BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Widyawati Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan dan menyediakan kesempatan bertumbuh dan keuntungan kompetitif kepada perusahaan. Dengan bertambahnya produk-produk baru, maka timbul sebuah tantangan untuk dapat memperkenalkan produk baru secara lebih cepat tanpa mengurangi sisi kualitas. Sebagai contoh para penghasil automobile dunia sekarang dapat memperkenalkan sebuah rancangan mobil baru dalam dua tahun, di mana dahulu akan membutuhkan waktu sekitar empat tahun lamanya. Perancangan produk baru (New Product Design) sebagian besar adalah berkenaan dalam hal operasional yang antara lain men-spesifikasikan produk-produk yang akan dibuat di mana hal tersebut adalah sebuah persyaratan untuk melakukan produksi. Di waktu yang bersamaan, proses-proses yang ada dan produk-produk yang akan dihasilkan dapat memaksa dan mendorong keberadaan teknologi untuk mendukung lahirnya produk-produk baru. Dengan demikian perancangan produk mengacu kepada bentuk fisik (physical) dan proses manufaktur.
2 7 2.2 Proses Pengembangan dan Perancangan Produk Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi sekumpulan output. Dengan demikian proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk. Menurut Ulrich, proses pengembangan produk umumnya terdiri dari enam tahap, yang antara lain adalah: Perencanaan: Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai zerofase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Pengembangan konsep: Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternative konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Perancangan tingkatan system: Fase ini mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk system produksi biasanya didefinisikan selama fase ini. Perancangan detail: Fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
3 8 Pengujian dan perbaikan: Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal biasanya dibuat dalam fase ini. Produksi awal: Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan system produksi yang sebenarnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Dari enam tahap proses pengembangan produk tersebut, masih terdapat halhal detail yang harus dilalui dalam setiap tahap proses pengembangan produk. Misalnya dalam tahap pengembangan konsep, pada tahap tersebut harus melalui proses-proses seperti identifikasi kebutuhan pelanggan, Spesifikasi produk, Penyusunan konsep dan sebagainya. Untuk dapat lebih jelas dan menyeluruh dapat diperhatikan dalam diagram proses pengembangan produk berikut ini.
4 9 Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan Tingkatan Sistem Fase 3 Perancangan Rinci Fase 4 Pengujian dan Perbaikan Fase 5 Peluncuran produk Proses dan Organisasi Pengembangan Perencanaan Produk Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Spesifikasi Produk Penyusunan Konsep Seleksi Konsep Pengujian Konsep Arsitektur Produk Proses Perancangan Produk Desain Industri Desain untuk Manufaktur Prototype Analisis Ekonomis Pengembangan Produk Mengendalikan Proyek Gambar 2.1 Proses Pengembangan & Perancangan Produk Gambar di atas merupakan suatu proses pengembangan dan perancangan produk. Dalam penulisan skripsi ini produk yang dikembangkan adalah produk berbasis teknologi (technology push) yaitu keberadaan teknologi mendorong untuk dapat melakukan pengembangan produk, sehingga tahapan yang digunakan tidaklah berangkat dari tahapan penyusunan konsep, tetapi dimulai dari proses perancangan produk yaitu arsitektur produk, desain industri, desain untuk proses manufaktur dan
5 10 prototype. Di mana setiap tahapan tersebut akan dijelaskan pada bab pembahasan dan hasil. 2.3 Arsitektur produk Arsitektur produk adalah penugasan elemen-elemen fungsional dari produk terhadap kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk, apa yang harus dilakukan oleh komponen tersebut dan seperti apa penghubung atau pembatas (interface) yang digunakan untuk peralatan lainnya? Sebuah produk dianggap terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemenelemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Sedangkan elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian produk (part), komponen, sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk. Dalam menetapkan suatu keputusan arsitektur produk terdapat tiga langkah, yaitu: 1. Membuat skema produk; Skema adalah suatu diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen-elemen penyusunan produk. 2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema; Tantangan pada langkah 2 ini adalah menugaskan setiap elemen yang terdapat pada skema menjadi chunk yang menjalankan setiap fungsi tertentu.
