PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 2 PAINAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) ZHULIANI DOVA NIM.12010120 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016 1
2
Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Disertai Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMAN 2 Painan Oleh : Zhuliani Dova, Siska Nerita, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan BiologiSTKIP PGRI Sumatera Barat Email :zhulianidova@gmail.com Abstrack The background of this research is the students low achievement biology at SMAN 2 Painan, the average work in reproduction system is low. It is caused by some factors there are : the students are not motivated enough in studying Biology, less of groupwork and respontibilities in discussion, less of using media in teaching learning process and the teacher divided the group homogenously. The purpose of research to know effect of model cooperative learning of Group Investigation (GI)with media power point the result of student learning class XI at SMAN 2 Painan. Sample of technique is purposive sampling until as experiment class is class XI MIPA 1 and control class is XI MIPA 3. Based on analysis the data to knowledge competence, the averages get the results of students learning in experiment class is 79,74 and control class is 72,6. Analysis the data of conducted to test t hitung 2,31 and t tabel 1,67, its mean that H 0 rejected an H 1 accepted. The attitude of the experiment class has an average of 3,52 (B) is higher for control class 3,25 (B). On the competency experiment class has average B + (3,46) while the control class has average 2,91 (B). It concluded that the effect significant scientific approach implementation using cooperative learning model of Group Investigation (GI) with media Power Point toward the result student learning of biology class XI SMAN 2 Painan. Keyword : Scientific, Group Investigation, power point. Pendahuluan Guru memegang peranan penting dalam merancang pembelajaran agar dapat melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada saat proses belajar mengajar guru bukan hanya dituntut untuk memahami materi saja melainkan guru juga harus mampu menggunakan berbagai macam media dan model pembelajaran agar potensi yang dimiliki oleh siswa dapat dikembangkan. Beberapa usaha yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan diantaranya adalah dengan cara melakukan penyempurnaan kurikulum. Seperti pada saat sekarang ini pemerintah sudah melakukan pengembangan kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 ini adalah pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di SMAN 2 Painan diperoleh informasi bahwa SMAN 2 Painan merupakan salah satu SMA di Kota Painan yang menerapkan kurikulum 2013. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak terlepas dari berbagai faktor salah satunya adalah guru dan siswa. Kreativitas guru merupakan faktor penting yang berpengaruh besar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Akan tetapi dari hasil observasi masih ditemukan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Dalam proses pembelajaran siswa kurang perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan siswa kurang respon terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru. Padahal guru sudah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Dalam pembelajaran guru sering menggunakan metode diskusi dan tanya jawab agar siswanya dapat berbagi ilmu 1
dengan teman sekelompoknya serta kerjasama maupun interaksi antara siswa dalam pembelajaran tetap terjalin sehingga pembelajaran/materi tidak hanya bersumber dari guru. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh terhadap kelompoknya dan tidak peduli terhadap materi yang harus dikuasai oleh kelompoknya. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran kelompok berlangsung hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas kelompoknya sementara siswa yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing sehingga kerjasama dan tanggung jawab siswa pada saat diskusi masih kurang. Pada saat proses pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran. Selain itu, guru membagi kelompok secara homogen bukan heterogen karena pelaksanaannya lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang banyak. Dampak dari proses pembelajaran yang kurang baik, dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah yang terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada materi sistem reproduksi, dimana KKM yang ditetapkan sekolah adalah 78. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui penerapan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satunya dengan model Investigation (GI). Menurut Istarani (2012:87) model Investigation (GI) dapat memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen, melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok, melatih siswa untuk bertanggung jawab sebab ia diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok, siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil kelompok yang dilakukannya dan dapat melatih siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya. Sesuai dengan tuntutan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan materi, maka dibutuhkan media pembelajaran pada materi sistem reproduksi yang dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran agar siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Oleh karena itu, penulis memilih media power point dimana pada media power point ini siswa dapat melihat dengan jelas gambar atau skema dari proses-proses yang terjadi pada sistem reproduksi. Fungsi dari media power point dalam pembelajaran ini adalah sebagai penguatan materi bagi guru dan sebagai arahan bagi siswa. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik dengan menggunakan model Investigation (GI) disertai media power point terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Painan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancanganrandomized Control Group Postest Only Design.Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2016 Tahun Ajaran 2015/2016 di kelas XI SMA Negeri 2 Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis instrumen yang peneliti gunakan pada kompetensi pengetahuan berupa tes objektif dengan lima option dalam bentuk pilihan ganda. Instrumen penilaian pada kompetensi sikap adalah berupa lembar observasi sedangkan pada kompetensi keterampilandilihat dengan cara menilai laporan tertulis siswa. Instrumen penilaian yang digunakan pada kompetensi keterampilan berupa lembaran observasi. Teknik analisis data untuk penilaian pengetahuan digunakan uji t, penilaian sikap dengan nilai modus dan penilaian keterampilan dengan capaian optimum. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Painan, diperoleh data hasil belajar biologi kompetensi pengetahuan siswa pada kedua kelas sampel dan didapatkan bahwa t hitung > 2
t tabel dimana t hitung 2,31 dan t tabel 1,67 maka hipotesis diterima. Dari data yang diperoleh maka pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan menggunakan model Investigation (GI) disertai media power point berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIPA di SMAN 2 Painan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada saat penelitian, maka didapatkan nilai rata-rata untuk masingmasing kompetensi. Rata-rata kompetensi sikap seperti yang terlihat pada Gambar 1, rata-rata kompetensi pengetahuan pada Gambar 2 dan kompetensi keterampilan pada Gambar 3. 3,8 3,6 3,4 3,2 3 2,8 3,58 3,44 3,33 3,38 3,25 3,22 3,22 3,11 Kerja Sama Toleransi Rasa Ingin Tahu Tanggung Jawab Eksperimen Kontrol Gambar 1. Rata-rata Kompetensi Sikap Siswa. 3,3 3,2 3,1 3 2,9 2,8 2,7 3.18 2.90 Eksperimen Kontrol Gambar 2. Rata-rata Kompetensi Pengetahuan Siswa. 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3,5 3,38 3,22 3,11 2,94 2,91 Kesesuaian isi laporan dengan tujuan pembelajaran Kelengkapan laporan Kebersihan dan kerapian laporan Eksperimen Kontrol Gambar 3. Rata-rata Kompetensi Keterampilan Siswa 3
Kompetensi Sikap Tingginya nilai rata-rata sikap kompetensi kelas eksperimen pada indikator kerjasama karena pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk bekerjasama didalam kelompoknya masing-masing agar subtopik yang didapatkan oleh kelompoknya dapat terkuasai dengan baik. Selain itu, adanya penghargaan untuk kelompok terbaik pada kelas eksperimen juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid (2013: 313), sumber motivasi dapat berasal dari faktor internal/faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal/faktor yang berasal dari luar diri individu. Pemberian hadiah termasuk kedalam sumber motivasi yang berasal dari luar diri individu. Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Selama proses pembelajaran berlangsung rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran masih kurang terutama pada kelas kontrol. Hal ini terlihat pada saat siswa disuruh untuk mengamati bahan ajar yang dibagikan oleh guru, mereka kurang bersemangat untuk membaca bahan ajar yang diberikan, kemudian pada saat diadakan diskusi siswa juga kurang bersemangat untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berbeda pada kelas eksperimen yang siswanya sangat antusias untuk mencari tahu tentang apa yang telah mereka amati dan subtopik apa yang akan mereka bahas. Hal ini disebabkan banyaknya sumber belajar pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol. Sesuai dengan pendapat Majid, (2013:267) yang menyatakan bahwa untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang diajarinya. Kompetensi Pengetahuan Penilaian kompetensi pengetahuan siswa pada kelas eksperimen yaitu 79,74 setelah dikonversi kedalam bentuk skor rerata menjadi 3,18 dengan predikat B +. Siswa yang mencapai nilai KKM dikelas eksperimen sebanyak 18 orang dengan persentase ketuntasan 60 %. sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 12 orang dengan persentase 40 %. Nilai ratarata siswa pada kelas kontrol yaitu 72,66. Setelah dikonversi kedalam skor rerata menjadi 2,90 dengan predikat B -. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 15 orang dengan persentase ketuntasan 41,6 % sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 21 orang dengan persentase ketuntasan 58,3 %. Berdasarkan data dari kedua sampel, dapat dinyatakan proses pembelajaran sudah baik. Hal ini dikemukakan oleh Djamarah (2010:107) dimana tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan 60%-75% dikuasai oleh siswa. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model Investigation disertai media power point dapat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Tingginya hasil belajar pada kompetensi pengetahuan yang menerapkan pendekatan saintifik dengan menggunakan model Investigation (GI) disertai media power point disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa berani mengemukakan hasil investigasi yang mereka temukan dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa juga dituntut untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam bentuk subtopik dan membuat pertanyaan berdasarkan apa yang telah mereka amati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang kurang dipahami. Hal ini juga terlihat pada saat siswa disuruh berdiskusi untuk mencari jawaban dari permasalahan-permasalahan yang mereka temukan tanpa adanya penjelasan dari guru terlebih dahulu, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tersebut terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Jadi proses pembelajaran tidak hanya berasal dari guru melainkan juga terdapat interaksi antara siswa dengan siswa lainnya. Adanya media pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen. Hal ini terlihat pada saat guru memberikan penguatan diakhir pembelajaran dengan menggunakan media power point. Power point berfungsi sebagai 4
penguat diakhir pembelajaran dan berfungsi sebagai penegas terhadap hasil investigasi yang telah dilakukan siswa sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang sedang dipelajarinya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006 : 171) penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Penilaian kompetensi pengetahuan pada kelas kontrol dengan rata-rata hasil tes akhir yaitu 72,66 dan belum mencapai KKM dan tidak sebaik nilai rata-rata kelas eksperimen. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada saat pembelajaran siswa hanya mengamati 1 sumber buku sehingga siswa merasa jenuh terhadap bahan yang mereka amati, selain itu pada saat pembentukan kelompok dibagi berdasarkan urutan absen, sehingga kurangnya kerja sama dengan anggota kelompok akibatnya pembelajaran didominasi oleh siswa tertentu saja. Tidak semua anggota kelompok yang ikut terlibat dalam diskusi kelompok. Beberapa kelompok masih mengandalkan teman yang pintar untuk mengerjakan tugas yang disuruh. Pada kelas kontrol memiliki tahapan yang ada pada kelas eksperimen dimana terdapat diskusi dan presentasi kelompok. Lalu bedanya pada kelas kontrol setiap kelompok yang akan tampil adalah kelompok yang bersedia saja. Bukan seperti kelas eksperimen adanya tahap presentasi wajib bagi kelompok dengan subtopik yang berbeda. Kompetensi Keterampilan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan kompetensi keterampilan kelas eksperimen berada pada predikat B + (3,46). Meningkatnya penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dengan penerapan pendekatan saintifik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai media power point karena sudah menunjukkan kerja sama yang tinggi sehingga siswa sudah bisa membuat laporan hasil diskusi yang lengkap. Siswa saling bekerja sama dan bertukar pikiran sehingga jawaban yang dibuat pada laporan hasil diskusi menjadi lebih bersih dan tulisan pun menjadi lebih rapi. Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas kontrol berada pada predikat B (2,91). Rendahnya penilaian keterampilan pada kelas kontrol disebabkan karena kurangnya kerjasama siswa sehingga jawaban yang dibuat pada laporan hasil diskusi tidak lengkap dan memiliki banyak coretan sehingga laporan hasil diskusi kurang bersih dan tulisan pun menjadi kurang rapi. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga kompetensi yang diamati, maka kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dimana penilaian sikap pada kelas eksperimen berada pada predikat baik dengan penilaian pengetahuan siswa berada pada predikat B +, sehingga penilaian keterampilan kelas eksperimen berada pada predikat B +. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang mengharuskan melakukan penilaian pada ketiga kompetensi tersebut. Menurut Aunurrahman (2010:54) bahwa hasil belajar dari ketiga ranah bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media powerpoint dapat berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 2 Painan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Guru biologi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai alternatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi 2. Peneliti selanjutnya untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan menggunakan media pembelajaran lain sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 3. Peneliti selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe 5
Group Investigation (GI) melalui pendekatan saintifik pada materi pelajaran biologi lain yang sesuai. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Djamarah dan Zain. 2010. Starategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada. Majid, abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. 6