PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE DILENGKAPI DENGAN CHART TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

Key words : Think Pair Share, Picture Media, Result of Studying

Keywords: Innovative Learning Model, Examples Non Examples, and Learning Outcomes

Nurmasari Tambunan, Mulyati, Febri Yanti. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I KOTO XI TARUSAN ARTIKEL

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 13 PADANG

Srik Lestari, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPEEVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH)TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG ARTIKEL OLEH

Keywords: Affective, Cognitive, Psychomotor and Think Pair Share

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SEPTIA RULIYANI NIM.

Oleh: Helma Rianti, RRP. Megahati, Evrialiani Rosba Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 GUNUNG TALANG

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM:

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG GASAN JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DISERTAI POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 5 SOLOK SELATAN.

Keywords:The Result of Biology Learning, Attitude and Psychomotor Learning

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

0leh. Nelpida Sari, Nusrsyahra, Ade Dewi Maharani. Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat:

ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Aride Putra, Gustina Indriati, Annika Maizeli

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI LKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 26 PADANG

E-JURNAL OLEH: WANDA PRATAMA NIM

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGESTION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

Keywords: Learning Outcomes, Affective, Cognitive and Physicomotor Competency

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DI SMAN 15 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 2 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SMAN 2 KOTO XI TARUSAN JURNAL

Witri Agusta, Siska Nerita, Lince Meriko

ABSTRACT

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IA SMAN 5 SOLOK SELATAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

Key Words: Learning Model Talking Stick, Handouts, Learning Outcomes

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bung Hatta

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 9 SIJUNJUNG ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH MODUL DISERTAI SPIDER CONCEPT MAP

PENGARUH PENERAPAN METODE LATIHAN WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 JURNAL

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 ABSTRACT

Hendrika Milta Sari, Gustina Indriati, Annika Maizeli

PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Resti Suryati, Nurhadi dan Ria Kasmeri. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 23 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Afrimai Gusti Vianda, Nursyahra, Diana Susanti Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat

Oktaviza Sri Anggraini, Ardi, Diana Susanti. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Parulian Sakaloat, Armein Lusi Zeswita, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jln. Gunung Pangilun. Padang, Sumatera Barat, e-mail: parul.manai@gmail.com ABSTRACT Teacher is only applies activity lecture method and discussion of learning process. Therefore, students are less active, boring and uncurious for their own knowledge, students are still make the teacher as the only of information, the purpose of the research is to determine the effect of applying model of Discovery Learning on learning outcomes for biology Class VII of SMP Negeri 1 Padang, in academic year 2015/2016.This research is kind of experimental programof Randomized Control Group Posstest Only Design which be held in SMP Negeri 1 Padang, the goal of research is in Class VII 8 which number of students are thirty one. Based on the tests of cognitive competence outcome obtainedthat students have an average score of cognitive biology on experimental group was 81.24, while in control group was 77.86. Both of the groups were declared good (B) for affective learning outcomesaffectively, while students of psychomotor earned an average score of optimum achievementwas,47 as predicated (B+) and control group was,66 as predicated (A-). Based on the outcome and discussion can be concluded that model implementation of Discovery Learninginfluences to biology of student learning outcomes in academic year 2015/2016, Class VII of SMPN 1 Padang. Key words: DiscoveryLearning, Environmental Pollution. PENDAHULUAN Guru memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa untuk mengembangkan ke mampuan berfikirnya.kemampuan berfikir siswa dapat optimal tentunya denga cara berperan aktif dalam pembelajaran. Berperan aktif dalam pembelajaran baik secara fisik, mental siswa sehingga termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dituntut keterampilan guru dalam memilih model pembelajaran yang baik. Sehingga apa yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila terjadi kegiatan belajar siswa dengan baik. Untuk itu model yang dipakai guru sangatlah mempengaruhi siswa yang dapat meningkatkan kualitas dan potensi diri siswa yang dimilkinya. Oleh karena itu, guru sangat penting memahami teori belajar dan pembelajaran agar dapat memberikan bimbingan kepada siswa sebaik-baiknya, Lufri (2007). Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, dengan guru biologi SMP Negeri 1 Padang, pada Juni 2015 terungkap bahwa secara umum niat siswa untuk belajar masih kurang dan masih mengharapkan informasi dari guru pada hal ilmu itu sumbernya tidak satu-satunya dari guru. Artinya di sini siswa masih kurang aktif untuk belajar. Sehingga dalam proses pembelajaran, siswa menjadi jenuh dalam belajar. Selain itu, model yang digunakan guru dalam belajar cenderung monoton yaitu ceramah dan diskusi dengan teman sebangku. Model pembelajaran yang kurang bervariasi siswa akan menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran. Materi yang dianggap sulit dipahamisiswa adalah materi pencemaran lingkungan, pemanasan global dan ekosistem.diantara model-model pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkat hasil belajar siswa dan