6 11 3. Membuat susunan geometris yang masih kasar; Susunan geometris dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model computer atau model fisik (dari tripleks atau busa, sebagai contoh) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi. 2.4 Desain Industri (Product design) Perhimpunan Desainer Industri Amerika (IDSA) mendefinisikan desain industri sebagai jasa professional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan produk serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara pemakai dan produsen. Definisi ini cukup luas untuk memasukkan kegiatan dari semua produk tim pengembangan. Kenyataannya desainer industri memfokuskan diri pada bentuk dan interaksi pemakai produk. Dreyfuss (1667) membuat daftar lima tujuan penting. Desainer-desainer industri dapat membantu tim untuk mencapainya ketika mengembangkan produk-produk baru: Kegunaan: Hasil produksi manusia harus selalu aman, mudah digunakan, dan intuitif. Setiap ciri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan pemakainya mengetahui fungsinya. Penampilan: Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan produk menjadi satu produk yang menyenangkan. Kemudahan pemeliharaan: Produk juga harus didesain untuk memberitahukan bagaimana mereka dapat dirawat dan diperbaiki.
7 12 Biaya-biaya rendah: Bentuk dan ciri memegang peranan besar dalam biaya peralatan dan produksi. Karena itu, hal ini harus diperhatikan secara bersamasama oleh tim. Komunikasi: Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan misi perusahaan melalui visualisasi kualitas produk. Desainer industri merupakan salah satu program universitas yang ditempuh selama 4-5 tahun. Program itu mempelajari seni pahat dan bentuk, mengembangkan gambar, presentasi, dan membuat model dan mendapatkan pemahaman dasar tentang material, teknik manufaktur, dan pengerjaan akhir. Kemampuan mereka untuk mengekspresikan ide-idenya secara visual menunjang untuk mengembangkan konsep yang berguna bagi tim. Walaupun ide-ide desainer industri dapat menciptakan sebagian besar sketsa konsep dan model awal yang digunakan oleh tim melalui proses pengembangan berasal dari seluruh anggota tim. Dengan kata lain seluruh proses yang ada di dalam desain industri berkaitan dengan merancang produk atau sering disebut Product design. Dalam fase produk desain akan difokuskan dengan merancang bentuk-bentuk fisik dari produk baru. Pada awalnya, perusahaan memilki beberapa ide umum dari akan seperti apa produk baru tersebut tetapi tidak terlalu spesifik. Pada akhir dari fase produk desain, perusahaan memiliki sebuah susunan dari spesifikasi produk (list komponen) dan gambar teknik secara detail sehingga pembuatan prototype awal dapat dilakukan dan diuji coba.
8 13 Produk desain membutuhkan ketentuan dari begitu banyak perbedaan tradeoffs antara biaya produksi, kualitas (fitur) dan waktu (schedule). Engineer akan dilibatkan untuk bekerja dalam bagian yang bervariasi dari poyek ini. Selama mereka bekerja, mereka akan mengambil keputusan yang pada akhirnya akan berefek pada biaya produksi, kualitas (fitur), dan waktu penjadwalan untuk perkenalan produk (product introduction). Sangatlah mudah melihat mengapa marketing, operasional dan keuangan / akuntan harus juga dilibatkan dengan engineer selama fase ini, dikarenakan supaya trade-offs yang tepat dapat dihasilkan untuk profit yang besar dari bisnis. 2.5 Desain untuk Manufaktur (Design for Manufacture and Assembly) Kegagalan yang umumnya ditemukan dalam pengembangan produk adalah membuat produk tersebut bekerja namun sulit untuk dibangun. Kesulitan dalam manufaktur membuat sebuah produk menjadi mahal, sulit untuk dipabrikasi, membutuhkan ekstra waktu, bentuk geometri yang diinginkan sulit untuk dikerjakan dan membutuhkan perawatan ekstra dalam produksi dan lain sebagainya. Design for Manufacture (DFM) and Assembly (DFA) adalah suatu analisis dan perancangan ulang (redesign) dari sebuah produk atau konsep agar dapat menjadi lebih mudah diproduksi. Analisa DFM & DFA adalah sama seperti kebanyakan metode proses desain, yang dapat diaplikasikan selama fase-fase dari proses perancangan produk. Dapat pula digunakan dalam Benchmarking analysis.
