VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
|
|
- Utami Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi usahatani kedelai edamame. Variabel awal yang diduga berpengaruh terhadap produksi kedelai edamame adalah luas lahan (X 1 ), benih (X 2 ), tenaga kerja (X 3 ), pupuk kimia (X 4 ), pupuk kandang (X 5 ), dan insektisida (X 6 ). Pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pertama dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Squares) dan tahap kedua dengan metode MLE (Maximum Likelihood Estimated). Pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas dengan metode OLS menunjukkan gambaran kinerja rata-rata (best fit) dari proses produksi petani pada tingkat teknologi yang ada, sementara itu metode MLE menggambarkan kinerja terbaik (best practice) dari petani dalam melakukan proses produksi. Fungsi produksi awal yang dibentuk dengan metode OLS yang menggunakan enam variabel dugaan awal ternyata terdapat multikolinearitas. Multikolinearitas adalah sebuah hubungan fungsional yang bersifat linear antara dua variabel atau lebih variabel independen yang saling mempengaruhi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF). Suatu model dikategorikan terdapat multikolinearitas, jika nilai VIF lebih besar dari 10. Masalah multikolinearitas pada model dapat diatasi dengan beberapa cara diantaranya menghapus salah satu variabel, Transformasi variabel multikolinieritas dan menambah sampel (Sarwoko, 2005). Berikut adalah Tabel 21 yang menunjukkan hasil pendugaan fungsi produksi usahatani kedelai edamame di petani mitra. 81
2 Tabel 21. Pendugaan Model Pertama Fungsi Produksi Usahatani Kedelai Edamame pada Petani Mitra dengan Metode MLE tahun 2010 MLE Variabel Koefisien t-hitung Konstanta 4,909 3,803 Lahan 0,018 0,101 Benih 1,206 6,189* Tenaga kerja -0,374-2,477* Pupuk kimia 0,211 1,739* Pupuk kandang -0,109-0,802 Insektisida -0,003-0,070 R 2 88,8 P 0,000 ζ 2 0,091 Gamma 0,962 LR test of one side error 27,75 Keterangan : * nyata pada taraf α = 10 % Masalah multikolinearitas pada penelitian ini berusaha dihilangkan dengan cara menghapus salah satu variabel yang memiliki hubungan korelasi pearson yang tinggi. Cara ini dipilih dengan alasan mengacu pada penelitian sebelumnya mengenai fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier yang terdapat multikolinearitas pada model fungsinya. Oleh karena itu diputuskan untuk mengeluarkan luas lahan dari model. Luas lahan dipilih dikarenakan memiliki nilai korelai pearson yang tinggi. Melihat luas lahan merupakan variabel utama dalam usahatani maka secara implisit tetap dipertahankan yaitu dengan membagi seluruh variabel independen dan dependen dengan luas lahan. Implikasi dari penerapan cara ini adalah terbentuknya model fungsi baru yaitu fungsi produktivitas, dimana variabel dependennya adalah produksi/luas lahan (Y) dan variabel independennya adalah benih/luas lahan (X 1 ), tenaga kerja/luas lahan (X 2 ), pupuk kimia/luas lahan (X 3 ), pupuk kandang/luas lahan (X 4 ), insektisida/luas lahan (X 5 ). Berikut adalah Tabel 22 yang menyajikan hasil pendugaan fungsi produktivitas usahatani kedelai edamame pada petani mitra PT Saung Mirwan. 82
