Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus Hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertiga penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan sebagian besar masih

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8%

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Pertanian memegang peranan yang cukup strategis bagi sebuah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dan Fisik Wilayah dengan Pendapatan Petani Tanaman Pangan di Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROPINSI ACEH. Hermansyah Putra* dan Muhammad Nasir** ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016:

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

PENYUSUNAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN Kata kunci : Nilai Tukar Petani, Fluktuasi Harga, Subsektor.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

Rib,, PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITI PAD1. Oleh : JONATARULI P SIDABALOK L A280167

Rib,, PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITI PAD1. Oleh : JONATARULI P SIDABALOK L A280167

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDlAAN BERAS DI SUMATERA UTARA

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH

ANALISIS TREND DAN ESTIMASI HARGA BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANYUMAS PERIODE JANUARI 2008 DESEMBER 2017

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Kuisioner Penelitian

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS KESEMPATAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI ACEH. Sofyan*, Elvira Iskandar*, Zakia Izzati** ABSTRACT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Luas Lahan, Produksi, Ketahanan Pangan dan Harga Gabah Terhadap Kesejahteraan Petani Padi di Kabupaten Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI KELURAHAN KOYA, KECAMATAN TONDANO SELATAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

ANALISIS VARIABEL MAKROEKONOMI ACEH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

M. FARID RACHMAD B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IV METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI ACEH

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN PADI DI ACEH Nurul Faridah 1 *, Mohd. Nur Syechalad 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail: nurulnasra94@gmail.com 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Abstract The purpose of this research is to identification and affecting factors analysis of farmer s exchange rate on crop subsector commodity in Aceh. The variables used in this paper is rice yield, fertilizer price, and inflation. The model of paper is Ordinary Least Square (OLS) approach and using the time series data sience 2000 to 2015 that be treated by Shazam versi 10.1. The result that rice yield s is positively significant impact, while fertilizer price and inflation are negatively significant impact on farmer s exchange rate. Though the regression model knowing that one percent improvement will be affected on FER. For rice production and infrastructure variables are not used, due to the influence of the variable rice yield s, fertilizer prices, and inflation. Based on this paper, we know that to improvement of FER, the regulation or policy for output and input price are needed. Keywords: Farmer s Exchange Rate, Rice Yield, Fertilizer Price, Inflation, Rice Production Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan di Aceh. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah luas panen, harga pupuk, produksi padi, infrastruktur dan inflasi. Data yang di gunakan adalah time series data dengan pendekatan ordinary least square (OLS) menggunakan Shazam versi 10.1. Data yang digunakan adalah data sekunder time series selama kurun waktu 16 tahun yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor luas panen berpengaruh positif secara signifikan sedangkan harga pupuk dan inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai tukar petani. Untuk variabel produksi padi dan infrastruktur tidak digunakan, dikarenakan memiliki pengaruh terhadap variabel luas panen, harga pupuk dan inflasi Penelitian ini merekomendasikan pemerintah agar lebih memperhatikan tingkat kesejahteraan petani agar tingkat produksi juga dapat ditingkatkan. Kata Kunci: Nilai Tukar Petani, Harga Pupuk, Inflasi, Luas Panen, Produksi Padi 169

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang ekonomi menjadi titik berat pembangunan jangka panjang, karena dengan peningkatan hasil-hasil dalam bidang ekonomi maka akan tersedia sumbersumber yang lebih luas bagi peningkatan pembangunan di bidang lainnya. Pembangunan di bidang ekonomi didasari oleh peningkatan 9 sektor ekonomi, dan salah satunya adalah sektor pertanian. Pembangunan pertanian dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan nasional dan merupakan penyumbang terbesar dalam PDB nasional maupun PDRB daerah. Aceh merupakan salah satu daerah dengan nilai PDRB tertinggi berasal dari sektor pertanian. Namun, dengan tingkat PDRB tertinggi dibandingkan sektor lainnya, tidak menjadi jaminan bahwa petani akan sejahtera. Salah satu indikator atau alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani adalah dengan menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar petani di Aceh berfluktuasi setiap bulannya selama periode 2008 sampai dengan 2014. Untuk lebih rinci mengenai nilai tukar petani tahun 2008-2014, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Tukar Petani di Provinsi Aceh Tahun 2008-2015 (2012=100) Tahun NTP (%) 2008 98.64 2009 99.76 2010 104.12 2011 104.30 2012 104.14 2013 103.16 2014 98.15 2015 96.64 (Sumber: BPS Aceh, 2015) Pada Tabel 1, dijelaskan bahwa selama kurun waktu 2008 sampai dengan 2011 NTP di Aceh mengalami kenaikan secara terus-menerus mencapai diatas 100, tapi pada tahun 2014 sampai 2015 NTP mengalami penurunan dibawah 100, yang menandakan bahwa pendapatan petani di Aceh menurun, karena kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang yang dikonsumsi oleh petani. Perkembangan nilai tukar petani merupakan salah satu penentu tingkat pendapatan riil petani dan juga seringkali disebut sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani (Simatupang 1992), maka menurunnya nilai tukar petani dapat berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan riil petani. Banyak jenis tanaman yang dihasilkan dari pertanian, salah satunya adalah padi. Padi merupakan salah satu komoditi pertanian yang paling banyak ditanam oleh penduduk pribumi di Indonesia termasuk Aceh. Tabel 2 memperlihatkan perkembangan luas panen dan hasil produksi padi di Aceh. 170