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa menumbuhkan semangat siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Discovery Learning. Suprihatiningrum (201) mengatakan bahwa dalam pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip. Guru memotivasi siswa siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsipprinsip untuk diri mereka sendiri. Salah satu keunggulan model ini materi yang dipelajari lebih lama membekas karena siswa dilibatkan langsung dalam proses menemukannya. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah, Untuk mengetahui pengaruh penerapan Model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Padang di Jalan Andalas No. 126 Padang, Provinsi Sumatera Barat. Sasaran dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 1 Padang Pada semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini diambil dari anggota populasi yang terdiri dari dua kelas dengan teknik pengambilan yaitu teknik purposive sampling. Dimana diambil dua kelas dari anggota populasi, yang memiliki rata-rata nilai mendekati sama, lalu dua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas ekperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan Rancangan randomized controlgroup posstest only design yaitu satu kelas diberi perlakuan dan satunya tidak diberi perlakuan, Lufri (2007).Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar hasil tes hasil belajar kognitif, lembaran hasil belajar afektif dan lembaran hasil belajar psikomotor. Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Pengujian dilakukan dengan uji-t dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005) yaitu kedua sampel berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisis data diperoleh hasil yang digambarkan dalam bentuk diagram berikut: 90 80 70 60 50 40 0 20 10 0 81,24 VII.8 77,86 VII.4 EKSPERIMEN KONTROL Gambar 1. Nilai Rata-rata Ranah Kognitif Berdasarkan hasil tes kompetensi pada ranah kognitif diperoleh rata-rata nilai kognitif biologi siswa pada kelas eksperimen adalah 81,24 dan pada kelas kontrol adalah 77,86. Rata-rata nilai kognitif biologi siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik jika dibandingkan dari hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol yang menggunakan model ceramah dan tanya jawab. Hal ini menunjukkan model pembelajaran Discovery Learning memiliki dampak positif terhadap hasil belajar biologi siswa. Hasil uji hipotesis diketahui t hitung lebih besar dari t tabel berarti terdapat perbedaan kompetensi kognitif biologi siswa yang menggunakan model Discovery Learning. Hasil penelitian yang dilakukan dari data tes hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen. Model pembelajaran Discovery Learning sebagian besar siswa lebih aktif mengamati gambar yang ada pada lembar kerja siswa (LKS) untuk mencari informasi yang terdapat pada LKS, sehingga siswa dapat menemukan informasi dari pemecahan masalah yang ditemukan, sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan dan memahami materi.

Persentase Nilai Rata-rata Hasil Belajar Hal ini sejalan dengan pendapat Permendikbud (2014) keunggulan dari model ini mampu mengarahkan siswa dengan kegiatan belajarnya sendiri, dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri, sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar yang lebih giat dan disiplin dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning ini bisa membuat siswa lebih aktif dan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Pada kelas eksperimen nilai tertinggi yaitu 9, dan nilai terendah yaitu 70,00. Siswa yang mencapai KKM 2 siswa dengan persentase 74,2 % dan siswa yang tidak mencapai KKM adalah 8 siswa dengan persentase 25,8 %. Hasil belajar siswa pada kelas ekperimen masih ada yang berada di bawah KKM disebabkan penggunaan waktu yang digunakan siswa kurang efisien, karena dalam waktu proses pembelajaran masih ada siswa yang malas mencari jawaban dan tidak mengikuti sintak pembelajaran. Hal ini terlihat dari lembar jawaban siswa yang tidak terisi akibatnya ketinggalan dengan waktu dan tidak mengerti dan memahami pembelajaran pada saat itu. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2011) bahwa perbedaan hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai faktorfaktor, antara lain faktor kematangan, akibat kemajuan umur, fisikologia, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan akibat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan. Selain itu penggunaan model pembelajaran ini, dalam penelitian ini disertai dengan LKS, sehingga siswa lebih terarah dalam melakukan penemuanpenemuan dan mengkontruksi hasil penemuan tersebut. Selanjutnya siswa akan lebih memahami materi yang akan dipelajari serta mengambil kesimpulan dari proses pembelajaran. Lembar kerja siswa yang diberikan pada penelitian ini memiliki warna yang menarik sehingga membuat siswa termotivasi dalam menemukan konsepkonsep dalam mengamati, karena semua gambar yang diamati pada LKS tersebut terlihat jelas dan menarik. Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model ceramah dan diskusi. Pada kelas kontrol nilai tertinggi yaitu 90,00 dan nilai terendah yaitu 60,00. Siswa yang mencapai KKM 17 siswa dengan persentase 5 mencapai 60% sampai 70% siswa tuntas dalam belajar dan tingkat keberhasilan siswa dikatakan cukup baik apabila mencapai < 60 % siswa tuntas dalam belajar. Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model ceramah dan diskusi. Pada kelas kontrol nilai tertinggi yaitu 90,00 dan nilai terendah yaitu 60,00. Siswa yang mencapai KKM 17 siswa dengan persentase 5 % dan siswa yang tidak mencapai KKM adalah 15 siswa dengan persentase 46,9 %. Hal ini sejalan dengan pendapat Bahri dan Zain (2010) dimana tingkat keberhasilan belajar siswa dikatakan baik apabila mencapai 60% sampai 70% siswa tuntas dalam belajar dan tingkat keberhasilan siswa dikatakan cukup baik apabila mencapai < 60 % siswa tuntas dalam belajar. Berarti pada kelas kontrol, siswa sudah dapat dikatakan pada kategori cukup baik dalam ketuntasan belajar. Akan tetapi, jika dilihat dari hasil ulangan harian sebelumnya, terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol bila dibandingkan nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya mengalami peningkatan.,,25,2,15,1,05 2,95,1 Disiplin,06,26 Peduli Kerjasama Gambar 2. Persentase Nilai Rata-rata Modus Ranah Afektif Kelas Eksperimen

