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyebab penyakit. Faktor-faktor fisik dan kimiawi yang bisa menyebabkan stres

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH HUMOR DAN TERTAWA TERHADAP BERBAGAI KELUHAN DAN PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan adanya hiperglikemia kronik akibat defisiensi insulin baik relatif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

Oleh: Raras Silvia Gama Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN. pada fungsi fisiologis dan psikologis seseorang. Sekitar tahun 1920, Walter

BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

Transkripsi:

CLINICAL SCIENCE SESSION GANGGUAN PSIKOSOMATIK Disusun oleh: Edy Gunawan 1301-1210-0073 Sandi Sinurat 1301-1210-0123 Putri Nur Aini 1301-1210-0158 Pembimbing: Veranita Pandia, dr., SpKJ(K), M.Kes BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG 2012 0

DEFINISI Psikosomatik berasal dari dua kata, yaitu psyche yang artinya psikis dan soma yang artinya tubuh. Kedokteran psikosomatik menekankan bahwa terdapat suatu kesatuan dan interaksi antara pikiran dan tubuh. Ilmu ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara faktor psikologi dengan fenomena fisiologi secara umum dan patogenesis penyakit secara khusus. Oleh karena itu, faktor psikologis harus dipertimbangkan dalam setiap penyakit. Dalam DSM-IV-TR, gangguan psikosomatik diklasifikasikan ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (psychological factors affecting medical condition [PFAMC]). Gambar 1. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Kondisi Medis (PFAMC): Interaksi antara Psyche, Soma, dan Faktor Sosial DIAGNOSIS Kriteria diagnosis DSM-IV-TR untuk faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis adalah: A. Didapatkan adanya kondisi medis umum yang dicantumkan pada aksis III. B. Faktor psikologis mempengaruhi kondisi medis dengan salah satu cara: (1) Faktor psikologis mempengaruhi perjalanan penyakit, ditunjukkan dengan adanya hubungan sementara antara faktor psikologis dan munculnya penyakit, eksaserbasi penyakit, atau penyembuhan yang lambat dari suatu penyakit. (2) Faktor psikologis mempengaruhi pengobatan suatu penyakit. 1

(3) Faktor psikologis menimbulkan tambahan risiko terjadinya suatu penyakit pada suatu individu. (4) Respons fisiologis akibat stres mencetuskan atau mengeksaserbasi gejala suatu penyakit. Pilih nama berdasarkan faktor psikologis yang berperan; bila terdapat lebih dari satu faktor, pilih faktor psikologis yang paling menonjol. Gangguan mental yang mempengaruhi kondisi medis (misal: pada aksis I terdapat gangguan depresi mayor yang memperlambat penyembuhan infark miokard). Gejala psikologis yang mempengaruhi kondisi medis (misal: gejala depresi yang memperlambat penyembuhan dari suatu tindakan pembedahan atau kecemasan yang mengeksaserbasi asma). Tipe kepribadian atau coping style yang mempengaruhi kondisi medis (misal: penyangkalan patologis seorang pasien kanker terhadap tindakan bedah, perilaku kasar dan di bawah tekanan berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular). Kebiasaan maladaptif yang mempengaruhi kondisi medis (misal: eksaserbasi ulkus hipertensi akibat stres, aritmia, atau tension headache). Faktor psikologis lain yang mempengaruhi kondisi medis (misal: faktor interpersonal, budaya, atau agama). ETIOLOGI Stres berat dan kronis mempunyai peran dalam menimbulkan penyakitpenyakit psikosomatik. Stres yang paling sering terlibat adalah: 1. Kematian pasangan hidup 6. Dipecat dari pekerjaan 2. Perceraian 7. Penjara 3. Kematian anggota keluarga yang 8. Kematian teman dekat dekat 9. Kehamilan 4. Perpisahan selama pernikahan 10. Keadaan bisnis 5. Luka atau penyakit berat 2

