PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Yesa Prima Islami, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat E-mail: yesa_prima@yahoo.com ABSTRACT This research was motivated by the worksheet that used in SMP Pertiwi 2 Padang was not sutable with the worksheets structure that should be and anavailability of worksheets that suitable with curriculum demands. The contents of LKS just in the form quistions, so the students had lack interest and motivation to found their own concept as well as develop the existing concepts. Using the appropriate media and teaching materials in learning can improve the students understanding, interest and motivation in learning. One of teaching materials that can be used is student worksheets (LKS). The purpose of this research was to produce worksheet based Learning Cycle 5-E comlete with mapping in material classification of creature for junior high school level which valid and practice. Type of this research is development research that used 4D models which consist of 4 steps, they are (1) define, (2) design, (3) develop, and (4) disseminate. But the researcher limit the model in define, design, and develop step. Type of this research was primary data which consist of the result of validation and practicalities. Data analysis was conducted by using descriptive analysis. The result of LKS based Learning Cycle 5-E validation which complete with maping by validator in reside criteria very valid with average score 95,49%. The result of practicalities test of LKS based Learning Cycle 5-E with mapping by the teacher showed very practical criteria with average score 98,03% ang result of students practicalities showed very practical criteria with average score of 90,29%. Key words: LKS, Learning Cycle 5-E, mapping PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi antara guru dengan siswa dan antara siswa sesamanya serta siswa dengan lingkungannya. Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Lufri, 2007:1). Pembelajaran dilakukan secara aktif dan interaktif, dimana ada penemuan langsung oleh siswa, yang dikenal dengan pendekatan saintifik. Pendekatan ini memiliki 5 kegiatan yaitu, 1) mengamati, 2) menanya, 3) mencoba, 4) menganalisis, 5) mengkomunikasikan. Perubahan pelaksaan pembelajaran ini juga merupakan pengembangan pola pikir. Diantaranya pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa, pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi guru-siswa-masyarakatlingkungan alam-sumber media lainnya) pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran yang aktif mencari. Guru harus mampu mengupayakan banyak hal dalam meningkatkan aktivitas belajar. Diantaranya dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat, dan menyenangkan bagi siswa. Dengan penggunaan media dan bahan ajar yang tepat diharapkan kompetensi siswa menjadi lebih baik. Penggunaan media dan bahan ajar yang tepat dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman, minat, dan motivasi siswa dalam belajar. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah lembar kerja siswa (LKS). Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang cukup penting dan diharapkan mampu mambantu peserta 1
didik menemukan serta mengembangkan konsep dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Ibu Leni Wahyuni, S.Si sebagai guru IPA di SMP Pertiwi 2 diketahui bahwa belum terealisasinya dengan baik sistem pembelajaran kurikulum 2013 dimana kendala yang dihadapi guru karena belum sampai buku siswa untuk kurikulum 2013, maka alternatif lain yang dilakukan oleh guru yaitu jika materi yang masih berhubungan dengan materi KTSP maka guru masih menggunakan buku KTSP, tetapi jika materi tersebut tidak sesuai dengan KD di KTSP maka guru memberikan atau menyediakan LKS, yang mana LKS tersebut di buat atau dirancang sendiri oleh guru yang berpedoman pada buku siswa yang dimiliki oleh guru, LKS yang dibuat oleh guru hanya berupa pertanyaan saja, tanpa adanya KI, KD, indikator dan uraian materi. LKS ini belum sesuai dengan struktur LKS yang seharusnya. Selain itu dalam pembelajaran banyaknya siswa yang bersifat kurang aktif dan juga tidak mampu menemukan konsep sendiri dalam pembelajaran, sehingga pendekatan saintifik yang terdiri dari kegiatan 1) mengamati, 2) menanya, 3) mencoba, 4) menganalisis, 5) mengkomunikasikan tidak terealisasi dengan baik. Salah satu materi yang dianggap sulit dipahami oleh siswa yaitu materi klasifikasi makhluk hidup karena pada materi ini banyak menggunakan bahasa latin dan membahas tata nama makhluk hidup secara sistematis, sehingga siswa sulit untuk memahami dan menemukan konsepnya sendiri dalam pembelajaran. Maka diperlukan solusi untuk agar pembelajaran untuk materi klasifikasi makhluk hidup dapat efektif dan bermakna. Salah bentuk media yang dapat digunakan yaitu LKS model pembelajaran Learning Cycle 5-E memiliki kelebihan dengan menyajikan materi yang contohnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa dan adanya tahap egagement, explorasi, penjelasan, elaborasi, evaluasi, sehingga siswa mudah menemukan konsep sendiri dan mampu memahami suatu konsep maupun mengembangkan keaktifan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini sudah mengacu pada pembelajaran kurikulum 2013 yang mana pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ayu pada tahun 2011 yang berjudul Penggunaan Peta Konsep dalam Pembelajaran Jaringan dan Organ Tumbuhan dapat mengatasi miskonsepesi pada siswa. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru dapat mengetahui konsep-konsep apa saja yang menjadi miskonsepesi pada siswa, siswa juga mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama dalam struktur kognitif mereka. Melalui peta konsep guru dapat mengetahui konsepsi awal siswa dan konsep awal apa saja yang menjadi miskonsepsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nilawati pada tahun 2014 yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 5-E Dilengkapi Peta Konsep Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk SMP. LKS yang dikembangkan memiliki nilai rata-rata validitas 89,20% dengan kriteria sangat valid, dari segi praktikalitas oleh guru 99,05% dengan kriteria sangat praktis dan dari segi praktikalitas siswa 91,52% dengan kriteria sangat praktis. Dari uraian diatas maka penulis telah mengembangkan LKS Berbasis Learning Cycle 5-E Dilengkapi Peta Konsep Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk SMP Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai media pembelajaran untuk siswa agar pelajaran lebih menyenangkan, sebagai alternatif media yang digunakan guru dalam mengajar. 2
