Bab 3. Metodologi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB 2 LANDASAN TEORI

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB 2 LANDASAN TEORI

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MOTODE PENELITIAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

BAB 4. Pengolahan Data dan Perancangan Produk

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN ANALISA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyebab Buncis Ditolak Eksportir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING

BAB III METODOLOGI PENELITAN

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI3) Riset Aplikatif Bidang Teknik Mesin dan Industri

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITAN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Transkripsi:

Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan yang ada, dirumuskan tujuan penelitian. Berangkat dari tujuan penelitian, kembali dilakukan studi pustaka, didukung dengan datadata hasil studi pendahuluan sebagai sarana pendukung dan dasar untuk memulai penelitian. Gabungan dari permasalahan, tujuan penelitian, didukung dengan studi yang dilakukan akan menjadi input dalam perancangan penelitian. Setelah perancangan penelitian ditetapkan, dilakukan pengumpulan data mentah yang selanjutnya diolah dalam pengolahan data. Kemudian, dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data. Penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan dan memberikan saran-saran bagi perusahaan maupun bagi penelitian selanjutnya. Keseluruhan urutan langkah-langkah dalam metodologi penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut: Mulai Studi Literatur Studi Pendahuluan Penelitian Pengolahan dimensi fisik Analisis Penetapan Konsep Produk Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1. Metodologi Penelitian

3.1 Studi Literatur Studi ini dimulai dari merumuskan latar belakang permasalahan. Setelah latar belakang permasalahan dipaparkan, maka dirumuskan permasalahan yang ingin dicari jawabannya dengan melakukan penelitian. Untuk membatasi permasalahan, maka ditetapkan batasan permasalahan yang didefinisikan sesuai dengan kemampuan peneliti. Asumsi-asumsi permasalahan pun dijabarkan di awal penelitian untuk membantu berjalannya penelitian. Hal ini selanjutnya yang dilakukan adalah menelusuri dasar-dasar teori yang mendukung penelitian yang dilakukan. Untuk menelusuri dasar teori ini, diperlukan studi literatur yang berhubungan dengan permasalahan dan solusi permasalahan. 3.2 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian, dilakukan observasi lapangan terlebih dahulu. Observasi lapangan dilakukan agar peneliti lebih memahami keadaan di lapangan. Hal ini dilakukan sebagai dasar peneliti menentukan metode penelitian yang akan dilakukan. Pada saat studi pendahuluan, dilakukan observasi pada objek yang akan diteliti berserta aspek-aspek yang mempengaruhi pengambilan data. Studi pendahuluan ini dilakukan berdasarkan dasar teori yang telah ditelusuri sebelumnya. Dengan studi pendahuluan, maka peneliti dapat memahami hal-hal yang harus disiapkan dalam melakukan penelitian. Objek penelitian yang dipilih sebagai foskus perhatian adalah murid kelas 1 dan 2 SDN 124396 di jalan Nagur, Pematangsiantar. SDN 124396 merupakan salah satu sekolah dasar di jalan Nagur Pematangsiantar. Keberagaman murid dapat memberikan keunggulan pada data yang dikumpulkan. Pada SDN 124396 Pematangsiantar, dimensi meja dan kursi sekolah untuk murid kelas 1, 2, dan 3 adalah sama. Hal ini berpotensi pada adanya peluang ketidaksesuaian dimensi tubuh murid dengan dimensi meja dan kursi yang digunakannya.

3.3 Tahap Penelitian Tahap penelitian dirumuskan sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tahap penelitian ini dirumuskan secara sistematis dan komprehensif dari awal pengambilan data untuk penelitian, pengolahan data, hingga hasil rancangan yang merupakan hasil penelitian yang diharapkan. 3.3.1 Pengukuran Dimensi Fisik Pengukuran dimensi fisik dilakukan untuk mendapatkan data antropometri yang dibutuhkan. Pengukuran ini dilakukan pada 50 murid. Pengukuran dimensi fisik dilakukan pada beberapa dimensi tubuh dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3. 1 Cara Pengukuran Dimensi Tubuh No. Dimensi Tubuh Cara pengukuran 1. Tinggi popliteal 2. Lebar pinggul 3. Jarak pantat-popliteal 4. Tinggi pinggang 5. Tinggi sandaran punggung Ukuran jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha. Siswa duduk tegak. Kemudian diukur jarah horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan. Siswa duduk tegak. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (popliteal). Siswa duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pinggang. Siswa duduk tegak Ukur jarak vertikal permukaan alas duduk sampai pucuk tulang belikat bawah.