9 14 Terdapat dua buah komponen, yaitu Design for Manufacture dan Design for Assembly. DFM berkaitan dengan membuat satuan komponen-komponen (parts) menjadi lebih mudah diproduksi dari persediaan bahan mentah. DFM melibatkan aplikasi dari parts-forming models, analytic formulas, atau simulasi proses elemen complex finite. DFA, berkaitan dengan membuat pengarahan tambahan dan metode yang lebih sederhana, sebagai contoh, membuat parts mudah ditambahkan dengan menggunakan penjepit yang langsung di cover body sebagai ganti dari penggunaan mur ataupun baut. DFA melibatkan aplikasi dari tambahan waktu dan kompleksitas model. DFM dan DFA sangatlah penting dalam perancangan karena memiliki tiga dampak keuntungan. Pertama, dapat mengurangi hitungan parts. Sehingga dapat mengurangi biaya. Jika sebuah rancangan mudah diproduksi dan dirakit, maka dapat diselesaikan dalam sedikit waktu, dan juga menjadi lebih murah. Dampak keuntungan kedua, dalam mempertimbangkan produk-produk yang digunakan dalam aplikasi-aplikasi kritis yang ekstrim dan di mana biaya tidaklah menjadi masalah. Sebagai contoh, Satelit-satelit yang digunakan dalam eksplorasi misi interplanet NASA, memiliki sistem-sistem yang harus berjalan; menghemat bahkan ribuan dollar dalam perakitan atau biaya komponen adalah tidak berguna atau tidak ada artinya. Apa yang terpenting dan bagaimanapun adalah ketahanan (reliability). Banyak aktivitas yang dapat mengembangkan ketahanan akan diaplikasikan, inilah salah satu dampak keuntungan dari DFM dan DFA.
10 15 Terakhir, DFM dan DFA juga secara umum mengembangkan kualitas dari perancangan, berdasarkan alasan yang sama seperti mengapa mengembangkan ketahanan. Jika sebuah komponen (parts) lebih mudah untuk diproduksi, maka hanya sedikit kapabilitas mesin yang dibutuhkan untuk menghasilkan toleransi yang sama. Sebuah komponen yang mudah untuk di injeksi tidaklah membutuhkan pengendalian proses yang ekstra ketat atas tekanan, waktu, dan temperature dalam rangka memperoleh dimensi toleransi. Sebaliknya, untuk kapabilitas mesin yang sama, langkah yang lebih mudah dalam perancangan produk akan memiliki toleransi yang lebih ketat. Pada fase ini merupakan suatu fase di mana pengembangan tingkat system dirancang guana mendukung seluruh hal-hal yang berkaitan dengan system operasional dalam system produksi yang efektif dan efisien. Keseluruhan system manufaktur dirancang. Desain untuk manufaktur biasanya sudah dilakukan selama proses pengembangan. Pada poin ini, tim seharusnya memiliki suatu perkiraan daftar material / bill of material (BOM). Selama tahap perancangan tingkat sistem, tim seharusnya juga sudah dapat menguraikan produk menjadi komponen-komponen terpisah, sehingga dapat diketahui bagaimana struktur dari produk itu dan dapat diperkirakan bagaimana merancang suatu urutan proses yang diperlukan untuk membuat produk tersebut. Biasanya langkah atau urutan-urutan proses yang diperlukan untuk membuat produk dituangkan ke dalam Operation Process Chart (OPC). Dengan demikian ada empat hal utama yang perlu dilakukan dalam fase
11 16 desain untuk manufaktur, yaitu OPC, pengukuran waktu baku, struktur produk, dan BOM. 2.6 Prototype Apakah prototype itu? Esensi dasar prototype pada umumnya didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Dengan definisi ini, setiap wujud yang memperlihatkan sedikitnya satu aspek produk yang menarik bagi tim pengembangan dapat ditampilkan sebagai sebuah prototype. Definisi ini menyimpang dari penggunaan umumnya, di mana mencakup bermacam bentuk prototype seperti penggambaran konsep, model matematika, dan bentuk fungsional yang lengkap sebelum dibuat dari suatu produk. Membuat prototype merupakan proses pengembangan perkiraan-perkiraan semacam itu dari produk. Apa kegunaan prototype? Dalam proyek pengembangan produk, prototype digunakan untuk empat tujuan, yaitu : Pembelajaran: Prototipe sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan Akankah dapat bekerja? dan Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan? Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini, prototype diperlakukan sebagai alat pembelajaran. Komunikasi: Prototype memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar
12 17 karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun. Penggabungan: Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponenkomponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang diharapkan. Milestone: Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototype digunakan untuk mendemontrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang diinginkan. Prototipe ini menyediakan hasil nyata, mempelihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan jadwal. Berdasarkan penggunaannya Prototipe sering dibedakan menjadi dua tipe, yaitu prototype alpha dan prototype beta. Prototipe Alpha, khususnya digunakan untuk menilai apakah produk bekerja seperti yang diharapkan. Bagian-bagian dalam prototype alpha biasanya sama dalam hal material dan bentuk geometriknya dengan bagian-bagian yang akan digunakan pada versi produk hasil produksi. Namun biasanya bagian-bagian itu dibuat dengan pross produksi prototype. Prototipe Beta, khususnya digunakan untuk menilai reliabilitas dan untuk mengidentifikasi kesalahan dalam produk. Prototipe ini seringkali diberikan pada pelanggan untuk pengujian pada lingkungan pengguna selanjutnya. Bagianbagian dalam prototype beta biasanya dibuat dengan proses produksi sebenarnya
13 18 atau disuplai oleh suplier bagian tersebut, tapi produk biasaya telah dirakit dengan fasilitas perakitan akhir berikutnya. Merencanakan suatu prototype. Pada bagian ini menampilkan metode empat langkah untuk merencanakan sebuah prototype selama pengembangan produk. Langkah-langkah tersebut antara lain: Menetapkan Tujuan Prototype; Mengingat kembali empat tujuan prototype, yaitu: pembelajaran, komunikasi, penggabungan dan milestone. Dalam menetapkan tujuan sebuah prototype, tim mendaftar khususnya pembelajaran dan kebutuhan komunikasi. Anggota tim juga mendaftar beberapa kebutuhan penggabungan baik yang jadi ataupun tidak. Prototipe diharapkan untuk menjadi satu dari beberapa tonggak utama dari proyek pengembangan produk keseluruhan. Menetapkan tingkat perkiraan konsep; Merencanakan sebuah prototype membutuhkan tingkatan di mana produk akhir diperkirakan akan ditetapkan. Tim harus mempertimbangkan apakah prototype fisik diperlukan atau prototype analitik yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Dalam banyak kasus, prototype yang paling sederhana yang akan memenuhi tujuan yang ditetapkan pada langkah pertama di atas. Pada beberapa kasus, prototype yang sudah ada atau prototype yang dibuat untuk tujuan lain dapat dipinjam. Menggariskan rencana percobaan; Dalam banyak kasus, penggunaan prototype dalam pengembangan produk dapat dianggap sebuah percobaan. Praktek
14 19 percobaan yang baik membantu untuk menjamin penggalian nilai maksimum dari kegiatan pembuatan prototype. Rencana percobaan meliputi identifikasi variable percobaan (jika ada), protocol pengujian, sebuah indikasi mengenai pengukuran apa yang akan ditampilkan, dan sebuah rencana untuk menganalisis data hasil. Saat terdapat banyak variable yang harus digali, rancangan percobaan yang efisien akan sangat membantu proses semacam ini. Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian; Karena pembuatan dan pengujian prototype mempertimbangkan subproyek dalam keseluruhan proyek pengembangan, tim diuntungkan dari jadwal untuk kegiatan membuat prototype. Tiga tanggal pertemuan sangatlah penting dalam menetapkan usaha pembuatan prototype. Pertama, tim menetapkan kapan bagian-bagian akan siap untuk dirakit (ini kadang-kadang disebut tanggal rangkaian bagian ). Kedua, tim menetapkan tanggal kapan prototype akan diuji pertama kali (ini kadang-kadang disebut tanggal pengujian asap, karena merupakan waktu tim untuk pertama kalinya menyalurkan energi dan melihat asap dalam produk dengan system listrik). Yang ketiga, tim menetapkan tanggal saat prototype diharapkan telah selesai diuji dan memberikan hasil akhir. Menetapkan Spesifikasi Akhir; Merupakan tahap akhir yang berdasarkan tahapan sebelumnya baik dari percobaan dan pengujian yang dilakukan, ditetapkan main specification.