3 Tabel 22. Pendugaan Model Kedua Fungsi Produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier Kedelai Edamame Petani Mitra dengan Metode MLE tahun 2010 MLE Variabel Koefisien t-hitung Konstanta 5,219 4,671 Benih/lahan (X 1 ) 1,351 6,177* Tenaga kerja/lahan (X 2 ) -0,364-1,979* Pupuk kimia/lahan (X 3 ) 0,194 1,130 Pupuk kandang/lahan (X 4 ) -0,193 1,090 Insektisida/lahan (X 5 ) 0,002 0,029 R 2 39,1 P ζ 2 0,092 Gamma 0,951 LR test of one side error 31,09 Keterangan : * nyata pada taraf α = 10 % Model kedua yang terbentuk memiliki nilai LR galat satu sisi sebesar 31,09 yang lebih besar dari χ 2 6 pada Tabel Chi Square Kodde dan Palm pada α = 0,1 persen yaitu 21,666 yang artinya terdapat inefisiensi teknis pada model ini. Berikut adalah persamaan yang terbentuk dari model kedua. ln Y/L = 5, ,351 ln X 1 0,364 ln X 2 + 0,194 ln X 3 0,193 ln X 4 + 0,002 ln X 5 + v i -u i Berdasarkan model fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier yang terbentuk, terlihat bahwa variabel benih per satuan lahan berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai edamame. Nilai elastisitas benih per lahan sebesar 1,351 artinya bahwa penambahan jumlah benih per lahan sebesar satu persen akan meningkatkan produktivitas kedelai edamame sebesar 1,351 persen, cateris paribus. Berdasarkan data di lapangan bahwa rata-rata penggunaan benih per hektar petani mitra yang menjadi responden adalah sebesar 67,8 kg, sedangkan anjuran benih untuk luas lahan satu hektar sekitar kg tergantung jarak tanam yang diterapkan petani. Penggunaan benih yang masih kurang optimal dari 83
4 petani mitra diduga karena keterbatasan modal dan lahan yang dimiliki oleh petani mitra. Semakin banyak benih yang dipergunakan tentunya biaya penggunaan pupuk dan pestisida akan semakin meningkat. Variabel tenaga kerja per lahan berpengaruh nyata, namun memiliki nilai elastisitas yang negatif. Nilai tersebut sebesar -0,364, artinya bahwa setiap penambahan tenaga kerja per satuan lahan sebesar satu persen akan mengurangi produktivitas kedelai edamame sebesar 0,364 persen. Nilai tenaga kerja yang bertanda negatif menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada petani mitra yang berlebihan. Hal ini diduga karena banyak responden petani mitra yang masih baru dalam hal melakukan usahatani kedelai edamame, sehingga dalam melakukan setiap tahapan dalam usahatani kedelai edamame membutuhkan waktu yang relatif lebih lama daripada petani yang sudah lama melakukan usahatani kedelai edamame. Penggunaan pupuk kimia per lahan pada petani mitra bernilai positif, namun tidak berpengaruh nyata. Penggunaan pupuk kimia per hektar pada petani mitra sebenarnya telah melebihi anjuran yang ada yaitu sebesar 779,0 kg. Penggunaan pupuk kimia yang dianjurkan oleh penyuluh PT Saung Mirwan yaitu sebesar 750 kg per hektarnya. Hal inilah yang menyebabkan nilai t-hitung pupuk kimia per lahan tidak berpengaruh nyata. Penggunaan pupuk kandang per satuan lahan tidak berpengaruh nyata dan memiliki nilai elastisitas yang negatif. Penggunaan pupuk kandang di petani mitra yang menjadi responden, sebenarnya masih jauh dari anjuran penyuluh. Dosis penggunaan pupuk kandang per hektar yang dianjurkan adalah sebesar 15 ton, sementara rata-rata penggunaan pupuk kandang pada petani mitra sebesar 4.285,2 kg. Walaupun penggunaan pupuk kandang masih jauh dari yang dianjurkan, tetapi aplikasi penerapan pupuk kandang yang salah oleh petani diduga dapat menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas. Petani melakukan pemupukan dengan pupuk kandang saat tanaman sudah berumur satu minggu, bukan ketika melakukan pengolahan lahan. Penggunaan seperti ini memiliki risiko yaitu tanaman dapat mati karena sifat pupuk kandang yang panas. Selain itu banyaknya petani mitra yang masih baru dalam hal melakukan usahatani kedelai edamame diduga juga belum berpengalaman dalam menabur pupuk kandang, sehingga jarak 84
