BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TELUR ASIN PENDAHULUAN

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN SILABUS. Nama Mata Kuliah: Kesehatan dan Gizi II. : Cucu Eliyawati, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pencernaan Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7 Manfaat Daun Singkong

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

Perilaku Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara terhadap Pola Makan Vegetarian Tahun 2011

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PAPER BIOKIMIA PANGAN

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN TEORI

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kamu makan sering dikutip tetapi tidak direnungkan lebih dalam apa maksud

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan informasi yang ditemui dan diperoleh oleh manusia melalui pengamatan akal untuk mengenali suatu benda atau kejadian yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Seringkali pengetahuan dijadikan sebagi acuhan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Bloom dalam bukunya Notoatmodjo (2010: 50) menjelaskan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya), sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 884) menjelaskan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Daryanto (2010: 103) menjelaskan bahwa aspek-aspek pengetahuan dalam taksonomi Bloom adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan (knowledge). Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk mengetahui atau mengenal fakta tanpa dapat menggunakannya. 7

8 2) Pemahaman (comprehension). Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui. 3) Penerapan (application). Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain. 4) Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu objek. 5) Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang telah ada. 6) Penilaian (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan dan pengalaman manusia yang dipengaruhi oleh intensitas perhatian manusia terhadap objek sebagai upaya untuk memperbanyak wawasan yang menghasilkan pengetahuan.

9 b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Fitriani (2015: 12) berpendapat bahwa faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan keperibadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi seseorang akan mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. 2) Media Massa/informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate

10 impact), sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain pempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. 3) Sosial Budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan. 5) Pengalaman Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

11 6) Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak. 2. Makanan Sehat dan Bergizi a. Definisi Makanan Sehat dan Bergizi Makanan merupakan salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara atau oksigen. Notoatmodjo (2007: 221) menjelaskan bahwa ada empat fungsi makanan bagi kehidupan manusia yaitu: 1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak 2) Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari 3) Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain 4) Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit Makanan yang dikategorikan makanan sehat adalah makanan yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak mengandung bibit penyakit atau racun. Makanan yang dikategorikan sehat juga berhubungan dengan sikap dan pola makanan dari setiap orang. Makanan yang mengandung unsur-unsur bergizi harus disertai dengan upaya menjaga kebersihan dan kesehatan orang yang mau memakannya. (Ginting, 2011: 53)

12 Makanan yang sehat dan mengandung gizi atau zat-zat gizi dapat dikelompokan menjadi lima macam yaitu: 1) Protein Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh yaitu membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon, dan membentuk zat inti energi. 2) Lemak Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi lemak bagi tubuh yaitu menghasilkan kalori terbesar pada tubuh manusia, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, dan sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu. 3) Karbohidrat Karbohidrat berfungsi sebagai salah satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan makanan pokok. 4) Vitamin Vitamin dibedakan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam air, dan vitamin yang larut dalam lemak. Fungsi vitamin A sebagai pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata. Vitamin B1 berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.

13 Vitamin B2 berfungsi sebagai pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. Fungsi vitamin B6 yaitu pembuatan sel-sel darah dan proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan lemak dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, dan pembentukan trombosit. Vitamin D berfungsi sebagai pengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endoktrin. Vitamin E berfungsi sebagai pencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada sel-sel sedang membelah. Vitamin K berfungsi sebagai pembentuk protombin yang berarti penting dalam proses pembekuan darah. 5) Mineral Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (CI), kalium (K), dan iodium (I). Fungsinya sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Notoatmodjo (2007: 222). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa makanan yang sehat dan bergizi adalah makanan yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan tubuh serta menjaga kebersihan dan kebersihan orang yang akan memakannya.