Tabel 2.Perkembangan Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Tahun 2011-2015 Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 2011 380686 1772961 2012 387803 1788738 2013 419183 1956939 2014 376137 1820062 2015* 461060 2331046 Sumber: (BPS Aceh, 2015) (diolah) *) angka sementara Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami fluktuasi dalam produksi. Hal ini disebabkan oleh luas lahan panen yang mengalami kenaikan atau penurunan. Produksi padi tertinggi adalah pada tahun 2015 yaitu sebesar 2.331.046 ton dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan karena luas panen yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 461.060 hektar. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2015 menjadi tahun produksi tertinggi sebesar 2,5 juta ton, namun belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 2,7 juta ton (BPS, 2015). TINJAUAN PUSTAKA Nilai Tukar Petani Nilai tukar petani adalah perbandingan atau rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Nilai tukar petani ini berkaitan dengan hubungan antara hasil pertanian petani dengan barang dan jasa yang dikonsumsi dan dibeli oleh petani. Nilai tukar petani digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk pertanian dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan untuk produksi barangbarang petani. NTP ditunjukkan dalam bentuk rasio antara indeks harga yang diterima petani, yakni indeks harga jual outputnya, terhadap indeks harga yang dibayar petani, yakni indeks harga input-input yang digunakan untuk bertani, misalnya pupuk, pestisida, tenaga kerja, irigasi, bibit, sewa traktor, dan lainnya. Berdasarkan rasio ini, maka dapat dikatakan semakin tinggi NTP semakin baik profit yang diterima petani, atau semakin baik posisi pendapatan petani. Secara umum ada 3 macam arti angka dari NTP, yaitu : 1. NTP>100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. 2. NTP=100, berarti petani mengalami impas/break even. Kenaikan atau penurunan harga barang produksinya sama dengan persentase kenaikan atau penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan. 3. NTP<100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani periode sebelumnya. (BPS, 2015) 171

Harga Pupuk Harga pupuk adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk melakukan produksi. Di Indonesia, pupuk terbagi menjadi, yaitu pupuk subsidi dan non subsidi. Pemberian subsidi ini bertujuan untuk mengsukseskan program pengadaan pangan serta menciptakan stabilitas politik nasional. Bagi petani yang lemah dalam permodalan, subsidi ini merupakan bantuan yang sangat dibutuhkan. Secara makro kebijakan penghapusan subsidi pupuk, merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana pembangunan. Sementara, kenaikan harga pupuk sebagai akibat penghapusan subsidi tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan kepada petani agar dapat menggunakan pupuk secara lebih efisien (Darmawan dkk., 1995). Penggunaan pupuk yang semakin efisien merupakan inovasi baru yang menjanjikan keuntungan, karena mendorong petani untuk berupaya membiayai input usahataninya sendiri (Dillon dan Hardaker, 1980). Motivasi ini merupakan aspek yang penting dalam upaya meningkatkan daya saing komoditas-komoditas pertanian pada kondisi pasar produk yang juga semakin efisien (Hadi dkk., 1997). Inflasi Inflasi adalah keadaan dimana harga barang naik secara terus-menerus atau melemahnya nilai tukar uang. Menurut Sukirno (2004: 27), inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu peekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Luas Panen Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya ketika tanaman cukup umur. Luas panen padi setiap tahunnya mengalami perkembangan fluktuasi. Dilihat dari jenisnya, padi ladang berfluktuasi sangat tinggi dibandingkan dengan padi sawah yang rata-rata mengalami peningkatan luas panen setiap tahunnya (BPS, 2015). Produksi Padi Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999), tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin. Pola produksi padi yang berfluktuasi tersebut, memberikan indikasi bahwa berbagai upaya peningkatan produksi yang telah ditempuh selama ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan (A. Husni Malian dkk,2004: 120). Infrastruktur Infrastruktur merupakan bagian yang penting dalam pembangunan, termasuk pembangunan pertanian. Salah satu infrastruktur pertanian adalah irigasi. Menurut Rahman (1999), pengolahan irigasi merupakan upaya untuk mendistribusikan air secara adil dan merata, namun dalam mekanismenya sering dihadapkan pada beberapa permasalahan mendasar, yaitu: 1) jumlah daerah golongan air bertambah tanpa terkendali, 2) letak petakan sawah relative dari saluran tidak diperhitungkan dalam distribusi air dan anjuran teknologi yang berada dibagian hilir (tail end), 3) penyadapan air secara liar diperjalanan berlanjut tanpa sanksi, dan 5) produktivitas padi sangat beragam antara bagian hulu dan hilir. KERANGKA PEMIKIRAN 172