No. Dimensi Tubuh Cara pengukuran 6. Lebar bahu 7. Tinggi siku duduk 8. Tebal paha 9. Tebal perut 10. Jangkauan Tangan 11. Rentang Tangan Ukur jarak horizontal kedua lengan atas. Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Siswa duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah. Siswa duduk tegak. Ukur jarak dari permukaan alas duduk sampai ke permukaan pangkal paha. Siswa duduk tegak. Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pinggang Siswa duduk tegak dengan tangan horizontal ke depan Ukur panjang tangan dari lengan atas sampai ujung jari Siswa duduk tegak Ukur rentang tangan siswa, dari ujung tangan yang satu ke ujung tangan yang lain Dimensi-dimensi di atas diambil karena dimensi tersebut dibutuhkan dalam melakukan perancangan meja dan kursi untuk murid. Visualisasi dari dimensi fisik yang disebut di atas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini

Gambar 3.2. Visualisasi Dimensi Fisik 3.3.2 Pengolahan Data Antropometri Data antropometri yang diambil telah disebutkan sebelumnya. Data antropometri ini merupakan dasar untuk menentukan dimensi-dimensi dalam rancangan meja dan kursi. Oleh karena itu, data antropometri ini harus diuji secara statistik terlebih dahulu untuk menjaga validitas data. Uji yang dilakukan pada dayan antropometri adalah uji normal, uji seragam, dan uji data cukup. Uji kenormalan data dilakukan untuk mengetahui apakah data dimensi tubuh yang dikumpulkan mendekati distribusi normal atau tidak. Hal ini dilakukan karena adanya berbagai aspek dalam penelitian yang membutuhkan kenormalan data. Berbagai distribusi populasi dapat didekati dengan distribusi sampel normal apabila sampel melebihi 30 data (Walpole et al., 2007). Selain itu, terdapat aspek yang membutuhkan kenormalan data seperti perhitungan persentil, uji kesamaan rata-rata dua populasi, dan uji korelasi antar populasi. Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah seragam dengan kelompok datanya. Uji keseragaman data dilakukan agar ditemukan pencilan-pencilan dari kelompok data. Pencilan data dapat mengakibatkan adanya kesimpulan yang kurang tepat dan tidak merepresentasikan populasi.

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah cukup untuk merepresentasikan populasi. Uji kecukupan data bergantung pada rata-rata dan standar deviasi data. Pengolahan yang ditujuan sebelumnya bertujuan untuk mengetahui apakah data dimensi tubuh yang telah dikumpulkan dapat merepresentasikan populasi. Selain pengolahan data antropometri tersebut, dilakukan pula pengolahan data yang bertujuan untuk membantu perancangan meja dan kursi yang ergonomis. 3.3.3. Pembangunan Konsep Produk Pembangunan konsep produk memerlukan tahap-tahap sistematis yang dapat dijadikan acuan dalam melakukannya. Pembangunan konsep produk memulai tahap-tahapnya dari pengumpulan data yang berupa data antropometri dan evaluasi postural. Setelah itu, tahap pembangunan konsep produk dilanjutkan dengan penentuan spesifikasi produk. Penentuan spesifikasi produk inilah yang kemudian mendasari pembuatan desain produk. 3.3.3.1 Penentuan Konsep Produk Penentuan konsep produk menggunakan dasar-dasar yang akan diperoeh berhubungan dengan ilmu ergonomi. Terdapat dasar-dasar dalam perancangan meja dan kursi yang dapat mendukung kesehatan dan keergonomisan penggunanya. Penentuan konsep produk didasarkan pada dasar ergonomi, data keluhan dan aktivitas murid yang berhubungan dengan produk. Penentuan konsep produk meliputi bentuk produk, dan dimensi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.3. Dasar Ergonomi Data Keluhan Penentuan Konsep Produk Gambar 3.3. Penentuan Konsep Produk

3.3.3.1.2 Pembuatan Desain Produk Pembuatan desain produk dilakukan setelah didapatkan konsep produk yang lebih baik. Desan produk dibuat dengan cara melakukan gambar sketsa dengan cara melakukan gambar sketsa terlebih dahulu dan kemudian ditransformasikan pada software Solidwork 3.3.4 Hasil Rancangan Pada tahap sebelumnya telah dilakukan perancangan produk berdasarkan ilmu ergonomi, data antropometri, dan keluhan pada otot-rangka. Pada tahap ini, ditunjukkan hasil rancangan meja dan kursi yang dimaksud. 3.4 Analisis Analisis dilakukan terhadap proses-proses yang dilakukan dari awal penelitian hingga akhirnya didapatkan hasil rancangan produk. Analisis pun dilakukan pada hasil rancangan produk untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan rancangan produk. 3.5 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dijabarkan diawal. Saran ini merupakan saran untuk perbaikan produk yang sudah ada dan penelitian ke depannya.