5 penaburan dengan tanaman terlalu dekat yang dapat menyebabkan tanaman menjadi mati. Penggunaan insektisida per satuan lahan menunjukkan nilai elastisitas yang positif, tetapi tidak berpengaruh nyata. Penggunaan insektisida pada petani mitra masih kurang dari yang dianjurkan oleh penyuluh. Rata-rata petani hanya melakukan kurang lebih 8 kali penyemprotan selama satu musim tanam, sementara yang dianjurkan adalah sekitar penyemprotan Analisis Efisiensi Teknis Sebaran Efisiensi Teknis Nilai efisiensi teknis usatani kedelai edamame didapat dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier. Seorang petani dikategorikan efisien jika memiliki nilai indeks efisiensi lebih dari 0,7 (Sumaryanto, 2001 diacu dalam Khotimah, 2010). Berikut adalah Tabel 23 yang menyajikan sebaran nilai efisiensi teknis petani mitra. Tabel 23. Sebaran Efisiensi Teknis Usahatani Kedelai Edamame Petani Mitra PT Saung Mirwan Tahun 2010 Mitra Indeks Efisiensi Jumlah Persentase (%) 0 0,2 0 0 > 0,2 0,3 0 0 > 0,3 0,4 3 10,0 > 0,4 0,5 3 10,0 > 0,5 0,6 2 6,7 > 0,6 0,7 5 16,7 > 0,7 0,8 3 10,0 > 0,8 0,9 7 23,3 > 0,9 1,0 7 23,3 Total Rata-rata 0,72 Minimum 0,35 Maksimum 0,97 85
6 Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa rata-rata efisiensi teknis fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier usahatani kedelai edamame pada petani mitra adalah sebesar 0,72 atau 72 persen dengan nilai minimal sebesar 0,35 dan nilai maksimal sebesar 0,97. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat efisiensi usahatani kedelai edamame pada petani mitra sudah efisien secara teknis. Walaupun sudah dapat dikatakan efisien, namun usahatani kedelai edamame pada petani mitra masih dapat ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan nilai efisiensi yang ada masih bisa dioptimalkan. Petani mitra berpeluang untuk meningkatkan produksi sebesar 28 persen. Berdasarkan Tabel 23 dapat terlihat juga bahwa 43,3 persen petani mitra kedelai edamame masih belum efisien secara teknis, sehingga diperlukan adanya perbaikan teknis budidaya agar tingkat efisiensi teknis petani mitra dapat meningkat Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis Hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas stochastic frontier menunjukkan adanya inefisiensi teknis pada petani mitra. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis pada usahatani kedelai edamame adalah umur petani (Z 1 ), pengalaman menanam kedelai edamame (Z 2 ), pendidikan (Z 3 ), dummy status kepemilikan lahan (Z 4 ), dummy penyuluhan (Z 5 ), dan pekerjaan istri (Z 6 ). Faktor dummy penyuluhan dan pekerjaan istri ternyata memiliki nilai seragam dari semua petani, sehingga tidak dimasukkan. Petani mitra kedelai edamame PT Saung Mirwan seluruhnya memperoleh penyuluhan dari penyuluh PT Saung Mirwan, sedangkan pekerjaan istri semua petani sebagai ibu rumah tangga. Nilai yang seragam tentunya tidak akan memberikan pengaruh terhadap nilai inefisiensi teknis usahatani kedelai edamame. Berikut adalah pendugaan efek inefisiensi teknis usahatani kedelai edamame pada petani mitra. 86
7 Tabel 24. Pendugaan Inefisiensi Teknis Usahatani Kedelai Edamame Petani Mitra PT Saung Mirwan Tahun 2010 Mitra Variabel Nilai dugaan t-rasio Konstanta 0,019 0,031 Umur 0,018 1,573 Pengalaman -0,220-4,660* Pendidikan 0,049 1,107 Dummy status kepemilikan -0,273-1,200 Keterangan : * nyata pada taraf α = 10 % Variabel Umur pada petani mitra menunjukkan nilai yang positif, namun tidak berpengaruh nyata. Variabel umur pada hipotesis awal diduga akan meningkatkan tingkat inefisiensi teknis pada usahatani kedelai edamame, karena semakin tua umur petani diduga akan menyebabkan petani bekerja kurang optimal. Variabel umur pada petani mitra yang tidak berpengaruh nyata diduga karena sebaran umur petani responden yang hampir merata. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan di lapangan faktor umur memang tidak berpengaruh terhadap produksi kedelai edamame, karena ada beberapa petani responden yang berumur lebih tua dapat mencapai produksi yang tinggi. Variabel pengalaman pada petani mitra menunjukkan nilai yang negatif dan berpengaruh nyata. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis awal, bahwa variabel pengalaman akan menurunkan tingkat inefisiensi teknis usahatani kedelai edamame. Semakin lama pengalaman petani dalam melakukan usahatani kedelai edamame dapat menurunkan inefisiensi teknis usahatani kedelai edamame dan akan meningkatkan efisiensi usahatani kedelai edamame. Faktor pengalaman memiliki peranan penting misalnya saja dalam hal melakukan pemupukan. Proses pemupukan dengan pupuk kandang maupun pupuk kimia dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga proses pemupukan dengan pupuk kandang maupun kimia harus dilakukan dengan hati-hati, tidak boleh terlalu dekat dengan tanaman. Selain itu faktor pengalaman berperan juga dalam hal pemilihan pestisida yang tepat untuk mengatasi hama yang menyerang tanaman. 87
8 Variabel pendidikan pada petani mitra menunjukkan nilai yang positif, namun tidak berpengaruh nyata. Hipotesis awal terhadap variabel pendidikan diduga akan menurunkan tingkat inefisiensi teknis usahatani kedelai edamame. Kondisi yang terjadi pada petani mitra tidak sesuai dengan hipotesis awal. Hal ini diduga karena tingkat pendidikan para petani responden hampir seragam yaitu rata-rata hanya mengenyam bangku SD. Selain itu kegiatan usahatani kedelai edamame tidak menggunakan peralatan atau teknologi yang sulit ataupun modern, sehingga diduga variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap kegiatan usahatani kedelai edamame. Variabel dummy status kepemilikan lahan dibagi menjadi dua kelompok, dimana petani yang menggunakan lahan sendiri dan garapan diberi nilai 1, sedangkan petani yang meyewa lahan dan gadai diberi nilai 0. Variabel dummy status kepemilikan lahan pada petani mitra menunjukkan nilai yang negatif dan tidak berpengaruh nyata. Hipotesis awal terhadap variabel dummy status kepemilikan lahan adalah petani yang menyewa lahan dan gadai akan lebih efisien dalam melakukan kegiatan usahataninya. Hal ini dikarenakan petani yang menyewa lahan dan gadai telah mengeluarkan uang untuk menyewa lahan, sehingga mereka akan berupaya mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Hasil yang didapat pada petani mitra tidak sesuai dengan hipotesis awal. Nilai dummy status kepemilikan lahan yang didapat dari petani mitra tidak berpengaruh nyata. Hal ini diduga karena meratanya sebaran status kepemilikan lahan antara lahan milik sendiri, gadai, garapan dan sewa. 88
VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi
Lebih terperinciVII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1 Analisis Produksi Stochastic Frontier 7.1.1 Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan
Lebih terperinciVI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS
VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani paprika hidroponik di lokasi penelitian adalah model fungsi Cobb-Douglas dengan pendekatan Stochastic Production
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar Ubi jalar telah banyak diteliti dari berbagai bidang disiplin ilmu, akan tetapi penelitian mengenai efisiensi teknis usahatani belum pernah dilakukan.