14 b. Kriteria Makanan Sehat Makanan Empat Sehat Lima Sempurna merupakan istilah yang sudah umum bagi kita yang berarti pentingnya padi-padian yang mengandung hidrat arang, sayuran, dan buah-buahan yang mengandung vitamin dan mineral. Kuntaraf (2003: 94) Pola makanan empat sehat lima sempurna perlu dilengkapi dengan kriteria makanan sehat berimbang seperti: 1) Cukup kuantitas Banyaknya makanan bergantung pada kebutuhan setiap orang sesuai dengan jenis dan lama aktivitas, berat badan, jenis kelamin, dan usia. 2) Proposional Jumlah makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan proporsi makanan sehat berimbang, yaitu karbohidrat 60 %, lemak 25 %, dan protein 15 %, cukup vitamin, mineral, dan air. 3) Cukup kualitas Makanan tidak sekedar membuat perut kenyang, tetapi juga berpengaruh pada sistem-sistem dalam tubuh. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan kandungan zat gizinya. Faktor yang mempengaruh mutu makanan menurut Ginting (2011: 53) antara lain: a) Penampilan makanan yang ditentukan oleh warna, tekstur, bentuk, dan porsi b) Rasa makanan yang ditentukan oleh suhu, bumbu, aroma, dan kematangan c) Gizi yang ditentukan oleh nilai bahan makanan itu sendiri d) Mikrobiologi yang ditentukan oleh kondisi makanan yang aman, dan bebas dari resiko penularan penyakit.

15 c. Syarat Makanan Sehat Makanan yang sehat adalah makanan yang higienis serta banyak mengandung gizi. Makanan higieni merupakan makanan yang bebas dari kuman penyakit dan tidak boleh bersifat meracuni tubuh manusia. Ada beberapa syarat makanan sehat menurut Widuri (2013: 2) yaitu harus mengandung: 1) Makanan harus mengandung kalori yang cukup untuk tubuh 2) Makanan harus mangandung protein yang mengandung 10 asam amino 3) Makanan yang dimakan harus cukup mengandung garam mineral dan air 4) Mengkonsumsi makanan harus ada perbandingan yang baik dari masing-masing komponen gizi 5) Makanan yang mudah dicerna 6) Makanan harus bersih, tidak mengandung bibit penyakit, dan tidak mengandung racun 7) Makanan tidak dalam kondisi panas saat dimakan 8) Bentuknya bisa dibuat menarik dan rasanya enak. 3. Makanan Jajanan a. Definisi Makanan Jajanan FAO mendefinisikan makanan jajanan sebagai makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan dipinggir jalan, tempat umum atau tempat lainnya, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan, dimasak di tempat produksi, di rumah atau di tempat berjualan. (BPOM, 2008)

16 b. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan Pemilihan makanan jajanan merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Aprillia (2011: 20) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan, diantaranya adalah: 1) Faktor makanan meliputi kandungan gizi, dan komponen kimia, serta fisik makanan 2) Faktor personal meliputi persepsi sensorik (aroma, rasa, dan tekstur) 3) Faktor sosial meliputi harga, merk, ketersediaan, dan budaya 4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Siswa SD termasuk kategori anak yang memiliki khas berinteraksi dengan keluarga, dan teman sebaya. Siswa SD terkait dengan pemahaman diri atau konsep diri, siswa dapat mengalami perubahan yang sangat pesat. Santrock menjelaskan bahwa perubahan ini dapat dilihat sekurangkurangnya dari tiga karakteristik pemahaman diri, yaitu (1) karakteristik internal, (2) karakteristik aspek-aspek sosial, dan (3) karakteristik perbandingan sosial. Karakteristik perbandingan sosial membahas tentang pemahaman dalam tahap perkembangan siswa SD yang cenderung membandingkan diri siswa dengan orang lain secara komparatif daripada secara absolut. Aktifitas siswa SD lebih banyak menyita waktu selama masa pertengahan dan akhir dalam berinteraksi. Menurut Barker yang dikutip

17 Desmita (2010: 184) mencatat bahwa siswa yang berusia 7 hingga 11 tahun meluangkan lebih dari 40 % waktu untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Siswa SD lebih menekankan pentingnya aktivitas bersama-sama seperti berbicara, bermain, berjalan ke sekolah, bersekolah di sekolah yang sama, dan berpartisipasi dalam suatu organisasi yang sama. Keluarga dan teman sebaya mempunyai pengaruh bagi perkembangan siswa, selain itu sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan siswa SD. Interaksi dengan guru dan teman sebaya di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan sosial, dan memperoleh pengetahuan. Sekolah akan membantu siswa memperoleh pengetahuan akademis dan kemampuan intelektual yang dibutuhkan untuk keberhasilan dalam masyarakat. Berdasarkan karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik siswa SD secara garis besar masih senang bermain, senang bergerak, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Perkembangan siswa SD tidak hanya dipengaruhi oleh keluarga, namun teman sebaya, dan lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi perkembangan siswa. B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian tentang kebiasaan jajan dan makanan sehat bergizi telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya diantaranya:

18 1. Penelitian oleh Syafitri, Hidayat, dan Yayuk (2009: 169) tentang Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah Dasar Studi Kasus Di SD Lawanggintung 01 Kota Bogor, yang menunjukkan bahwa pengetahuan gizi tentang makanan jajanan sebanyak 44 % termasuk dalam kategori sedang, 32 % siswa memiliki pengetahuan gizi kurang, dan sekitar seperlima 24 % siswa yang memiliki pengetahuan gizi baik. Konsumsi makanan jajan disebabkan karena uang saku yang diberikan oleh orang tua sehingga siswa lebih banyak membeli makanan jajanan dibandingkan memakan makanan di rumah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Brown, dan Laura (2007: 38) tentang An Ecological Aproach to High School Student School Food Choice. hasil penelitian ini hampir dua pertiga dari peserta (62,5 %) mereka merasa memiliki pengetahuan untuk memilih makanan sehat. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan tidak selalu menyebabkan pilihan makanan sehat. Terlihat bahwa melengkapi siswa dengan keterampilan pengambilan keputusan mengenai makanan pilihan akan bermanfaat bagi siswa. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Burrows, et. al (2014: 2024) tentang The Relationship Between Unhealthy Snacking At Shcool And Academis Outcomes : A Population Study In Chilean School Hildren. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi 45 % mengalami kelebihan berat badan. 56 % dari siswa melaporkan mengkonsumsi cemilan yang tinggi lemak, gula, garam, dan energi, 36 % dianggap tidak memiliki apapun, dan 8 % dianggap makan yang sehat selama di sekolah.

19 Berdasarkan penelitian di atas peneliti menemukan teori terkait pengetahuan, sikap pemilihan jajanan, dan faktor yang mempengaruhi pemilihan jajanan. Pengetahuan sangat penting bagi siswa sebagai pedoman memilih makanan yang sehat dan bergizi, oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk mendapatkan data secara valid mengenai pengetahuan, berusaha untuk menemukan teori baru untuk mengetahui lebih dalam pengetahuan siswa tentang makanan yang sehat dan bergizi di MI Muhammadiyah Patikraja dan MI Muhammadiyah Sidabowa, sikap pemilihan jajanan siswa di sekolah, dan peneliti juga ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi siswa terhadap pemilihan jajanan di sekolah dengan menggunakan metode penelitian kombinasi (Mix Method). C. Kerangka Pikir Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).

20 Jika siswa MI Muhammadiyah Sidabowa mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang makanan yang sehat dan bergizi maka siswa dapat mempertimbangkan untuk memilih makanan jajanan di sekolah, selain itu siswa dapat mempertinggi pengetahuan tentang makanan yang sehat dan bergizi untuk mendukung prestasi akademik siswa dan memperbaiki kesehatan pada siswa. Kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: Pengetahuan makanan sehat dan bergizi Sikap/Perilaku dalam mengambil keputusan Keputusan Positif Keputusan Negatif Faktor yang mempengaruhi Gambar 2.1 Kerangka Pikir Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pengetahuan tentang makanan sehat dan bergizi dapat mempengaruhi sikap/perilaku siswa dalam mengambil keputusan. Sikap/perilaku siswa juga dapat disebabkan oleh pengaruh lain yang dapat menumbuhan suatu tindakan atau keputusan, baik itu keputusan yang positif maupun negatif. Siswa yang memiliki pengetahuan tinggi tentang makanan yang sehat dan bergizi akan lebih berhati-hati dalam

21 memilih makanan jajanan yang ada di sekolah, namun bisa jadi siswa yang memiliki pengetahuan tinggi masih membeli makanan jajanan yang tidak sehat. Hal tersebut bisa saja karena ada faktor lain yang mempengaruhi siswa terhadap pemilihan jajanan di sekolah. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didasarkan atas teori yang relevan. Bentuk rumusan hipotesis seperti bentuk rumusan masalah yaitu hipotesis deskriptif. Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan siswa tentang makanan yang sehat dan bergizi baik 2. Sikap siswa terhadap pemilihan makanan jajanan di sekolah baik 3. Ada faktor yang mempengaruhi siswa terhadap pemilihan makanan jajanan di sekolah.