Dan untuk metodologi perancangan produk adalah sebagai berikut: Perencanaan Pengembangan Konsep Perancangan Tingkat Sistem Perancangan Rinci Pengujian dan Perbaikan Peluncuran Produk Gambar 3.4 Metodologi Perancangan 3.6 Perencanaan Kegiatan perencanaa sering dirujuk sebagai zerofase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. 3.7 Pengembangan Konsep Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpuan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek. 3.8 Perancangan Tingkat Sistem Fase perancangan tingkatan sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran akhir untuk sistem produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secarang fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir. 3.9 Perancangan Detail Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengen dalian untuk produk: gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesidikasi komponen-komponen yang dibeli, serta rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk 3.10 Pengujian dan Perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacammacam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya. Prototipe alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen utama. Prototipe berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen

yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produksi akhir. 3.11 Produksi Awal Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produkse sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan. Karena tahap pengembangan konsep dalam proses pengembangan itu sendiri membutuhkan lebih banyak koordinasi dibandingkan fungsi-fungsi lainnya, banyak metode pengembangan terintegrasi. Metode terstrukturnya dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut. Peryantaan Misi Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Menetapkan Spesifikasi & Targetnya Mendesain Konsep Produk Memilih Konsep Produk Menguji Konsep produk Menetapkan spesifikasi Akhir Rencana Alur Pengembangan Rencana Pengembangan Proses ekonomis produk Benchmark produk kompetitor Membangun model pengujian dan prototype produk Gambar 3.5. Tahap pengembangan konsep

Proses pengembangan konsep menurut Ulrich et al., 2000 mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut: 1. Identifikasi kebutuhan Pelanggan Sasaran kegiatan ini adalah memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar hierarki, dengan bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan. 2. Penetapan spesifikasi target Spesifikasi memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana produk bekerja. Ia merupakan terjemahan dari kebutuhan pelanggan menjadi kebutuhan secara teknis. Target spesifikasi mula-mula dipersiapkan di awal dan merupakan hawapan dari tim pengembangan. Nantinya spesifikasi ini diperbaharui agar konsistensi dengan batasan-batasan berdasarkan konsep produk yang dipilih oleh tim. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Setiap spesifikasi terdiri dari suatu metrik, serta nilai-nilai batas dan ideal untukj besaran tersebut. 3. Penyusunan konsep Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Penyusunan konsep mencakup gabungan dari penelitian eksternal, proses pemecahan masalah secara kreatif oleh tim dan penelitian sistematis dari bagian-bagian solusi yang dihasilkan oleh tim. 4. Pemilihan konsep Pemilihan konsep merupakan kegiatan di mana berbagai konsep dianalisis secara berturut-turpur dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan. Proses ini membutuhkan beberapa iterasi dan mungkin diajukannya tambahan penyusunan dan perbaikan konsep.

5. Pengujian konsep Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama pengembangan selanjutnya. Jika tanggapan pelanggan buruk, proyek pengembangan mungkin dihentikan atau beberapa kegiatan awal mungkin diulang bila dibutuhkan. 6. Penentuan spesifikasi akhir Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada titik ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasanbatasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja. 7. Perencanaan proyek Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini. Tim membuat suatu jadual pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek. Hasil utama dari kegiatan awal hingga akhir ini biasanya dikumpulkan dalam satu buku kontrak yang terdiri dari pernyataan misi, kebutuhan pelanggan, detail konsep yang dipilih, spesifikasi target, analisis ekonomis produk, jadwal pengembangam, penentpuan staf proyek dan anggaran. 8. Analisis ekonomi Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk produk baru. Model ini digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan. Analisis ekonomi awal hampir selalu

dilakukan bahkan sebelum proyek dimulai, dan analisis ini diperbaharui begitu ada tambahan informasi. 9. Analisis produk-produk pesaing Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan akhir. 10. Pemodelan dan pembuatan prototype Setiap tahapan dalamproses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup, antara lain model pembuktian konsep, yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan: model hanya bentuk dapat ditunjukan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisandan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis. Penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk tugas akhir ini hanya sampai pada pemilihan konsep produk.