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu Kedelai Edamame
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu Kedelai Edamame Edamame yang memiliki nama latin Glycin max(l)merrill atau yang biasa disebut sebagai kedelai jepang. merupakan jenis tanaman sayuran yang bentuknya
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
VI ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 6.1.1 Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Syarat model regresi linier (fungsi produksi) dikatakan baik jika
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA
BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis efisiensi teknis dan pendapatan usahatani caisim ini dilakukan di Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA
VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA 6.1 Analisis Fungsi produksi Padi Sawah Varietas Ciherang Analisis dalam kegiatan produksi padi sawah varietas ciherang
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Sukasari Kaler yang berada di wilayah Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Analisis untuk kegiatan budidaya ganyong di Desa Sindanglaya ini dilakukan dengan memperhitungkan
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI
VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak
24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian
Lebih terperinciVI ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAGUNG MANIS
VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAGUNG MANIS Analisis risiko produksi jagung manis dilakukan dengan menggunakan metode risiko produksi yang telah dikembangkan oleh Just dan Pope. Pendekatan analisis risiko
Lebih terperinciVII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA
VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Hasil pendataan jumlah produksi serta tingkat penggunaan input yang digunakan dalam proses budidaya belimbing dewa digunakan
Lebih terperinciVIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least
VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.. Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Asembagus dan Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Pemilihan kecamatan dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cigedug, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah Salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani bawang merah adalah bibit. Penggunaan bibit atau varietas unggul akan mampu memberikan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU
1 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Moh. Ramly (1) ; Mohammad Shoimus Sholeh (2) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI
103 VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Pemilihan Model Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa model fungsi produksi yang digunakan adalah model stocastic frontier Cobb-Douglas.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk mengurai perumusan masalah pendapatan petani jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai berikut
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG
AGRISE Volume XII No. 3 Bulan Agustus 2012 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG (ANALYSIS OF TECHNICAL
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Kata kunci: Tanaman kakao, Produktifitas dan fungsi produksi
Volume 17, Nomor 2, Hal. 01-08 Januari Juni 2015 ISSN:0852-8349 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KAKAO DI KABUPATEN MUARO JAMBI Ardhiyan Saputra Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan dan Kegunaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara tertuju
Lebih terperinciPENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT
VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR
BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi
Lebih terperinciVI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN
VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN Penilaian risiko produksi pada caisin dianalisis melalui penggunaan input atau faktor-faktor produksi terhadap produktivitas caisin. Analisis risiko produksi menggunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... ii iii iv v vii
Lebih terperinciAgriekonomika, ISSN Volume 3, Nomor 1 EFISIENSI PRODUKSI PETANI JAGUNG MADURA DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN JAGUNG LOKAL
Agriekonomika, ISSN 2301-9948 April, 2014 EFISIENSI PRODUKSI PETANI JAGUNG MADURA DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN JAGUNG LOKAL Isdiana Suprapti 1,2, Dwidjono Hadi Darwanto 2, Jangkung Handoyo Mulyo 2 dan
Lebih terperinciJl. Veteran Malang Telp ABSTRACT
HABITAT Volume XXIV No. 1 Bulan April 2013 ISSN: 0853-5167 EFISIENSI TEKNIS USAHATANI MINA MENDONG DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC PRODUCTION FRONTIER (Kasus di Desa Blayu dan Desa Wajak, Kecamatan Wajak,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dari survey rumah tangga petani dalam penelitian Dampak Bantuan Langsung Pupuk dan Benih
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut secara tidak langsung dapat. yang disusun berdasarkan status kepemilikan lahan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Pada penelitian ini, karakteristik petani yang menjadi responden yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman bertani organik dan status kepemilikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah
63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI HORENSO KELOMPOK TANI AGRO SEGAR KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT
Analisis Pendapatan dan Efisiensi Teknis ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI HORENSO KELOMPOK TANI AGRO SEGAR KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Decy Ekaningtias 1) dan Heny K.