Teori Stres Walter Cannon (1875-1945) memperkenalkan studi sistematis mengenai hubungan antara stres dengan suatu penyakit. Stres yang menstimulasi sistem saraf otonomik, terutama saraf simpatis, menimbulkan reaksi fight or flight. Ketika tubuh tidak dapat memilih di antara keduanya, terjadilah gangguan psikosomatik. Harold Wolf (1898-1962) menjelaskan hubungan antara kondisi emosi spesifik dengan fisiologi pada saluran gastrointestinal. Hostilitas berhubungan dengan hiperfungsi, sedangkan kesedihan berkaitan dengan hipofungsi. Hans Seyle (1907-1982) mengembangkan model stres yang disebut sebagai general adaptation syndrome yang terdiri dari 3 fase, yaitu fase reaksi alarm, fase pertahanan (proses adaptasi), dan fase kelelahan. Stres yang dimaksud dapat berupa kondisi yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Diperlukan proses adaptasi untuk dapat menerima kedua tipe stres tersebut. George Engel menyatakan bahwa dalam keadaan stres, seluruh mekanisme neuroregulasi mengalami perubahan fungsi yang menekan mekanisme homeostatik tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit lain. Jalur neurofisiologi yang dianggap memediasi reaksi stres meliputi korteks serebral, sistem limbik, hipotalamus, medula adrenal, dan saraf simpatis serta parasimpatis. Neuromessenger yang berperan adalah hormon kortisol dan tiroksin. Respons fungsional terhadap stres meliputi sistem neurotransmiter, sistem endokrin, dan sistem imun. 1) Sistem Neurotransmiter Tubuh manusia bereaksi terhadap stres dan memberikan respons yang bertujuan untuk meredakan stres tersebut dan mempertahankan homeostasis. Respons neurotransmiter terhadap stres mengaktivasi sistem noradrenergik di otak sehingga menyebabkan pelepasan katekolamin dari sistem saraf otonom. Stres juga mengaktivasi sistem serotonergik otak. Demikian pula, stres meningkatkan neurotransmisi dopaminergik. 2) Sistem Endokrin 3

Sebagai respons terhadap stres, hipotalamus mengeluarkan corticotropinreleasing hormone (CRF) ke hipofisis. CRF mencetuskan pelepasan ACTH yang merangsang pembuatan dan pelepasan glukokortikoid di korteks adrenal. Efek glukokortikoid terhadap tubuh sangat banyak, tetapi dapat digabung dalam waktu singkat menimbulkan peningkatan penggunaan energi, meningkatkan aktivitas kardiovaskular, dan menghambat fungsi pertumbuhan, reproduksi, dan imunitas. 3) Sistem Imun Stres akut menyebabkan pelepasan faktor imun humoral yang mengaktifkan sistem imun, sedangkan pada stres kronik terjadi penurunan jumlah dan aktivitas sel natural killer. GANGGUAN SPESIFIK Gangguan spesifik yang dapat terjadi pada gangguan psikosomatik sangat bervariasi, di antaranya adalah: Penyakit Keterangan Gangguan Kardiovaskular Hipertensi Stres akut menyebabkan pelepasan katekolamin yang meningkatkan tekanan sistolik. Stres kronik berhubungan dengan hipertensi esensial. Perubahan pola hidup diperlukan. Teori psikologis: kemarahan yang terpendam, rasa bersalah, dan kebutuhan untuk diakui. Angina, aritmia, penyakit jantung koroner Kepribadian tipe A (agresif, iritabel, mudah frustrasi) rentan terhadap PJK. Aritmia sering terjadi pada gangguan cemas. Perubahan pola hidup diperlukan untuk menurunkan risiko. Propranolol dapat diberikan pada pasien fobia sosial yang mengalami takikardia untuk menurunkan risiko penyakit jantung. Gangguan Pernafasan Asma Serangan dicetuskan oleh stres, ISPA, dan alergi. 4

Sindrom hiperventilasi SLE dan RA Osteoartritis IBD: penyakit Crohn, IBS, kolitis ulserativa Ulkus peptikum Neurodermatitis Pemeriksaan dinamika keluarga diperlukan, terutama ketika pasien masih anak-anak. Mungkin didapatkan orangtua yang overprotektif. Propranolol dan β-bloker dikontraindikasikan pada pasien asma dengan gangguan cemas. Mengi pada asma merupakan jeritan tersembunyi pasien untuk mendapatkan kasih sayang dan perlindungan. Menyertai gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh. Pasien berespons terhadap MAO, antidepresan trisiklik, atau agen serotonergik. Gangguan Muskuloskeletal Penyakit dapat dicetuskan oleh stres kehidupan mayor, terutama kematian orang yang dicintai. Penyakit memburuk dengan stres kronik, kemarahan, atau depresi. Penting untuk meminta pasien terus aktif untuk mengurangi deformitas sendi. Obati depresi dengan antidepresan atau psikostimulan, dan obati spasme otot dengan benzodiazepin. Perubahan pola hidup meliputi penurunan berat badan, olahraga isometrik untuk menguatkan sendi, aktivitas fisik, dan kontrol nyeri. Gangguan Gastrointestinal Berkaitan dengan depresi. Stres mencetuskan gejala. Teori psikologis: kepribadian pasif, intimidasi masa kanakkanak, obsesif, ketakutan akan hukuman, hostilitas yang tertutup. Peningkatan asam lambung terjadi karena rasa cemas, stres, kopi, alkohol. Teori psikologis: ketergantungan yang besar pada orang lain, tidak dapat mengeluarkan kemarahan. Gangguan Kulit Terjadi karena stresor psikososial: kematian orang yang 5