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan 4-D model. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (pendefinisian), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran), atau diadaptasi Model 4-D, yaitu pendefinisian, perencanaan, pengembangan dan penyebaran. Namun, peneliti membatasi model hanya pada tahap define, design, dan develop. HASIL Tabel 1. Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Learning Cycle 5-E oleh dosen dan guru No Kelayakan Isi Nilai Validitas (%) Kiteria 1 Kelayakan isi 95,75 Sangat valid 2 Komponen kebahasaan 94,44 Sangat valid 3 Komponen penyajian 91,46 Sangat valid 4 Komponen kegrafikan 98,33 Sangat valid Total 381,98 Rata-rata nilai validasi 95,49 Sangat valid Tabel 2. Hasil Praktikalitas Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Learning Cycle 5-E berdasarkan penilaian guru No Aspek Penilaian Nilai Praktikalitas (%) Kiteria 1 Kemudahan dalam penggunaan 2 Efisiensi waktu pembelajaran 100 Sangat praktis 95 Sangat praktis 3 Manfaat yang didapat 99,09 Sangat praktis Total 294,09 Rata-rata nilai praktikalitas 98,03 Sangat praktis 3
Tabel 3. Hasil uji praktikalitas Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Learning Cycle 5-E oleh siswa No Aspek Penilaian Nilai Praktikalitas (%) Kiteria 1 Kemudahan dalam penggunaan 89,5 Sangat praktis 2 Efisiensi waktu pembelajaran 90 Sangat praktis 3 Manfaat yang didapat 91,63 Sangat praktis Total 270,86 Rata-rata nilai praktikalitas 90,29 Sangat praktis PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukkan bahwa LKS yang dihasilkan memperoleh nilai rata-rata 95,49% memenuhi kriteria sangat valid. Hal ini ditinjau berdasarkan pada uji validitas yang terdiri dari empat aspek, yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Kriteria ini diperoleh karena LKS berbasis Learning Cycle 5-E dilengkapi peta konsep ini telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sudah mencapai kompetensi inti, kompetensi dasar, kesesuaian dengan kebutuhan siswa, kesesuaian dengan bahan ajar, kebenaran sibstansi materi, manfaat untuk penambahan wawasan, kesesuaian dengan nilai moral dan nilai sosial, mengandung wawasan kontekstual, mengarah proses pembelajran menjadi aktif, mengarah membangun pengetahuan secara aktif, serta kesesuaian dengan model pembelajran Learning Cycle 5-E. Hal ini ditegaskan oleh Depdiknas (2008: 8) bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa. Melalui LKS guru juga mendapat kesempatan untuk memancing peserta didik secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas (Prastowo, 2011:206). Analisis data hasil uji praktikalitas oleh guru kelas VII SMP Pertiwi 2 Padang menunjukkan bahwa LKS berbasis Learning Cycle 5-E dilengkapi peta konsep ini memenuhi kriteria sangat praktis dengan nilai praktikalitas 98,03%. Hal ini berarti bahwa LKS yang dihasilkan mampu memenuhi aspek kemudahan dalam penggunaan yaitu tentang materi yang disampaikan jelas dan sederhana, bahasa dan huruf yang digunakan serta langkah-langkah yang terdapat dalam LKS mudah dilaksanakan. Materi yang disajikan di dalam LKS ini merupakan materi-materi yang penting yang harus dikuasai siswa, sesuai dengan karakteristik siswa, dan telah sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Hal ini dipertegas oleh Depdiknas (2008:8) bahwa untuk mengembangkan suatu LKS harus memperhatikan tuntutan kurikulum dan karakteristik dari siswa. Analisis data hasil uji praktikalitas LKS berbasis Learning Cycle 5-E dilengkapi peta konsep oleh 15 orang siswa kelas VII SMP Pertiwi 2 Padang nenunjukkan bahwa LKS ini memenuhi kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata praktikalitas 90,09%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS mudah digunakan karena materi yang disampaikan jelas dan sederhana, serta langkah-langkah kegiatan dalam LKS yang jelas. LKS didesain untuk digunakan peserta didik secara mandiri, artinya peserta didik hanya berperan sebagai fasilitator dan peserta didiklah yang diharapkan berperan secara aktif dalam mempelajari LKS materi yang terdapat dalam LKS. Apabila desain yang dibuat terlalu sulit dan rumit bagi peserta didik, maka mereka akan kesulitan dalam memahami materi (Prastowo, 2011:216). 4
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis Learning Cycle 5-E yang dilengkapi peta konsep pada materi klasifikasi makhluk hidup dihasilkan sangat valid dan sangat praktis. Wena, M 2011. Strategi Pembelajaran Inovasi Kontemporer. Jakarta: Bumi Akasara Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu: 1. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas. 2. Peneliti lain dapat mengembangkan Lembar Kerjas Siswa (LKS) berbasis Learning Cycle 5-E pada materi lainnya yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran. 3. Peneliti dapat mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan model pengembangan lainnya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Depdiknas. 2008. Perangkat Pembelajaran KTSP SMA. Jakarta: Depdiknas Hamdani. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Lufri,. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. FMIPA UNP: Padang. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Riduwan, 2013. Skala Penelitian Variabel- Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Sadiman, Areif S., Rahardjo, R., Haryono, Anung., dan Rahardjito. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Kencana Prenada media Group Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Jakarta: Bumi Aksara. 5