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka landasan pemikiran dalam penelitian ini adalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan Padi di Aceh Inflasi Harga Pupuk Harga Pupuk Produksi Padi Nilai Tukar Petani(NTP) Infrastruktur METODE PENELITIAN Sumber dan Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data tahunan yang dimulai dari tahun 2000 hingga 2015. Keseluruhan data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan literatur lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS (Ordinary Least Squares). OLS adalah suatu metode ekonometrika dimana terdapat variable independen yang merupakan variabel bebas dan variabel dependen yaitu variabel yang mempengaruhi, yang dapat dirumuskan dalam persamaan linear berganda sebagai berikut: Y = f(x1, X2, X3,, X4) (1) Penelitian ini mengunakan model OLS untuk melihat pengaruh dari harga pupuk, infrastruktur, produksi padi, luas panen, dan inflasi terhadap nilai tukar petani sub sektor tanaman pangan padi di Aceh, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: NTPt = f HPt, INFt, PPt, IRt, LPIt..(2) Fungsi di atas kemudian dispesifikasikan ke dalam model persamaan ekonometrika sebagai berikut: NTPt = β0 + β1hpt + β2inft + β3ppt + β4irt + β5lpit + ɛt. (3) Dimana: NTP = Nilai Tukar Petani HPT = Harga Pupuk INF = Inflasi 173

PP = Produksi Padi IR = Irigasi LPI = Luas Panen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Statistik Tabel 3. Deskripsi Statistik Variabel Name N Mean St. Dev Variance Minimum Maximum NTP 16 103.24 12.825 164.48 90.38 143.1 PP 16 1.60x10 6 2.79x10 5 7.79x10 10 1.25x10 6 2.33x10 6 INF 16 8.8519 7.9198 62.724 0.22 34.88 IR 16 1.33x10 5 53288 2.84x10 9 96683 2.77x10 5 LPI 16 3.61x10 5 40939 1.68x10 9 2.95x10 5 4.61x10 5 HP 16 71562 14488 2.10x10 8 52500 90000 Variabel dependen nilai tukar petani padi di Aceh mempunyai nilai rata-rata sebesar 103.24 persen per tahun, dengan nilai minimum dari nilai tukar petani padi sebesar 90.38 persen dan nilai maksimum dari nilai tukar petani adalah sebesar 143.1 persen. Jika dibandingkan dengan tingkat nilai tukar petani nasional dengan rata-rata sebesar 101.22 persen, maka nilai tukar petani Aceh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tukar petani di tingkat nasional. Kemudian data yang diperoleh dari hasi pengolahan Shazam versi 10.1 menjelaskan bahwa Nilai konstanta dari hasil estimasi persamaan regresi diperoleh yaitu sebesar 105,80 yang berarti persamaan ini menunjukkan bahwa nilai tukar petani padi di Aceh akan meningkat sebesar 105,80 persen dengan asumsi variabel inflasi, harga pupuk, dan luas panen dianggap tetap. Tabel 4 menjelaskan bagaimana pengaruh variabel luas panen, harga pupuk, inflasi, infrastrukturn dan produksi padi terhadap nilai tukar petani. Jika dihubungkan dengan Tabel 3 rata-rata nilai tukar petani adalah 103,24 sedangkan konstanta bernilai 105,80. Hal ini menjelaskan bahwa nilai tukar petani di Aceh berada di atas rata-rata atau petani sudah merasa sejahtera. Tabel 4. Hasil Estimasi Variable Name Estimated Coefficient Standard Error T-Ratio p-value ( 12 DF) Partial Correlation Standardised Coefficient Elasticity at Means INF -1.4340 0.5007-2.864 0.014-0.637-0.8855-0.1230 LLLPI 56.278 21.06 2.672 0.020 0.611 14.0180 6.5277 LLHP -63.545 24.14-2.632 0.022-0.605-13.8349-6.4296 CONSTANT 105.80 11.60 9.121 0.000 0.935 0.000 1.0248 Dari hasil estimasi, tidak terdapat lagi variabel infrastruktur dan produksi padi, hal ini disebabkan oleh variabel trrsebut memiliki pengaruh terhadap variabel harga pupuk, inflasi, dan luas panen. Variabel produksi padi memiliki nilai multikolinearitas diatas 0,8 persen terhadap variabel luas panen, sedangkan data infrastruktur memiliki nilai yang tidak mengalami pertumbuhan sehingga kedua variabel ini harus dibuang. Tabel 5. ANOVA 174