Persentase Nilai Rata-rata Modus Ranah Afektif,07,06,05,04,0,02,01 2,99 2,98 2,97 Disiplin,0,06 Peduli Kerjasama Gambar. Persentase Nilai Rata-rata Modus Ranah Afektif Kelas Kontrol. Ranah afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan sikap dan nilai siswa. Sesuai yang dikemukakan oleh Sudjana (2010) bahwa ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Data ranah afektif diambil oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini ranah afektif dilihat sikap yaitu disiplin dalam belajar, peduli dengan orang lain dan kerja sama dalam kelompok. Berdasarkan Permendikbud (2014) nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). Berdasarkan analisis data afektif didapat nilai rata-rata siswa selama 4 pertemuan pada kedua kelas sampel, yaitu mengalami peningkatan, pada kelas ekperimen dapat dilihat rata-rata yang diproleh adalah,07, berkisar pada predikat B, pada kelas kontrol didapatkan nilai ratarata yang diperoleh adalah,0, berkisar pada predikat B. Lembar pengamatan sikap digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah sikap selama proses pembelajaran berlangsung yang diambil oleh observer yaitu teman saya sendiri. Menghitung tingkat hasil belajar siswa pada ranah sikap maka lembar penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara mencatat oleh observer dengan rentangan skor dari 1 sampai 4 dengan menggunakan checklist. Sesuai yang dikemukakan oleh Sani (2014) bahwa informasi yang diperoleh dari pengamatan sikap siswa dapat dilakukan oleh guru dengan cara memfokuskan pengamatan pada hasil pembelajaran yang penting dengan cara mencatat pengamatan secara sistematis dengan menggunakan checklist, holistik atau skala penilaian yang dilakukan. Dari hasil penilaian yang telah dilakukan mengenai disiplin siswa, pada kedua kelas sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada umumnya siswa masih kurang disiplin, dimana siswa pada umumnya sudah mengikuti sintak pembelajaran. Tetapi masih ada siswa yang masih kurang mengikuti sintak pembelajaran, masih ada diantara siswa yang masih mengganggu temannya, sehingga konsentrasi belajar terganggu dan ketinggalan dengan waktu, dan masih ada beberapa lembaran kerja siswa yang kurang lengkap terisi. Hal ini sejalan dengan Hasibuan dan Moedjiono (2009) menyatakan bahwa seorang guru harus mampu mengatur siswa, sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan, untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari penilaian mengenai kepedulian siswa yang telah dilakukan selama penelitian dari kedua kelas sampel, penilaian mendengarkan kelompok lain dalam membacakan hasil analisis, bertanya dan menanggapi pertanyaan sudah baik. Kedua kelas sama-sama sudah memperhatikan kelompok lain membacakan hasil analisis dan bertanya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Padang penilaian pada kerja sama kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol samasama baik yaitu predikat B. Dalam pembelajaran, suatu kelompok harus bekerja sama untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Kerja sama dalam suatu kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan kelompok. Pada proses pembelajaran pada penilaian kelompok sudah bis dikatakan baik, tetapi masih ada siswa yang tidak mau