Nyeri kepala Obesitas dicintai, konflik seksual, kemarahan yang terpendam. Sebagian berespons terhadap hipnosis dalam mengatasi gejala. Lain-lain Tension-type headache (TTH) terjadi akibat kontraksi otototot di leher yang menyebabkan konstriksi aliran darah. TTH berhubungan dengan cepas dan stres situasional. Terapi relaksasi dan anti-cemas dapat berguna. Nyeri kepala migrain dapat dicetuskan oleh stres, olahraga, dan makanan tinggi tiramin. Penatalaksanaan adalah dengan pemberian ergotamin. Profilaksis dengan propranolol dapat menyebabkan depresi. Sumatriptan dapat digunakan pada serangan migrain nonhemiplegik dan nonbasilar. Hiperfagia mengurangi rasa cemas. Behavioral therapy, grup support, konseling nutrisi, dan psikoterapi suportif dapat membantu. PENATALAKSANAAN 1. Pendekatan kolaboratif. Kolaborasi dengan ilmu penyakit dalam dan ilmu bedah diperlukan untuk mengatasi gangguan fisik pasien. Pada saat yang bersamaan, psikiater mengatasi aspek psikiatrik. 2. Psikoterapi a. Psikoterapi suportif. b. Dynamic insight-oriented psychotherapy. Eksplorasi konflik di bawah alam sadar mengenai seks dan agresi. Kecemasan yang disebabkan stresor kehidupan diatasi dengan mematangkan defense mechanism. c. Terapi grup. Terapi grup dapat digunakan bila terdapat beberapa pasien yang memiliki kondisi fisik yang sama. Pasien dapat saling berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain. 6

d. Terapi keluarga. Eksplorasi hubungan keluarga dengan menekankan bagaimana penyakit pasien dapat mempengaruhi anggota keluarga lain. e. Cognitive-behavioral therapy. i. Cognitive. Pasien belajar bagaimana stres dan konflik dapat menyebabkan penyakit somatik. Pikiran negatif mengenai penyakit diatasi dan diubah. ii. Behavioral. Relaksasi dan teknik biofeedback mempengaruhi sistem saraf otonom secara positif. Teknik ini dapat digunakan pada pasien asma, alergi, hipertensi, dan nyeri kepala. f. Hipnosis. Hipnosis berguna untuk menghentikan kebiasaan rokok dan mengubah kebiasaan makan (diet). g. Biofeedback. Melatih untuk mengontrol sistem saraf otonom. Digunakan untuk nyeri kepala tension, migrain, dan hipertensi. h. Akupresur dan akupuntur. Terapi alternatif memiliki hasil yang bervariasi pada seluruh gangguan psikosomatik. 3. Farmakoterapi a. Anggap serius gejala nonpsikiatrik dan berikan pengobatan yang tepat (misal: laksatif untuk konstipasi). Konsultasikan dengan dokter yang merujuk ke bagian kedokteran jiwa. b. Gunakan obat antipsikotik bila terdapat gejala psikosis. Perhatikan efek samping dan imbasnya pada gangguan psikosomatik. c. Obat anti-cemas dapat mengurangi rasa cemas pada periode stres akut, namun batasi penggunaan untuk mencegah terjadinya ketergantungan. d. Antidepresan dapat diberikan bila terdapat depresi akibat kondisi medis. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dapat membantu bila pasien mengalami obsesi terhadap penyakitnya. 7

DAFTAR PUSTAKA Kay, Jerald, Allan Tasman. Essentials of Psychiatry. 2006. Barcelona: John Wiley & Sons, Ltd. Sadock, Benjamin J, Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 2007. Edisi 10. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Sadock, Benjamin J, Virginia A. Sadock. Kaplan & Sadock s Pocket Handbook of Clinical Psychiatry. 2010. Edisi 5. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 8