ANALYSIS OF VARIANCE - FROM ZERO SS DF MS F REGRESSION 0.17166E+06 4 42915 382.838 ERROR 1345.1 12 112.10 P-VALUE TOTAL 0.17300E+06 16 10813 0.000 Dari hasil estimasi regresi antara Inflasi dengan Nilai Tukar Petani diatas, diperoleh bahwa p-value 0,014<0,05 dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap NTP di Aceh. Hasil ini sesuai dengan teori, yang menunjukkan tanda negatif, artinya ketika inflasi meningkat maka NTP akan mengalami penurunan. Koefisien Inflasi menunjukkan angka -1,4340 berarti apabila Inflasi meningkat 1 persen maka NTP akan menurun sebesar - 1,4340 persen, dengan asumsi variabel lain konstan. Pada saat estimasi regresi Luas panen dengan Nilai Tukar Petani, diperoleh bahwa p- Value sebesar 0,020<0,050. Dapat disimpulkan bahwa luas panen berpengaruh signifikan terhadap NTP Aceh. Hasil ini sesuai dengan teori, yang menunjukkan tanda positif, yang artinya ketika luas panen mengalami penigkatan maka NTP juga akan mengalami peningkatan. Koefisien Luas panen menunjukkan nilai 56,278 yang berarti apabila luas panen meningkat 1 persen, maka NTP akan meningkat sebesar 56,278 persen, dengan asumsi variabel lain konstan. Hasil estimasi regresi harga pupuk dengan NTP, diperoleh bahwa p-value sebesar 0,022<0,050. Dapat disimpulkan bahwa harga pupuk berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar petani di Aceh. Hasil ini sesuai dengan teori, yang menunjukkan tanda negatif, artinya ketika harga pupuk meningkat maka NTP sebagai alat ukur kesejahteraan petani akan mengalami penurunan. Koefisien haga pupuk menunjukkan angka -63,545 berarti apabila harga pupuk meningkat 1% maka NTP akan menurun sebesar -63,545 persen, dengan asumsi variabel lain konstan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa inflasi dan harga pupuk memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tukar petani sub sektor tanaman pangan padi di Aceh, sedangkan luas panen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar petani sub sektor tanaman pangan padi di Aceh. SARAN 1. Peningkatan inflasi akan menyebabkan kenaikan harga sehingga menyebabkan petani akan sulit mendapatkan barang modal dalam melakukan produksi. Diharapkan kepada pemerintah agar dapat menstabilakan tingkat inflasi agar harga barang modal juga stabil. 2. Kepada petani diharapkan dapat meningkatkan luas panen agar tingkat kesejahteraan dapat ditingkatkan. 3. Pemerintah hendaknya melakukan upaya menyeluruh terkait dalam hal kebijakan harga input terutama pupuk. 4. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani selain dar (Hadi, 1997)i variabel yang telah diteliti sebelumnya yaitu selain dari variabel inflasi, luas panen, dan harga pupuk. 175

DAFTAR PUSTAKA BPS. (2015). Aceh Dalam Angka. Provinsi Aceh: BPS. Hadi, A. P. (1997). Jaringan Komunikasi Dalam Proses Difusi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Agroteksos. Malian, A. H., & Ariani, M. (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi, Konsumsi, dan Harga Beras Serta Inflasi Bahan Makanan. Jurnal Agro Ekonomi, 119-146. Simatupang, P. (1992). Pertumbuhan Ekonomi dan Nilai Tukar Barter Sektor Pertanian. Jurnal Agroekonomi. 176