Persentase Nilai Rata-rata Psikomotor bekerja sama dan hanya mengandalkan temannya yang rajin dan pintar dalam kelompoknya saja. 4,5 2,5 2 1,5 1 0,5 0,47 VII.8,66 VII.4 EKSPERIMEN KONTROL Gambar 4. Persentase Nilai Rata-rata Capaian Optimum Ranah Psikomotor. Penilaian keterampilan pada penelitian ini, dilakukan beberapa penilaian yaitu penilaian LKS siswa dimana yang dinilai ada hal yaitu, kelengkapan sesuai dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kerapian dan sistematika penulisan. Untuk menghitung tingkat hasil belajar siswa pada ranah ini maka lembar penilaian yang diisi dengan memberikan skor berupa angka dari 1 sampai 4. Berdasarkan Permendikbud (2014) nilai akhir pada ranah keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai yang tertinggi yang dicapai). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ranah psikomotor nilai optimal yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah,47 pada predikat (B+), dan pada kelas kontrol didapatkan nilai optimal adalah,66 pada predikat (A-), jadi kedua kelas ini memiliki predikat yang berbeda lebih tinggi kelas kontrol dari pada kelas ekperimen, dengan selisih angka adalah 0,19. Rendahnya nilai psikomotor pada kelas eksperimen disebabkan oleh siswa sendiri, dimana siswa tidak mengikuti langkah pembelajaran dengan efektif dan efisien sehingga ketinggalan dengan waktu. Karena ketinggalan dengan waktu maka siswa tidak menulis dengan lengkap dan rinci pada lembar kerja siswa, selain itu siswa masih ada yang mengharapkan jawaban pada temannya, sehingga siswa banyak yang nilai lembar kerja siswanya sama. Pada hal dalam model pembelajaran ini, yang dituntut salah satunya adalah ketekunan sendiri, bukan dari teman kelompoknya. Hal ini sesuai dengan Permendikbud (2014) bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Tetapi berbeda bila dibandingkan dengan kelas kontrol siswanya pada umumnya sudah menyelesaikan LKSnya dengan baik, sehingga nilai siswa pun baik. Dalam penelitian ini, rata-rata nilai kuis siswa sama-sama pada predikat Tuntas dimana kelas eksperimen adalah 84,41, sedangkan kelas kontrol adalah 82,44. Pada kelas eksperimen yang tuntas adalah 26 siswa yaitu 8,9 % dan yang tidak tuntas 5 dari 1 siswa yaitu 16,1 %, sedangkan pada kelas kontrol yang tuntas 2 siswa yaitu 71,9 % dan 9 siswa tidak tuntas yaitu 28,1 % dari 2 siswa. Dapat disimpulkan bahwa nilai kuis siswa lebih tinggi pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol. Pada penelitian ini, peneliti tidak lepas dari kendala yang ditemui selama penelitian berlangsung diantaranya, siswa mengalami kesulitan dalam membuat pertanyaan. Siswa merasa jenuh dan bosan karena pada sintak pembelajaran ada jawaban yang ditulis ulang pada tahap selanjutnya. Jika ditinjau saat berdiskusi siswa masih ada yang mengganggu temannya dan tidak mau mencari sendiri. Pada saat siswa mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas, pada awalnya siswa merasa takut dan sulit untuk mempresentasikannya karena siswa belum terbiasa dan kurang percaya diri. Namun pada pertemuan selanjutnya kendala seperti ini bisa diatasi, karena peneliti selalu memberikan motivasi kepada siswa, bahwa dalam belajar kesalahan itu hal biasa yang penting adalah keberanian dan mau belajar dari kesalahan. Selain itu siswa yang berani tampil akan mendapat nilai tambahan, jadi tidak perlu merasa takut salah, atau malu jika mempresentasikan hasil diskusinya. Masalah

lainnya adalah yang peneliti hadapi yaitu siswa yang selalu ribut dan mengganggu temannya waktu belajar. Banyaknya jumlah siswa di dalam kelas menyebabkan sulit untuk mengelolah lokal, sebagian siswa masih ada yang bermain-main dalam berdiskusi dan sebagian siswa tidak mau mencari sendiri hanya menunggu jawaban teman sehingga ketinggalan waktu dan materi pelajaran. Suprihatin, J. dkk. 2014. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran Discovery Learning pada kelas XI IPA SMA Negeri Pekalongan. Jurnal MIPA (No. tahun 2014 ). KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII SMPN 1 Padang tahun pelajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Bahri, S.D: dan A. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Hasibuan dan Moedjiono. (2009). Proses belajar mengajar. Bandung: Rosdakarya. Lufri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Permendikbud. 2014. Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah : Jakarta. Sani, A dan Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 201. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana. 2005. Metodologi Statistika. Bandung. Tarsito. Suprihatiningrum, J. 201. Strategi Pembelajaran (teori dan aplikasi). Jogjakarta: Arruz Media.