15 Mikrokontroler Mikrokontroler dapat diumpamakan sebagai bentuk minimum dari sebuah mikrokomputer, ada perangkat kerasnya dan perangkat lunaknya, juga ada memorinya, CPU dan lain sebagainya, yang terpadu dalam satu keping IC (Integrated Circuit). Hanya saja saat ini untuk kebutuhan alat kontrol yang fleksibel yang mudah dibawa ke mana-mana serta dapat deprogram-ulang (reprogrammabale), misalnya sebagai inti dari alat kontrol penampil tulisan, system pengukuran jarak jauh (telemetri) dan lain-lain, maka dibutuhkan piranti yang bisa mengantisipasi hal tersebut, salah satunya adalah mikrokontroler. Dalam perkembangannya mikrokontroler telah mengambil peran penting dalam dunia sistem elektronika terutama dalam aplikasi elektronika konsumen. Sebenarnya ada dua macam mikrokontroker, yaitu tipe CISC (Complex Instruction Set Computing) dan RISC (Reduced Instruction Set Computing). Dalam penulisan skripsi ini dipilih tipe CISC, taitu seri AT89C51 dari Atmel, inc. Dipilih karena popular (banyak dipakai) serta cocok untuk pemula. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat diproduksi secara massal sehingga harganya menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk memenuhi
16 21 selera industri dan konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu dan mainan yang lebih baik dan canggih. Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambar yang jelas dalam penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang saat ini terkenal di Indonesia. Jika Anda sudah selesai bermain, maka akan diberikan suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC yang harus dipasang di samping (atau di belakang) mesin permainan yang bersangkutan. Namun tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi(misalnya pengolah kata, pengolah angka dll), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja atau hanya satu program saja yang bisa disimpan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum
Lebih terperinciBab 3. Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Studi Pendahuluan Analisa topi yang sudah ada Pengamatan kebiasaan para pengguna topi Studi Pustaka Perumusan Masalah Identifikasi hasil yang didapat pada Studi Pendahuluan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Alur Pemecahan Masalah 87 Studi kepustakaan dilakukan yakni dengan mempelajari pengetahuan teoritis dan non teoritis yang berkaitan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri lahir diperkirakan di Eropa Barat pada tahun 1990-an. Beberapa perusahaan Jerman, termasuk AEG, suatu perusahaan elektrikal yang besar,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengembangan produk dimana kegiatan desain industri ini memiliki peranan cukup penting
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses
Lebih terperinciPERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ENAM FASE PROSES PENGEMBANGAN GENERIK Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan tingkat Sistem Fase 3 Perancangan rinci Fase
Lebih terperinciRESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI
VOLUME 1 No. 2, 22 Juni 2012 Halaman 71-143 RESENSI BERMULA DARI MIMPI MEWUJUDKAN INOVASI Muhammad Kusumawan Herliansyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Lebih terperinciTIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk
Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia
Lebih terperinciPRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE
1 PRODUCT ARCHITECTURE Arsitektur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk terhadap kumpulkan bangunan fisik. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Misi Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto
Lebih terperinciPERANCANGAN PROSES 81
PERANCANGAN PROSES 81 Keterkaitan Perancangan Produk, Perancangan Proses, Perancangan Jadwal,dan Perancangan Fasilitas Perancangan Produk Perancangan Fasilitas Perancangan Proses Perancangan Jadwal 82
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di
BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk Proses pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Ulrich dan Eppinger (2012) dalam bukunya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Tahapan Proses (T1) Struktur Produk. Input yang dibutuhkan (T2) Komponen Biaya (T3) Perkiraan Waktu Perakitan (T4)
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Tahapan Model DFM untuk Produk Tech4U Target Penjualan Profil Produk Target Biaya OPC Tahapan Proses (T1) Struktur Produk Peralatan/ Pendukung Input yang dibutuhkan (T2) BOM Komponen
Lebih terperinciHanif Fakhrurroja, MT
Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar
Lebih terperinciSystematic Layout Planning
Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PAC PUZZLE ALARM CLOCK Indra Julianto Tjakra NIM: 0700678396 Abstrak
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK REMOTE PRESENTASI Bayunanda NIM: 0700703611 Dilihat dari banyaknya banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenyataannya sebagian besar rumah hanya dijadikan tempat peristirahatan,
1 BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan yang pesat dibidang teknologi komputer, elektronik, telekomunikasi maupun mekanik telah menghasilkan berbagai aplikasi canggih dan cerdas yang merubah kehidupan manusia