Lebih terperinciVII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL 7.1 Analisis Perbandingan Penerimaan Usaha Tani Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI
77 VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI Produksi garam memberikan peluang usaha yang cocok sebagai usaha subsisten pada petambak di Kabupaten Indramayu. Usaha yang sudah turun temurun warisan dari petambak dulu
Lebih terperinciPENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI UBI JALAR DI JAWA BARAT : PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER
Pendapatan dan Efisiensi Teknis PENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI UBI JALAR DI JAWA BARAT : PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER Husnul Khotimah 1) dan Rita Nurmalina 2) 1,2) Departemen Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko Produktivitas Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena ada keterbatasan dalam memprediksi hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kejadian yang memiliki
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak ditanam oleh petani di Kecamatan Pasirwangi. Namun, pengelolaan usahatani kentang di daerah ini banyak memanfaatkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013
EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Jurnal Ilmiah AgrIBA No2 Edisi September Tahun 2014 ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Oleh : Siska Alfiati Dosen PNSD dpk STIPER Sriwigama Palembang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Petani dalam melakukan kegiatan usahatani membutuhkan benih padi sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan terhadap
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Unit Bisnis Daerah (UBD) Khusus Sukamandi, Subang Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciESTIMASI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) PADA LAHAN SAWAH
ESTIMASI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) PADA LAHAN SAWAH Oleh HENDAR NURYAMAN Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya e-mail: hendarnuryaman@unsil.ac.id Abstrak
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN SKRIPSI IRWAN IRSYADI H34070065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciVI. ANALISIS PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI JERUK KEPROK SOE DAERAH LAHAN KERING
VI. ANALISIS PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIS USAHATANI JERUK KEPROK SOE DAERAH LAHAN KERING Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis pendugaan fungsi produksi stokastik frontier dan efisiensi teknis serta
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Padi 2.2. Kajian Empiris Usahatani Padi Sehat
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Padi Tanaman padi (Oryza sativa L) termasuk dalam golongan Gramineae yang memiliki ciri khas masing-masing dimana antara varietas yang satu dengan varietas yang lain
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi
III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH PADA PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN BURU
Jurnal Agribisnis, Vol. 7, No. 2, Desember 2013, [ 211-234 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH PADA PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KABUPATEN BURU Husen Bahasoan ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013
ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) DI DESA SUKOMAKMUR KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Rini Utami Sari, Istiko Agus Wicaksono dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG
P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data
40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data
Lebih terperincimenggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi
Lebih terperinciV. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG
45 V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 5.1 Karakteristik Petani Responden Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Usaha Budidaya Udang Usaha budidaya udang merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh petambak atau petani ikan dengan menggabungkan sumberdaya (lahan, tenaga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Beberapa pertimbangan bahwa Kabupaten Indramayu dijadikan tempat penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Analisis deskriptif yaitu metode penelitian dengan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. By :
ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU By : Reni Ismawati, Cepriadi, Roza Yulida Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Mengenai Usahatani
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Mengenai Usahatani Usahatani adalah suatu bentuk kombinasi penggunaan masukan (input) (modal, tenaga kerja, lahan) yang sengaja diusahakan oleh seseorang maupun
Lebih terperinciPERTANIAN. Pradnya Paramitha, Rudi Wibowo *, Aryo Fajar
1 Paramitha et al., Studi Efisiensi Teknis dan Ekonomis Tebu... PERTANIAN Studi Efisiensi Teknis dan Ekonomis Usahatani Tebu Sendiri dan Tebu Rakyat di Pabrik Gula Padjarakan Study of Technical and Economic
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea
V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BIAYA DAN KEUNTUNGAN PADA USAHATANI JAGUNG (Zea mays) DI DESA KRAMAT, KECAMATAN BANGKALAN, KABUPATEN BANGKALAN, MADURA
AGRISE Volume XII No. 3 Bulan Agustus ISSN: 4-45 ANALISIS EFISIENSI BIAYA DAN KEUNTUNGAN PADA USAHATANI JAGUNG (Zea mays) DI DESA KRAMAT, KECAMATAN BANGKALAN, KABUPATEN BANGKALAN, MADURA (ANALYSIS OF COST
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah
Lebih terperinciDaerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian
Lebih terperinciKUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG
LAMPIRAN Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT /
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder
47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS DENGAN PENDEKATAN FRONTIER PADA USAHA PEMBUATAN CHIPS MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR)
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DENGAN PENDEKATAN FRONTIER PADA USAHA PEMBUATAN CHIPS MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) (THE ANALYSIS OF TECHNICAL EFFICIENCY
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) data yang diambil merupakan data
Lebih terperinciFAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK
FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG Renie Oelviani 1, Indah Susilowati 2,3, Bambang Suryanto 3 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani
Lebih terperinci