Lebih terperinciHanif Fakhrurroja, MT
Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124402/ Perancangan Produk Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan
Lebih terperinciBAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa
BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau
Lebih terperinci(Concept Development)
Pengembangan Konsep (Concept Development) Aktivitas pada proses pengembangan konsep : - Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan (Identifying customer needs) - Menetapkan spesifikasi target (Establishing target
Lebih terperinciAnalisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom
Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk
Lebih terperinciSYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciSAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT
Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING
ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang lanhkah-langkah yang akan ditempuh sebagai tahapan dalam proses mendesain produk. Urutan pada skema
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk
BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan
Lebih terperinciDESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK
DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, Perkembangan teknologi berbasis mikrokontroler terjadi dengan sangat pesat dan cepat. Kemajuan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang
BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir dibuat untuk mempermudah urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yaitu dalam melakukan perancangan dan pembuatan produk meja notebook
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semikonduktor yang dapat diprogram (Programmable Devices atau peralatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi semikonduktor telah memungkinkan manusia untuk memadukan ribuan transistor beserta komponen lain ke dalam satu chip yang dikenal sebagai IC (Integrated
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada saat ini prosesor saat ini yang dikenal ada 2 yaitu. RISC dan CISC. Prosesor CISC merupakan prosesor yang memiliki intruksi yang kompleks untuk memudahkan penulisan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari
BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam negeri ke wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Hutabarat,
Lebih terperinciTIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #12 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk
Materi #12 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Definisi 2 Prototipe Adalah sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. 6623 - Taufiqur Rachman 1 Kegunaan Prototipe
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN PRODUK DARI TONGKOL JAGUNG BERBASIS INDUSTRI KREATIF
PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK DARI TONGKOL JAGUNG BERBASIS INDUSTRI KREATIF Faza Wahmuda dan Ratna Puspitasari Jurusan Desain Produk, ABSTRAK Peluang besar untuk memanfaatkan tongkol jagung sebagai bahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anthropometri Tubuh Manusia 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Anthropometri Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan
Lebih terperinciObjek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi
Objek Pembelajaran Klasifikasi Sistem Informasi (SI) SI Berdasarkan Level Organisasi Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Klasifikasi Menurut Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang atau jasa). Produksi merupakan
Lebih terperinciBab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak)
Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak) 4.1 Pendahuluan Proses pengembangan atau pengembangan perangkat lunak secara umum merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan dalam siklus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Alat bantu penerangan sangat dibutuhkan pada saat mati lampu. Macammacam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat bantu penerangan sangat dibutuhkan pada saat mati lampu. Macammacam alat bantu penerangan yang umum digunakan diantaranya adalah lilin, senter, dan emergency lamp.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS
ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS Dyah Budiastuti 1 ; Diananda GF 2 ABSTRACK Article present the importance of industrial design on handphone
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan produk Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi
Lebih terperinciApa itu pendekatan sistem?
PENGEMBANGAN SISTEM LATAR BELAKANG Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 70 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian (lanjutan) 71 2 Penentuan spesifikasi target Penyusunan dan Seleksi Konsep Pembuatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ALAT DAN MESIN PUNTIR BENANG SUTERA Secara umum benang dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari serat atau filamen yang dibentuk menjadi suatu untaian linier yang panjang.
Lebih terperinciTugas Rekayasa Perangkat Lunak
Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Disusun Oleh : M Ikhsan Ariya Girinata 41813120052 Dosen : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI Mata Kuliah : REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Perancangan Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :
Lebih terperinciSDLC dan SWLDC. dikutib wiki..
SDLC dan SWLDC SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan
Lebih terperinciMODEL PENGEMBANGAN SISTEM
1 MODEL PENGEMBANGAN SISTEM CHAPTER 3 2 Pada pengembangan sistem terdapat beberapa model yaitu: 1. Waterfall 2. Prototype 3. Spiral 3 WATERFALL Model yang mengusulkan pendekatan perkembangan perangkat
Lebih terperinciBAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh
BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan
Lebih terperinciPEMODELAN ANALISIS PL
PEMODELAN ANALISIS PL Aprilia Sulistyohati, S.Kom Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Your Logo REKAYASA SISTEM VS REKAYASA PERANGKAT LUNAK Rekayasa sistem berkaitan dengan semua aspek
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Perancangan VDI 2221 Metode perancangan VDI 2221 merupakan metode perancangan yang di gagas oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development
BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Rancang Bangun, teori
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fase Pengembangan Produk Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior
Lebih terperinciDESIGN FOR MANUFACTURING
DESIGN FOR MANUFACTURING Design for Manufacturing (DFM) : Merupakan salah satu dari metoda Design for X (DFX) dimana X mungkin berhubungan dengan satu dari lusinan kriteria seperti reliability, robustness,
Lebih terperinciAddr : : Contact No :
email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.
Lebih terperinci4. Kriteria IDE PRODUK :
1. Tugas Besar Perpro dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang) sesuai daftar. 2. Tugas Besar dilaksanakan selama 2 bulan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan. 3. Ide produk di-submit ke : http://tinyurl.com/q4699a4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang untuk berpacu dalam meraih apa yang menjadi tuntutan dari zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat membuka mata sebagian orang untuk berpacu dalam meraih apa yang menjadi tuntutan dari zaman tersebut. Dunia ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi instrumentasi elektronika sekarang mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi instrumentasi elektronika sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat, sudah banyak dikenal dan bukan sesuatu hal yang asing lagi.
Lebih terperinciOrganisasi Sistem Komputer
LOGO Organisasi Sistem Komputer OSK 10 Reduced Instruction Set Computer Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY Perkembangan Komputer RISC Family concept melepaskan arsitektur mesin dari implementasinya.
Lebih terperinciPENGERTIAN SISTEM DAN ANALISIS SISTEM
PENGERTIAN SISTEM DAN ANALISIS SISTEM 1. DEFINISI SISTEM Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS
BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS Metode perancangan sistematis adalah metode pemecahan masalah teknik menggunakan tahap analisis dan sintesis. Analisis adalah penguraian sistem yang komplek menjadi
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan
Lebih terperinciMENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL
MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini dibutuhkan suatu peralatan yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dan bekerja secara otomatis. Untuk merancang suatu peralatan yang
Lebih terperinciImplementasi Alat Ukur Kapasitansi Digital (Digital Capacitance Meter) berbasis Mikrokontroler
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Implementasi Alat Ukur Kapasitansi Digital (Digital Capacitance Meter) berbasis Mikrokontroler Ahmad Saudi Samosir Jurusan Teknik Elektro FT Universitas
Lebih terperinciBAB III DISAIN PRODUK
BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis pada masa sekarang ini menyebabkan kebutuhan untuk mendapatkan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi dan tingginya persaingan dalam dunia bisnis pada masa sekarang ini menyebabkan kebutuhan untuk mendapatkan informasi secara cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang
Lebih terperinciUniversitas Bina Nusantara ABSTRAK
Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Aplikasi Teknologi SMS Untuk Mengendalikan Lampu Yosia Chandra H 0500596375 ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam
Lebih terperinciPercobaan 2 I. Judul Percobaan Sistem Kendali Digital Berbasis Mikrokontroler
Percobaan 2 I. Judul Percobaan Sistem Kendali Digital Berbasis Mikrokontroler II. Tujuan Percobaan 1. Mahasiswa memahami pemrograman dasar mikrokontroler 2. Mahasiswa memahami fungsi dan prinsip kerja
Lebih terperinci